19 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk pra eksperimen yang hanya melibatkan satu kelompok saja sebagai kelompok eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining pada siswa kelas XI MA Guppi Samata Kabupaten Gowa.
B. Variabel dan Desain Penelitian
Desain pada penelitian ini adalah one-group pretest-posttest design.
Dimana desain penelitian yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 One-group pretest-posttest design
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
Sumber : Emzir (2007:96) Keterangan :
O1: Nilai pretest sebelum diterapkan model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining
O2: Nilai posttest setelah diterapkan model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining .
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi penelitian adalah siswa kelas XI MA Guppi Samata Kabupaten Gowa semester ganjil Tahun Ajaran 2017/2018. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MA Guppi Samata Kabupaten Gowa dengan siswa sebanyak 23 siswa, dengan siswa perempuan sebanyak 13 siswa dan siswa laki-laki sebanyak 10 siswa tahun pelajaran 2017/2018.
2. Sampel
Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan langkah-langkah yaitu : a) membuat kerangka penyampelan, yaitu seluruh kelas XI MA Guppi Samata Kabupaten Gowa yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas XIA IPA dan XIB IPA; b) Memilih satu kelas secara acak diantara dua kelas yang akan diteliti; c) Seluruh siswa yang berada pada kelas yang terpilih merupakan sampel dalam penelitian.
D. Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Efektivitas pembelajaran matematika adalah suatu ukuran keberhasilan yang menyatakan seberapa besar kriteria ketuntasan siswa dalam belajar matematika.
2. Hasil belajar matematika siswa adalah skor hasil tes matematika yang diperoleh siswa sebelum dan setelah diterapkan model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining.
3. Keterlaksanaan aktivitas siswa adalah rata-rata keterlaksanaan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
4. Respon siswa adalah tanggapan atau pendapat siswa terhadap proses pembelajaran.
5. Keterlaksanaan pembelajaran adalah kemampuan guru mengelola dan menerapkan serangkaian kegiatan pembelajaran yang direncanakan dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Adapun persiapan yang dilakukan sebelum penelitian yaitu:
a. Observasi pada sekolah yang akan diteliti.
b. Konsultasi dengan pembimbing, guru dan kepala sekolah untuk memohon agar peneliti diberi izin untuk melakukan penelitian di sekolah.
c. Membuat dan menyusun perangkat pembelajaran.
d. Membuat dan menyusun instrumen penelitian dalam bentuk tes hasil belajar matematika siswa, lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar angket respons siswa kemudian divalidasi oleh tim validator.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan yang dilakukan peneliti yaitu sekitar tiga minggu.
Pelaksanaan eksperimen dilaksanakan sebagai berikut:
a. Memberikan Pretest kepada siswa pada kelas yang terpilih.
b. Kelas yang terpilih akan diberikan perlakuan yaitu diajar dengan model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining.
c. Melakukan observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining berlangsung.
d. Melakukan observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran selama proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining berlangsung oleh rekan (observer).
e. Memberikan Posttest kepada siswa setelah diajar dengan model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining.
f. Memberikan lembar angket respons siswa setelah diajar dengan model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining.
3. Tahap Analisis Hasil Penelitian
Adapun dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data-data hasil penelitian yang diperoleh dari tes hasil belajar matematika siswa, lembar observasi siswa, lembar angket respon siswa, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
b. Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dan dibuatkan laporan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penelitian. Instrumen penelitian berfungsi sebagai alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan pengumpulan menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dengan demikian, instrumen harus relevan dengan masalah dan aspek yang akan diteliti agar
memperoleh data yang akurat. Adapun jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dibuat oleh peneliti kemudian divalidasi oleh tim validator sebelum melakukan penelitian. Instrumen ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sebagai salah satu indikator keefektifan pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining. Indikator yang digunakan untuk mengungkap kemampuan guru mengelola pembelajaran didasarkan pada kegiatan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan dalam RPP. Indikator kemampuan guru mengelola pembelajaran tersebut dijadikan aspek-aspek pengamatan dalam lembar observasi pengelolaan pembelajaran.
b. Tes Hasil Belajar
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan belajar siswa setelah pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining. Tes ini dibuat sesuai dengan materi yang diberikan selama penelitian ini berlangsung dengan menggunakan rubrik penilaian yang mempunyai kriteria tersendiri.
c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Aktivitas belajar matematika adalah proses komunikasi antara siswa dengan guru dalam lingkungan kelas sebagai hasil interaksi siswa dan guru atau siswa dengan siswa. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang
terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
d. Angket Respon Siswa
Angket respon siswa merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining.
