• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

Oleh karena itu, solusi strategis untuk mengatasi kemacetan lalu lintas adalah dengan mengurangi peningkatan jumlah kendaraan pribadi dan memperbaiki angkutan umum. Model biaya kemacetan bagi pengguna mobil pribadi di kawasan Malioboro, Yogyakarta berbentuk fungsi eksponensial dimana semakin rendah kecepatan lalu lintas sebenarnya maka kemacetan yang ditimbulkan semakin besar. Dari identifikasi permasalahan diketahui bahwa penyebab kemacetan di Jalan Kaligawe Kota Semarang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran.

Sedangkan pada penelitian Sri Devi (2012:7) mengenai tingkat kemacetan lalu lintas pada ruas jalan semarang demak kecamatan genuk kota semarang. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana model jaringan organisasi pelayanan transportasi bekerja sama dengan unit lalu lintas untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Makassar.

Koordinasi

White yang dikutip oleh Syafi'ie & Welasari mengatakan bahwa koordinasi adalah penyesuaian diri masing-masing bagian, serta usaha untuk menggerakkan dan mengoperasikan bagian-bagian tersebut pada waktu yang tepat, sehingga setiap bagian dapat memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya terhadap hasil keseluruhan. , koordinasi menurut Leonard D. Henry Fayol yang dikutip Syafi'ie & Welasari mengatakan bahwa koordinasi berarti mengikat, menyatukan, menyelaraskan segala kegiatan dan usaha, sedangkan George R. Mooney yang dikutip Syafi'ie & Welasari mengatakan bahwa koordinasi adalah suatu tertib pengaturan upaya kelompok, untuk menciptakan kesatuan tindakan dalam mengejar tujuan bersama.

Koordinasi memerlukan pengaturan hubungan antara upaya bersama untuk mencapai kesatuan tindakan dalam upaya mencapai tujuan bersama. Sinkronisasi merupakan upaya untuk menyesuaikan dan menyelaraskan berbagai kegiatan dan tindakan pada setiap unit sehingga tercapai keselarasan dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan. Tujuan bersama adalah karakteristik utama organisasi yang membedakannya dari kelompok. Faktanya, tujuan organisasi harus diumumkan dan diartikulasikan oleh para pemimpin atau diakui oleh berbagai orang yang pantas untuk didengarkan.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa setiap anggota tentunya mempunyai tujuan-tujuan pribadi yang tidak sama persis dengan anggota lainnya, namun hal tersebut bersatu karena tujuan organisasi/tujuan bersama merupakan bagian dari tujuan hidupnya, dan bahkan tujuan organisasinya belum tercapai. telah tercapai. , pencapaian tujuan pribadi mereka hampir terpenuhi. Mintzberg yang dikutip oleh Heene, dkk, membedakan tiga mekanisme dasar koordinasi, yaitu penyesuaian timbal balik, pemantauan langsung, dan standardisasi. Adapun saling penyesuaian dan pengawasan langsung dapat kita anggap sebagai mekanisme koordinasi yang mengarah pada kegiatan tertentu (koordinasi itu sendiri sebenarnya mengarah pada semacam interaksi di lapangan), sedangkan standardisasi bersifat terprogram.

Adaptasi timbal balik merupakan bentuk mekanisme koordinasi tertua yang pernah diketahui dan paling sering digunakan karena terbentuk melalui interaksi informal yang seringkali terjadi secara spontan.

Bentuk – Bentuk Koordinasi

Koordinasi vertikal merupakan adaptasi kerja sama yang harmonis dan sinkron dari lembaga-lembaga di tingkat yang lebih tinggi ke lembaga-lembaga lain di tingkat yang lebih rendah. Misalnya antara pimpinan unit suatu instansi dengan kepala subunit lain di luar unitnya, kepala departemen (Kabag) suatu instansi dengan kepala subunit (Kasubag) lain di luar departemennya, maka kepala Biro suatu instansi kepada kepala subbadan lain di luar kantornya. Jadi dalam koordinasi vertikal terjadi harmonisasi hubungan antara pejabat di luar organisasi namun yang tingkatnya lebih tinggi, dengan pejabat di luar organisasi tetapi yang tingkatnya lebih rendah dan tentunya dengan izin dari pimpinan instansi masing-masing.

Koordinasi fungsional merupakan harmonisasi kerja sama secara harmonis dan sinkron antar lembaga yang mempunyai kesamaan fungsi kerja, misalnya antar manajer Humas, sehingga koordinasi dilakukan berdasarkan fungsi.

