• Tidak ada hasil yang ditemukan

8.BAB III Lokasi dan Tata Letak Pabrik fix

N/A
N/A
Brielle Amora

Academic year: 2023

Membagikan "8.BAB III Lokasi dan Tata Letak Pabrik fix"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam mendirikan suatu pabrik, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan terhadap kemajuan pabrik tersebut. Lokasi pembangunan pabrik dan ketersediaan bahan baku merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu pabrik. Penentuan lokasi pabrik yang tidak tepat dapat menyebabkan kerugian pada pabrik tersebut. Oleh karena itu, pemilihan lokasi pabrik harus tepat berdasarkan perhitungan biaya produksi dan distribusi yang sesuai agar kelancaran operasional pabrik menjadi efektif (Peters dan Timmerhaus, 1991). Pada prarancangan pabrik gliserol dengan kapasitas 10.000 ton/tahun ini direncanakan akan dibangun di Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.

Gambar 3.1 Lokasi perencanaan pabrik gliserol (Google Earth, 2019)

3.1.1 Bahan Baku

Suatu pabrik komersial sebaiknya didirikan dekat dengan sumber bahan baku. Kedekatan sumber bahan baku dengan lokasi pabrik akan menjamin penyediaan bahan baku dan meminimalisir keterlambatan pasokan. Bahan baku

III-1

Pabrik CPO Lokasi Pabrik

(2)

utama pabrik biodiesel yang digunakan adalah Crude Palm Oil (CPO) yang diperoleh dari kebun sawit Tanjung Seumentoh, Kecamatan Karang Baru, Provinsi Aceh.

.

3.1.2 Transportasi

Faktor transportasi sangat perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi pabrik untuk mendukung distribusi bahan baku dan produk. Transportasi bahan baku tersebut berkaitan dengan sistem angkutan laut maupun darat, biaya pengangkutan, kelancaran dari proses dan penjualan dari hasil produksi, yaitu dengan jalan raya yang cukup baik sehingga kendaraan truk dapat melewatinya.

Lokasi pendirian pabrik gliserol berada di area yang dekat dengan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang cukup besar. Fasilitas trasportasi darat dan akses di tempat tersebut sudah baik. Sehingga pembelian bahan baku dan pemasaran produk dapat dilakukan dengan jalan darat.

3.1.3 Daerah Pemasaran

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasaran yaitu jarak pasar dengan pabrik (berdekatan), kemampuan serap pasar terhadap produksi, dan apakah ada pabrik lain sebagai saingan. Permintaan gliserol di pasaran cukup tinggi khususnya di kota-kota besar untuk memenuhi kebutuhan industri. Lokasi pabrik dipilih tidak jauh dari letak pasar agar mudah dalam pendistribusian produk.

Produk gliserol ini direncanakan akan dipasarkan di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik dan di luar negeri untuk diekspor ke negara- negara Eropa, Amerika dan Asia Pasifik.

3.1.4 Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan energi dan bahan baku sangat mempengaruhi keberlangsungan pabrik yang akan didirikan. Kebutuhan energi dan tenaga listrik untuk pengoperasian pabrik diperoleh dari PLN Kuala Simpang.

(3)

3.1.5 Persediaan Air

Kebutuhan air untuk industri diambil dari Sungai Tamiang yang merupakan sumber air terdekat dari lokasi pabrik. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan air adalah sumber air dapat memenuhi kebutuhan pabrik dalam jangka waktu yang panjang, kualitas air yang dapat disediakan dan jarak antara lokasi pabrik dengan sumber air. Kebutuhan air untuk proses, sarana utilitas dan domestik dapat dipasok dari sungai Tamiang yang letaknya tidak jauh dari lokasi pabrik dimana debit air sungai cukup besar menjamin kesinambungan persediaan air.

