Timbulan sampah adalah jumlah sampah yang dihasilkan oleh sumber sampah di suatu wilayah dalam satuan waktu (Satori et al., 2010). 1 Satori, dkk (2010) Timbulan sampah adalah berat sampah yang dihasilkan oleh sumber sampah di suatu area per satuan waktu 2 Shochib (2010) Timbulnya sampah adalah jumlah sampah yang dihasilkan setiap waktu. Berdasarkan penjelasan di atas terlihat bahwa timbulan sampah yang dikemukakan oleh beberapa ahli sangat bervariasi.
Berdasarkan perbandingan teori di atas terlihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sampah yang dijelaskan oleh berbagai ahli sangat beragam.
Dampak Timbulan Sampah
Pernyataan lain yang menjelaskan lebih spesifik dikemukakan oleh Saladie (2016) dalam Prajati dan Pesurnay (2019) bahwa tingkat pendapatan, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan, biaya pengelolaan sampah, PDRB, ukuran rumah tangga, kepadatan penduduk dan ketinggian suatu daerah dapat mempengaruhi sampah. timbulan.. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sampah dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut. Selain itu dampak tidak langsung dari timbulan sampah dapat berupa penyakit yang berkembang biak di dalam sampah dan menimbulkan pencemaran lingkungan (Santi, 2001 dalam Praditya, 2012).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dampak timbulan sampah sangat bervariasi, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. Dampak timbulan sampah yang ditunjukkan oleh Hayat dan Zayadi (2018) dan Chalik (2011) saling berkaitan, dapat dibuktikan bahwa dampak timbulan sampah mempunyai dampak yang signifikan terhadap lingkungan, kesehatan, kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Dampak yang timbul dari timbulan sampah yang telah dijelaskan oleh beberapa ahli di atas sangatlah berbeda-beda, namun dapat disepakati bahwa timbulan sampah mempunyai dampak yang buruk terhadap kehidupan masyarakat.
Pendapat yang lebih spesifik mengenai dampak timbulan sampah diungkapkan oleh Nugraheni (2016) dan Qodriyatun (2014) bahwa dampak timbulan sampah dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, pencemaran air dan tanah, sumber penyakit dan pembuangan sampah secara ilegal. jika akumulasi terjadi. Sedangkan menurut Hariastuti (2013) dan Santi (2001) dalam Pradtiya (2012) timbulan sampah dapat menimbulkan dampak negatif berupa gangguan kesehatan, sumber penyakit, pencemaran lingkungan dan adanya penyakit menular. Dampak timbulan sampah dalam penelitian tersebut adalah dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, menjadi sumber penyakit dan mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Pengelolaan Sampah
Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Sampah
Berdasarkan SNI, terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengelolaan sampah di perkotaan, yaitu timbulan dan karakteristik sampah, kepadatan dan sebaran penduduk, karakteristik lingkungan dan sosial ekonomi, perilaku masyarakat, lokasi pembuangan akhir, tata kota, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan fasilitas pembuangan, biaya yang disediakan dan peraturan daerah. Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Sahil dkk (2016), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengelolaan sampah antara lain kepadatan dan sebaran penduduk, lingkungan fisik dan karakteristik sosial ekonomi, permukiman, pasar, pelabuhan, sikap budaya dan perilaku masyarakat. Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah di perkotaan antara lain peran masyarakat, tempat pembuangan sampah sementara, armada pengangkut sampah (Rielasari, 2018).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah, dapat dilakukan perbandingan seperti pada tabel di bawah ini. 29 Berdasarkan perbandingan teori di atas terlihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah yang telah dijelaskan oleh beberapa ahli sangat berbeda-beda. Menurut Rizal (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah dapat berupa perencanaan penggunaan lahan, persebaran dan kepadatan penduduk, ciri-ciri biologi, lingkungan fisik dan sosial ekonomi, kepadatan penduduk, ciri-ciri lingkungan fisik, biologi dan sosial ekonomi, ciri-ciri sumber sampah. , peraturan daerah, kebiasaan masyarakat, cara pengumpulan, pengolahan, pengangkutan dan pembuangan, ketersediaan biaya, rencana kota, iklim dan musim.
