27
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian
Studi yang digunakan pada penelitian ini yaitu studi perbandingan (comparative study). Penelitian dengan menggunakan metode studi perbandingan dilakukan dengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan sebagai fenomena untuk mencari faktor-faktor apa, atau situasi bagaimana yang menyebabkan timbulnya suatu peristiwa tertentu (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan rangkaian waktu (time series design), yaitu rancangan pretest posttest dengan melakukan pengukuran dan observasi yang dilakukan lebih dari satu kali, sehingga dapat mengurangi pengaruh dari faktor lain di luar perlakuan. Peneliti memilih jenis penelitian tersebut untuk mengukur tanda-tanda vitalmeliputi temperatur, tekanan darah, nadi, dan pernafasan sebelum dan setelah pemberian infus hangat dan blower penghangat pada pasien pasca operasi dengan general anestesi.
Table 3.1. Menunjukkan Desain Penelitian Perbedaan Perubahan Tanda-Tanda Vital Antara Yang Diberi Infus Hangat Dan Blower Penghangat Pada Pasien Post Operasi Dengan General Anestesi.
Subyek Pre test Perlakuan Post test
KA O1 IA O2 O3 O4
KB O5 IB O6 O7 O8
5’ setelah keluar dari kamar operasi/sebelum intervensi
20 menit pasca operasi
35menit pasca operasi
50 menit pasca operasi Keterangan:
KA : Kelompok subjek yang diberi infus hangat KB : Kelompok subjek yang diberi blower penghangat O1 : Observasi pretest pada kelompok infus hangat O5 : Observasi pretest pada kelompok blower penghangat IA : Tindakan infus hangat
IB : Tindakan blower penghangat
O2-O4 : Observasi posttest pada kelompok infus hangat setiap 15 menit di RR O6-O8 : Observasi posttest pada kelompok blower penghangat setiap 15 menit di RR
3.2 Kerangka Kerja Penelitian
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian POPULASI
Pasien post operasi dengan general anestesi di Rumah Sakit Karsa Husada Batu sejumlah 160
.
SAMPEL
Sesuai dengan kriteria inklusi dengan sebanyak 32 pasien
ANALISIS DATA
Analisis dengan uji related t-test untuk pre dan post perlakuan
Uji independent t-test untuk post-post perlakuan KELOMPOK INTERVENSI
(Infus hangat) (16 orang)
KELOMPOK INTERVENSI (Blower penghangat sesuai standart RS)
(16 orang)
INTERPRETASI
α ≤ 0,05: H0Ditolak, α ≥ 0,05: H0Diterima SAMPLING
Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi
Informed consent pada pre operasi
OBSERVASI Pre test : 5 menit setelah masuk di RR atau sebelum dipasang blower
penghangat/penghangat infus Post test :
Setiap menit ke 20, 35, 50 pasca operasi dan setelah dipasang blower penghangat/penghangat infus
PENYAJIAN DATA
3.3 Populasi, Sampel, dan Sampling 3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu (Sugiyono, 2013).Populasi dalam penelitian ini adalah pasien post operasi general anestesi di ruang pemulihan RS Karsa Husada Batu yang berjumlah 160 pasien selama 3 bulan terakhir pada bulan Agustus 2018 – Oktober 2018.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2013).Besar kecilnya jumlah sampel sangat dipengaruhi oleh rancangan dan ketersediaan subyek dari penelitian itu sendiri. Polit dan Hungler (1999) menyatakan bahwa semakin besar sampel yang digunakan, semakin baik dan representative hasil yang diperoleh. Dengan kata lain, semakin besar sampel semakin mengurangi angka kesalahan. Penentuan besar sampel menurut Nursalam: 2008, sampel bisa diambil 20%-30% jika besar populasi ≤ 1000.
Berdasarkan populasi pasien pasca operasi dengan general anestesi di RS Karsa Husada Batu sebanyak 160 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien post operasi dengan general anestesi yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 32 orang.
Beberapa kriteria sampel yang digunakan oleh peneliti untuk menentukan apakah subjek yang akan diteliti tersebut dapat berpartisipasi dalam studi penelitian terdapat dalam kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2017). Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pasien post operasi dengan general anestesi yang dirawat di Rumah Sakit RS Karsa Husada Batu pada bulan Februari 2019 - Maret 2019.