3.1.6 Perluasan dan Ekspansi

Perluasan dan ekspansi pabrik harus dipertimbangkan untuk menjaga kemungkinan meningkatnya kebutuhan akan produksi gliserol. Ekspansi pabrik sangat memungkinkan karena area tanah yang tersedia masih cukup luas.

3.1.7 Cuaca dan Kondisi Alam

Kondisi alam daerah Aceh Tamiang termasuk dalam iklim tropis basah.

Suhu udara beragam antara 27-33oC. Kondisi tanah relatif masih luas dengan struktur tanah kuat.

3.1.8 Tenaga Kerja

Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi terhadap tenaga kerja adalah tenaga skill, tenaga kerja yang dapat diserap dari sekitar lokasi pabrik, peraturan-peraturan terhadap tenaga kerja atau buruh dan asuransi tenaga kerja.

3.1.9 Limbah Pabrik

Limbah yang dihasilkan dari pabrik perlu adanya penanganan agar tidak mencemari lingkungan, maka dari itu perlu dilakukan proses treatment untuk mengurangi jumlah konsentrasi dari limbah tersebut sebelum di buang ke lingkungan.

(4)

3.1.10 Peraturan dan Undang-Undang yang Berlaku

Peraturan yang ditetapkan di daerah pembangunan pabrik perlu diperhatikan agar tidak merugikan pabrik. Pemilihan lokasi pabrik di Aceh Tamiang tidak mengalami banyak hambatan dari segi perundang-undangan karena sudah adanya izin mengenai kawasan industri yang meliputi bangunan, limbah pabrik dan keselamatan masyarakat (Perda nomor 31 tahun 2011 tentang retribusi izin mendirikan bangunan wilayah Kabupaten Aceh Tamiang).

3.2 Tata Letak Pabrik

Rancangan tata letak pabrik mencakup penyusunan area proses, area penyimpanan, dan area pemindahan dengan koordinasi yang efektif. Pada prinsipnya, penempatan (layout) area tersebut meliputi peralatan, struktur dan perpipaan. Sehingga, pertimbangan dalam akses pengoperasian dan pemeliharaan pabrik dapat berjalan dengan baik dan mendukung keselamatan kerja. Pengaturan dan tata letak yang efektif akan memberikan keuntungan sebagai berikut (Tim Penulis BRDST, 2008):

1. Memberikan ruang gerak sehingga mempermudah proses maintenance peralatan.

2. Memungkinkan pengawasan operasi dan proses yang baik.

3. Meningkatkan keselamatan kerja.

4. Menurunkan biaya produksi.

3.2.1 Luas Area yang Tersedia

Luas area harus disesuaikan dengan peralatan yang dibutuhkan sehingga diperlukan pengaturan pemakaian ruang. Untuk pemakaian ruang dipertimbangkan pula aksesibilitas operasi guna menghemat pemakaian tempat.

Selain itu, perlu adanya area kosong untuk pertimbangan kemungkinan perluasan pabrik.

3.2.2 Instalasi Peralatan

(5)

Penempatan tangki bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan nilai ekonomi yang tinggi, semakin efisien dana yang dikeluarkan.

Penempatan yang mudah dijangkau akan memudahkan dan sebaiknya keduanya ditempatkan di lokasi yang berdekatan.

3.2.3 Aliran Udara dan Cahaya

Pada area proses aliran udara harus diperhatikan, agar menghindari stagnasi udara yang dapat menyebabkan akumulasi bahan kimia berbahaya yang dapat mengancam keselamatan kerja. Selain itu, seluruh pabrik harus memiliki penerangan yang memadai untuk menghindari hal-hal berbahaya/beresiko di area proses.

3.2.4 Tata Letak Alat Proses

Letak dan penempatan alat-alat proses pabrik diusahakan agar dapat menekan biaya operasi dan menjamin keamanan produksi, sehingga dapat menguntungkan. Sebaiknya, letak ruang kontrol, perkantoran jauh dari area proses.

