• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab iii kerangka konsep

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "bab iii kerangka konsep"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

38 BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Penjelasan :

Anak bawah lima tahun atau anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian yaitu usia anak di bawah lima tahun. Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita dibagi menjadi faktor langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung yaitu asupan makanan, pola makan, pemberian ASI Ekslusif, penyakit infeksi dan berat badan lahir. Untuk faktor tidak langsung yaitu pelayanan kesehatan dan sosial budaya yang mencangkup tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, pendapatan serta tradisi atau kebiasaan. Kerangka konsep di atas menjelaskan

Status Gizi Balita Tingkat Asupan

Konsumsi Energi dan Protein

Pemberian ASI Ekslusif

Berat Badan Lahir

(2)

39

bahwa yang akan diteliti pada penelitian ini adalah faktor langsung yang mempengaruhi status gizi balita yaitu asupan makanan, pemberian ASI Ekslusif dan berat badan lahir balita.

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel

a. Variabel status gizi balita merupakan variabel terikat (Dependent Variable) b. Variabel tingkat konsumsi energi dan protein, pemberian ASI Ekslusif dan

berat badan lahir merupakan variabel bebas (Independent Variable) 2. Definisi operasional variabel

Tabel 1.

Definisi Operasional Variabel No. Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur dan Cara Ukur

Hasil Ukur Skala

1. Tingkat Konsumsi Energi

Gambaran mengenai berbagai macam informasi yang

memberikan gambaran mengenai jumlah zat gizi energi yang dikonsumsi oleh balita setiap hari.

Diukur dengan wawancara menggunakan Formulir Kuesioner Semi Food

Frequency Questioinnaire (FFQ) dan aplikasi nutrysurvey

a) 0 = diatas AKG apabila jumlah energi

>120% AKG

b) 1 = normal apabila jumlah energi 90- 120% AKG

c) 2 = defisit tingkat ringan apabila jumlah energi 80-89% AKG

d) 3 = defisit tingkat sedang apabila jumlah energi 70-

Interval

(3)

40

79% AKG

e) 4 = defisit tingkat berat apabila jumlah energi < 70% AKG 2. Tingkat

Konsumsi Protein

Gambaran mengenai berbagai macam informasi yang

memberikan gambaran mengenai jumlah zat gizi protein yang dikonsumsi oleh balita setiap hari.

Diukur dengan wawancara menggunakan Formulir Kuesioner Semi Food

Frequency Questioinnaire (FFQ) dan aplikasi nutrysurvey

a) 0 = diatas AKG apabila jumlah energi

> 120% AKG

b) 1 = normal apabila jumlah energi 90- 120% AKG

c) 2 = defisit tingkat ringan apabila jumlah energi 80-89% AKG

d) 3 = defisit tingkat sedang apabila jumlah energi 70- 79% AKG

e) 4 = defisit tingkat berat apabila jumlah energi < 70% AKG

Interval

(4)

41 3. Pemberian

ASI Eksklusif

Bayi yang diberikan ASI tanpa

diberikan makanan, minuman atau cairan lain selain ASI kecuali vitamin dan obat pada saat usia 0 - 6 bulan.

Diukur dengan menggunakan Formulir Kuisioner yang memuat data mengenai pemberian ASI ekslusif pada balita.

a) ASI Eksklusif : bayi diberikan ASI tanpa diberikan makanan, minuman atau cairan lain selain ASI pada saat usia 0-6 bulan

b) Tidak ASI Eksklusif : bayi tidak diberikan ASI atau diberikan ASI dengan tambahan makanan atau minuman lain pada saat usia 0-6 bulan

Ordinal

4. Berat Badan Lahir

Berat badan lahir adalah berat badan neonatus pada saat kelahiran yang

ditimbang dalam waktu satu jam sesudah lahir.

Diambil dengan melihat catatan rekam medis atau buku KMS balita.

a) BBLR : berat badan lahir < 2500 gram

b) Normal : berat badan lahir > 2500 gram

Interval

5. Status Gizi Balita

Suatu keadaan yang

diakibatkan oleh

keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh

Diukur berdasarkan hasil pengukuran BB/U balita.

a) Berat badan sangat kurang (severely underweight) : < - 3 SD

b) Berat badan kurang (underweight) : - 3 SD sd < - 2 SD

c) Berat badan normal : - 2 SD sd + 1 SD

Interval

(5)

42 untuk berbagai

fungsi biologis, status gizi balita ditentukan berdasarkan indeks BB/U.

d) Risiko berat badan lebih : > +1 SD

3. Hipotesis penelitian

a. Ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi pada balita usia 1 – 5 tahun di UPTD. Puskesmas Klungkung I.

b. Ada hubungan antara tingkat konsumsi protein dengan status gizi pada balita usia 1 – 5 tahun di UPTD. Puskesmas Klungkung I.

c. Ada hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dengan status gizi pada balita usia 1 – 5 tahun di UPTD. Puskesmas Klungkung I.

d. Ada hubungan antara berat badan lahir dengan status gizi pada balita usia 1 – 5 tahun di UPTD. Puskesmas Klungkung I.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel independen yang diteliti dalam penelitian ini yaitu asupan energi balita, asupan protein balita, jenis kelamin, berat lahir balita, jumlah anggota

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara usia balita, riwayat pemberian ASI, asupan makanan, persepsi ibu, pola pengasuhan dengan status gizi balita..

Terdapat hubungan bermakna indikator makan beraneka ragam makanan dengan status gizi balita, sedangkan indikator pemberian ASI eksklusif, penimbangan berat badan

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara Berat Badan Lahir, pemberian ASI Ekslusif, Pemberian MP-ASI dan Asupan Energi dengan kejadian stunting pada

Faktor-faktor yang diteliti adalah karakteristik baduta yang terdiri (umur baduta, jenis kelamin, berat lahir, status gizi, asupan energi dan protein, pola asuh),

Penelitian Arifin (2012), menyatakan bahwa faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 6 sampai 59 bulan adalah berat saat lahir, asupan gizi balita, pemberian ASI,

Kurang gizi pada balita merupakan dampak dari rendahnya pemberian ASI ekslusif sampai 6 bulan dan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tidak tepat,

Tingkat asupan makanan balita juga dapat secara langsung mempengaruhi status gizi balita tersebut.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh makan dan asuh kesehatan