• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

Menurut Eliyanti, manajemen pembelajaran adalah proses pengorganisasian interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar. Menurut Erwinsyah, manajemen pembelajaran adalah cara seorang guru mengatur kelasnya dan mengembangkan perilaku siswa yang diinginkan serta mengurangi atau menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan antarpribadi dan iklim sosial emosional yang positif, serta mengembangkan dan memelihara organisasi kelas yang efektif. Dari definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa manajemen pembelajaran adalah upaya guru untuk mengatur proses belajar mengajar melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi guna mencapai pembelajaran yang efektif sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pengelolaan pembelajaran bertujuan untuk menciptakan suatu proses pembelajaran yang mudah direncanakan, diatur, dilaksanakan dan dikendalikan secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan manajemen pembelajaran diperlukan perencanaan yang baik, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana dan pengawasan yang dilakukan dengan sistem evaluasi yang objektif, jujur, dan sesuai standar evaluasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Kristiawan: 2017). Tujuan pengelolaan pembelajaran TK adalah menciptakan proses belajar mengajar yang mudah direncanakan, terorganisir, dilaksanakan dan dikendalikan dengan baik (Bafadal, 2012: 11).

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan manajemen pembelajaran adalah upaya untuk menggunakan seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi sedemikian rupa sehingga dapat tercipta proses pembelajaran yang berhasil dan berhasil sesuai dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi yang telah dilakukan. sudah diatur sedemikian rupa. Kecerdasan emosional dapat diukur dengan menggunakan instrumen kecerdasan emosional yang dapat dikembangkan dari teori-teori kecerdasan emosional. h) Bunga.

Pengelolaan Pembelajaran Sains Anak Usia Dini a. Perencanaan pembelajaran Sains

Untuk mencapai perencanaan pembelajaran IPA yang baik, maka harus mengikuti langkah-langkah pengembangan IPA yang terbagi dalam dua tahap: (PP-PAUDNI. Menurut Mursid, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembelajaran IPA anak usia dini antara lain sebagai berikut. Pembelajaran IPA, antara lain: Pengenalan konsep alam kepada anak merupakan upaya untuk membantu anak menemukan konsep dan proses tertentu dalam kehidupan, dengan kata lain pembelajaran IPA bagi anak pada hakikatnya digunakan sebagai media yang digunakan untuk menstimulasi aspek perkembangan dan memaksimalkan potensi yang ada dalam diri anak.

Pembelajaran sains bagi anak usia dini dapat diartikan sebagai hal-hal yang mendorong mereka untuk meningkatkan rasa ingin tahu, minat dan pemecahan masalah, menciptakan pemikiran dan tindakan seperti mengamati, memikirkan dan menghubungkan konsep atau peristiwa (Brewer, 2007). Pembelajaran sains akan menjadi pendidikan yang baik apabila mampu mengindividualisasikan sains pada diri anak dengan baik, yakni menjadi pribadi, terhubung dengan kehidupannya, berkembang sesuai dengan karakteristiknya dan sesuai dengan kemampuan anak. Menurut Nugraha (Ekadharma dkk), terdapat kurikulum atau model pengembangan kurikulum yang masing-masing dapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan kurikulum sains anak usia dini.

Pembelajaran saintifik dirancang menurut tema khusus, sesuai dengan karakteristik ilmu pengetahuan dan karakteristik anak usia dini. Karena derivasi dan penerapan memerlukan pemikiran yang lebih abstrak, anak-anak kecil tidak diharapkan menjadi kompeten dalam keterampilan-keterampilan ini secara formal, namun ada kemungkinan bahwa kegiatan-kegiatan ini dapat diselesaikan sendiri. Anak pada usia dini belum berkembang sampai dapat berpikir logis dalam memecahkan masalah secara sistematis, namun sudah mempunyai kemampuan untuk mempraktikkan sikap-sikap yang mencerminkan sikap ilmiah yang dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama (ingatan jangka panjang). dan akhirnya bisa menjadi fundamental. sampai mereka dewasa.

