• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II : Tinjauan Pustaka - Repository UNISBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Bab II : Tinjauan Pustaka - Repository UNISBA"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

Menurut Thamrin dan Francis (2012:2) “Secara formal, pemasaran adalah suatu sistem total kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang yang dapat memuaskan keinginan konsumen saat ini dan calon konsumen.” . Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu kali penggunaan atau lebih. Klasifikasi barang konsumsi: Barang konsumsi adalah produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumsi pribadi.

Barang sehari-hari (convenience items) adalah barang yang biasanya dibeli pelanggan dengan cepat dan dengan sedikit usaha, misalnya rokok, koran. Barang impulsif, yaitu barang yang dibeli konsumen secara tiba-tiba tanpa direncanakan atau dicari, misalnya minuman ringan atau permen. Barang eceran (retail item) adalah barang yang biasanya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam proses pemilihan dan pembelian.

Barang belanja heterogen, yaitu barang yang berbeda dalam hal fitur produk dan layanan yang mungkin lebih penting daripada harga Contoh: telepon seluler, kamera. Barang yang tidak dicari adalah barang yang tidak diketahui, atau diketahui oleh pembeli, tetapi biasanya tidak terpikir untuk dibeli. Klasifikasi Barang Industri: Barang industri adalah barang yang dibeli untuk diproses lebih lanjut atau digunakan untuk keperluan bisnis.

Bahan baku dan suku cadang (materials and parts) adalah barang-barang yang semuanya merupakan bagian dari produk pabrikan.

Gambar 2.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Gambar 2.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Atribut Produk

Definisi Atribut Produk

Menurut Kotler dan Armstrong, fitur produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa yang mencakup pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa tersebut. Fandy Tjiptono mengatakan atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam mengambil keputusan pembelian, sehingga pada akhirnya konsumen merasa puas.” Menurut Suharno dan Yudi Sutars, atribut produk yaitu pengembangan suatu produk, hubungannya dengan mendefinisikan manfaat yang akan ditawarkan, yang dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut produk seperti kualitas, fitur, gaya dan desain."

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa fitur produk merupakan pengembangan suatu produk yang memberikan nilai atau manfaat dalam pengambilan keputusan pembelian.

Komponen Atribut Produk

Fitur produk merupakan produk yang dapat ditawarkan dalam berbagai fitur, mulai dari model dasar, model tanpa aksesoris. Merek dagang adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi keduanya, yang mengidentifikasi pembuat atau penjual suatu produk atau layanan. Konsumen akan memandang merek sebagai bagian penting dari produk, dan merek dapat memberikan nilai tambah pada produk.

Label berkisar dari label sederhana yang ditempatkan pada produk hingga rangkaian huruf rumit yang menjadi bagian dari kemasan. Label juga dapat menggambarkan beberapa hal tentang produk: siapa yang membuatnya, di mana produk itu dibuat, kapan produk itu dibuat, apa kandungannya, bagaimana cara menggunakannya, dan bagaimana cara menggunakan produk tersebut dengan aman. Penawaran suatu perusahaan biasanya mencakup beberapa layanan dukungan, yang mungkin merupakan bagian kecil atau besar dari keseluruhan penawaran.

Perusahaan kemudian dapat mengembangkan paket layanan yang dapat memuaskan pelanggan dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Desain Produk

  • Definisi Desain Produk
  • Aspek Desain Produk
  • Strategi Desain Produk
  • Metode-metode Desain Produk
  • Biaya Dalam Mendesain Produk
  • Fungsi Desain Produk

Imam Djati Widodo mengatakan bahwa desain produk adalah pendekatan sistematis untuk mengintegrasikan desain suatu produk dan proses yang mempengaruhinya, termasuk manufaktur dan dukungan. Menurut Suharno dan Yuda Sutarso, desain produk adalah ciri suatu produk yang menjadikan produk tersebut menarik, kuat, mudah dibawa, disimpan dan disimpan, dan lain-lain. Kotler dan Keller menyatakan bahwa ada banyak aspek dalam desain atau desain suatu produk yang meliputi bentuk, fitur, kualitas kesesuaian, daya tahan, keandalan, gaya dan kemudahan perbaikan.

Daya tahan produk, atau ukuran perkiraan masa pakai suatu produk dalam kondisi normal atau parah, merupakan atribut berharga untuk produk tertentu (Kotler dan Keller: 330). Ini adalah ukuran kemungkinan bahwa suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam jangka waktu tertentu, dan sifatnya tidak terlihat. Suatu produk yang kita katakan baik akan dapat diandalkan sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama (Kotler dan Keller: 330).

Gaya adalah cara lain untuk menambah nilai kepada pelanggan melalui gaya dan desain produk yang berbeda. Meskipun kualitas produk penting, desain produk dapat memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan untuk beberapa produk. Selain penampilan, desain yang baik juga berkontribusi terhadap kegunaan produk, karena desain mencerminkan esensi produk.

