Pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan yang dikatakan dalam filsafat agar dapat dilihat secara umum dan sering diartikan dengan akal sehat, karena seseorang mempunyai sesuatu yang diterimanya sebagai sesuatu yang baik. Pada prinsipnya sains merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan akal sehat, suatu pengetahuan yang bersumber dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Jika ilmu pengetahuan hanya terfokus pada satu bidang ilmu yang sempit dan kaku, maka filsafat membahas hal-hal yang lebih luas dan mendalam.
Falsafah biasanya menawarkan ilmu reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang dahulunya kaku dan cenderung tertutup, menjadi longgar semula. Ilmu agama, iaitu ilmu yang hanya boleh diperolehi daripada fikiran yang diterima daripada Allah melalui rasul-rasulNya. Pengalaman sebagai sumber ilmu merupakan satu cara untuk mendapatkan kebenaran ilmu yang diperolehi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi pada masa lampau.
Arikunto (2010) mengatakan pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat alat tes atau angket tentang objek pengetahuan yang akan diukur, kemudian dilakukan penilaian dimana setiap jawaban yang benar dari setiap pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Selain itu kedepannya para remaja ini sering kali merasa kesepian, ragu, labil, tidak puas dan kecewa. Pada masa ini kepribadian remaja masih bersifat kekanak-kanakan, namun pada masa remaja muncul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian diri sendiri dan kehidupan fisik.
Rasa percaya diri remaja menimbulkan kemampuan mengevaluasi perilakunya, dan selain itu remaja menemukan diri atau jati dirinya pada masa ini.
Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja
Pada titik ini, generasi muda sudah mapan dan stabil. Kaum muda sudah mengenal dirinya dan ingin menjalani gaya hidup yang telah mereka gariskan dengan berani. Generasi muda mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Generasi muda sudah mempunyai sikap tertentu berdasarkan pola jelas yang baru mereka temukan. Tugas perkembangan pada fase remaja ini erat kaitannya dengan perkembangan kognitif, yaitu fase operasional formal. Kematangan untuk mencapai fase kognitif akan sangat membantu kemampuan menangani tugas-tugas perkembangan dengan baik.
Faktor yang Menyebabkan Remaja Merokok
Orang mencoba merokok karena penasaran atau ingin lepas dari rasa sakit fisik atau mental, membebaskan diri dari kebosanan. Namun, salah satu ciri kepribadian yang memprediksi penggunaan narkoba, termasuk rokok, adalah konformitas sosial. Salah satu dampak dari rokok adalah dengan melihat iklan-iklan di media massa maupun media elektronik yang menampilkan gambaran bahwa rokok merupakan simbol kejantanan atau glamor, sehingga seringkali remaja terpicu untuk mengikuti perilaku seperti itu dalam iklan-iklan tersebut.
Konsep Rokok .1 Pengertian Rokok
- Tipe-tipe Perokok
- Alasan Merokok
- Bahan-bahan Kimia yang Terkandung Dalam Rokok
- Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan
Permasalahan ini juga menimbulkan beberapa dampak yang sangat berbahaya, diantaranya adalah permasalahan kejantanan yang menyebabkan masyarakat merokok pada usia yang lebih muda. Mungkin beberapa tahun yang lalu remaja mulai merokok ketika masih duduk di bangku SMA, namun beberapa tahun terakhir ini terjadi perubahan yang sangat pesat, banyak yang mulai merokok sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Zat ini diyakini dapat menjadi racun saraf yang sangat ampuh dan sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan berbagai insektisida.
Pasalnya, tar setidaknya mengandung 43 bahan kimia yang diketahui bersifat karsinogenik yang dapat menempel di paru-paru dan dalam waktu 20-30 tahun bahan tersebut akan terus berusaha mengubah sel epitel bronkial paru menjadi sel kanker ganas. Karbon monoksida merupakan salah satu jenis gas yang tidak berbau, gas ini dihasilkan dari pembakaran senyawa organik dan berbagai bentuk karbon. Zat ini sangat beracun jika terbawa dalam hemoglobin, karena akan mengganggu keadaan oksigen dalam darah, atau dengan kata lain gas ini mampu mengubah oksigen menjadi darah merah yang pada akhirnya dapat menimbulkan beberapa masalah, mulai dari kelainan kulit. untuk kanker.
Setelah terbakar, unsur kimia gliserol dapat diubah menjadi akrolein. asam tajam), dimana zat ini dapat menyebabkan pneumonia yang dapat memicu kanker paru-paru. Zat ini sering digunakan untuk membasmi bakteri, sehingga zat ini digunakan sebagai desinfektan dan juga sebagai pengawet. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efektif dalam menghambat pernafasan.
