10 Universitas Muhammadiyah Riau
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Rumbai pada Bulan Agustus 2019. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Fisika Terpadu Universitas Muhammadiyah Riau.
3.2. Metode Penelitian
Diagram alir penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 3.1 berikut ini:
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian Pengambilan Data Primer Pengumpulan Data Sekunder
Klasifikasi Karakteristik Banjir (Rendah, Sedang dan Tinggi)
Menentukan Jumlah Sampel Perkelurahan di Kecamatan Rumbai (Metode Slovin)
Menentukan Tingkat Bahaya Banjir (Rendah, Sedang dan Tinggi)
Klasifikasi Berdasarkan Kondisi Sosial, Ekonomi dan Fisik Studi Literatur
Survei Lapangan
Menghitung Nilai Kerentanan Berdasarkan Kondisi Sosial, Ekonomi dan Fisik
Kesimpulan
Menentukan Tingkat Kerentanan Wilayah Terhadap Banjir Analisis
Universitas Muhammadiyah Riau
Studi literatur adalah pengumpulan bahan-bahan yang diperlukan sebagai referensi dalam melakukan penelitian. Bahan-bahan tersebut berupa jurnal dan skripsi.
3.2.2.Survei Lapangan
Survei lapangan adalah melihat secara langsung kondisi daerah yang menjadi objek penelitian. Melakukan wawancara Ke Kantor Camat dan Kantor Kelurahan yang ada di Kecamatan Rumbai untuk mendapatkan informasi mengenai data banjir.
3.2.3. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari kantor kelurahan masing-masing daerah penelitian, dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1. Pengumpulan Data Sekunder
No Data Sekunder
1 Kepadatan penduduk
2 Penduduk usia tua
3 Penduduk usia muda
4 Pekerja sektor informal
5 Kemiskinan penduduk
6 Kepadatan bangunan
7 Bangunan tidak permanen
3.2.4. Menentukan Jumlah Sampel
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan Persamaan Slovin untuk mendapatkan data tinggi genangan, lama genangan dan frekuensi genangan dalam satu tahun kejadian. Jumlah sampel yang digunakan ditentukan berdasarkan Persamaan 2.3 dan total jumlah sampel setiap kelurahan disajikan pada Tabel 3.2
3.2.5. Pengambilan Data Primer
Data primer merupakan data yang langsung diambil atau dikumpulkan dari lapangan, data yang diambil yaitu lama genangan (jam), tinggi genangan (cm) dan frekuensi genangan (kejadian) disetiap Kelurahan yang ada di Kecamatan Rumbai. Pengambilan data diperoleh melalui metode survei lapangan dengan kuisioner (Lampiran 1).
Universitas Muhammadiyah Riau
Tabel 3.2. Jumlah Sampel Penelitian
No. Kelurahan Jumlah Sampel
1 Sri Meranti 20
2 Palas 5
3 Umban Sari 13
4 Rumbai Bukit 4
5 Muara Fajar Timur 4
6 Agrowisata 4
7 Maharani 2
8 Rantau panjang 1
9 Muara Fajar Barat 3
Total Sampel 52
3.2.6. Klasifikasi Karakteristik Banjir
Klasifikasi karakteristik banjir yaitu mengelompokkan data tinggi genangan (cm), lama genangan (jam) dan frekuensi genangan (kejadian). Klasifikasi karakteristik banjir terbagi dalam tiga kelas yaitu rendah, sedang dan tinggi. Nilai dari setiap variabel komponen karakteristik banjir diperoleh dari perka BNPB Tahun 2012 (Lusi Santry, 2016).
