• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab ii tinjauan pustaka - Repository UNISBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "bab ii tinjauan pustaka - Repository UNISBA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah konsep dimana perusahaan mempunyai tanggung jawab terhadap pemegang saham, komunitas lokal, konsumen, karyawan dan lingkungan. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab organisasi atas akibat keputusan dan kegiatannya terhadap masyarakat dan lingkungan hidup, yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan sosial. Serta mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sesuai dengan undang-undang yang ditetapkan dan norma perilaku internasional dan terintegrasi dengan organisasi secara keseluruhan (Cheng & Cristiawan Kotler & Lee, 2005) Corporate Social Responsibility dapat diartikan sebagai tanggung jawab moral perusahaan terhadap bisnisnya. pemangku kepentingan.

Sedangkan menurut (Darwin, 2005), tanggung jawab sosial perusahaan adalah mekanisme suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan kepedulian lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksi dengan pemangku kepentingan yang melebihi tanggung jawab hukum organisasi. Dengan melaksanakan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitar dalam jangka panjang. :26). Tanggung jawab sosial perusahaan sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang hanya didasarkan pada satu hal, yaitu nilai perusahaan yang hanya tercermin pada kondisi keuangan.

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Asas keterbukaan perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, kerahasiaan resmi, dan hak pribadi. Oleh karena itu, perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan, dengan tetap memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Prinsip akuntabilitas dapat diwujudkan dengan cara perusahaan menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab dalam organ perusahaan secara jelas dan rinci serta sesuai dengan nilai-nilai dan strategi perusahaan.

Dalam menjalankan tugasnya, setiap perusahaan harus memastikan bahwa karyawannya kompeten dan bertanggung jawab atas tugasnya serta setiap karyawan berpedoman pada kode etik yang telah disepakati. Perusahaan harus mematuhi persyaratan hukum dan memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat menjalankan bisnis secara berkelanjutan dalam jangka panjang dan diakui sebagai warga korporasi yang baik. Dalam melaksanakan prinsip tanggung jawab sosial perusahaan, badan usaha wajib memperhatikan badan usaha, berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian dan menjamin ditaatinya peraturan perundang-undangan, anggaran dasar, dan peraturan perusahaan.

Untuk memudahkan penerapan prinsip GCG, perusahaan harus dikelola secara independen agar masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Prinsip ini dapat diwujudkan dengan setiap organ dalam perusahaan harus menghindari dominasi pihak manapun, misalnya tidak terpengaruh. Dan setiap organ perseroan wajib menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.

Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan harus selalu memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak lain yang berkepentingan berdasarkan prinsip keadilan dan kesetaraan. Dalam menerapkan prinsip kewajaran dan kesetaraan, perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memberikan masukan dan mengemukakan pendapat demi kepentingan perusahaan, perusahaan juga harus memberikan perlakuan yang sama dan adil kepada pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusinya kepada perusahaan, dan perusahaan harus memperhatikan kesetaraan gender, ras, kelas dan kebugaran.

Mekanisme Good Corporate Governance

Dewan Komisaris Independen

Pihak independen yang bersangkutan adalah pihak di luar bank yang tidak mempunyai hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, atau hubungan keluarga dengan dewan komisaris, direksi, dan pemegang saham pengendali. Tugas ini berkaitan dengan peran dan tanggung jawab serta mendukung upaya menjamin keseimbangan kepentingan pengelolaan (akuntabilitas). Mengevaluasi sistem penetapan gaji pejabat pada posisi kunci dan gaji anggota direksi, serta memastikan proses nominasi anggota dewan yang transparan (transparency) dan adil (equity).

Memantau dan menyelesaikan benturan kepentingan pada tingkat manajemen, anggota direksi, dan anggota direksi, termasuk penyelewengan aset perusahaan dan manipulasi transaksi perusahaan.

Dewan Komisaris

Jumlah anggota direksi paling sedikit 3 (tiga) orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota direksi. Direksi mempunyai beberapa tugas penting, direksi berkewajiban menjamin terselenggaranya tata kelola perusahaan yang baik dalam setiap kegiatan usaha bank, direksi juga berkewajiban melakukan pengawasan terhadap tugas dan tanggung jawab direksi, melakukan pengawasan. , mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan bank.

