30 BAB III
METODE PENGEMBANGAN
3.1 Model Pengembangan
Model pengembangan merupakan prosedur yang ditempuh dalam melakukan suatu penelitian pengembangan. Pengembangan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif persentase. Pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan dan menciptakan sebuah produk kreasi berupa cookies dengan penambahan tepung kulit jeruk manis berdasarkan uji coba yang kemudian akan direvisi atau divalidasi hingga menghasilkan produk yang memiliki kelayakan optimal.
Prosedur pengembangan yang dilakukan oleh peneliti berawal dari adanya potensi atau permasalahan yang berada di masyarakat. Setelah menetapkan potensi dan permasalahan secara faktual, selanjutnya peneliti mulai mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut dalam bentuk jurnal, artikel, buku, dan resep. Berdasarkan data yang telah didapatkan, data tersebut menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan eksperimen pembuatan cookies dengan penambahan tepung kulit jeruk manis. Selanjutnya peneliti mengumpulkan limbah kulit jeruk manis untuk diolah menjadi tepung kulit jeruk manis. Peneliti melakukan percobaan dengan empat macam sampel produk dengan menggunakan perbandingan tepung terigu biasa dan tepung kulit jeruk
31 manis yang berbeda. Keempat sampel tersebut diujikan kepada lima orang ahli dalam bidang bakery dan pastry untuk mendapatkan satu sampel terbaik. Peneliti akan melakukan uji organoleptik dengan membagikan kuesioner serta sampel cookies kepada 25 panelis tidak terlatih untuk memberikan penilaian tentang rasa, tekstur, aroma, warna dan keseluruhannya. Kemudian peneliti akan mengujikan produk cookies tersebut ke laboratorium untuk mengetahui kandungan gizinya.
Hasil data yang telah diperoleh akan diolah dan dianalisis sehingga mendapat kesimpulan dari pengembangan ini.
3.2 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan merupakan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan yang harus dilaksanakan secara bertahap untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam prosedur pengembangan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Potensi dan Permasalahan
Penelitian ini berawal dari adanya potensi dan permasalahan. Potensi yang bila digunakan akan menambahkan nilai jual suatu produk serta permasalahan yang dapat dijadikan suatu potensi yang dapat didayagunakan. Dalam penelitian ini, masalah diangkat berdasarkan limbah kulit jeruk manis yang terus bertambah dan masih belum diketahui cara memanfaatkan limbah tersebut oleh kebanyakan masyarakat.
32 2. Pengumpulan Data
Setelah mendapatkan potensi dan masalah, selanjutnya dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan perencanaan produk yang akan dikembangkan guna mengatasi masalah tersebut.
3. Desain Produk
Desain produk adalah rancangan produk yang akan dikembangkan didasarkan pada informasi yang telah didapatkan sebelumnya. Tahap desain produk pengembangan ini dimulai dengan mendesain produk, mengumpulkan bahan dan peralatan, menentukan waktu dan tempat pengembangan, dan merancang cara untuk memproses produk yang dikembangkan.
4. Uji Coba Produk
Uji coba dilakukan setelah dilakukan validasi dari para ahli. Pada tahap awal dilakukan uji coba kepada panelis tidak terlatih. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar menentukan tingkat efisiensi, kelayakan, dan daya tarik produk yang dikembangkan. Bagian ini terdiri dari: desain uji coba yang dilakukan dalam tiga tahapan, subyek coba yang telah diidentifikasi sesuai dengan karakteristik subyek, jenis data yang berkaitan, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data disertai dengan uraian yang lebih rinci.
33 5. Analisis Data
Peneliti menganalisis data yang diperoleh dari uji organoleptik maupun uji laboratorium. Peneliti akan menganalisis empat sampel uji coba yang telah dilakukan. Peneliti dapat mengetahui sampel manakah yang terbaik.
Peneliti juga menganalisis hasil uji organoleptik sehingga didapatkannya hasil data meliputi rasa, aroma, tekstur, warna dan keseluruhannya dari para panelis.
6. Produk Akhir
Wujud akhir produk yang dikembangkan memerlukan kajian yang obyektif. Kajian didasarkan pada landasan teoretik yang telah dibahas dan hasil kajian mengarah kepada peluang untuk memanfaatkan produk tersebut.
3.2.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 1. Bahan
Dalam penelitian ini, bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan cookies adalah tepung kulit jeruk manis. Berikut ini merupakan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan cookies dengan penambahan tepung kulit jeruk manis:
Tabel 3.1 Bahan Pembuatan Cookies dengan Penambahan Tepung Kulit Jeruk Manis
No. Bahan Jumlah Satuan Harga (Rp) Total Harga (Rp) 1. Tepung Kulit Jeruk
Manis 30 gram - -
2. Tepung Terigu 120 gram 9.500/kg 1.140
Sumber: Data Diolah (2017)
34 Tabel 3.1 Bahan Pembuatan Cookies dengan Penambahan Tepung Kulit
Jeruk Manis (Lanjutan)
4. Gula Pasir 120 gram 12.000/kg 1.440
5. Garam 2 gram 3.000/500gr 12
6. Telur ½ butir 21.000/17 btr 618
7. Baking soda 2 gram 2.500/100gr 50
8. Ekstrak Vanila 3 miligram 4.500/250ml 54
9. Air Perasan Jeruk 20 miligram - -
TOTAL 4.924
Sumber: Data Diolah (2017)
2. Peralatan Penelitian
Berikut ini merupakan peralatan yang digunakan dalam pembuatan cookies dengan penambahan tepung kulit jeruk manis. Jumlah peralatan yang digunakan serta harga peralatan secara terperinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2 Peralatan Penelitian Cookies dengan Penambahan Tepung Kulit Jeruk Manis
No. Bahan Jumlah Satuan Harga Jumlah (Rp)
1. Bowl 3 buah 17.500 42.500
2. Mixer 1 buah 97.500 97.500
3. Spatula Plastik 2 buah 2.000 4.000
4. Loyang 1 buah 15.000 15.000
5. Mini ice cream scoop 1 buah 22.500 22.500
6. Timbangan Digital 1 buah 90.000 90.000
7. Saringan 1 buah 8.500 8.500
8. Oven 1 buah 230.000 230.000
9. Packaging 1 pak 2.000 8.500
10. Food Processor 1 buah 875.000 875.000
TOTAL 1.393.500
Sumber: Data Diolah (2017)
35 3.2.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti membutuhkan waktu sekitar empat bulan yaitu pada bulan Desember 2017 hingga Maret 2018. Lokasi penelitian dilakukan di rumah peneliti yakni di Sawunggalih I No. 8 Jurangombo Selatan, Magelang.
Tabel 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian No. Hari dan
Tanggal
Kegiatan Lokasi
1. Minggu, 17/12/2017
Percobaan 1:
Pembuatan tepung kulit jeruk manis dengan cara melakukan pemilihan, pengupasan, pengeringan, dan penghalusan pada bagian flavedo dan albedo jeruk manis.
Pembuatan cookies dengan penambahan tepung kulit jeruk manis untuk menguji keberhasilan resep dan percobaan pembuatan tepung.
Hasil: Cookies sangat mudah hancur dan rasa sedikit getir.
Sawunggalih I No.8,
Jurangombo Selatan, Magelang 2. Senin,
18/12/2017
Percobaan 2:
Pembuatan tepung kulit jeruk manis dengan cara melakukan pemilihan, pengupasan, pengeringan, dan penghalusan pada bagian flavedo saja.
Pembuatan cookies dengan penambahan tepung kulit jeruk manis untuk menguji keberhasilan resep dan percobaan pembuatan tepung.
Hasil: Tekstur dan rasa cookies dirasa cukup oleh peneliti.
3. Kamis,
21/12/2017 Percobaan 3:
Pembuatan tepung kulit jeruk manis dengan cara melakukan pemilihan, pengupasan, pengeringan, dan penghalusan pada bagian albedo saja.
Pembuatan cookies dengan penambahan tepung kulit jeruk manis untuk menguji keberhasilan resep dan percobaan pembuatan tepung.
Hasil: Cookies sangat mudah hancur dan rasa sangat getir.
4. Selasa,
26/12/2017 Pembuatan sampel untuk diuji:
a. Uji coba I:
120 gram tepung terigu tanpa campuran tepung kulit jeruk manis.
b. Uji coba II:
40 gram tepung kulit jeruk manis dan 120 gram tepung terigu.
Sumber: Data Diolah (2017)
36 Tabel 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian (Lanjutan)
c. Uji coba III:
30 gram tepung kulit jeruk manis dan 120 gram tepung terigu.
d. Uji coba IV:
40 gram tepung kulit jeruk manis dan 120 gram tepung terigu.
5. Sabtu, 30/12/2017
Pengujian hasil uji coba kepada panelis yang terlatih dalam bidang bakery dan pastry.
Tempat masing- masing panelis 6. Rabu,
03/01/2018 Pembuatan tester cookies untuk dibagikan kepada panelis.
Sawunggalih I No.8,
Jurangombo Selatan, Magelang 7. Jumat,
05/01/2018
Uji organoleptik:
Membagikan tester cookies dan kuesioner kepada panelis.
a. Jalan Pemuda 201/233, Magelang b. Univ. Atma
Jaya, Yogyakarta c. Univ. Sanata
Dharma, Yogyakarta d. SMA
Tarakanita Magelang 8. Kamis,
11/01/2018
Pengolahan data hasil uji organoleptik.
Sawunggalih I No.8,
Jurangombo Selatan, Magelang 9. Rabu,
17/01/2018
Uji laboratorium:
Melakukan uji laboratorium pada cookies yang terbaik dengan parameter uji yang telah ditentukan.
Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya (Jl. Jagir
Wonokromo No.
360, Surabaya) 10. Jumat,
02/02/2018 Pengambilan hasil uji laboratorium.
11. Rabu, 07/02/2018
Uji laboratorium:
Melakukan uji laboratorium pada cookies yang terbaik dengan parameter uji yang telah ditentukan.
CV. Chem-Mix Pratama (Kretek, Yogyakarta) 12. Kamis,
22/02/2018 Pengambilan hasil uji laboratorium.
13. Sabtu, 24/02/2018
Pengolahan seluruh data hasil uji laboratorium.
Sawunggalih I No.8,
Jurangombo Selatan, Magelang Sumber: Data Diolah (2017)
37 3.2.3 Proses Pembuatan Tepung Kulit Jeruk Manis dan Cookies dengan
Penambahan Tepung Kulit Jeruk Manis 1. Proses Pembuatan Tepung Kulit Jeruk Manis
Dalam pembuatan tepung kulit jeruk manis ini, peneliti melakukan beberapa tahapan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Proses Pembuatan Tepung Kulit Jeruk Manis Sumber: Data Diolah (2017)
Berdasarkan Gambar 3.1, dapat dijabarkan proses pembuatan tepung kulit jeruk manis adalah sebagai berikut:
a. Kupas kulit jeruk hanya pada bagian flavedo (bagian luar berwarna oranye) jeruk manis yang masih segar. Indikator kulit jeruk yang dapat digunakan adalah kulit jeruk yang masih mempunyai tekstur halus dan tebal, tidak ada bercak-bercak hitam, bentuk buah jeruk yang agak oval, kulit yang kendur serta warna oranye yang mencolok.
b. Cuci bersih kulit jeruk dengan air yang mengalir, sesekali disikat menggunakan sikat halus guna menghilangkan kotoran yang menempel.
c. Tiriskan kulit jeruk yang telah dicuci bersih dan usap kulit jeruk dengan menggunakan kain lap bersih.
Kupas Kulit Jeruk Cuci Bersih Tiriskan
Jemur selama 2-3 hari dibawah sinar matahari Giling
Ayak hingga halus
Tepung Kulit Jeruk Manis Uji laboratorium
38 d. Jemur kulit jeruk dengan alami menggunakan sinar matahari, selama dua hingga tiga hari atau hingga mengering dengan maksimal. Jangka waktu proses pengeringan tergantung dari temperatur sinar matahari dan ukuran serta kandungan air pada kulit jeruk itu sendiri. Indikator kulit jeruk yang telah kering dengan maksimal adalah kulit jeruk dapat dipatahkan dengan mudah.
e. Giling kulit jeruk yang sudah dikeringkan sempurna dengan menggunakan food processors hingga hancur menjadi serbuk halus.
f. Ayak hasil gilingan kulit jeruk dengan ayakan. Lakukan tiga kali pengayakan agar mendapat tepung yang halus dengan maksimal.
g. Tepung kulit jeruk manis yang sudah halus dapat disimpan di dalam plastik ziplock atau jar kaca.
h. Pengujian kandungan gizi pada tepung kulit jeruk manis di laboratorium.
39 2. Proses Pembuatan Cookies dengan Penambahan Tepung Kulit Jeruk
Manis
Dalam pembuatan cookies dengan penambahan tepung kulit jeruk manis ini, peneliti melakukan beberapa tahapan sebagai berikut:
Gambar 3.2 Proses Pembuatan Cookies dengan Penambahan Tepung Kulit Jeruk Manis
Sumber: Data Diolah (2017)
Whisk flour, orange peel powder, baking soda, and salt
Beat butter, both sugars with mixer
Add eggs and vanilla extract
Add flour mixture
Scoop the dough
Bake in 350oF for 10 minutes, bake again for 16-18 minutes
Cookies with orange peel flour
40 Berdasarkan Gambar 3.2, dapat dijabarkan proses pembuatan cookies dengan penambahan tepung kulit jeruk manis adalah sebagai berikut:
a. Campurkan bahan kering yaitu tepung, tepung kulit jeruk manis, baking soda, dan garam kemudian ayak sampai halus.
b. Kocok mentega, gula pasir, dan brown sugar.
c. Masukkan telur dan kocok hingga mengembang.
d. Masukkan ekstrak vanila kemudian aduk sampai rata.
e. Masukkan adonan kering dan aduk menggunakan spatula.
f. Cetak adonan dan panggang dengan suhu 350 derajat fahrenheit selama kurang lebih sepuluh menit, keluarkan. Kemudian panggang lagi sekitar 16 hingga 18 menit.
3.3 Uji Coba Produk
Uji coba produk ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan kelayakan produk yang dikembangkan agar bermutu tinggi dan tepat sasaran. Dalam bagian ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam uji coba produk adalah sebagai berikut:
3.3.1 Desain Uji Coba
Pelaksanaan uji coba dilakukan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan produk yang dilakukan dengan cara menyerahkan sampel produk yang dikembangkan beserta sejumlah kuesioner penilaian yang berupa pertanyaan yang akan diberikan kepada panelis secara langsung. Kuesioner yang peneliti sebarkan
41 berbentuk pertanyaan dengan menggunakan Skala Likert dari sangat suka, suka, agak suka, tidak suka, sangat tidak suka. Pada desain uji coba produk pengembangan ini dibagi menjadi dua tahapan, yaitu uji coba perorangan dan uji coba lapangan.
1. Uji Coba Perorangan
Peneliti melakukan uji coba satu per satu yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan dan untuk mengetahui saran dan kritik yang berkaitan. Uji coba perorangan atau biasanya disebut validasi dilakukan oleh validator yaitu para ahli yang berkompeten dalam bidang yang berkaitan dengan produk yang dikembangkan oleh peneliti.
2. Uji Coba Lapangan
Uji coba lapangan dilakukan untuk mengetahui apakah produk yang dikembangkan telah menuju kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dan layak untuk dikonsumsi serta untuk mengetahui respon panelis dengan mengambil sampel sebanyak 30 panelis tidak terlatih yang berbeda.
3.3.2 Subyek Uji Coba
Subyek uji coba yang digunakan peneliti adalah 25 panelis tidak terlatih dan lima panelis terlatih. Subyek yang dipilih oleh peneliti dalam pengembangan ini menggunakan teknik pengumpulan subyek secara non-probability sampling dengan kategori purposive sampling. Subyek uji coba dalam pengembangan ini dibagi menjadi dua bagian yang terdiri dari:
42 1. Subyek Ahli di Bidang Isi dan Perancangan Produk
Subyek ahli di bidang isi produk yang dilibatkan adalah orang yang ahli dan berpengalaman dalam bidang isi dan perancangan produk yang dikembangkan oleh peneliti, yaitu lima orang ahli yang berkompeten di bidang bakery dan pastry.
2. Subyek Sasaran Pemakai Produk
Subyek sasaran pemakai produk dalam pengembangan ini adalah 25 panelis tidak terlatih yang menyukai produk bakery dan pastry yang berada di kota Surabaya.
3.3.3 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2017:14) menyatakan bahwa:
penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.
Penyebaran kuesioner atau angket dilakukan kepada panelis terlatih maupun tidak terlatih untuk memberikan penilaian, eksperimen dilakukan untuk menguji hipotesis yang bersangkutan, observasi dilakukan sebagai pengamatan dan pencatatan terhadap pelaksanaan pengembangan, sedangkan uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui kandungan gizi terhadap produk yang dikembangkan.
43 Dalam penelitian ini, teknik sampel yang digunakan oleh peneliti adalah teknik non-probability sampling dengan kategori purposive sampling. Menurut Sugiyono (2017:124) “purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Teknik ini mengacu pada pengumpulan data berdasarkan pada kriteria-kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Penentuan kriteria ini dimaksudkan agar peneliti dapat memastikan bahwa data yang diambil dapat mewakili informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.
Panelis yang terlibat dipilih secara acak berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Telah menyatakan kesediaannya untuk menjadi panelis.
2. Tidak buta warna serta gangguan psikologis.
3. Menyukai produk yang berhubungan dengan bakery dan pastry.
4. Tidak memiliki riwayat alergi terhadap produk olahan yang terdapat di dalamnya.
3.3.4 Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2017:308) menyatakan bahwa “teknik pengumpulan data merupakan langkah paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.” Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner atau angket yang dibuat oleh peneliti.
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan data yang akurat dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
44 seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2017:134).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis kuesioner atau angket dengan pemberian nilai sebagai berikut:
Tabel 3.4 Skor Skala Likert Lima Kategori Respon
Jawaban Bobot Penilaian
Sangat Tidak Suka (STS) 1
Tidak Suka (TS) 2
Agak Suka (AS) 3
Suka (S) 4
Sangat Suka (SS) 5
Sumber: Data Diolah (2017)
Dalam analisis datanya, Skala Likert ditransformasikan ke dalam angka.
Berikut merupakan tingkat Skala Likert yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Angka 5 untuk Sangat Suka.
2. Angka 4 untuk Suka.
3. Angka 3 untuk Agak Suka.
4. Angka 2 untuk Tidak Suka.
5. Angka 1 untuk Sangat Tidak Suka.
3.3.5 Analisis Data
Analisis data yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif persentase. Menurut Sugiyono (2017:207) menyatakan bahwa:
analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mantabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari setiap variabel yang
45 diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teknik analisis data ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil uji coba produk. Hasil analisis data menjadi dasar penyempurnaan penelitian pengembangan ini. Berikut ini disajikan beberapa metode yang digunakan untuk analisis data adalah sebagai berikut:
1. Metode Eksperimen
Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode yang digunakan untuk mencari pengaruh sebuah perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2017:107). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan empat kali eksperimen terhadap produk cookies dengan bahan dasar tepung kulit jeruk manis agar didapatkannya resep yang tepat dengan hasil yang memuaskan. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan empat sampel dengan perbandingan tepung kulit jeruk manis dan tepung terigu biasa. Keempat sampel ini dibuat dengan tujuan untuk diujikan kepada para ahli di bidang bakery dan pastry agar dapat dievaluasikan, dinilai keberhasilannya dan menemukan formula cookies yang enak.
2. Metode Observasi
Menurut Triyono (2013:112) menyatakan bahwa “penelitian observasi adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung dengan mengamati langsung tingkah laku obyek penelitian.” Metode observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi hasil eksperimen dari keempat sampel pembuatan cookies dengan penambahan tepung kulit jeruk manis.
46 Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi hasil akhir untuk diambil satu yang terbaik sehingga dapat dikembangkan proses penelitiannya.
3. Uji Laboratorium
Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui kandungan gizi meliputi protein, gula total, lemak, kadar air, kadar abu, serat kasar, vitamin C, kalori dan yang paling utama kandungan serat pangan yang terkandung pada produk cookies dengan penambahan tepung kulit jeruk manis. Uji laboratorium dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya, Jalan Jagir Wonokromo 360, Surabaya dan Laboratorium Analisa CV. Chem-Mix Pratama di Kretek, Jambidan, Yogyakarta. Hasil data dari uji laboratorium kemudian akan dianalisis dan ditarik kesimpulannya.
4. Uji Organoleptik
Menurut Ayustaningwarno (2014:1) menyatakan bahwa “pengujian organoleptik berperan penting dalam pengembangan produk.” Dalam penelitian ini uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui respon panelis terhadap cookies dengan penambahan tepung kulit jeruk manis. Penilaian yang diujikan adalah rasa, tekstur, warna, aroma, dan secara keseluruhannya. Cookies dengan penambahan tepung kulit jeruk manis akan diujikan kepada lima orang ahli dalam bidang bakery dan pastry terlebih dahulu. Para ahli akan mencoba empat sampel cookies dengan perbandingan yang berbeda-beda tiap sampelnya. Para ahli akan diberikan kuesioner untuk menilai setiap sampel yang tersedia. Dari hasil tersebut kemudian peneliti akan mengujikan kepada 25 panelis tidak terlatih. Sampel terbaik yang telah terpilih akan diujikan ke laboratorium.
47 5. Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2017:207) menyatakan bahwa “statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.”
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode statistik deskriptif untuk memproses data uji organoleptik yang sudah peneliti lakukan dengan membagikan 30 sampel produk dan kuesioner kepada panelis. Setiap panelis akan mendapatkan empat jenis sampel cookies dengan penambahan tepung kulit jeruk manis yang berbeda. Hasil data kuesioner yang telah didapatkan akan dianalisis dan dipaparkan dalam bentuk diagram batang. Melalui diagram batang tersebut, dapat diketahui tingkat kesukaan panelis terhadap cookies dengan penambahan tepung kulit jeruk manis.