• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

Menurut Sondakh, jalan lahir terbagi menjadi dua, yakni jalan lahir keras dan jalan lahir lunak. Berbentuk segitiga dengan 3-5 ruas dan menyatu, pada saat melahirkan tulang belakang dapat terdorong ke belakang sehingga memperlebar jalan lahir. Menurut Sondakh, bidang Hodge dipelajari untuk mengetahui sejauh mana turunnya bagian terbawah janin ke dalam panggul pada saat persalinan, yaitu:

Cara penumpang atau janin bergerak sepanjang jalan lahir dipengaruhi oleh ukuran kepala janin, presentasi, letak, postur dan posisi janin. Menurut Sondakh, beberapa perubahan psikologis yang terjadi pada ibu bersalin yaitu rasa takut dan cemas, rasa pegal dan nyeri saat melahirkan, serta rasa takut saat melihat darah. Membantu ibu merasa nyaman dan aman selama proses persalinan, menghormati budaya, praktik keagamaan dan keyakinan serta melibatkan ibu dan keluarga dalam pengambilan keputusan.

Penolong persalinan adalah orang yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk membantu ibu pada saat melahirkan. Peran penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin (Rohani, et al.

Mekanisme Persalinan Normal

Rotasi sumbu internal adalah rotasi dari depan ke bagian paling bawah, yang memutar simfisis ke bawah. Pada presentasi posterior, bagian paling bawah adalah ubun-ubun kepala dan akan berputar ke depan menuju simfisis. Rotasi ini sangat penting karena menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir, terutama bagian tengah dan pintu keluar panggul.

Ketika kepala janin mencapai dasar panggul dan ubun-ubun berada di bawah simfisis, terjadi pemanjangan kepala janin. Sebab, sumbu jalan lahir di pintu keluar panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus membungkuk untuk melewatinya. Kepala yang dilahirkan kemudian mengalami restitusi, yaitu kepala bayi menghadap ke punggung anak.

Bahu melintasi pintu masuk secara miring, pada rongga panggul, bahu akan beradaptasi dengan bentuk panggul yang dilaluinya, bahu mengalami rotasi internal, dimana ukuran bahu (diameter bisa krom) ditempatkan di dalam. diameter anteroposterior lubang panggul bagian bawah. Setelah bahu bayi lahir, seluruh tubuh bayi lahir searah dengan sumbu jalan lahir.

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

Saat melahirkan, terjadi tekanan pada pleksus sakralis di bagian bawah janin sehingga menyebabkan retensi urin dan sering buang air kecil. Oleh karena itu anjurkan ibu untuk buang air kecil secara spontan minimal 2 jam sekali selama persalinan, bila tidak memungkinkan dapat dilakukan kateterisasi. Posisi melahirkan dapat dilakukan dengan duduk/setengah duduk, merangkak, jongkok/berdiri, dan berbaring miring ke kiri. e) Pengurangan rasa sakit.

Tahapan Persalinan

Menurut Sulistyawati dan Nugraheny, terjadi perubahan fisiologis tekanan darah pada ibu bersalin, seperti peningkatan tekanan darah saat kontraksi, disertai peningkatan sistol rata-rata 15-20 mmHg dan diastol rata-rata 5-10 mmHg. e) Suhu tubuh. Menurut Sulistyawati dan Nugraheny, perubahan ginjal pada kala I persalinan menyebabkan kandung kemih perlu sering dievaluasi (setiap 2 jam) untuk mendeteksi distensi dan juga dikosongkan untuk mencegah terhambatnya persalinan, hipotonia kandung kemih akibat tekanan berkepanjangan dan buang air kecil. retensi pada periode postpartum. h) Saluran pencernaan. A : Selaput ketuban pecah dan air ketuban bening. M : Selaput ketuban pecah dan air ketuban bening.

Informasi umum atau keterangan tentang nilai dan catatan pelayanan dari I. sampai IV. Tekanan pada otot-otot dasar panggul (Frankenhauser’s plexus) dari kepala janin menyebabkan pasien ingin mengejan (Sondakh, 2013:5) Tekanan pada otot-otot dasar panggul menyebabkan perineum menonjol dan melebar dengan terbukanya anus, labia. mulai terbuka dan tak lama kemudian kepala janin terlihat vulva saat nya (Sulistyawati dan Nugraheny Asuhan) kala II Kontraksi rahim menjadi kunci terjadinya persalinan kala II dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 10 menit, intensitas kontraksinya kuat, berlangsung lebih dari 40 detik a) Sensasi mengejan dan biasanya tidak dapat ditahan lagi.