3.2.5 Fasilitas Pendukung Operasi

Fasilitas logistik yang meliputi bahan baku dan bahan pelengkap, fasilitas utilitas, serta bengkel untuk pemeliharaan dan perbaikan alat perlu didistribusikan secara ekonomis sehingga menghemat biaya.

3.3 Luas Area Pabrik

Luas area pabrik dalam prarancangan pabrik gliserol diperkirakan membutuhkan area sebesar 20.720 m2. Gambar 3.2 menunjukkan letak peralatan pabrik dan Gambar 3.3 menunjukkan luas area prarancangan pabrik gliserol.

(6)

Gambar 3.2 Layout peralatan pabrik gliserol

Tabel 3.1 Keterangan layout peralatan pabrik gliserol

No Kode Alat Nama Alat

1. BN-301 Bin

2. BT-101 Bleaching Tank

3. C-201 Kondensor Uap Flash Sweetwater

4. C-202 Kondensor Uap Evaporator

5. DC-201 Dekanter

6. E-101 Heater CPO

7. E-102 Heater Air Proses

8. E-201 Cooler Sweetwater

9. E-202 Cooler Asam Lemak I

10. E-203 Cooler Asam Lemak II

11. E-301 Cooler Gliserol

12. FP-101 Filter Press

13. FT-201 Tangki Flash Sweetwater

14. FT-202 Tangki Flash Asam Lemak

15. R-101 Reaktor Hidrolisis

16. T-101 Tangki Penampung CPO

17. T-102 Tangki Penampung CPO I

18. T-103 Tangki Penampung CPO II

19. T-201 Tangki Penampung Asam Lemak

20. T-202 Tangki Intermediet Gliserol

(7)

No Kode Alat Nama Alat

21. T-301 Tangki Penampung Gliserol

Gambar 3.3 Plant layout prarancangan pabrik gliserol

Tabel 3.2 Perincian luas area pembangunan prarancangan pabrik gliserol

No Penggunaan Lahan Luas (m2)

1 Pos Keamanan 18

2 Masjid 160

3 Poli Klinik 36

4 Perumahan 3600

5 Taman 96

6 Perpustakaan 289

7 Area Parkir 120

8 Gedung Perkantoran & Training 450

9 Ruang Laboratorium 289

10 Mushallah 36

11 Fire Station 240

12 Bengkel 120

13 Control Room 400

14 Gudang Bahan Baku 1.225

15 Area Utilitas 4.212

16 Area Proses 2.796

17 Area Perluasan 5.000

TOTAL 20.720

15

17 16

14 13 12 11

10

(8)

Referensi

Dokumen terkait

- Pendidikan asas perlu disediakan kepada semua kanak- kanak dan orang dewasa sesuai dengan sumber yang ada. Dalam jangka masa panjang sistem pendidikan formal dan tidak formal

Sumber air pabrik Ekosemen ini berasal dari Sungai Alur Panjupian, Desa Batu Itam, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh dan untuk memenuhi kebutuhan listrik diperoleh dari

memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air. Dinas Pekerjaan Umum Sumberdaya

Untuk melayani kebutuhan air bersih yang bisa memenuhi syarat secara kualitas dan ku- antitas dalam jangka panjang, maka dikem- bangkan jaringan pipa transmisi baru Ø

Oleh karena itu pabrik asam formiat perlu didirikan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun untuk diekspor sehingga meningkatkan devisa negara,

Sungai Aek Siancing mempunyai potensi besar dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat kelurahan negeri lama karena pada sungai Aek Siancing ini selain memiliki air

Air Baku adalah air yang dari sumber air yang perlu atau tidak perlu diolah menjadi air minum untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.. Air Minum adalah air yang dipergunakan oleh

Untuk melayani kebutuhan air bersih yang bisa memenuhi syarat secara kualitas dan ku- antitas dalam jangka panjang, maka dikem- bangkan jaringan pipa transmisi baru Ø 500 mm sepanjang