2. Pasien operasi dengan general anestesibersifat elektif 3. Berusia 18-45 tahun
4. Suhu tubuh <360C di ruang pemulihan
5. Mendapatkan tindakan penghangatan pasif menggunakan selimut dari perawat ruang pemulihan
6. Pasien bersedia menandatangani informed consent
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab, antara lain :
1. Pasien post operasi general anestesi mengalami komplikasi yang mempengaruhi tanda-tanda vital seperti perdarahan dan luka bakar.
3.3.3 Sampling Penelitian
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2017). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010).Untuk pengambilan
sampel jika populasi ≤ 1000 maka sampel bisa diambil 20%-30%.Dalam penelitian ini sampel yang diambil yaitu 20% dari jumlah populasi yang akan dijelaskan dalam perhitungan berikut:
n = x jumlah populasi n = x 160
n = 32 responden Keterangan:
n : sampel 3.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari seseorang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan vaiabel terikat (dependent). Berikut penjelasan mengenai 2 variabel tersebut.
3.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas atau variabel independen yaitu variabel yang memengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain (Nursalam: 2017). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah infus hangat dan blower penghangat.
3.4.2 Variabel Terikat
Variabel terikat/variabel tergantung (variabel dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tanda-tanda vital (temperatur, tekanan darah, nadi dan pernafasan).
3.5 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan batasan yang digunakan untuk mendefinisikan variabel-variabel yang diteliti, beserta kriteria penilaiannya dan skala datanya (Syahdrajat, 2015). Definisi operasional dari setiap variabel akan dijelaskan dalam tabel 3.3.
No Variabel Definisi Operasional Parameter Instrumen Skala Skoring 1. Variabel
independen Infus hangat
Pemberian cairan kristaloid (RL) yang dihangatkan dengan cara memasang set infus warmer yang di set hingga mencapai
temperatur 380C, dengan kecepatan tetesan infus 20 tetes per menit selama 45 menit pada pasien pasca operasi dengan general anestesidi RR (SOP pemberian cairan infus hangat terlampir pada lampiran 1).
-Temperatur 380C - tetesan infus 20 tetes permenit
SOP Infus
hangat - -
2. Variabel independen Blower penghangat
Suatu pemberian udara hangatdengan
menggunakan mesin warm airsesuai standart rumah sakit yang
diobservasi pada 20, 35, dan 50 menit saat masuk di RR dan setelah
diberikan intervensi
-Temperatur 440C.
- -
- Tabel 3.2 Definisi Operasional
3. Variabel dependen Perubahan tanda-tanda vital
Yang dimaksud tanda- tanda vital adalah indikator dari status kesehatan (menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural, temperature, dan endokrin tubuh), yang meliputi temperatur, tekanan darah, nadi dan pernafasan.
- Perubahan temperatur
merupakan peralihan nilai temperatur yang diperoleh dengan melakukan observasi sebelum pemberian blower penghangat dan infus hangat pada 5 menit setelah masuk RR dan sesudah pemberian blower penghangat dan infus hangat pada menit ke 20, 35, 50 pasca operasi
yangdiobservasi menggunakan bed set monitor(lampiran pemasangan minitor terlampir pada lampiran 3)
- Perubahan tekanan darah merupakan peralihan nilai tekanan darah yang diperoleh dengan melakukan observasi sebelum pemberian blower penghangat dan infus hangat pada 5 menit setelah masuk RR dan sesudah pemberian blower penghangat dan infus hangat pada menit ke 20, 35, 50 pasca operasi yang
- Lembar
observsi tanda- tanda vital (terlampir pada lampiran 2)
Ordinal
Interval
Stabil:semua tanda-tanda vital normal
Kurang stabil : salah satu tanda- tanda vital tidak normal
Unstabil : dua atau lebih tanda- tanda vital tidak normal
Normal 36-380C
3.6 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
diobservasi
menggunakan bed set monitor
- Perubahan nadi merupakan peralihan nilai nadi yang
diperoleh dengan melakukan observasi sebelum pemberian blower penghangat dan infus hangat pada 5 menit setelah masuk RR dan sesudah pemberian blower penghangat dan infus hangat pada menit ke 20, 35, 50 pasca operasi yang diobservasi
menggunakan bed set monitor
- Perubahan pernafasan
merupakan peralihan nilai nafas yang
diperoleh dengan melakukan observasi sebelum pemberian blower penghangat dan infus hangat pada 5 menit setelah masuk RR dan sesudah pemberian blower penghangat dan infus hangat pada menit ke 20, 35, 50 pasca operasi yang diobservasi
menggunakan bed set monitor
Interval
Interval
Interval
Normal 90-120/60-90 mmHg
Normal 60-100 x/menit
Normal 12-20 x/menit
mudah untuk diolah (Arikunto, 2006).Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi yang berisi penilaian perubahan nilai tanda-tanda vital dan wawancara untuk pengambilan data demografi, sedangkan alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran dan observasi yaitu set monitor, panduan prosedur infus hangat, cairan infus, set infus, alat penghangat infus, dan blower penghangat (SOP infus hangat dan lembar observasiterlampir pada lampiran 1 dan 2).