Oleh karena itu, desain produk dapat menjadi alat bersaing yang unggul dalam pemasaran yang dilakukan perusahaan. Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk meneliti desain apa yang sedang laris di pasaran dan desain atau motif apa yang diinginkan pelanggan. Biaya pembelian bahan-bahan yang digunakan dalam perancangan suatu produk merupakan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk membeli bahan-bahan yang akan digunakan dalam perancangan produk tersebut.

Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar upah yang menciptakan kreativitas dalam menghasilkan karya desain produk yang inovatif. Dalam perancangan produk juga diperlukan review dan penelitian antara produk yang dibuat dengan produk lainnya, adapun fungsi desain produk menurut T. Untuk menguji apakah produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan dan apakah masih perlu dilakukan perubahan.

Perilaku Konsumen

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Memahami perilaku pembelian konsumen yang disebut juga dengan karakteristik konsumen mempunyai manfaat yang besar bagi perusahaan demi kelancaran kegiatan usaha atas jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Menurut Kotler dan Keller, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah “faktor budaya, faktor sosial, dan faktor pribadi”. Faktor budaya terdiri dari sub budaya yang lebih mengungkapkan identitas dan sosialisasi yang khas bagi anggotanya.

Setiap budaya terdiri dari sub-sub budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak karakteristik sosialisasi bagi anggotanya. Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, peran dan status keluarga dan sosial mempengaruhi perilaku pembelian. Di bawah ini penjelasan mengenai ketiga kelompok tersebut, yaitu kelompok referensi, keluarga, peran dan status.

Kelompok referensi seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Hal-hal tersebut memperkenalkan perilaku dan gaya hidup baru kepada seseorang, mempengaruhi sikap dan citra diri, serta menciptakan tekanan kenyamanan yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga mewakili kelompok referensi utama yang paling berpengaruh.

Yang pertama adalah keluarga orientasi, yang terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Kita dapat menentukan posisi seseorang dalam kelompok mana pun di mana ia menjadi anggotanya, berdasarkan peran dan statusnya. Pemasar mencoba mengidentifikasi kelompok profesional yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka dan bahkan memasok produk khusus kepada kelompok profesional tertentu.

Orang-orang dari subkultur, kelas sosial, dan profesi yang sama dapat memiliki gaya hidup yang sangat berbeda. Dapat disimpulkan bahwa pembeli dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut ketika membeli suatu produk, terutama ketika mengambil keputusan. Strategi promosi yang diterapkan perusahaan akan lebih efektif dan efisien dalam mempengaruhi konsumen dengan memperhatikan perilaku konsumen yang menjadi sasaran produknya.

Keputusan Pembelian

Dalam proses keputusan pembelian, konsumen dihadapkan pada proses yang panjang untuk menentukan keputusannya membeli suatu produk. Model lima tahap proses keputusan pembelian konsumen seperti terlihat pada Gambar 2.5 di atas, yang tidak selalu diteruskan oleh konsumen dalam prosesnya, dapat menyelesaikan masalah yang kemudian berujung pada suatu keputusan. Dalam proses keputusan pembelian, konsumen dihadapkan pada suatu proses yang menurut Kotler adalah pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pengambilan keputusan.

Dalam proses keputusan pembelian, konsumen menghadapi proses keputusan Kotler berupa pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif. Dalam proses keputusan pembelian, konsumen menghadapi proses keputusan Kotler berupa pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, dan lain-lain. tahapan proses keputusan pembelian konsumen seperti terlihat pada Gambar 2.5 di atas, konsumen tidak selalu melalui semuanya dalam proses ini untuk memecahkan masalah yang kemudian berujung pada suatu keputusan. Artinya seseorang yang mengambil suatu keputusan, harus mempunyai beberapa alternatif pilihan yang tersedia. 012) keputusan yang dibuat oleh kemauan. Dalam proses keputusan pembelian, konsumen menghadapi proses keputusan Kotler berupa pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, dan lain-lain. tahapan-tahapan proses keputusan pembelian konsumen seperti terlihat pada Gambar 2.5 diatas, tidak selalu konsumen melalui semua proses tersebut dalam proses penyelesaian masalah, yang kemudian berujung pada suatu keputusan.. yang artinya . 012) keputusan yang dibuat oleh kemauan.

Sejauh mana seseorang mencari informasi tergantung pada kuat dan lemahnya dorongan tersebut, banyaknya informasi yang dimilikinya, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan pencarian informasi. Biasanya, jumlah aktivitas pencarian informasi meningkat ketika konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang maksimal. Produsen harus mencoba memahami bagaimana konsumen mengenali informasi yang mereka terima dan sampai pada sikap tertentu terhadap merek produk dan keputusan membeli.

Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat mengambil lima sub keputusan: merek, pemasok, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. Ketika konsumen membentuk evaluasi merek, dua faktor umum dapat mengintervensi antara niat membeli dan keputusan pembelian.

Gambar

Gambar 2.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Gambar 2.2 Lima Tingkatan Produk Sumber: Kotler dan Keller (2012:326)

Referensi

Dokumen terkait

Quantitative Assessment of Second language Learners’ Fluency: Comparisons Between Read and Spontaneous Speech Unpublished Thesis.. Nijmegen: University of