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam memperoleh data yaitu sebagai berikut:
1. Tes hasil belajar digunakan untuk mengambil data tentang hasil belajar siswa.
2. Lembar observasi digunakan untuk memperloeh data tentang aktivitas siswa dan keterlaksanaan pembelajaran.
3. Lembar angket digunakan untuk memperloeh data tentang respon siswa.
H. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan dua macam analisis statistika, yaitu analisis statistika deskriptif dan analisis statistika inferensial.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif yaitu analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan skor hasil belajar matematika siswa sebelum dan setelah pembelajaran, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan respon siswa terhadap proses pembelajaran, dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran maka diperlukan analisis sebagai berikut:
a. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari skor yang diperoleh siswa dari pretest dan posttest. Untuk mengkategorikan skor hasil belajar siswa digunakan ketetapan Departemen Pendidikan Nasional pada tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2 Kategorisasi Standar yang Ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional
Nilai Kategori 0 – 54 Sangat rendah
55 – 64 Rendah
65 – 79 Sedang
80 – 89 Tinggi
90 – 100 Sangat Tinggi
Sumber: Departemen Pendidikan Nasional (Saraka, 2015:24)
Tabel 3.3 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Kelas XI MA Guppi Samata Kabupaten Gowa
Nilai Kriteria 0 ≤ x ˂ 80 Tidak Tuntas 80 ≤ x ≤ 100 Tuntas
Berdasarkan pada tabel 3.3 bahwa siswa yang memperoleh nilai 80 sampai 100 maka dapat dinyatakan tuntas dan siswa yang memperoleh nilai 0 sampai 79 maka siswa dinyatakan tidak tuntas dalam pembelajaran.
Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas apabila memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan yakni 80 sedangkan menurut Depdiknas (Trianto, 2010:241) ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 75% siswa di kelas tersebut telah dinyatakan tuntas dalam pembelajaran. Walaupun tidak mencapai kriteria ketuntasan hasil belajar tetapi terjadi peningkatan dari pretest ke posttest berarti lebih efektif setelah diterapkan model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining.
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gain (peningkatan) hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen. Gain diperoleh dengan cara membandingkan hasil pretest dengan hasil posttest. Gain yang digunakan untuk menghitung peningkatan hasil belajar matematika siswa adalah gain ternormalisasi (normalisasi gain). Adapun rumus dari gain ternormalisasi adalah:
dengan:
: Rata-rata skor tes akhir
: Rata-rata skor tes awal
: Skor maksimum yang mungkin dicapai
Untuk klasifikasi gain ternormalisasi terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.4 Klasifikasi Normalisasi Gain
Koefisien Normalisasi Gain Klasifikasi
g < 0,30 Rendah
0,30 ≤ g < 0,70 Sedang
g ≥ 0,70 Tinggi
b. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Indikator keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini apabila minimal 70% dari seluruh komponen pada lembar observasi aktivitas siswa memenuhi kriteria aktif (Nurdiana, 2014:94).
c. Analisis Angket Respon Siswa
Analisis yang dilakukan dalam hal ini adalah menentukan persentase rata- rata jumlah siswa yang memberi respon terhadap pembelajaran dengan menggunakan rumus:
̅
Keterangan:
̅ : Persentase rata-rata jumlah siswa yang memberi respon : Total nilai respon
n : Jumlah siswa yang merespon
Respon siswa terhadap pembelajaran dikatakan positif jika persentase respon siswa dalam menjawab “ya” untuk tiap poin pertanyaan minimal 75%
(Nurdiana, 2014:94).
d. Keterlaksanaan Pembelajaran
Penilaian yang dilakukan terhadap keterlaksanaan pembelajaran yang merupakan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran matematika melalui model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining adalah dengan mencari nilai kategori dari beberapa aspek penilaian yang diberikan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah yang dipergunakan untuk menentukan kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Melakukan rekapitulasi data, yaitu skor hasil penilaian pengamat kedalam setiap aspek yang dinilai.