Pada kegiatan pendahuluan, guru dapat melakukan tindakan sebagai berikut. a) Mempersiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk siap mengikuti proses pembelajaran. Melaksanakan kegiatan inti merupakan suatu proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan memberikan ruang yang cukup untuk prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan fisik. dan perkembangan psikologis siswa... menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran. Pada kegiatan akhir, guru harus melakukan tindakan berikut. a) Membuat ringkasan atau kesimpulan pelajaran bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri.

Penilaian dilaksanakan sesuai prosedur dan hasil penilaian dapat diakses oleh orang tua dan seluruh pemangku kepentingan terkait. Penilaian berkelanjutan dilakukan dan diprogram sesuai tumbuh kembang anak dengan menggunakan berbagai instrumen. Menurut Mulyasa, penilaian pendidikan anak usia dini antara lain dapat dilakukan melalui penilaian kinerja, observasi, catatan anekdot, penugasan, portofolio, evaluasi diri.

Skala penilaian berisi daftar kata atau persyaratan mengenai perilaku, sikap, dan/atau kemampuan siswa. Menurut Mursid, ada beberapa jenis dan metode penilaian pembelajaran sains anak usia dini, antara lain: 1) observasi, 2) catatan anekdot, 3) percakapan atau wawancara, 4) penugasan.

Sains

  • Pengertian sains
  • Tujuan Pembelajaran Sains untuk Anak Usia Dini
  • Ruang Lingkup Pembelajaran Sains untuk Anak Usia Dini
  • Prinsip Pembelajaran Sains Anak Usia Dini
  • Pengaruh Pembelajaran Sains untuk Perkembangan Anak Usia Dini Menurut Nurani (2011: 12.10) pada setiap pertambahan dan perkembangan

Dalam aspek ini ilmu digambarkan dengan kegiatan mendeteksi fenomena dan fakta alam dengan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis. Menurut Nugraha (Ekadharma dkk) mengatakan bahwa perkembangan pembelajaran sains pada anak memegang peranan yang sangat penting dalam membantu meletakkan dasar keterampilan dan pembentukan sumber daya manusia yang diharapkan. anak mempunyai kemampuan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya dengan menggunakan metode ilmiah, sehingga anak terbantu dan terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.

Perkembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukkan agar anak mempunyai sikap ilmiah. Perkembangan pembelajaran sains anak usia dini ditunjukkan agar anak memperoleh pengetahuan dan informasi ilmiah. Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini bertujuan agar anak lebih tertarik dan tertarik untuk merasakan berbagai ilmu pengetahuan yang ada di lingkungan dan alam semesta.

Menurut Nurani, permainan sains di TK pada umumnya bertujuan agar anak aktif mencari informasi tentang apa yang terjadi di sekitarnya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA pada anak usia dini adalah agar anak mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mempunyai sikap ilmiah, anak menjadi lebih tertarik dan tertarik untuk menemukan gejala-gejala alam sekitar melalui percobaan. mereka melakukan. Pembelajaran sains merupakan suatu proses yang memberikan kesempatan kepada anak untuk meramalkan, menyelidiki, memperkirakan, mengelompokkan dan mengembangkan kemampuan anak dalam menemukan konsep atau teori.

Pembelajaran sains sebagai suatu proses memberikan pengalaman langsung kepada anak dalam berinteraksi dengan materi ilmiah dan mendorong keberanian/inisiatif anak untuk mengeksplorasi materi ilmiah tersebut. Pembelajaran IPA merupakan suatu proses yang membantu anak untuk mampu merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan sifat-sifat benda/makhluk hidup dan benda mati melalui kegiatan observasi/pengamatan. Menurut Nugraha (2008, 93), ruang lingkup program pembelajaran sains untuk anak usia dini secara umum mencakup dua dimensi utama, yang pertama dilihat dari isi materi pelajaran dan yang kedua dilihat dari wilayah perkembangan atau kemampuan untuk mempelajarinya. dicapai.

Di Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 58 Tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini, ilmu pengetahuan termasuk dalam bidang perkembangan kognitif untuk tingkat pencapaian perkembangan kelompok umur 5-6 tahun. pada gambar di bawah ini (Ekadharma dkk, 2014:21). Dampak Pembelajaran Sains Terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Menurut Nurani, dalam setiap tumbuh kembang, menurut hati nurani, dalam setiap tumbuh kembang anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dalam melakukan kegiatan ilmiah. Melalui berbagai permainan ilmiah, anak mempunyai kesempatan untuk berbagi atau bertukar materi, alat, ide dan observasi dengan anak lain.