Pantau tanda-tanda vital dengan frekuensi lebih tinggi dibandingkan pemeriksaan Tahap I. Tekanan darah dipantau setiap 15 menit dengan waktu pemeriksaan antar periode. Kontraksi rahim kemudian melepaskan seluruh plasenta dari rahim dan mendorongnya keluar dari vagina, yang disertai dengan keluarnya selaput ketuban dan bekuan darah retroplasenta. Plasenta terlepas dari satu titik dan turun ke dalam vagina melalui lubang di kantung ketuban. Permukaan janin dari plasenta muncul di vulva, meninggalkan cairan ketuban seperti payung terbalik saat terpisah dari dinding rahim.

Letakkan tangan dengan tekanan pada simfisis, kencangkan tali pusat, sehingga jika tali pusat masuk berarti plasenta tidak terlepas, namun jika tetap diam atau bergerak maju berarti plasenta terlepas. Bila terjadi cegukan maka rahim sedikit terdorong, jika tali pusat kembali berarti plasenta belum lepas, namun jika tetap diam atau turun berarti plasenta sudah lepas. Kencangkan tali pusat dan ketuk fundus. Jika tali pusat bergetar berarti plasenta belum lepas, tetapi jika tidak bergetar berarti plasenta sudah lepas.

Tujuan penatalaksanaan aktif kala III adalah menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif untuk memperpendek tiap kala, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah pada persalinan kala III dibandingkan dengan kala III fisiologis. Menurut Rohani, dkk, penatalaksanaan aktif tahap III terdiri dari tiga langkah utama, yaitu sebagai berikut. Warna vagina dan tampilan jaringan vagina dipengaruhi oleh peregangan yang terjadi pada kala dua persalinan.

Pemeriksaan unit plasenta memerlukan kemampuan bidan dalam mengidentifikasi jenis plasenta dan pemasangan tali pusat. Bidan harus mewaspadai apakah plasenta dan selaputnya masih utuh, dan apakah ada kelainan, seperti simpul sejati pada tali pusat.

Bayi Baru Lahir

Bayi yang baru lahir tidak bergerak. tidak terkoordinasi, pengaturan suhu tidak stabil, kontrol otot buruk, mudah terkejut dan anggota badan gemetar. Yaitu feses yang berwarna hitam kehijauan, lengket dan sedikit mengandung darah, dikeluarkan dalam waktu 24 jam pada 90% bayi baru lahir normal. Segera setelah lahir, kaji apakah bayi menangis, bernapas spontan dan teratur, atau lemas/lambat.

Kontak antara kulit bayi dan kulit ibu dibiarkan minimal satu jam segera setelah lahir, barulah bayi akan mencari payudara. itu terjadi dengan sendirinya. Asfiksia bayi baru lahir adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah dilahirkan (FKUI RSCM. Hipotermia adalah suatu keadaan bayi baru lahir dimana suhu tubuh <36o C dan kedua kaki serta tangan terasa dingin (Rukiyah.

Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Informasi tersebut digunakan untuk mengetahui keyakinan ibu terhadap denominasi yang dianutnya, untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan perawatan yang akan diberikan, untuk membimbing/membimbing ibu dalam berdoa dan untuk memberikan motivasi sesuai dengan keyakinannya, serta untuk mengidentifikasi dampaknya terhadap kesehatan saat melahirkan. d) Suku/bangsa. Hal ini berkaitan dengan sosial budaya yang dianut oleh ibu dan keluarganya, yang dapat mempengaruhi proses kelahiran. e) Pendidikan terakhir. Tingkat pendidikan mempengaruhi kemampuan memahami dan merespon instruksi saat melahirkan. f) Ketenagakerjaan.

Jika ingin mengetahui aktivitas sehari-hari ibu atau suami, ukurlah tingkat sosial ekonomi agar nasehat yang diberikan sesuai (Sulistyawati g) Pendapatan. Selain memberikan informasi lokasi sebaran ibu, informasi ini juga memberikan gambaran jarak dan waktu perjalanan ibu menuju tempat persalinan (Riwayat Pasien Sulistyawati a) Keluhan Utama. Data ini menjelaskan berapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan dan dapat dikorelasikan dengan usia kehamilan.