Jika masuk ke aliran darah, gas ini bisa menyebabkan pingsan karena merupakan racun yang sangat kuat. Suatu jenis cairan yang tidak berwarna dan berbau sangat menyengat, dapat mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pestisida. Suatu jenis zat yang tidak berwarna dan jika terhirup dapat menyebabkan hilangnya penilaian dan rasa sakit.
Zat ini bersifat racun dan berbahaya bagi tubuh karena zat ini mampu menghalangi oksidasi zat besi yang mengandung pigmen. Zat ini digunakan untuk menjaga kekuatan plastik, dapat mengganggu sistem reproduksi, menyebabkan cacat lahir, dan dapat menyebabkan kanker. Dengan kata lain seorang perokok akan beresiko terkena penyakit jantung koroner, dimana 82% penyakit jantung di Indonesia disebabkan oleh orang yang mempunyai kebiasaan merokok.
Bahan kimia dalam rokok dapat mengganggu keseimbangan produksi asam lambung yang otomatis mengganggu keseimbangan kerja lambung. Selain itu, mengandung gliserol yang dapat menyebabkan peradangan pada paru-paru yang dapat memicu kanker paru-paru.
Konsep Konseling .1 Pengertian Konseling
- Tujuan Hubungan Konseling
- Fungsi Hubungan Konseling
- Ciri-ciri Konseling
- Tahapan Konseling
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Konseling
Proses konseling menekankan pada perubahan perilaku guna memberikan kesempatan kepada klien untuk menjalani kehidupan yang lebih produktif dan memuaskan. Perubahan perilaku dalam proses konseling merupakan perubahan cara berpikir dan pemahaman yaitu dari kurangnya pemahaman klien terhadap masalah yang dihadapinya menjadi pemahaman dan pemahaman terhadap masalah tersebut. Perubahan tingkah laku dapat berupa perubahan bentuk fisik, dari semula dalam keadaan pucat dan cemas, setelah proses konseling berubah menjadi tenang dan wajah tidak lagi pucat.
Selain itu klien juga harus mempunyai hubungan yang baik dengan orang disekitarnya, karena semakin baik hubungan sosial klien dengan orang lain maka semakin besar kemampuannya dalam mengoreksi diri. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konselor memahami diri (potensi yang dimiliki) dan lingkungan (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Fungsi perkembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang lebih proaktif dibandingkan fungsi lainnya.
Fungsi distribusi, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu pembimbing memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan, atau program studi serta memantapkan penguasaan terhadap profesi atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keterampilan, dan sifat kepribadiannya. Fungsi adaptif, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu klien beradaptasi secara dinamis dan konstruktif terhadap lingkungan. Fungsi korektif yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu klien memperbaiki kesalahan dalam berpikir, merasa dan bertindak (ingin).
Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu klien menjaga dirinya dan mempertahankan situasi menguntungkan yang tercipta dalam dirinya. Konseling dilakukan untuk menciptakan hubungan yang baik dengan klien atau kliennya sehingga klien dapat melibatkan dirinya secara aktif dalam proses konseling. Konselor mendorong klien untuk menerapkan salah satu solusi masalah yang mereka pilih dan bertindak.
Tahap terakhir yang dilakukan adalah menilai efektivitas proses bimbingan dan menentukan rencana tindak lanjut. Salah satu caranya adalah dengan memberikan informasi tentang proses konseling itu sendiri, melalui pernyataan pembuka yang profesional, termasuk rincian tentang sifat konseling, apa yang diharapkan dari konseling, tanggung jawab, metode yang digunakan, dan etika konseling. Klien yang enggan atau setengah hati dalam proses konseling merasa tidak siap, menolak perubahan, dan enggan.
Langkah ini meningkatkan kepercayaan dalam hubungan interpersonal dan membantu klien memahami perasaan dan pemikirannya tentang konseling. Dalam teknik ini, konselor meminta klien untuk memenuhi permintaan kecil dan kemudian permintaan yang lebih besar.
Gambaran Remaja Tentang Rokok Terhadap Kesehatan
Konselor yang senantiasa mengembangkan kemampuan mawas diri selalu bersentuhan dengan nilai-nilai pikiran dan perasaannya. Remaja zaman sekarang hanya memikirkan kesenangan yang didapat tanpa mempertimbangkan dampak atau akibat yang terjadi setelah mereka merokok, padahal dengan merokok remaja lebih besar resikonya untuk terserang penyakit seperti jantung, kanker paru-paru, dan lain-lain. generasi remaja yang sudah mengetahui dan memahami bahaya merokok, namun tetap mencoba untuk merokok. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai dampak merokok terhadap kesehatan perlu lebih ditingkatkan dan pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui konseling. iringan.
Konseling diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan remaja mengenai dampak merokok bagi kesehatan, sehingga remaja akan enggan untuk mencoba merokok.
Kerangka Kerja