3.7 Prosedur Pengumpulan Data 3.7.1 Tahap persiapan
1. Melakukan permohonan pengajuan surat ijin ke jurusan keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang untuk melakukan penelitian di RS Karsa Husada Batu 2. Melakukan pendekatan dan mengajukan permohonan ijin kepada pihak Diklat
dan kamar operasi Recovery Room (RR) RS Karsa Husada Batu untuk studi pendahuluan dan pengambilan data
3. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan penelitian kepada pasien dan keluarga pasien yang memenuhi kriteria untuk mendapatkan inform consent dijadikan sebagai responden (lembar inform consent terlampir pada lampiran 4) 3.7.2 Tahap Pelaksanaan
1. Peneliti melakukan wawancara untuk pengambilan data awal (data demografi) di ruang premedikasi
2. Pasien menjalani operasi di kamar operasi.
3. Pasien selesai operasi dan ditransfer ke ruang pemulihan
4. Peneliti mengobservasi temperature, tekanan darah, nadi, dan pernafasan menggunakan thermometer timpani dan monitor yang sudah terpasang sebelum diberi intervensi
5. Intervensi dilakukan pada pasien dengan suhu tubuh <360C
6. Pada kelompok perlakuan infus hangat peneliti memasang alat penghangat dan memasang set infus yang telah terpasang di responden kealat penghangat sesuai alur, lalu peneliti menutup alat penghangat serta member kertas aluminium foil pada selang infus di bagian bawah alat hingga insersi. Peneliti menekan tombol on pada alat penghangat, mengatur temperatur alat penghangat menjadi 380C, dan mengatur tetesan infus 20 tetes permenit.
7. Pada kelompok perlakuan blower penghangat perlakuan sesuai standart RS, selang blower diletakkan dibawah selimut sehingga udara hangat dapat konduksi ke tubuh pasien dengan pengaturan suhu 440C.
8. Peneliti mengukur temperatur, tekanan darah, nadi, dan pernafasan pada menit ke 20, 35, 50 pasca operasi pada pasien intervensi
9. Mencatat hasil observasi pada lembar observasi yang telah disiapkan
10. Semua data yang diperoleh dikumpulkan, lalu diolah sesuai tahapan pengolahan data dan analisa data
11. Menyajikan data hasil penelitian 3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.8.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang pemulihan (Recovery Room) di RS Karsa Husada Batu.
3.8.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2019 sampai Maret 2019.
3.9 Pengolahan Data
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan (Setiadi, 2013).
Notoadmodjo (2012) membagi kegiatan pengolahan data menjadi 4 tahap, antara lain:
a. Editing (Penyuntingan Data)
Hasil yang diperoleh atau dikumpulkan melalui observasi perlu disunting terlebih dahulu. Setelah hasil terkumpul, maka dilakukan pengecekkan kembali terhadap lembar observasi.
b. Coding
Coding yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data.
c. Data Entry (Memasukkan Data)
Yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.Hasil dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam program komputer. Hasil dalam penelitian ini dimasukkan dalam program SPSS 16.0.
d. Cleaning (Pembersihan Data)
Apabila data dari semua sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan- kesalahan kode, ketidaklengkapan,dansebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
3.10 Analisa Data
Data yang telah diolah baik pengolahan secara manual maupun menggunakan bantuan komputer, tidak akan ada maknanya tanpa dianlisis.
Menganalisis data tidak sekedar mendeskripsikan dan menginterprestasikan data yang telah dikelola. Keluaran akhir dari analisis data kita harus memperoleh makna atau arti dari hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo,2010).
3.10.1 Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010).Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya.Dalam analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Nursalam, 2017).Pada penelitian ini mendeskripsikan karakter umum responden dan nilai pengukuran masing-masing indikator tanda-tanda vital yaitu temperatur, tekanan darah, nadi, dan pernafasan.