Kegiatan eksplorasi dan penemuan ilmu pengetahuan berpotensi menumbuhkan rasa bangga dan saling menghormati, seperti ketika anak mampu menemukan jawaban atau berhasil dalam kegiatan eksplorasi ilmu pengetahuannya. Mengeksplorasi ilmu pengetahuan akan memunculkan perasaan heran yang berbeda-beda dan/atau meningkatkan rasa gembira anak sebagai wujud penuh rasa ingin tahunya.

Aspek perkembangan Kognitif 1. Pengertian kognitif

  • Tahap perkembangan kognitif
  • Prinsip model mahmud
  • Langkah mahmud dalam pembelajaran sains
  • Rekomendasi model mahmud bagi sekolah lain

Metode pembelajaran yang menyenangkan dan menyenangkan bagi anak usia 4-6 tahun harus diakomodasi dalam pembelajaran PAUD. Model ini menerjemahkan pembelajaran menyenangkan melalui metode ilmiah, siswa didorong untuk menyelidiki setiap permasalahan yang dihadapinya melalui fase ilmiah. Kebanyakan anak mempunyai gaya belajar kinestetik pada awal kehidupannya, karena kemampuan pada anak usia dini berada pada tahap operasional konkrit, yaitu kemampuan yang diperoleh berdasarkan aktivitas nyata dan benda-benda yang disajikan di hadapannya.

Apabila pembelajaran di kelas menarik dan menyenangkan, tentu siswa akan menyukai pembelajaran tersebut dan sebaliknya. Pembelajaran yang kreatif dan inovatif akan mengantarkan siswa pada pengalaman belajar menyenangkan yang akan bertahan seumur hidup. Cara memberdayakan dan memanfaatkan ruang sebagai sumber belajar akan sangat bergantung pada kreativitas dan inovasi guru yang mampu memperlancar aktivitas guru dalam proses pembelajaran dan memudahkan siswa dalam menerima informasi.

Pembelajaran anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sangat sederhana yang mendekati anak hingga konsep yang kompleks. Menurut Ekadharma, prinsip model Mahmud dalam pengajaran IPA pada anak usia 4-6 tahun adalah sebagai berikut. Suasana kelas dibangun dalam suasana permainan, karena anak usia dini berada dalam dunia permainan, kegiatan belajar yang dilakukan anak adalah bermain.

Pembelajaran yang dilakukan hendaknya membuka wawasan siswa, artinya kegiatan yang disajikan membantu anak dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana anak mampu belajar hidup ilmiah yang mengutamakan logika dan pola pikir mandiri dalam menyelesaikan suatu masalah sehingga dengan demikian. Kemampuannya memudahkan anak beradaptasi dengan lingkungannya. Pendidik PAUD tidak hanya sekedar mengajar, namun juga harus mampu menyentuh hati peserta didik dengan rasa cinta, yang akan mempererat hubungan batin antara pendidik dan peserta didiknya sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai harapannya. Sehingga model hubungan keduanya menjadi hubungan kemitraan, dimana pendidik membantu peserta didik belajar, bukan sekedar memberikan informasi.

Jika lingkungan belajar dan kegiatan belajar melalui bermain tidak mendukung, anak usia dini akan kesulitan dalam bereksplorasi dan menemukan. Terkadang siswa mempunyai banyak pertanyaan di benaknya, namun ada semacam perasaan malu dan takut. Model pembelajaran Mahmud dapat diterapkan di seluruh lembaga PAUD yang ingin mengenalkan ilmu pengetahuan kepada anak usia dini.

Pendidik dibimbing untuk menguasai prinsip-prinsip tersebut untuk membantu mengenalkan ilmu pengetahuan kepada anak usia 4 sampai 6 tahun dalam suatu proses belajar mengajar di pendidikan anak usia dini. Sedangkan langkah Mahmud membimbing pendidik PAUD melalui enam langkah proses pendidikan sains melalui kelas anak usia dini.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang, Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di