Pendekatan Untuk Melaksanakan Koordinasi Yang Efektif

Artinya rantai komando organisasi menunjukkan hubungan antara anggota dengan unit yang diawasinya, sehingga memudahkan arus informasi dan kerja antar unit yang ada. Artinya penetapan rencana dan tujuan dapat menjadi alat koordinasi dengan mengarahkan seluruh unit organisasi pada sasaran yang sama. Jika setiap unit organisasi saling bergantung, semakin besar ukurannya, dan semakin luas fungsinya, maka banyak informasi yang dibutuhkan organisasi untuk mencapai tujuannya, sehingga harus meningkatkan potensinya untuk mencapai tujuan tersebut.

Dengan memotong garis komando, hubungan jaminan memberikan peluang untuk berbagi informasi dan pengambilan keputusan dalam hierarki yang padat informasi. Hal ini diperlukan sebagai solusi atas tidak efektifnya dua pendekatan dasar yang telah kita bahas, yaitu teknik dasar pengelolaan, serta meningkatnya potensi koordinasi karena kebutuhan koordinasi yang sangat besar, sehingga hal ini dapat dicapai melalui pendekatan pengurangan yang ketat. perlunya koordinasi. Hal ini dapat berupa penambahan tenaga kerja, bahan baku, dan ketersediaan waktu yang cukup untuk membantu memenuhi permintaan puncak unit kerja.

Permasalahan Dalam Mencapai Koordinasi Yang Efektif

Artinya setiap jenis unit kerja dalam suatu organisasi mempunyai metode dan standar yang berbeda-beda dalam menilai hasil pelaksanaan kerja dan memberikan imbalan kepada pegawai.

Organisasi

Artinya setiap jenis unit kerja dalam organisasi mempunyai metode dan standar yang berbeda-beda dalam menilai hasil kerja dan memberikan penghargaan kepada pegawainya. untuk mencapai berbagai tujuan yang direncanakan bersama. Kompleksitas horizontal: menunjukkan pembagian kegiatan secara horizontal menjadi bagian-bagian yang secara vertikal berada pada tingkat yang sama.

Penyebab Kemacetan Lalu Lintas

Banyaknya kendaraan yang bergerak lambat seperti gerobak dan becak seringkali menimbulkan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Pengguna jalan masih kurang disiplin, sopan santun, dan sadar berlalu lintas sehingga sering menimbulkan kekacauan lalu lintas. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang sangat pesat menimbulkan beberapa permasalahan, salah satunya adalah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Yang tidak kalah penting adalah ketersediaan lahan parkir kendaraan bermotor dan terjadinya kemacetan lalu lintas.

Di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar dan kota-kota besar lainnya, tanpa memahami masyarakat dalam kapasitasnya sebagai diri kolektif, dalam ranah personal, lokal, regional, nasional, internasional, dan universal, terjadi perbedaan. kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh kemacetan lalu lintas. Selain memakan waktu, pencarian solusi juga memakan waktu lebih lama bagi orang-orang di jalan, sehingga berdampak pada berkurangnya produktivitas. Kemacetan lalu lintas dapat berdampak pada banyak hal, misalnya efektivitas waktu. Faktanya, kurangnya koordinasi antar semua lini yang harusnya bersinergi memikirkan cara mengatasi kemacetan.

Kemacetan yang terjadi di beberapa ruas jalan di kota-kota besar dinilai semakin parah, bahkan pada waktu-waktu tertentu jarak tempuh sangat jauh. Permasalahan kemacetan lalu lintas merupakan permasalahan yang pelik dan kompleks sehingga memerlukan terobosan-terobosan besar dan pemikiran yang cemerlang.Kemacetan merupakan suatu keadaan atau kondisi dimana lalu lintas terhambat bahkan terhenti akibat banyaknya kendaraan yang melebihi kapasitas jalan. Dua jalan paralel juga dapat meningkatkan arus lalu lintas jika jalan tersebut merupakan “jalan satu arah”.

Pada puncak kepadatan lalu lintas (peak hour) pada pagi hari ditetapkan empat jalur lalu lintas menuju ke. pusat kota, sedangkan dua lajur sisanya digunakan untuk lalu lintas luar kota dan sebaliknya dengan kepadatan maksimal pada sore hari. Salah satu struktur peraturan lalu lintas yang disampaikan Putranto yaitu peraturan jalan dan lalu lintas terbagi menjadi dua bentuk, yaitu: . 1) Klasifikasi jalan. Pasal 108 (1) UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dalam lalu lintas pengguna jalan wajib.

