• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

Perlu diteliti untuk menentukan HPHT (hari pertama haid terakhir) untuk menentukan usia kehamilan, dan HPL digunakan untuk menentukan perkiraan persalinan (Varney, 2006). 6) Riwayat pernikahan. Hal ini digunakan untuk mengetahui seberapa akrab pasien dengan perawatan kehamilan dan perawatan bayi di masa depan.

Identifikasi Diagnosa dan Masalah Aktual

Subjektif: Ibu mengatakan sering buang air kecil kemudian merasakan ingin buang air kecil lagi. Subjektif: Ibu mengatakan sering mengalami kram kaki Tujuan: Kaki ibu terlihat/tidak terlihat, ada nyeri.

Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi potensi diagnosa dan permasalahan dari diagnosa dan permasalahan yang telah teridentifikasi atau diagnosa dan permasalahan yang sebenarnya.

Identifikasi Kebutuhan Segera

Intervensi

Beritahukan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan tersebut dan tunjukkan bahwa ibu memerlukan pemeriksaan rutin untuk memantau kondisi ibu dan janinnya. Rasional : Informasi ini sangat perlu disampaikan kepada pasien dan keluarga untuk mengantisipasi ketidaksiapan keluarga ketika terdapat tanda-tanda persalinan.

Implementasi

Rasional : Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan penegasan kepada ibu bahwa walaupun saat ini tidak ditemukan kelainan, namun tetap perlu dilakukan pemantauan karena ini merupakan trimester ketiga. Beritahukan ibu untuk melakukan kunjungan kembali yaitu seminggu sekali atau sewaktu-waktu apabila dirasakan adanya keluhan atau tanda-tanda persalinan.

Evaluasi

Rencanakan perlunya melakukan pemeriksaan laboratorium darah dan urin secara lengkap untuk mengetahui atau mengantisipasi komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan. Pemberian informasi persiapan persalinan meliputi pakaian bayi, ibu, penyiapan kendaraan untuk persiapan rujukan jika terjadi komplikasi saat melahirkan, serta penyiapan BPJS untuk jaminan pada saat rujukan jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Ibu akan menjalani pemeriksaan laboratorium darah dan urin lengkap untuk mengetahui kemungkinan komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan.

Ibu dapat mempersiapkan segala hal yang perlu dipersiapkan dalam persiapan persalinan sesuai catatan dokter spesialis kandungan. Ibu akan datang lagi, seminggu lagi atau kapan saja jika ada keluhan atau tanda-tanda gejala persalinan terjadi.

Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Persalinan .1Data Subjektif

Data Objektif

Perut : Digunakan untuk menilai kelainan pada perut dan memantau kesejahteraan janin, kontraksi rahim dan mengetahui kemajuan persalinan (Sulistyawati &. Leopold : Pemeriksaan Leopold digunakan untuk mengetahui letak, penampakan, posisi dan variasi janin (Rohani , Rini Saswita dan Marisah 2013) Frekuensi ≥ 3x dalam 10 menit, durasi ≥40 detik dan intensitas kontraksi digunakan untuk menentukan status persalinan (Rohani, Saswita, & Marisah, 2013) f) Kandung kemih.

Bekas luka pada vagina menandakan adanya riwayat robekan perineum atau pernah melakukan episiotomi sebelumnya, hal ini merupakan informasi penting untuk menentukan tindakan pada saat bayi dilahirkan. Fase aktif Dibagi menjadi 3 fase. a) Fase percepatan, dalam waktu 2 jam bukaan 3 cm menjadi 4 cm. 0 = tulang kepala janin terpisah dan jahitan mudah teraba 1 = tulang kepala hanya saling bersentuhan.

2 = tulang kepala janin saling tumpang tindih, masih dapat dipisahkan 3 = tulang kepala janin saling tumpang tindih, tidak dapat dipisahkan 9) I Identifikasi penurunan kepala janin.

Analisa

Penatalaksanaan

Evaluasi : Ibu merasa lebih nyaman dan lebih percaya diri terhadap tindakan yang akan dilakukan, bidan lebih mudah dalam melakukan pemeriksaan. Pantau kemajuan persalinan termasuk frekuensinya (frekuensi, durasi dan kekuatannya) setiap 30 menit, pemeriksaan vagina (dilatasi serviks, eliminasi serviks, penurunan kepala dan molase) diperiksa setiap 4 jam, tekanan darah setiap 4 jam, suhu setiap 2 jam. - Setiap 4 jam sekali pada fase pertama fase laten dan 2 jam sekali pada fase aktif fase pertama, nadi setiap 30 menit, DJJ setiap 30 menit sekali, urin setiap 2 jam sekali, dengan menggunakan lembar observasi selama fase pertama fase laten dan partograf selama fase aktif. Evaluasi : Apabila ibu memahami dan tidak menahan BAK maka dapat membantu mempercepat turunnya kepala, mengurangi rasa tidak nyaman yang dirasakan dan mempercepat kemajuan persalinan (Doenges, 2010).