1. Tinggi Genangan Banjir (cm)
Variabel tinggi genangan banjir memiliki nilai ketetapan yang sudah diketahui dari para ahli. Nilai tinggi genangan didapat dari hasil kali skor dan bobot, dimana bobot tinggi genangan banjir diperoleh dari Perka BNPB tahun 2012. Nilai tinggi genangan banjir digunakan untuk menentukan kelas pada tinggi genangan, jika nilainya 0,41 dan memiliki kedalaman <75 cm, maka tinggi genangan banjir termasuk kedalam kelas rendah, dapat dilihat pada Tabel 3.3 (Perka BNPB, 2012).
Tabel 3.3. Skoring Tinggi Genangan Banjir
No. Ketinggian Kelas Skor Bobot Nilai
1 <75 cm Rendah 1 0,41
2 76-90 cm Sedang 2 41 % 0,82
3 >100 cm Tinggi 3 1,23
Sumber: (Perka BNPB, 2012) 2. Lama Genangan Banjir (jam)
Lama genangan banjir adalah seberapa lama suatu tempat tergenang oleh air. Nilai lama genangan banjir didapat dari hasil kali skor dan bobot, dimana
Universitas Muhammadiyah Riau
genangan banjir digunakan untuk menentukan kelas pada lama genangan, jika nilainya 1,26 dan lama genangannya >24 jam, maka lama genangan banjir termasuk ke dalam kelas tinggi, Lama genangan banjir memiliki ketetapan yang sudah diketahui dari para ahli dapat dilihat padaTabel 3.4 (Perka BNPB, 2012).
Tabel 3.4. Skoring Lama Genangan Banjir
No. Lama Genangan (jam) Kelas Skor Bobot Nilai
1 <11 jam Rendah 1 0,42
2 12-23 jam Sedang 2 42 % 0,84
3 >24 jam Tinggi 3 1,26
Sumber: (Perka BNPB, 2012) 3. Frekuensi Genangan Banjir (kejadian)
Frekuensi genangan banjir adalah seberapa sering bencana banjir terjadi dalam satu tahun, nilai dari frekuensi genangan banjir didapat dari hasil kali skor dan bobot, dimana bobot diperoleh dari Perka BNPB tahun 2012. Nilai frekuensi genangan banjir digunakan untuk menentukan kelas pada frekuensi genangan, jika nilai frekuensi genangan banjir 0,54 dan frekuensi genangannya sebanyak 3-5 kejadian dalam 1 tahun, maka frekuensi genangan banjir termasuk ke dalam kelas sedang, dapat dilihat pada Tabel 3.5 (Perka BNPB, 2012).
Tabel 3.5. Skoring Frekuensi Genangan Banjir
No. Kejadian Banjir Kelas Skor Bobot Nilai
1 0-2 Rendah 1 0,27
2 3-5 Sedang 2 27 % 0,54
3 6-20 Tinggi 3 0,81
Sumber: (Perka BNPB, 2012)
3.2.7. Menentukan Tingkat Bahaya Banjir Kecamatan Rumbai Tingkat bahaya banjir di tentukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengklasifikasikan nilai tinggi genangan banjir di setiap kelurahan berdasarkan Tabel 3.3.
2. Mengklasifikasikan nilai lama genangan banjir di setiap kelurahan berdasarkan Tabel 3.4.
3. Mengklasifikasikan nilai frekuensi genangan banjir di setiap kelurahan berdasarkan Tabel 3.5.
4. Menjumlahkan nilai tinggi genangan, lama genangan dan frekuensi genangan banjir di setiap kelurahan.
Universitas Muhammadiyah Riau
5. Hasil penjumlahan tersebut dapat dilihat berdasarkan Tabel 3.6 skoring tingkat bahaya banjir (Sholahuddin, 2010).
Tabel 3.6. Skoring Tingkat Bahaya Banjir Kecamatan Rumbai
No Kelas Tingkat Bahaya Banjir Skor
1 Kelas rendah <2
2 Kelas sedang 2 – 3
3 Kelas tinggi >3
Sumber: (Sholahuddin, 2010)
3.2.8. Klasifikasi Berdasarkan Kondisi Sosial, Ekonomi Dan Fisik
Klasifikasi adalah mengelompokkan data berdasarkan kondisi sosial, ekonomi dan fisik. Kondisi tersebut dihitung berdasarkan kelurahan yang ada di Kecamatan Rumbai.