Dewan Direksi

Direksi mempunyai tanggung jawab penuh atas pelaksanaan pengurusan bank.Direksi wajib mengurus bank sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam anggaran dasar dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kepemilikan Bank

Sedangkan manajer yang tidak memiliki saham perusahaan hanya dapat mengurus kepentingannya sendiri, kepemilikan saham oleh manajer disebut kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial adalah suatu keadaan dimana manajer mempunyai saham dalam perusahaan atau dengan kata lain manajer juga merupakan pemegang saham perusahaan tersebut.Dalam laporan keuangan keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer (Cristiawan & Tarigan, 2007:2). Kepemilikan saham oleh institusi dalam hal ini dapat berupa lembaga, bank, perusahaan asuransi, perusahaan penanaman modal, perusahaan swasta, perusahaan, pemerintah dan perusahaan asing.

Umumnya di Indonesia kepemilikan saham institusional terdiri atas saham dengan proporsi yang besar, sehingga proses pengawasan investor institusi terhadap pengelolaan dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif sehingga mendorong hal tersebut. Selain itu, kepemilikan saham institusional memiliki beberapa keunggulan antara lain profesionalisme dalam menganalisis informasi perusahaan yang mempengaruhi keandalan informasi dan motivasi memantau aktivitas perusahaan yang dilakukan oleh manajemen. Kepemilikan Terkonsentrasi (Kepemilikan Dekat) Jenis kepemilikan ini menimbulkan dua kelompok pemegang saham, yaitu pemegang saham pengendali dan pemegang saham minoritas.

Kepemilikan saham terkonsentrasi merupakan keadaan dimana sebagian besar saham dimiliki oleh sejumlah kecil individu atau kelompok, sehingga pemegang saham tersebut mempunyai jumlah saham yang relatif dominan. Sedangkan kepemilikan terdistribusi adalah ketika kepemilikan saham relatif merata di kalangan masyarakat, tidak ada seorang pun yang memiliki saham dalam jumlah besar. Permasalahan yang muncul akibat tingginya konsentrasi kepemilikan adalah konflik antara pemegang saham mayoritas dan minoritas.

Salah satu kebijakan tersebut adalah kebijakan manajemen laba manajer, yang dapat diterapkan oleh manajer berdasarkan keinginan pemegang saham mayoritas sehingga menguntungkan mereka (Theresia, 2005). Arifin 2005: 47) mengemukakan bahwa jika pengendalian dapat dipegang oleh lebih sedikit investor, maka pengendalian tersebut akan lebih mudah dilaksanakan. Dibandingkan dengan mekanisme pemegang saham besar, kepemilikan terkonsentrasi mempunyai kekuatan pengendalian yang lebih kecil karena masih perlu melakukan koordinasi untuk melaksanakan hak pengendalian, dan sebaliknya mekanisme kepemilikan terkonsentrasi juga kurang mempunyai peluang untuk menciptakan peluang bagi kelompok pemegang saham terkonsentrasi. investor mengambil keuntungan dari tindakan yang merugikan investor lain.

Rasio Keuangan

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Return On Asset

Penelitian yang dilakukan oleh Aebi et. 2011) dalam Priska (2011) dengan menggunakan sampel antara 54 hingga 85 bank yang terdaftar di COMPUSTAT Bank Amerika Utara pada tahun 2006 (sebelum krisis), memperoleh hasil yang berbeda. 2011) ingin menyelidiki dampak tata kelola perusahaan dan keberadaan pengawas risiko kredit pada periode sebelum krisis. Hasil penelitian ini adalah ROA dan ROE tidak berpengaruh terhadap penerapan standar tata kelola perusahaan.

Penerapan standar tata kelola perusahaan mencakup keberadaan dewan direksi independen, dewan direksi, ukuran dewan direksi atau kepemilikan oleh CEO. Dengan demikian, bank yang pada awalnya selalu mengedepankan kesejahteraan pemegang saham akan menghadapi risiko yang lebih besar sebelum terjadinya krisis. Wardoyo dan Theodora (2013), meneliti pengaruh Good Corporate Governance (GCG) yang diukur dari jumlah dewan komisaris, independensi dewan komisaris, ukuran dewan direksi dan jumlah anggota komite audit.