Berikan KIE kepada keluarga atau orang yang mendampingi persalinan sesering mungkin untuk memberikan air minum dan makanan kepada ibu selama persalinan. Evaluasi : Ibu merasa lebih nyaman karena didampingi oleh keluarga, dan dengan memberikan asupan berupa makanan dan minuman dapat meningkatkan energi dan mencegah dehidrasi saat persalinan. Berikan KIE pada ibu untuk mengatur posisi yang nyaman, mobilisasi seperti berjalan, berdiri atau jongkok, berbaring miring atau merangkak.

Evaluasi : Ibu memposisikan dirinya senyaman mungkin dan melakukan mobilisasi untuk mengurangi nyeri dan membantu mempercepat turunnya kepala untuk mempercepat kemajuan persalinan.

Manajemen Kala II a. Subjektif

Tangan satunya lagi memegang kepala bayi untuk menjaga bayi tetap dalam posisi membungkuk agar tidak membungkuk dan membantu kepala untuk dilahirkan. Anjurkan ibu untuk mengejan secara perlahan atau bernapas dengan cepat dan dangkal ketika 1/3 bayi sudah keluar dari vagina. Dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan klem kembali tali pusat 2 cm dari klem pertama.

Usahakan kepala bayi di antara payudara ibu berada pada posisi lebih rendah dibandingkan puting ibu atau areola ibu. a) Tutupi ibu-bayi dengan kain kering dan hangat, pasangkan topi di kepala bayi. Anak diberi makan secukupnya dari satu payudara. d) Biarkan bayi tetap berada di payudara ibu selama 1 jam meskipun bayi telah berhasil menyusu.

Manajemen Kala III

Jika plasenta tidak keluar setelah 30-40 detik, hentikan ketegangan tali pusat dan tunggu hingga kontraksi berikutnya terjadi dan ulangi prosedur di atas. Jika rahim tidak segera berkontraksi, mintalah ibu, suami atau kerabat untuk merangsang puting susu. Pegang dan putar plasenta (searah jarum jam). sampai selaput ketuban terpuntir, kemudian melahirkan dan meletakkan ari-ari pada wadah yang telah disediakan.

Jika selaput ketuban robek, kenakan sarung tangan steril atau DTT untuk mengeksplorasi sisa selaput, lalu gunakan sisa selaput tersebut.

Manajemen Kebidanan Kala IV

Menurut Sulistyawati & Nugraheny (2013), kemungkinan diagnosis yang mungkin terjadi pada stadium IV adalah sebagai berikut: .. 1) Hipotonia hingga atonia uteri.

Konsep Manajemen Bayi Baru Lahir a.Data Subjektif

Perut : Kembung atau tidak, pemeriksaan warna dan ukuran tali pusat, perdarahan tali pusat, jumlah darah pada tali pusat, warna hernia pada tali pusat atau selangkangan, tonjolan (pembesaran hati, limpa, tumor, asites) ), skafoid (kemungkinan bayi menderita atresia diafragma/esofagus tanpa fistula). Alat Kelamin : Tanda hematoma akibat posisi sungsang, testis tidak turun, fimosis, keluarnya darah atau keputihan, ukuran dan bentuk klitoris dan labia, atresia ani. Menurut Sondakh (2013), potensi masalah pada bayi baru lahir antara lain hipotermia, infeksi, asfiksia, dan penyakit kuning.

Evaluasi: Setelah merawat tali pusat bayi yang dibalut kain kasa, tali pusat bayi akan tetap bersih, mempercepat pengeringan dan pemulihan, serta terhindar dari risiko infeksi akibat paparan bakteri. Mengukur suhu tubuh, detak jantung, dan pernapasan bayi setiap jam Penilaian: Memantau tanda-tanda vital bayi dapat mempermudahnya. Evaluasi : Ibu dapat menyusui dengan baik, sehingga bayi merasa nyaman, dengan posisi yang benar akan memudahkan bayi menghisap dan mencegah puting lecet.

Penilaian : Ibu akan kembali untuk diperiksa dan bidan dapat lebih mudah memantau kondisi ibu.

Tabel 2.4 APGAR SKOR
Tabel 2.4 APGAR SKOR

Konsep Manajemen Kebidanan Neonatus Subjektif

Adakah riwayat perdarahan, preeklamsia, infeksi, perkembangan janin terlalu besar atau terganggu, diabetes gestasional, poli/oligohidramnion. Penyakit kuning adalah warna kekuningan pada bayi baru lahir yang kadar bilirubinnya biasanya <5 mg/dL. Dada: Periksa bentuk dan kelainan dada, ada tidaknya kelainan bentuk, ada tidaknya retraksi dinding dada ke dalam, dan kesulitan bernapas.