1. Kondisi Sosial
Parameter yang digunakan untuk kondisi sosial adalah kepadatan penduduk, penduduk usia tua dan penduduk usia balita.
a. Kepadatan Penduduk (KP)
Kepadatan penduduk memiliki satuan jiwa/km2 dihitung menggunakan Persamaan 3.1, berdasarkan penelitian Lusi Santry tahun 2016 yang menggunakan persamaan jumlah penduduk (jiwa) dibagi luas wilayah (km2). Skor dan bobot diperoleh dari Perka BNPB tahun 2012. Kepadatan penduduk diklasifikasikan ke dalam tiga kelas yaitu rendah ( <500 jiwa/km2), sedang (600-900 jiwa/km2) dan tinggi (>1000 jiwa/km2) dapat dilihat pada Tabel 3.7 (Perka BNPB, 2012).
...(3.1) Tabel 3.7. Skoring Kepadatan Penduduk (KP)
No. Kelas Indeks Skor Klasifikasi Bobot Nilai
1 <500 jiwa/km2 1 Rendah
60%
0,6
2 600-900 jiwa/km2 2 Sedang 1,2
3 >1000 jiwa/km2 3 Tinggi 1,8
Sumber: (Perka BNPB, 2012) b. Persentase Penduduk Usia Tua (PUT)
Penduduk usia tua diperoleh dari hasil bagi jumlah penduduk usia tua dan jumlah penduduk total dikali 100 persen dapat dilihat pada Persamaan 3.2. Skor
Universitas Muhammadiyah Riau
diklasifikasi ke dalam tiga kelas yaitu rendah, sedang dan tinggi dapat dilihat pada Tabel 3.8 (Perka BNPB, 2012).
...(3.2) Tabel 3.8. Skoring Persentase Penduduk Usia Tua (PUT)
No. Kelas Indeks Skor Klasifikasi Bobot Nilai
1 <20 % 1 Rendah
40%
0,4
2 20-40 % 2 Sedang 0,8
3 >40 % 3 Tinggi 1,2
Sumber: (Perka BNPB, 2012) c. Persentase Penduduk Usia Balita (PUB)
Penduduk usia balita diperoleh dari hasil bagi jumlah penduduk usia balita dan jumlah penduduk total dikali 100 persen dapat dilihat pada P ersamaan 3.3.
Skor dan bobot diperoleh dari Perka BNPB tahun 2012. Persentase penduduk usia balita diklasifikasi ke dalam tiga kelas yaitu rendah, sedang dan tinggi dapat dilihat pada Tabel 3.9 (Perka BNPB, 2012).
...(3.3) Tabel 3.9. Skoring Persentase Penduduk Usia Balita (PUB)
No. Kelas Indeks Skor Klasifikasi Bobot Nilai
1 <20 % 1 Rendah
40%
0,4
2 20-40 % 2 Sedang 0,8
3 >40 % 3 Tinggi 1,2
Sumber: (Perka BNPB, 2012) 2. Kondisi Ekonomi
Parameter yang digunakan untuk kerentanan kondisi ekonomi adalah persentase penduduk miskin dan persentase pekerja sektor informal.
