Pemilihan lokasi pabrik merupakan suatu hal yang harus diperhatikan setelah pemilihan proses dan penetapan desain pabrik. Penentuan lokasi suatu pabrik merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi produksi maupun distribusi suatu produk. Penentuan lokasi pabrik biasanya ditetapkan atas dasar orientasi pasar, sumber bahan baku, distribusi produk, dampak sosial, dan beberapa hal lainnya. Pemilihan lokasi pabrik yang tepat secara geografis, akan menghasilkan biaya produksi dan distribusi yang minimal, sehingga pabrik tersebut dapat berjalan efisien dan ekonomis serta menguntungkan.
Faktor utama adalah pabrik harus dibangun dengan production cost dan operating cost yang minimum, tetapi tersedianya area untuk perluasan pabrik merupakan hal yang patut dipertimbangkan. Keberhasilan dalam pencapaian suatu pabrik salah satunya dipengaruhi oleh perencanaan yang tepat dalam pemilihan lokasi (James, 2001). Pemilihan lokasi pabrik yang tepat akan meminimalkan biaya, baik biaya yang berkaitan dengan produksi maupun non-produksi. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh suatu pabrik untuk meminimalkan biaya produksi adalah dengan menempatkan lokasi pabrik dekat dengan bahan baku.
Lokasi pabrik dapat dilihat pada gambar 3.1. sebagai berikut:
Gambar 3.1. Peta Lokasi Pabrik Pembuatan Metil isobutyl Keton (Sumber: http://earth.google.co.id)
21
Kriteria yang harus dipertimbangkan untuk menetapkan lokasi pabrik adalah ketersediaan lahan, bahan baku, energi, aksesbilitas, transportasi, upah buruh, jaminan keamanan, daya serap pasar lokal, stabilitas politik, dan sarana penunjang lainnya. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik seperti letak konsumen atau pasar, sumber bahan baku, sumber tenaga kerja, air, suhu udara, listrik, lingkungan, masyarakat, dan sikap yang muncul, peraturan pemerintah, pembuangan limbah industri, fasilitas untuk pabrik dan fasilitas untuk karyawan. Berdasarkan beberapa aspek yang harus dipenuhi dalam pemilihan lokasi pendirian pabrik, maka pabrik pembuatan metil isobutil keton direncanakan dibangun di daerah Kawasan Industri Gresik, Jawa Timur. Faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi pabrik metil isobutil keton adalah sebagai berikut:
3.1.1. Ketersediaan Bahan Baku
Atas dasar pertimbangan yang diambil adalah apabila bahan baku yang dipakai mengalami penyusutan berat dan volume, bahan baku mudah rusak dan berubah kualitas, resiko kekurangan bahan baku tinggi. Sumber bahan baku yang dekat akan sangat membantu mengurangi biaya transportasi bahan baku tersebut.
Bahan baku pembuatan metil isobutyl keton adalah gas hidrogen yang didapat dari PT. Petrokimia Gresik yang berada di kawasan industry Gresik, Jawa Timur.
Bahan baku kedua adalah aseton yang langsung dari luar negeri, hal ini karena Indonesia belum dapat memproduksi aseton secara mandiri. Aseton yang diperoleh berasal dari perusahaan Mitsui & co yang mempunyai plant di Singapura.
Gambar 3.2. Lokasi Bahan Baku gas Hidrogen dari PT. Petrokimia Gresik (Sumber: http://earth.google.co.id)
3.1.2. Transportasi dan Pemasaran
Alasan yang mendasari pemilihan lokasi dekat dengan pemasaran adalah adanya kemudahan untuk mengurangi resiko kerusakan dalam pengangkutan bahan baku dan produk, apabila barang yang diproduksi memiliki sifat yang tidak tahan lama, dan biaya angkut mahal. Sarana transportasi yang baik akan memudahkan dalam distribusi bahan baku dan produk serta akan menentukan kegiatan pemasaran produk yang baik. Transportasi yang digunakan dapat berupa angkutan laut, kereta api, dan angkutan jalan raya.
Gambar 3.3. Jarak lokasi Pabrik dengan Jalan Raya (Sumber: http://maps.google.co.id)
3.1.3. Tenaga Kerja
Sumber tenaga kerja alternatif yang dipakai adalah apakah tenaga kerja yang dibutuhkan tenaga terampil dan tenaga kasar dengan pertimbangan tingkat upah rendah, budaya hidup sederhana, mobilitas tinggi sehingga jumlah gaji dianggap sebagai daya tarik, atau tenaga kerja terdidik, apabila pemisahaan membutuhkan fasilitas yang lebih baik, adanya pemikiran masa depan yang cerah, dan dibutuhkan keahlian di bidang tertentu.