Pemeriksaan palpasi payudara bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya produksi ASI (kolostrum) pada bayi usia 0-1 minggu. Pembesaran payudara dapat terjadi baik pada anak laki-laki maupun perempuan pada 3 hari pertama setelah lahir. Pada bayi cukup bulan, putingnya sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris (Marmi, 2015) Perut : Periksa bentuk perut bayi, apakah perut bayi.

Periksa apakah ada tonjolan di sekitar tali pusat pada anak saat menangis, pendarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, bentuk dan simetri perut serta kelainan lainnya.

Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Nifas .1 Data Subjektif

Data Objektif

Dikategorikan baik apabila pasien menunjukkan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang disekitarnya, serta secara fisik pasien tidak bergantung pada jalan kaki. Kondisi dikatakan buruk bila pasien tidak merespon dengan baik atau tidak merespon dengan baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta pasien tidak mampu lagi berjalan sendiri (Sulistyawati Tekanan darah. Kenaikan atau penurunan tekanan darah merupakan suatu indikasi hipertensi atau gangguan syok (Rohani, Saswita dan .

Denyut jantung di atas 100x/menit pada masa nifas merupakan tanda adanya infeksi, yang salah satunya mungkin disebabkan oleh sulitnya melahirkan atau kehilangan banyak darah. Peningkatan suhu tubuh pada 24 jam pertama masa nifas biasanya disebabkan oleh dehidrasi yang disebabkan oleh sekret saat persalinan, namun dapat juga disebabkan oleh istirahat dan tidur yang lama pada awal persalinan. Cairan yang keluar berwarna merah karena mengandung darah segar, sisa jaringan plasenta, lapisan rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.

Keluar pada hari ke 7 sampai hari ke 14. 4) Lokia alba/putih yang mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, mukus serviks dan serabut jaringan mati.

Penatalaksanaan

Anjurkan ibu melakukan mobilisasi dini untuk mengurangi nyeri Evaluasi : Ibu melakukan mobilisasi dini setelah ibu tidak merasa pusing. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya pada masa persalinan seperti pendarahan, sakit kepala hebat, pembengkakan pada wajah, kaki dan tangan, demam lebih dari 2 hari, payudara bengkak, ibu tampak murung dan menangis. Evaluasi : Ibu dan keluarga mengetahui sinyal bahaya pada masa bersalin, sehingga jika terjadi sesuatu keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat.

Evaluasi: Dengan teknik menyusui yang benar, ibu menjadi rileks, payudara tidak lecet dan dapat mengoptimalkan produksi ASI. Evaluasi : Produksi ASI akan terus berlangsung karena adanya refleks prolaktin, produksi ASI terjadi pada payudara kanan dan kiri, jika ASI disimpan pada satu payudara saja akan menimbulkan nyeri dan bengkak akibat retensi ASI.

Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Interval .1 Data Subjektif

Data Objektif a. Hormonal

Wajah tampak pucat/tidak, apakah terdapat bengkak pada wajah/tidak, konjungtiva pucat/tidak, jika pucat menandakan ibu mengalami anemia yang kemudian menjadi kontraindikasi penggunaan kontrasepsi IUD yang telah efek samping dari menstruasi yang lebih lama dan lebih sering, yang dapat memperburuk kondisi anemia. Dari vagina tidak keluar cairan berwarna kuning kehijauan, tidak berbau dan gatal, tidak ada bercak kecil berisi nanah. Perut: Saat menggunakan kontrasepsi non hormonal, kami memeriksa apakah tepi atas simfisis sensitif.

Tidak ada nyeri gerak serviks dan nyeri gerak adneksa, posisi uterus dan tanda kemungkinan hamil.

Analisa

Penatalaksanaan

Evaluasi: Penjelasan yang lebih lengkap mengenai alat kontrasepsi yang digunakan klien mampu membuat klien lebih percaya diri dalam menggunakan alat kontrasepsi tersebut. g.Evaluasi : Ibu akan melakukan kunjungan ulang untuk memantau kondisi ibu dan mendeteksi secara dini apabila timbul komplikasi atau permasalahan selama penggunaan alat kontrasepsi. Evaluasi: Penggunaan kontrasepsi selama kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan dan kehamilan ektopik secara lebih luas pada pengguna kontrasepsi.

Evaluasi : Klien dapat memahami kondisinya dan memahami bahwa akibat dari penggunaan kontrasepsi hormonal adalah terjadinya perdarahan bercak.

Gambar

Tabel 2.4 APGAR SKOR

Referensi