• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP A"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Secara harfiah istilah lingkungan diterjemahkan sebagai “Lingkungan Hidup”, namun dalam kenyataannya selalu diterjemahkan sebagai. Ilmu lingkungan dikatakan sebagai ilmu yang mampu menerapkan berbagai disiplin ilmu (penggalan dari berbagai ilmu dasar) melalui pendekatan ekologi terhadap permasalahan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh aktivitas manusia itu sendiri.21. Menurut pengertian hukum sebagaimana termaktub dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, lingkungan hidup adalah suatu kesatuan ruang dengan seluruh benda, kekuatan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memberikan kesinambungan. kehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa lingkungan hidup merupakan satuan ruang yang bersifat mutlak, artinya terdapat hubungan timbal balik antara manusia dengan makhluk hidup lainnya dengan tempatnya (lingkungan). Daripada pandangan-pandangan di atas, pengertian alam sekitar tempat tinggal boleh diringkaskan kepada satu siri unsur-unsur seperti berikut: 26. Alam sekitar hidup fizikal (fizikal) merangkumi dan merangkumi semua objek dan semua unsur fizikal fizikal dan faktor yang terdapat dalam alam semula jadi.

Lingkungan buatan yang disebut juga dengan “lingkungan hidup sosial” merupakan cerminan sifat sosial setiap makhluk hidup, khususnya manusia, yang dalam kehidupannya menghasilkan suatu budidaya yang disebut kebudayaan. Oleh karena kebudayaan merupakan hasil karya manusia maka disebut lingkungan buatan manusia. Namun apabila lingkungan hidup dikaitkan dengan pengelolaannya, maka batas wilayah kewenangan administratifnya harus jelas (TLN No. 3215).

Oleh karena itu, jelaslah bahwa konsep lingkungan hidup Indonesia bukan hanya sekedar konsep ekologi, namun juga merupakan konsep hukum dan politik.28. “Lingkungan hidup Indonesia berdasarkan pengertian nusantara mempunyai ruang lingkup yang meliputi ruang tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia menjalankan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksi.” Oleh karena itu, pengelolaan lingkungan hidup memerlukan pengembangan suatu sistem dengan integrasi sebagai ciri utamanya.

Dengan demikian, lingkungan hidup senantiasa berkaitan dan berkaitan dengan segala sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan pada Pasal 1 angka 14: “Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau terserapnya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup melalui kegiatan manusia, sehingga melampaui batas yang ditetapkan”. baku mutu lingkungan hidup”. Jelas dari unsur-unsur pencemaran lingkungan hidup bahwa suatu perbuatan atau tindakan dan tindakan yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan hidup harus memenuhi berbagai unsur tersebut di atas.

Apabila salah satu unsur tersebut tidak terpenuhi maka tindakan tersebut tidak dianggap sebagai pencemaran lingkungan hidup. Selain itu, kepadatan kendaraan bermotor di perkotaan semakin meningkatkan sumber pencemaran udara yang berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.39 C. Sumber pencemaran lingkungan. Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam batasan angka 1 pasal 14 UU No. 32 Tahun 2009 yang mengatur;...makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk ke dalam lingkungan hidup melalui kegiatan manusia...dll.

39 Di tempat yang sama. . Komponen lainnya dapat berasal dari laut, air, darat dan udara, sehingga sumber dan klasifikasi pencemaran lingkungan hidup adalah sebagai berikut: 40.

Akibat Hukum Dari Pada Pencemaran Lingkungan Hidup

UUPPLH secara tegas telah merumuskan pengertian pencemaran lingkungan hidup sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 1 angka 14 yang berbunyi: Apabila delik materiil itu dilakukan karena kelalaian (culva) sebagaimana diatur dalam pasal 99 yang berbunyi sebagai berikut. Pejabat yang berwenang yang dengan sengaja tidak mengawasi ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan dan izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 dan Pasal 72, sehingga mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang mengakibatkan kerugian orang. . hidup, akan dihukum dengan kejahatan.

Setiap orang yang melepaskan dan/atau melepaskan produk rekayasa genetika ke media lingkungan hidup yang melanggar peraturan perundang-undangan atau izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat 1 huruf g, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun. dan hukuman penjara minimal satu tahun. paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp. Setiap orang yang mengolah limbah B3 tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat 4 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit 1 (satu) tahun. Rp. Tindak pidana keempat pada Pasal 103 berbunyi sebagai berikut: Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 tetapi tidak melakukan pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun. bertahun-tahun. (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp.

Delik formil yang kelima, pada Pasal 104 yang berbunyi sebagai berikut: Barang siapa membuang limbah dan/atau bahan ke dalam media lingkungan hidup tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun . denda Rp. Setiap orang yang membawa sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf c dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 tahun. (dua belas). tahun dan denda paling sedikit Rp. Delik formil ketujuh, pada Pasal 106 yang berbunyi sebagai berikut: Setiap orang yang memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf d dipidana dengan pidana penjara. pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp.

Setiap orang yang memasukkan B3 yang dilarang menurut undang-undang ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun. bertahun-tahun. dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp. Pelanggaran kesembilan, dalam Pasal 108 berbunyi sebagai berikut: Barangsiapa membakar tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf h dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 tahun. sepuluh) tahun dan baik-baik saja. Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan tanpa izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat 1 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun. pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun. denda minimal Rp.

Delik formil kesebelas dalam Pasal 110 berbunyi: Barangsiapa menyiapkan amdal tanpa mempunyai sertifikat kompetensi menyiapkan amdal sebagaimana dimaksud pada ayat i (1) ayat Pasal 69, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun. tahun dan denda paling banyak Rp tiga miliar). Pejabat yang berwenang yang dengan sengaja tidak mengawasi ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dan izin lingkungan dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 dan Pasal 71, sehingga mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian manusia. seumur hidup, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp. Barangsiapa menjalankan perusahaan dan/atau kegiatan yang tidak melakukan paksaan negara, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak 100 rubel.

Barangsiapa dengan sengaja menghalangi, merintangi, atau menggagalkan pelaksanaan tugas pengawas lingkungan hidup dan/atau penyidik ​​pegawai negeri sipil, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. Dari pasal induk, kalimat pada Pasal 98 sampai dengan 115 disela oleh kata “dan” di antara kata tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Kelalaian dapat didefinisikan sebagai apabila seseorang melakukan sesuatu perbuatan dan perbuatan itu menimbulkan suatu akibat yang dilarang dan diancam dengan hukuman oleh

Penyakit paling banyak terdapat ialah syiphilis dan gonorrhoe (kencing nanah). Terutama akibat syiphilis, apabila tidak mendapatkan pengobatan yang sempurna, bisa

Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancam pidana, asal saja dalam pada itu diingat bahwa

Tindakan yang melanggar kesusilaan, oleh masyarakat telah diakui sebagai hukum tidak tertulis juga dianggap sebagai perbuatan melawan hukum, karena itu mana kala

Pasal 52 yang berisikan syarat-syarat materil seperti kesepakatan antara kedua belah pihak, kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum, adanya pekerjaan yang

Kelalaian ini dapat didefinisikan sebagai apabila seseorang melakukan sesuatu perbuatan dan perbuatan itu menimbulkan suatu akibat yang dilarang dan diancam dengan

Perbuatan itu baik apabila bermanfaat bagi manusia, buruk apabila menimbulkan mudharat bagi manusia, adalah Aliran yang digunakan untuk menyatakan perbuatan moral itu

Badan-badan hukum Indonesia dan orang atau orang-orang yang telah dewasa dan sehat akalnya serta yang oleh hukum tidak terhalang untuk melakukan perbuatan hukum, atas