3.1.4. Utilitas
Utilitas merupakan unit sarana penunjang pabrik yang penting dalam suatu kegiatan produksi, unit utilitas menunjang kegiatan pabrik seperti mensuplai
ketersediaan air, listrik, steam dan sarana pendukung lainnya. Sebaiknya lokasi pabrik berdekatan dengan sumber air dan listrik agar kegiatan operasional pabrik berlangsung efisien. Tenaga listrik dapat diperoleh dengan menggunakan generator sendiri, listrik PLN, dan dapat digunakan dua sirkuit yaitu berasal dari PLN dan generator sendiri (James, 2001). Adapun listrik didapat dengan dua sirkuit yaitu dari generator pabrik yang didirikan dan dari PLN.
3.1.5. Pembuangan Limbah
Pembuangan limbah industri berkaitan dengan tingkat pencemaran, sistem pembuangan limbah untuk perlindungan terhadap alam sekitar dan menjaga keseimbangan habitat. Pembuangan limbah metil isobutyl keton dilakukan dengan cara-cara pencegahan pencemaran lingkungan dengan melaksanakan teknologi bersih, memasang alat pencegahan pencemaran, melakukan proses daur ulang dan melakukan pengolahan limbah asam asetat guna menghilangkan bahan pencemaran sehingga memenuhi standar AMDAL.
3.2. Letak Pabrik
Letak peralatan dan bangunan di area pabrik harus dilakukan dengan perencanaan yang baik. Peletakan peralatan juga harus disesuaikan dengan proses yang ada dan ukuran peralatan yang digunakan dalam proses produksi metil isobutil keton. Selain itu perlu diperhatikan kondisi lingkungan pabrik seperti air, tanah, dan transportasi agar kegiatan operasional menjadi lebih teratur dan baik.
Letak peralatan akan mempengaruhi keteraturan dalam proses dan memudahkan dalam kegiatan operasional pabrik dan dapat lebih mengefisienkan cost untuk pembelian lahan. Peralatan pabrik baik alat proses, penyimpanan bahan baku dan produk, kantor, laboratorium, dan sarana transportasi harus diletakkan dengan baik sehingga tidak mengganggu jalannya proses produksi. Menurut Hendri (2009) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penataan peralatan dan bangunan di lingkungan pabrik yaitu:
1) Letak pabrik harus memperhatikan keamanan. Beberapa peralatan yang memiliki resiko tinggi harus diletakan pada wilayah yang terlindung dari bangunan dan perkantoran sekitar.
2) Letak peralatan pabrik harus berada didekat ruang kontrol sehingga apabila terjadi kesalahan dalam proses dapat ditangani dengan cepat.
Peralatan juga harus diletakan didekat unit pengoperasian dan unit perbaikan yang berguna untuk menunjang kegiatan operasional.
3) Biaya konstruksi diminimumkan dengan jalan menempatkan peralatan yang memberikan sistem pemipaan sependek mungkin diantara alat-alat proses, sehingga akan mengurangi daya tekan alat terhadap bahan/campuran, akibatnya akan mengurangi biaya variabel.
4) Kemudahan pemeliharaan alat juga dapat dipertimbangkan dalam penempatan alat-alat proses. Hal ini disebabkan karena pemeliharaan alat merupakan hal yang penting untuk menjaga alat beroperasi sebagimana mestinya dan berumur panjang. Penempatan alat yang baik akan memberikan ruang gerak yang cukup untuk memperbaiki maupun untuk membersihkan peralatan.
5) Distribusi utilitas haruslah berjalan dengan cepat, tepat dan ekonomis untuk menghemat biaya produksi.
6) Letak kantor, laboratorium, gudang, dan fasilitas penunjang lainnya harus dapat memenuhi syarat kesehatan dan berwawasan lingkungan.
7) Kemungkinan akan diadakannya perluasan pabrik di masa mendatang untuk pengembangan, oleh karena itu penggunaan tanah harus diperhitungkan bersamaan dengan rencana perluasan pabrik.
3.2.1. Gambar Tata Letak Peralatan
Gambar 3.4. Tata Letak Peralatan
Keterangan :
CD = Condenser R = Reactor
DC = Decanter RB = Reboiler
KOD = Knock Out Drum ACC = Accumulator
KD = Kolom Destilasi T = Tank
3.2.2. Gambar Tata Letak Pabrik
Gambar 3.5. Tata Letak Pabrik
3.3. Luas Area
Berdasarkan beberapa faktor yang diuraikan sebelumnya dan perkiraan dari rincian tata letak pabrik di gambar 3.4, maka direncanakan luas area pabrik yang akan didirikan memerlukan luas dengan perincian sebagai berikut :
1. Luas tanah untuk pabrik = 4,8305 Ha
2. Luas tanah area perkantoran = 3,2655 Ha
3. Luas area perluasan pabrik = 1,9039 Ha +
Total luas area = 10,0000 Ha