Data nifas diperlukan untuk mengetahui apakah terdapat komplikasi atau kelainan pada riwayat ibu nifas sebelumnya yang dapat mempengaruhi kelahiran saat ini. Penting untuk mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin timbul selama persalinan dan setelah melahirkan. Data ini penting untuk kita pelajari karena memberikan gambaran tentang suasana rumah tangga pasangan dan kepastian siapa yang akan mengawasi persalinan.

Hal yang perlu diteliti adalah pembengkakan/edema (tanda preeklamsia), pucat (kemungkinan anemia), ekspresi ibu (nyeri/kekhawatiran). b) Mata. Hal yang perlu diteliti adalah konjungtiva (konjungtiva pucat menandakan anemia yang mungkin mempengaruhi kelahiran), sklera, kebersihan, kelainan mata dan gangguan penglihatan (Rohani, 2013). Digunakan untuk mengetahui apakah ada kelainan atau pembesaran kelenjar getah bening dan apakah ada dada parotis (Sulistyawati e).

Menilai adanya kelainan pada perut dan memantau kesejahteraan janin, kontraksi rahim dan mengetahui kemajuan proses persalinan (Sulistyawati. Digunakan untuk melihat apakah ibu pernah menjalani operasi CS sehingga dapat ditentukan tindakan selanjutnya karena riwayat SC termasuk dalam skrining kelahiran (Rohani, 2013:84) Untuk menilai adanya kelainan pada anggota tubuh yang dapat menghambat atau mempengaruhi proses kelahiran, yang meliputi penilaian adanya edema dan varises.j) Data pendukung.

Interpretasi Data Dasar

Dalam pelayanan obstetri, istilah “masalah” dan “diagnosis” sama-sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis tetapi harus dipertimbangkan dalam membuat rencana yang komprehensif.

Identifikasi Diagnosa Potensial

Identifikasi Kebutuhan Segera

Intervensi

Memberikan perawatan ibu yang meliputi mengurangi nyeri, mengatur posisi ibu, memberikan cairan dan nutrisi, memungkinkan buang air kecil secara teratur, dan mencegah infeksi. Anjurkan ibu untuk tidak mengejan sebelum R terbuka penuh: mencegah kelelahan dan mencegah pembengkakan jalan lahir.

Implementasi

Evaluasi

Catatan Perkembangan

Tangan satunya lagi memegang kepala bayi untuk menjaga agar kepala bayi tetap tertekuk agar tidak bengkok dan membantu kepala bayi untuk dilahirkan. Anjurkan ibu untuk menelan perlahan atau bernapas cepat dan dangkal saat 1/3 kepala bayi berada di luar vagina. A: Terlihat tali pusat di depan vulva dan tanda-tanda solusio plasenta (perubahan bentuk dan tinggi rahim, tali pusat memanjang, pendarahan mendadak dan singkat.

Dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan klem lagi tali pusat 2 cm distal dari klem pertama. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu, dengan posisi lebih rendah dibandingkan puting susu ibu. S : Mengetahui apa yang dirasakan ibu pada kala IV, perasaan ibu terhadap kelahiran bayi dan ari-arinya, apakah senang/sedih/khawatir.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan: Teknik relaksasi pernafasan dan murottal Al Qur’an dapat mengurangi nyeri pada persalinan kala I fase aktif dan asuhan sayang ibu dapat diterapkan

harus menerapkan upaya pencegahan perdarahan pascapersalinan, diantaranya manipulasi minimal proses persalinan, penatalaksanaan aktif kala III, pengamatan melekat

Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan, dan mengurangi

Kala III Ny “A” hanya berlangsung 10 menit, manajemen aktif kala III yang dilaksanakan adalah pemberian suntikan oksitosin, penegangan tali pusat terkendali dan

Dapat memberikan masukan dan informasi pada masyarakat tentang system atau cara mengurangi nyeri pada primigravida kala I fase aktif persalinan fisiologis

Nyeri akut pada persalinan kala 1 aktif dapat dikontrol dengan teknik non farmakologi, aromaterapi merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dapat mengurangi

Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa posisi tegak (upright) selama persalinan kala I fase aktif memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan posisi lainnya

Berapa usia kehamilan, ditolong oleh siapa, berapa jam waktu persalinan, jenis persalinan, lama kala II, penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu meningkat, posisi janin