Kerangka Pikir

Maksud dari Peraturan Perundang-undangan Walikota Makassar ini adalah bagaimana Dinas Perhubungan membangun model jaringan organisasi yang ideal dalam pelayanan publik khususnya transportasi dan berkoordinasi dengan Satuan Lalu Lintas Kota Makassar untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang semakin kacau. 25 tahun 2009 pasal 1 ayat Pasal 5 menyatakan bahwa pelaku pelayanan publik yang selanjutnya disebut pelaksana adalah Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Negeri Sipil, dan setiap orang yang bekerja pada suatu organisasi penyelenggara yang bertugas melakukan suatu tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik. . Mengacu pada permasalahan tersebut, maka peneliti dalam penelitian ini mengkaji dua aspek yaitu: (1) Bagaimana koordinasi antara dinas transportasi dan satuan lalu lintas dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Makassar dengan mengacu pada teori koordinasi Syafi’ie & Welasari Koordinasi antara Dinas Perhubungan dan Unit Lalu Lintas merupakan model ideal untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Makassar dengan mengacu pada jaringan antar organisasi (suprasistem) yang dikemukakan oleh Richard V.

Mengingat permasalahan kemacetan yang terjadi di Kota Makassar semakin mengkhawatirkan, seiring dengan meningkatnya tingkat volume kendaraan dari tahun ke tahun, letak rambu lalu lintas yang terkadang salah, dan lampu lalu lintas yang belum optimal. Pemerintah kota dalam hal ini Dinas Perhubungan sebagai lead sector diharapkan dapat bekerja maksimal dan tentunya tidak lepas dari melakukan koordinasi dengan pihak dinas lalu lintas dalam hal mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Makassar. Oleh karena itu, tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui model jaringan organisasi antara Dinas Perhubungan dan Satlantas dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Makassar.

Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian

  • Fokus Penelitian
  • PENGATURAN 2. SINKRONISASI
  • KEPENTINGAN BERSAMA 4. TUJUAN BERSAMA
  • Deskripsi Fokus

Mengidentifikasi dan mendeskripsikan sinkronisasi kegiatan antara dinas angkutan dengan satuan lalu lintas dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di kota Makassar. Jelaskan persamaan kepentingan Dinas Perhubungan dan Satlantas dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Makassar. Jelaskan tujuan bersama antara Dinas Perhubungan dan Satlantas dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Makassar.

Koordinasi merupakan upaya yang dilakukan untuk menyelaraskan apa yang diatur oleh Dinas Perhubungan dan Satlantas sebagai upaya untuk memperoleh hasil dari pelaksanaan penanganan kemacetan lalu lintas secara serasi dan terpadu sehingga menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Perjanjian merupakan proses pengaturan apa yang dilakukan Dinas Perhubungan dengan Satgas Lalu Lintas agar pekerjaan dibagi antara penyedia sarana dan prasarana seperti lampu lalu lintas, dalam hal ini Dinas Angkutan dan Satlantas. Lintas menjadi penegak pengaturan arus lalu lintas di kota Makassar agar berjalan lancar.

Sinkronisasi merupakan upaya penyesuaian dan harmonisasi berbagai kegiatan dan tindakan yang dilaksanakan Dinas Perhubungan dengan Satuan Lalu Lintas di masing-masing unit sehingga tercapai keselarasan dalam pelaksanaan tugas atau kegiatan seperti pemasangan rambu-rambu jalan. Kepentingan bersama menjadi hal yang harus ada dalam koordinasi antara Dinas Perhubungan dan Satlantas dalam meminimalisir kemacetan lalu lintas. Jika semua anggota tidak mengedepankan kepentingan bersama, maka kerja Dinas Perhubungan dan Satlantas akan berantakan. Kesamaan tujuan menjadi ciri utama Dinas Perhubungan (penyedia sarana dan prasarana) dengan Satuan Lalu Lintas (pelaksana) untuk menyelesaikan permasalahan transportasi yang semakin kacau sehingga kemacetan dapat diminimalisir.

Gambar

Gambar : 2.1 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis menggunakan tiga penelitian terdahulu sebagai tinjauan pustaka dari penelitian ini, yang pertama