Sementara itu, Sahil dkk (2016) berpendapat bahwa kepadatan dan persebaran penduduk, karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi, permukiman, pasar, sikap dan perilaku masyarakat dapat mempengaruhi pengelolaan sampah. Faktor-faktor yang dijelaskan oleh Riswan dkk (2011) adalah tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, perilaku terhadap kebersihan lingkungan, pengetahuan tentang peraturan persampahan daerah dan kesediaan masyarakat untuk membayar retribusi sampah dapat mempengaruhi pengelolaan sampah. Pendapat lain yang menjelaskan lebih tepat diungkapkan oleh Rielasari (2018) bahwa peran masyarakat, tempat pembuangan sampah sementara dan armada pengangkut sampah dapat mempengaruhi pengelolaan sampah.
Pengertian Analisis SWOT
Pendapat senada lainnya mengenai pentingnya analisis SWOT dijelaskan oleh Nabela, dkk (2018), Analisis SWOT merupakan teknik yang digunakan untuk mengkaji kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi suatu wilayah dan merencanakan arah dengan mengadaptasi kondisi wilayah. Pendapat serupa juga dijelaskan oleh Fitri, dkk (2018) Analisis SWOT yaitu berupa analisis internal eksternal yang digunakan dalam penentuan dan analisis strategi, karena faktor internal eksternal dalam pembangunan mempunyai kombinasi yang sangat berkorelasi. dan interaktif. 31 Matriks analisis SWOT dapat menggambarkan dengan jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahannya (Rangkunti, 2009 dalam Nabela, 2018).
Berdasarkan pendapat berbagai ahli di atas, pengertian analisis SWOT sangat bervariasi, yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. 4 Fitri, dkk (2018) Analisis SWOT berupa analisis internal eksternal digunakan dalam menentukan dan menganalisis arah, karena faktor internal eksternal dalam pembangunan mempunyai pengaruh yang tinggi kombinasi satu sama lain. 32 Pengertian analisis SWOT yang diungkapkan oleh para ahli berbeda-beda, namun berkaitan dengan kenyataan bahwa analisis SWOT adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh arah yang benar, baik secara internal maupun eksternal, dalam suatu lingkungan, seperti yang dijelaskan secara umum oleh Mas'adi, dkk (2020).
Sedangkan menurut Nabela, dkk (2018), analisis SWOT adalah teknik yang digunakan untuk memahami kondisi internal dan eksternal suatu wilayah yang terkena dampak dan merencanakan arahnya dengan menyesuaikan dengan kondisi wilayah tersebut. Pendapat lain yang lebih spesifik diungkapkan oleh Ermawati, dkk (2018) dan Fitri, dkk (2018) bahwa analisis SWOT yaitu dari analisis internal eksternal digunakan dalam penentuan dan analisis arah karena faktor internal dan eksternal dalam pembangunan saling mempengaruhi. lainnya. Pengertian analisis SWOT yang dimaksud dalam penelitian adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh arahan pengelolaan sampah yang tepat dengan menggabungkan analisis internal dan eksternal suatu lingkungan.
Peran Masyarakat
Dengan demikian, dengan melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal internal, kita dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kelemahan, kekuatan, ancaman dan peluang, kemudian dapat ditentukan arah pengelolaan sampah yang tepat. Partisipasi langsung meliputi pengurangan penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai, kegiatan penggunaan kembali dan pembersihan, pemilahan sampah, sedangkan partisipasi tidak langsung berupa partisipasi dalam penyuluhan dan pelatihan pengelolaan sampah serta membayar pajak sampah (Yuliastuti dkk, 2013). Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas, peran masyarakat dalam pengelolaan sampah sangat bervariasi seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Peran masyarakat dalam pengelolaan sampah adalah untuk mendukung dan menentukan keberhasilan program pengelolaan berupa pengumpulan informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat, hal ini dapat dilakukan melalui pemberdayaan untuk meningkatkan pengelolaan sampah. Peran masyarakat dalam pengelolaan sampah terbagi menjadi dua jenis, yaitu yang pertama secara langsung berupa mendaur ulang sampah, memilah sampah dan membuang sampah pada tempatnya, sedangkan yang kedua bersifat tidak langsung yaitu ikut serta dalam penyuluhan dan edukasi membahas sampah. penanganan dan pembayaran biaya limbah selanjutnya. Peran masyarakat dalam pengelolaan sampah yang diungkapkan oleh Faizah (2008) dalam Hernawati et al (2013) dan Riswan et al (2011) berkaitan dengan peran masyarakat dalam mendukung dan menentukan keberhasilan program pengelolaan yang dapat berupa perolehan informasi. tentang kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat mengenai pengelolaan sampah, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kewenangan non-reseptif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah.