Tujuan dari penelitian ini adalah seluruh 29 bank tersebut telah go public. Sampel terdiri dari 24 bank berdasarkan kriteria kelengkapan periode observasi 2008-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi, ROA dan ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan ukuran dewan pengawas, independensi dewan pengawas, jumlah komite audit dan CSR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. pengaruhnya terhadap nilai bisnis. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran dewan pengawas bukanlah faktor yang paling penting, karena dewan pengawas bertugas melakukan pengawasan dan pemberian nasihat sehingga tidak berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan dan independensi dewan pengawas tidak berpengaruh. sebuah efek. Sebab, besarnya porsi dewan pengawas tidak menjamin kinerja perusahaan akan meningkat.

Sedangkan besar kecilnya dewan direksi suatu perusahaan disesuaikan dengan keadaan perusahaan, artinya semakin baik pengelolaan direksi yang dilakukan maka akan semakin baik pula kinerja perusahaan. Keberadaan dewan direksi akan meningkatkan navigasi perusahaan dan menunjukkan tata kelola perusahaan yang baik.

Pengaruh Kepemilikan Bank Terhadap Return On Asset

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan aspek penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan karena kegiatan bisnis melibatkan interaksi antara lingkungan dan masyarakat sekitar. Mempublikasikan CSR tentu dapat berdampak pada kinerja perusahaan. Raisa (2012) menguji hubungan antara ukuran perusahaan dan kepemilikan institusional dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, serta hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja perusahaan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2009.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, namun kepemilikan institusional mempunyai hubungan positif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Pengungkapan tanggung jawab sosial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan berorientasi pada kinerja jangka pendek, sedangkan tanggung jawab sosial perusahaan dinilai berdampak pada kinerja jangka panjang. 2008) menyelidiki aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kinerja organisasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 280 perusahaan yang beroperasi di Dubai.Penelitian ini menjelaskan hubungan antara aktivitas CSR dengan kinerja organisasi.

Meskipun beberapa perusahaan dapat menghubungkan kegiatan CSR dengan semangat kerja dan memberikan dampak positif terhadap CSR dan kinerja keuangan, namun dengan mengungkapkan kegiatan CSR maka keterikatan karyawan akan meningkat karena karyawan merasa diperhatikan oleh perusahaan yang melakukan kegiatan CSR, yang akan berdampak pada kinerja perusahaan. kinerja organisasi dan dengan melakukan kegiatan CSR reputasi perusahaan akan meningkat di mata masyarakat, karena masyarakat merasa diperhatikan oleh perusahaan yang melakukan kegiatan CSR. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik tentunya akan berdampak pada kinerja suatu bank, sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli mengenai tata kelola perusahaan yang baik yang dapat mempengaruhi kinerja bank. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penerapan tata kelola perusahaan yang baik terhadap manajemen risiko, permodalan bank dan kinerja bank di Indonesia.

GCG dan manajemen risiko tidak berpengaruh terhadap permodalan bank, GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja bank, namun manajemen risiko berpengaruh terhadap kinerja bank. Pengaruh GCG terhadap NPL memberikan bukti bahwa penerapan GCG yang baik dapat meminimalisir kredit macet pada perbankan.

Pengaruh Kepemilikan Bank Terhadap Non Performing Loan

Referensi

Dokumen terkait

Independen Dependen Nora Silvia (2014) Good Corporate Governance, Pengungkapan Corporate Social Responsibility Kinerja Keuangan Good Corporate Governance, Pengungkapan

Pengaruh Return on Asset terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Vriabel moderasi pada Perusahaan Manufaktur

Nurlela dan Islahuddin (2008) meneliti tentang Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Presentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Modereting (Studi empiris pada Perusahaan yang

Sinyal ini berupa informasi Kinerja Keuangan yang di proksi oleh return on asset (ROA) dan return on equity (ROE), Corporate Governance yakni dengan Kepemilikan

Kata Kunci: Corporate Social Responsibility CSR, Return on Asset ROA, Return on Equity ROE, Size dan Leverage KEU-044 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI

Variabel X3: Interaksi ROA dan CSR H0: β3= 0 ; tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi variabel Return on asset dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility

viii RINGKASAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital, good corporate governance, dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap