67
BAB III
METODE PERENCANAAN 3.1. Garis Besar Tugas Akhir
Secara garis besar, Tugas Akhir ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yang digambarkan dalam bentuk diagram alir pada Gambar 3.1.
MULAI
STUDI LITERATUR
Buku, Jurnal, dan Peraturan Perencanaan
PRELIMINARY DESIGN 1. Balok
2. Kolom 3. Flat slab 4. Dinding geser
PERMODELAN STRUKTUR
Melakukan tiga tahap permodelan struktur bangunan GPK pada program SAP2000, yaitu :
1. Permodelan Geometri Struktur 2. Permodelan Material Struktur 3. Permodelan Pembebanan Struktur
PENENTUAN SISTEM STRUKTUR
Penentuan sistem struktur berdasarkan data sekunder dan studi literatur
A
PENGUMPULAN DATA 1. Shopdrawing GPK 2. Data tanah
B PERENCANAAN STRUKTUR TANGGA
Perencanaan dimensi dan penulangan tangga PERENCANAAN ATAP
Desain atap menggunakan elemen struktur baja
68
Gambar 3.1. Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir Sumber: Penulis, 2017
A
DESAIN PENULANGAN STRUKTUR 1. Flat slab
2. Kolom 3. Balok 4. Dinding geser 5. Sloof
GAMBAR TEKNIK - Gambar denah
- Gambar tampak - Gambar potongan - Gambar detail penulangan
SELESAI
NOT OK
EVALUASI STRUKTUR Kontrol kapasitas nominal
terhadap gaya dalam berdasarkan persyaratan
perencanaan ANALISIS STRUKTUR
BANGUNAN Analisis gempa dan kontrol
simpangan bangunan gedung
B
OK OK
NOT OK
DESAIN PONDASI - Spesifikasi tiang pancang - Jumlah tiang pancang - Daya dukung tiang pancang
69
3.2. Prosedur Perencanaan 3.2.1. Pengumpulan Data
Tugas Akhir ini dilaksanakan menggunakan data-data lapangan yang dikumpulkan sebagai informasi untuk menunjang pengerjaan. Data tersebut berupa data spesifikasi gedung dan data tanah setempat yang digunakan sebagai objek perencanaan modifikasi. Data tersebut adalah:
1. Spesifikasi Gedung
a. Nama gedung : Gedung Parkir Klandasan
b. Lokasi gedung : Jln. Jenderal Sudirman, Balikpapan Kota, Balikpapan
c. Fungsi gedung : Gedung Parkir d. Jumlah lantai : 8 lantai
2. Data Mutu Bahan
a. Mutu beton : 30 MPa b. Mutu baja : fy-240, fy-420 3. Data Tanah (Lampiran C)
3.2.2. Studi Literatur
Studi literatur merupakan proses untuk mempelajari literatur-pustaka yang berkaitan dengan perencanaan, diantaranya:
A. Jurnal
1. Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Rawat Inap Rumah Sakit dengan menggunakan Sistem Flat Slab dan Shear Wall oleh Ade Rose Rahmawati (2013); dan
2. Perencanaan Modifikasi Struktur Gedung Rumah Susun dengan menggunakan Sistem Flat Slab dan Dinding Geser (2013).
B. Peraturan Perencanaan
1. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 03-1726-2012);
2. Beban Minimum untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727-2013) sebagai dasar untuk menentukan beban yang diizinkan untuk merencanakan suatu bangunan gedung
70
dimana peraturan ini memuat beban-beban yang harus diperhitungkan;
3. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 2847- 2013) sebagai acuan dalam melakukan perencanaan struktur bangunan dengan menggunakan material beton bertulang agar hasil aman dan ekonomis;
4. Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI 1729- 2015) sebagai acuan yang memuat dasar perencanaan konstruksi baja pada bangunan gedung; dan
C. Buku Perencanaan
1. Desain Beton Bertulang oleh Chu Kia Wang dan Charles G. Salmon, (1992)
2. Tabel Profil Konstruksi Baja oleh Ir. Rudy Gunawan sebagai acuan spesifikasi dan dimensi profil baja yang digunakan pada rangka atap.
3.2.3. Penentuan Sistem Struktur
Struktur bangunan direncanakan dengan menggunakan sistem ganda dengan kombinasi Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) yang diwakili dengan penggunaan flat slab dengan drop panel dan Sistem Dinding Struktural (SDS) yang diwakili dengan penggunaan shear wall. Pada struktur ini, beban akibat gravitasi dipikul oleh rangka sedangkan beban lateral dipikul oleh dinding geser (shear wall). Perencanaan struktur utama meliputi flat slab, dinding geser, kolom, dan balok tepi. Sedangkan struktur sekunder meliputi pelat, tangga, ramp, dan balok untuk lift.
3.2.4. Perencanaan Struktur Sekunder
A. Desain Tangga
1. Data perencanaan tangga 2. Perencanaan desain awal tangga
Perhitungan mencari lebar dan tinggi injakan dan tebal pelat ekivalen menggunakan persamaan:
60 𝑐𝑚 ≤ 2𝑡 + 𝑙 ≤ 65 𝑐𝑚 Dimana :
T = tinggi injakan
71 L = lebat injakan
α = kemiringan tangga
3. Pembebanan yang terjadi pada struktur tangga
Pembebanan yang terjadi pada tangga meliputi beban mati dan beban hidup yang terjadi pada tangga dan bordes
4. Perhitungan gaya dalam
Perhitungan gaya dalam dilakukan dengan menggunakan metode statis tertentu dengan perletakan sendi-rol.
5. Perhitungan penulangan
Perhitungan kebutuhan tulangan tangga berdasarkan momen
maksimum yang terjadi pada setiap bentang baik bagian pelat tangga maupun pelat bordes.
3.2.5. Preliminary Design Struktur Primer
Desain prarencana meliputi perencanaan dimensi elemen struktur seperti pelat, kolom, balok, dan dinding geser yang akan digunakan dalam analisis dan tahap perencanaan selanjutnya.
A. Perencanaan Dimensi Pelat
Perencanaan pelat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Menentukan jenis pelat satu arah atau dua arah 2. Merencanakan tebal pelat
B. Desain Drop Panel
Perencanaan pelat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi panjang bentang pelat 2. Merencanakan tebal dan lebar drop panel C. Perhitungan Dimensi Dinding Geser
Tata letak dinding geser menggunakan jenis frame wall, yaitu dinding geser terletak di antara dua kolom dan berada di sisi luar gedung. Perencanaan pelat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi tipe dinding geser berdasarkan lebar dan tinggi area 2. Merencanakan dimensi dinding geser
72
D. Perhitungan Dimensi Balok
Elemen balok digunakan pada tepi bangunan yang selanjutnya disebut balok tepi dengan langkah perencanaan sebagai berikut:
1. Menentukan panjang bentang balok
2. Menentukan dimensi (tinggi dan lebar) balok E. Perhitungan Dimensi Kolom
Perencanaan kolom dilakukan dengan menghitung beban yang dipikul pada luasan tributary area. Dalam mendesain kolom, satu buah kolom memikul beban yang terdapat di atasnya sehingga jumlah lantai memengaruhi besar beban yang dipikul kolom. Oleh karenanya, akan terjadi pengecilan dimensi kolom pada setiap lantai atau beberapa lantai. Selain itu, perencanaan kolom dilakukan pada minimum dua titik pikul, yaitu kolom eksterior dan kolom interior.
3.2.6. Permodelan Struktur
Permodelan dilakukan dengan menggunakan program bantu berupa aplikasi SAP2000. Permodelan yang dilakukan terdiri dari tiga tahap, yaitu :
a. Permodelan Geometri
Permodelan geometri adalah tahap untuk merencanakan bentuk gedung dan elemen-elemen struktural. Bentuk gedung direncanakan berdasarkan denah existing GPK oleh Dinas PU Balikpapan. Sedangkan elemen-elemen struktural direncanakan berdasarkan peraturan berlaku.
b. Permodelan Material
Permodelan material adalah tahap untuk merencanakan kekuatan material di setiap elemen struktural. Pada dasarnya tahap ini menentukan berat jenis material dan mutu tegangan material.
c. Permodelan Pembebanan
Permodelan pembebanan adalah tahap untuk merencanakan beban yang diterima oleh struktur berdasarkan peraturan berlaku. Beban-beban tersebut diaplikasikan melalui kombinasi pembebanan. Secara umum, beban tersebut adalah sebagai berikut :
Pada proses pembebanan struktur, dilakukan perhitungan beban-beban yang terjadi pada GPK.
73 A. Beban mati
Beban mati pada GPK adalah berat bahan konstruksi yang terdefinisikan pada material dan beban mati tambahan yang dimodelkan sebagai beban luar. Pada beban mati dilakukan kontrol berat bangunan, yaitu antara berat bangunan model dan berat bangunan perhitungan manual.
B. Beban hidup
Beban hidup pada GPK adalah beban yang terjadi sesuai fungsi GPK, yaitu gedung parkir dan ruang pertemuan pada lantai atas. Beban hidup diinput sebagai beban luar dimana nilai beban sesuai dengan jenis atau peruntukan suatu ruangan/area.
C. Beban impak
Beban impak pada GPK dimasukkan dengan mengalikan nilai impak pada beban hidup di area yang telah ditentukan.
D. Beban angin
Beban angin dihitung secara manual dimana beban dimasukkan sebagai beban luar arah X dan arah Y.
E. Beban gempa
Beban gempa dihitung secara manual dalam bentuk grafik spektrum respons yang didefinisikan pada program.
3.2.7. Analisis Struktur
Pada proses analisis struktur, dilakukan kontrol terhadap simpangan bangunan, kontrol ketidakberaturan torsi, dan mendapatkan nilai gaya dalam.
A. Analisis Gempa
B. Kontrol simpang antar lantai (drift)
Kontrol simpangan dilakukan sesuai dengan SNI-1726-2012 melalui persamaan:
𝛿𝑥 =𝐶𝑑. 𝛿𝑥𝑒 𝐼 dimana:
δx = defleksi pada lantai ke-x Cd = faktor pembesaran defleksi I = faktor keutamaan gedung
74
3.2.8. Desain Rangka Atap
A. Desain Kapasitas Baja
Hasil gaya dalam elemen rangka atap GPK dihitung terhadap kapasitas profil baja berdasarkan SNI 1729-2015.
B. Desain Sambungan
Desain sambungan pada rangka atap menggunakan sistem mero untuk setiap joint batang.
3.2.9. Desain Tulangan Struktur Utama
Desain tulangan dilakukan meliputi perhitungan perencanaan tulangan lentur, geser, tarik dan tekan pada elemen utama struktur, yaitu pelat, balok tepi, kolom, dan dinding geser.
A. Pelat
Perencanaan pelat menghasilkan dimensi penampang beton bertulang yang memiliki tulangan longitudinal untuk menahan gaya lentur pada baja. Pada penampang kritis antara pertemuan kolom dan pelat direncanakan drop panel dan tulangan geser untuk menahan punching shear.
B. Balok
Perencanaan balok menghasilkan dimensi penampang beton bertulang yang memiliki tulangan baja yaitu:
1. Tulangan longitudinal untuk menahan lentur 2. Tulangan transversal untuk menahan gaya geser 3. Tulangan torsi untuk menahan gaya torsi
C. Kolom
Perencanaan kolom dengan menggunakan diagram interaksi gaya aksial dan gaya momen. Perencanaan kolom menghasilkan dimensi penampang beton bertulang yang memiliki tulangan baja yaitu:
1. Tulangan longitudinal untuk menahan lentur 2. Tulangan transversal untuk menahan gaya geser 3. Tulangan torsi untuk menahan gaya torsi
75 D. Dinding Geser
Perencanaan dinding geser menggunakan diagram interaksi gaya aksial dan gaya momen. Perencanaan kolom menghasilkan dimensi penampang beton bertulang yang memiliki tulangan baja yaitu:
1. Tulangan horizontal dan vertikal 2. Tulangan longitudinal
3. Tulangan confinement E. Sloof
Perencanaan sloof menggunakan diagram interaksi gaya aksial dan gaya momen. Perencanaan kolom menghasilkan dimensi penampang beton bertulang yang memiliki tulangan baja yaitu:
1. Tulangan longitudinal untuk menahan lentur 2. Tulangan transversal untuk menahan gaya geser 3. Tulangan torsi untuk menahan gaya torsi
3.2.10. Desain Pondasi
Pondasi pada GPK menggunakan jenis pondasi tiang pancang. Perencanaan pondasi tiang pancang menggunakan data tanah berdasarkan hasil uji Standard Penetration Test (SPT) oleh Politeknik Negeri Samarinda. Perencanaan pondasi menggunakan pondasi spun pile dengan spesifikasi yang disediakan oleh perusahaan PT. WIjaya Karya Beton. Spesifikasi tiang pancang terlampir pada Lampiran 2.
3.2.11. Produksi Gambar Teknik
Model akhir dari struktur bangunan yang telah dimodifikasi digambarkan dalam bentuk gambar kerja dengan program bantu AutoCAD. Gambar kerja yang diproduksi berupa denah, tampak, potongan, dan detail penulangan.
76
*Halaman ini sengaja dikosongkan*