a. Persentase Penduduk Miskin (PPM)
Persentase penduduk miskin diperoleh melalui jumlah surat miskin yang dikeluarkan setiap tahunnya perkelurahan dibagi jumlah penduduk (KK) dikali 100 persen dapat dilihat pada Persamaan 3.4 (Lusi santry, 2016). Nilai skoring dan klasifikasi dari penduduk miskin merupakan ketetapan yang diperoleh dari sumber Perka BNPB Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Universitas Muhammadiyah Riau
...(3.4)
Tabel 3.10. Skoring Penduduk Miskin (PM)
No. Kelas Indeks Skor Klasifikasi Bobot Nilai
1 <20 % 1 Rendah
60%
0,6
2 20-40 % 2 Sedang 1,2
3 >40 % 3 Tinggi 1,8
Sumber: (Perka BNPB, 2012) b. Persentase Pekerja Sektor Informal (PPSI)
Persentase pekerja sektor informal dalam penelitian ini diperoleh dari penelitian Lusi santry tahun 2016 yang menggunakan Persamaan 3.5. Bobot pekerja sektor informal diperoleh Perka BNPB tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 3.11.
...(3.5) Keterangan:
PPSI = Persentase Pekerja Sektor Informal PSI = Pekerja Sektor Informal
Tabel 3.11. Skoring Pekerja Sektor Informal (PSI)
No. Kelas Indeks Skor Klasifikasi Bobot Nilai
1 <20 % 1 Rendah
40%
0,4
2 20-40 % 2 Sedang 0,8
3 >40 % 3 Tinggi 1,2
Sumber: (Perka BNPB, 2012) 3. Kondisi Fisik
Parameter yang digunakan untuk kerentanan kondisi fisik adalah kepadatan bangunan dan bangunan tidak permanen.
a. Kepadatan Bangunan (KB)
Kepadatan bangunan diperoleh menggunakan Persamaan 3.6 (Lusi santry, 2016). Bobot kepadatan bangunan diperoleh dari Perka BNPB Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 3.12.
...(3.6)
Universitas Muhammadiyah Riau
No. Kelas Indeks Skor Klasifikasi Bobot Nilai
1 <17 unit/ha 1 Rendah
0,6
0,6
2 18-25 unit/ha 2 Sedang 1,2
3 >26 unit/ha 3 Tinggi 1,8
Sumber: (Perka BNPB, 2012) b. Persentase Bangunan Tidak Permanen (PBTP)
Bangunan tidak permanen dilihat berdasarkan persentase bangunan tidak permanen didaerah penelitian dan dihitung berdasarkan Persamaan 3.7 (Lusi santry, 2016). Bobot diperoleh dari Perka BNPB tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 3.13.
...(3.7) Keterangan:
PBTP = Persentase Bangunan Tidak Permanen BTP = Bangunan Tidak Permanen
Tabel 3.13. Skoring Bangunan Tidak Permanen (BTP)
No. Kelas Indeks Skor Klasifikasi Bobot Nilai
1 <15 % 1 Rendah 0,4
2 15-28 % 2 Sedang 40% 0,8
3 >28 % 3 Tinggi 1,2
Sumber: (Perka BNPB, 2012)
3.2.9.Menentukan Tingkat Kerentanan Kecamatan Rumbai Terhadap Banjir Untuk menentukan kelas kerentanan di Kecamatan Rumbai digunakan Tabel skoring dengan kelas kerentanan rendah, sedang dan tinggi. Tabel skoring dapat dilihat pada Tabel 3.14 (Sholahuddin, 2010).
Tabel 3.14. Skoring Tingkat Kerentanan Kecamatan Rumbai Terhadap Banjir
No. Kelas Kerentanan Banjir Skor
1 Tidak Rentan <10
2 Rentan 10-15
3 Sangat Rentan >15
Sumber: (Sholahuddin, 2010) 3.2.10.Analisis Data
1. Menentukan karakteristik banjir di Kecamatan Rumbai berdasarkan tinggi genangan, lama genangan dan frekuensi genangan.
Universitas Muhammadiyah Riau
2. Tingkat bahaya banjir memiliki terbagi atas tiga kelas yaitu kelas rendah, sedang dan tinggi.
3. Menentukan tingkat kerentanan Kecamatan Rumbai terhadap banjir berdasarkan kondisi sosial, ekonomi dan fisik.