2) Menentukan nilai rata-rata, yaitu skor hasil penilaian pengamat untuk setiap aspek yang dinilai. Nilai tersebut merupakn nilai Kemampuan Guru (KG)
Nilai kemampuan guru (KG), selanjutnya dirujuk pada interval kriteria kualitas desain yang diaptasi dari Bloom, Madaus dan Hasting (Saraka, 2015:15):
Tabel 3.5. Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran
Nilai rata-rata skor penilaian Kategori 1,00 – 1,49 Kurang baik
1,50 – 2,49 Cukup baik
2,50 – 3,49 Baik
3,50 – 4,00 Sangat baik
Kriteria keberhasilan aktivitas guru dalam penelitian ini dikatakan efektif apabila setiap aspek yang dinilai tingkat pencapaian nilai kemampuan guru memenuhi kriteria minimal cukup baik.
2. Analisis Statistik Inferensial
Sebelum mengadakan uji statistik inferensial yaitu dengan menggunakan statistik Uji-z dan Uji-t, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian Normalitas.
a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk melihat apakah data tentang hasil belajar matematika siswa sebelum dan setelah perlakuan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk pengujian tersebut digunakan uji Anderson Darly atau Kolmogorow Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05, dengan syarat:
Jika Pvalue ≥ α = 0,05 maka distribusinya adalah normal.
Jika Pvalue < α = 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.
b. Pengujian Hipotesis Penelitian
Setelah dilakukan uji normalitas selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji kesamaan rata-rata yaitu dengan menerapkan teknik uji-t untuk menganalisis ketuntasan hasil belajar siswa berdasarkan KKM serta untuk menganalis gain ternormalisasi. Uji-z untuk menganalisis ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal. Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang telah dipaparkan pada bab II.
1) Rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah diajar melalui model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining pada siswa kelas XI MA Guppi Samata Kabupaten Gowa minimal 80. Secara statistik dapat dituliskan sebagai berikut :
melawan Keterangan:
: Parameter ketuntasan belajar berdasarkan KKM H0 : Hasil belajar siswa tidak mencapai kriteria KKM H1 : Hasil belajar siswa telah mencapai kriteria KKM
Kriteria pengujian hipotesisnya adalah jika thitung > ttabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
2) Ketuntasan belajar matematika siswa setelah diajar melalui model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining pada siswa kelas XI MA Guppi Samata Kabupaten Gowa secara klasikal minimal 75%. Untuk pengujian secara statistik, dapat dituliskan sebagai berikut:
H0 : % melawan H1 : % Keterangan :
= Parameter ketuntasan belajar secara klasikal.
H0 : Hasil belajar siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan secara klasikal H1 : Hasil belajar siswa telah mencapai kriteria ketuntasan secara klasikal Kriteria pengujian hipotesisnya adalah jika Zhitung > Ztabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
3). Rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar melalui model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining pada siswa kelas XI MA Guppi Samata Kabupaten Gowa lebih dari 0,29 (kategori sedang). Secara statistik dapat dituliskan sebagai berikut:
0,29 melawan 0,29
Keterangan:
: Parameter skor rata-rata gain ternormalisasi.
H0 : Tidak terjadi peningkatan pada hasil belajar matematika siswa H1 : Terjadi peningkatan pada hasil belajar matematika siswa
Kriteria pengujian hipotesisnya adalah jika thitung > ttabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
I. Kriteria Efektivitas Pembelajaran Matematika
Kriteria ektivitas pembelajaran matematika dapat dikatakan efektif bila memenuhi beberapa aspek sebagaimana pada tabel 3.6 berikut ini.
Tabel 3.6 Kriteria Efektivitas Pembelajaran Matematika
No Aspek-aspek Syarat
1. Ketuntasan hasil belajar siswa
Meningkat secara signifikan dari hasil belajar pretest ke posttest
a. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas apabila memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan yakni 80.
b. Ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 75% siswa di kelas tersebut telah dinyatakan tuntas dalam pembelajaran matematika.
2. Aktivitas siswa dalam
pembelajaran
Kriteria aktivitas siswa dalam pembelajaran dikatakan aktifapabila apabila minimal 70% dari seluruh komponen pada lembar observasi aktivitas siswa memenuhi kriteria aktif
3.
4.
Respon siswa Keterlaksanaan pembelajaran
Respon siswa terhadap pembelajaran dikatakan positif jika persentase respon positif minimal 75%.
Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dikelas minimal 1,5 dalam kategori cukup baik
Sumber: Saraka (2015:27)