Sedangkan menurut Ernawati dkk (2012), peran masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan memberikan kerja pengabdian kepada masyarakat, menyediakan tempat sampah rumah tangga, serta mengangkut sampah dari sumber sampah ke TPS dan mengolah sampah menjadi kompos. Pandangan lain yang lebih spesifik diungkapkan oleh Yuliastuti, dkk (2013) dan Hariastuti (2013) bahwa peran masyarakat dalam pengelolaan sampah terbagi menjadi dua jenis, yaitu yang pertama secara langsung berupa pemilahan sampah, daur ulang sampah, dan pembuangan sampah secara langsung. tempatnya, sedangkan yang lainnya bersifat tidak langsung yaitu mengikuti penyuluhan dan edukasi yang membahas tentang pengelolaan sampah dan pembayaran retribusi sampah. Dalam penelitian ini, peran masyarakat yang dimaksud adalah dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang mampu mendukung program pengelolaan, peran tersebut dapat berupa mendaur ulang sampah, memilah sampah atau membayar retribusi sampah, serta berpartisipasi. dalam memberikan nasihat dan pelatihan mengenai pengelolaan sampah.
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Eka Afrida Ermawati, Firda Rachma Amalia dan Masetya Mukti tentang “Analisis Strategi Pengelolaan Sampah di Tiga Tempat Wisata di Kabupaten Banyuwangi” bertujuan untuk menganalisis kondisi dan sebaran sampah di tiga tempat wisata di Banyuwangi, termasuk Pulau Santen. , Pantai Blimbing Sari dan Pantai Boom. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian lingkungan internal berupa sumber sampah, rendahnya kesadaran sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang belum memadai, kajian lingkungan eksternal berupa program pemerintah, jumlah penduduk yang masih terus bertambah dan kesadaran pemilahan sampah yang masih terlalu tinggi. rendah. . Pedoman Sistem Pengelolaan Sampah Di Permukiman Kampung Beting Kecamatan Pontianak Timur', tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pedoman sistem pengelolaan sampah yang baik di Permukiman Kampung Beting Kecamatan Pontianak Timur.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sikap dan perilaku masyarakat, karakteristik sampah, penyimpanan, pengumpulan dan pengangkutan sampah. Pengelolaan individual adalah pengelolaan yang dilakukan hanya oleh penghasil sampah, sedangkan pengelolaan terpusat melibatkan kegiatan pengelolaan sampah yang terkoordinasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, terfokus.
Pemerintah juga menyediakan dua tempat sampah yang berbeda yaitu sampah kering dan sampah basah karena di Desa Mulyoagung sampah yang ada masih berada di satu tempat. Perencanaan Pengelolaan Sampah di Kecamatan Muara Jawa Ulu dan Muara Jawa Pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara. Sistem pengelolaan sampah yang ada di Kecamatan Muara Jawa Ulu dan Muara Jawa Pesisir didasarkan pada data dan kondisi yang ada yaitu sistem transportasi yang disesuaikan dengan kondisi geografis yaitu sistem transportasi depot transfer I dan II dengan komposisi sampah berupa sampah organik, sehingga pengelolaan sampah yang benar adalah pengomposan, dengan fasilitas petak, TPST yang direncanakan meliputi ruang pemilahan dengan luas 38,5 m2, ruang pengomposan 71,25 m2, ruang sampah anorganik dan.
Strategi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan Kota Medan, Kecamatan Manna City, Kabupaten Bengkulu Selatan. Analisis SWOT adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal suatu daerah yang terkena dampak dan.
Sintesa Pustaka