Sedangkan dalam mempersentasikan data umum seperti usia, pendidikan, pekerjaan menggunakan rumus:
P = x 100%
Keterangan:
P : Prosentase
F : Jumlah kategori jawaban
N : Jumlah responden
Kemudian cara untuk melakukan interpretasi dengan cara mengikuti ketentuan sebagai berikut:
100% : seluruhnya
76-99% : hampir seluruhnya 51-75% : sebagian besar 50% : setengahnya
25-49% : hampir setengahnya 1-24% : sebagian kecil 0% : tidak satupun
3.10.2 Analisa Bivariat
Analisis bivariat akan menghasilkan hubungan antara dua variabel yang bersangkutan (variabel dependen dan variabel independen) (Notoatmodjo,2010).
Pada analisis bivariat ini yaitu untuk menganalisis uji beda masing-masing indikator tanda-tanda vital yang diberi infus hangat dan blower penghangat. Data yang akan diuji, terlebih dulu diuji normalitas datanya dengan menggunakan uji Kormogolov-Smirnov (Uji K-S). Apabila hasil uji normalitas data menunjukkan p
≥ 0.05 maka data berdistribusi normal. Namun apabila p ≤ 0.05 maka data tidak berdistribusi normal.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis uji komparasi pada tanda-tanda vital yang diberi infus hangat dan blower penghangat.Dilakukan uji komparasi pre dan post perlakuan dengan uji related t-test apabila data berdistribusi normal, apabila data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji Wilcoxon. Untuk menguji perbedaan pengaruh pemberian infus hangat dan blower penghangat
dilakukan uji komparasi post-post perlakuan dengan menggunakan uji independent t-test apabila data berdistribusi normal, namun apabila data tidak berdistribusi normal menggunakan uji komparasi Mann Whitney. Uji statistik dilakukan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Setelah dilakukan uji statistik akan dilakukan interpretasi di mana apabila α ≤ 0,05: H1 diterima H0 Ditolak dan apabila α ≥ 0,05: H1 ditolak H0Diterima.
3.11 Penyajian Data
Cara penyajian data penelitian dilakukan melalui berbagai bentuk.Pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yakni penyajian dalam bentuk teks (textular), penyajian dalam bentuk tabel, dan penyajian dalam bentuk grafik (Notoatmodjo, 2010).
3.12 Etika Penelitian
3.12.1 Prinsip Dasar Dan Kaidah Etika Penelitian
a. Menghormati harkat dan martabat manusia (recpect for human dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut.Disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi (berpartisipasi). Sebagai ungkapan, peneliti menghormati harkat dan martabat subjek penelitian, peneliti seyogyanya mempersiapkan formulir persetujuan subjek (inform concent).
b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak untuk tidak memberikan apa yang dikatahuinya kepada orang lain. Oleh sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan identitas subjek.Peneliti seyogyanya cukup menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden.
c. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an inclusiveness) Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian.Untuk itu, lingkungan penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian.Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan jender, agama, ras, etnis, dan sebagainya.
d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits)
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan subjek penelitian pada khususnya.Pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun kematian subjek penelitian.
3.12.2 Etika penelitian kesehatan 1. Hak-hak dan kewajiban Responden
Ha-hak responden, meliputi: a) hak untuk dihargai privasinya, b) hak untuk merahasiakan informasi yang diberikan, c). hak memperoleh jaminan keamanan atau keselamatan akibat dari informasi yang diberikan, dan d) hak memperoleh
imbalan atau kompensasi. Kewajiban responden, yaitu setelah adanya inform consent dari responden atau informan, artinya responden sudah mempunyai keterikatan dengan peneliti berupa kewajiban responden untuk memberikan informasi yang diperlukan peneliti.
2. Hak-hak dan kewajiban Peneliti
Hak peneliti yaitu, bila responden bersedia diminta informasinya (menyetujui inform consent), peneliti mempunyai hak memperoleh informasi yang diperlukan sejujur-jujurnya dan selengkap-lengkapnya dari responden atau informan. Apabila hak ini tidak diterima dari responden, dalam arti responden menyembunyikan informasi yang diperlukan, maka responden perlu diingatkan kembali terhadap inform consent yang telah diberikan. Berikut kewajiban peneliti, meliputi a) menjaga privasi responden, b) menjaga kerahasiaan responden dan c) memberikan kompensasi.