BAB IV
LIKUIDASI BERANGSUR DALAM PERSEKUTUAN
Apabila pelaksanaan likuidasi memerlukan waktu yang agak lama (karena realisasi aktiva tidak bisa sekaligus), maka pembayaran kembali penyertaan para anggota dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan Jumlah uang kas yang tersedia. Pembayaran kembali hak penyertaan para anggota dilakukan sesudah semua kewajiban-kewajiban persekutuan (hutang-hutang kepada kreditur bersaing) dibayar lunas.
Proses likuidasi demikian disebut sebagai likuidasi berangsur. Apabila pada tahap pertama baru sebagian aktiva dapat direalisasikan (dijual), maka pertama kali harus dibayar semua kewajiban kepada kreditur. Sisa uang (kas) hasil penjualan aktiva kemudian dibayarkan kepada para anggota sebagai pembayaran kembali sebagian hak penyertaannya. Hasil realisasi aktiva pada tahap-tahap berikutnya kemudian dibayarkan kepada para anggota. Proses demikian itu dilaksanakan terus sampai dengan aktiva yang dimiliki dapat direalisasikan seluruhnya.
Pembayaran kembali hak penyertaan kepada para anggota secara bertahap, dilakukan sebelum laba (rugi) likuidasi yang menjadi tanggungan mereka dapat ditentukan secara pasti. Oleh karena itu untuk men jamin agar penyelesaian dapat dilakukan sesuai dengan hak-hak para anggota, pembayaran bertahap harus diatur sebagai berikut:
"Pembayaran hanya dilakukan kepada anggota yang mempunyai saldo kredit atas rekening modalnya setelah mempertimbangkan seluruh jumlah kemungkinan rugi yang akan terjadi.
Pembayaran demikian itu tidak boleh melampaui saldo kredit atas rekening modal anggota yang bersangkutan".
Dengan ketentuan demikian itu berarti ada dua kemungkinan rugi yang maksimum harus ditanggung oleh setiap anggota perlu diperhitungkan dengan salde inodal masing-masing sebelum pembayaran kepada anggota dilakukan, yaitu:
1. Kemungkinan rugi sebagai akibat tidak dapat direalisasikannya aktiva (non kas) yang ada.
2. Kemungkinan adanya anggota-anggota yang mengalami defisit modalnya, sehingga tidak mampu menyelesaikan kewajiban- kewajibannya kepada persekutuan.
Prosedur pembagian dan pembayaran kembali penyertaan modal para anggota sedemikian itu dimaksudkan agar hak penyertaan masing-masing anggota secepat mungkin sesuai dengan perbandingan pembagian laba (rugi) yang ada. Apabila posisi hak-hak penyertaan para anggota telah mencapai (sesuai dengan) perbandingan laba (rugi) yang ada, maka pembagian dan pembayaran kepada anggota dapat dilaksanakan sesuai dengan perbandingan pembagian laba (rugi). Dalam keadaan demikian tidak perlu dikhawatirkan lagi akan timbulnya kemungkinan pembayaran kepada anggota dalam jumlah yang berlebihan, karena kerugian realisasi aktiva di kemudian hari tidak akan mempengaruhi posisi modal para anggota.
Ada dua metode yang dapat dipakai untuk menentukan besarnya setiap kali pembayaran kembali hak penyertaan anggota agar dapat dijamin penerimaan masing-masing anggota itu sesuai dengan hak-hak yang bersangkutan sebagai berikut:
a. Besarnya pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik atau setiap kali aktiva dapat direalisasikan (dijual).
b. Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota sebelum proses likuidasi berlangsung, sehingga pembayaran dapat segera dilakukan sesuai dengan jumlah uang yang tersedia.
Dalam bab ini secara berturut-turut akan dikemukakan pengetrapan dari kedua metode tersebut.
Pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik atau setiap kali aktiva dapat direalisasikan
Penentuan besarnya jumlah pembayaran kembali hak penyertaan kepada masing-masing anggota, sebelum laba (rugi) likuidasi dapat ditentukan secara pasti (karena belum semua aktiva dapat direalisasikan) harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dihindarkan kemungkinan terjadinya pembayaran dalam jumlah yang berlebihan kepada anggota tertentu dengan mengurangi hak-hak dari anggota lainnya.
Pembayaran kembali hak penyertaan kepada anggota secara bertahap, tidak akan menimbulkan persoalan apabila hak-hak penyertaan para anggota telah menunjukkan posisi yang sebanding dengan perbandingan laba (rugi) pada saat menjelang proses likuidasi itu berlangsung.
Oleh karena itu pembayaran kembali hak penyertaan kepada anggota (sebelum saldo modal masing-masing mencapai perbandingan laba/ruginya) harus dilakukan menuju ke arah tercapainya
keadaan tersebut. Hal ini dapat dilaksanakan dengan memperlakukan sebagai kerugian yang harus ditanggung oleh masing-masing anggota atas nilai buku aktiva yang belum dapat direalisasikan.
Jika alokasi kerugian sebesar nilai buku aktiva (yang belum dapat direalisasikan) berakibat defisitnya saldo modal salah satu atau lebih anggota, maka defisit modal anggota yang bersangkutan harus ditanggung oleh anggota-anggota yang lain. Dengan ketentuan demikian itu maka hanya anggota-anggota yang memiliki saldo kredit atas rekening modalnya mempunyai prioritas untuk menerima pembayaran terlebih dahulu. Perlakuan terhadap nilai buku aktiva (yang belum dapat direalisasikan) dan defisit saldo modal anggota- anggota tertentu seperti itu dilakukan di luar pembukuan dan akan berlangsung sampai dengan saldo modal masing-masing anggota sebanding dengan perbandingan pembagian laba (rugi) di dalam persekutuan. Pada contoh-contoh berikut ini akan dikemukakan mengenai prosedur penentuan besarnya jumlah pembayaran kembali hak penyertaan kepada anggota secara bertahap, baik sebelum maupun sesudah saldo modal masing-masing menunjukkan keadaan sesuai dengan perbandingan pembagian laba (ruginya).
Contoh 1: Saldo modal masing-masing anggota menunjukkan keadaan sesuai dengan perbandingan laba (rugi), setelah pembayaran tahap pertama dilakukan.
Tuan A, B dan C adalah anggota-anggota persekutuan yang membagi laba (rugi) dalam perbandingan 2:1:1.
Neraca per 31 Agustus 1980, yang disusun sesaat sebelum likuidasi, adalah sebagai berikut:
Persekutuan ABC Neraca, 31 Agustus 1980
Aktiva Pasiva
Kas Rp 25.000.000 Hutang Dagang Rp 125.000.000
Aktiva lain-lain Rp 500.000.000 Model, A Rp 175.000.000
Model, B Rp 125.000.000
Model, C Rp 100.000.000
Jumlah aktiva Rp 525.000.000 Jumlah pasiva Rp 525.000.000
Proses likuidasi yang berlangsung sejak tanggal 1 September 1980, adalah sebagai berikut:
Pada pelelangan pertama hanya dapat dijual aktiva lain-lain yang mempunyai nilai buku Rp.312.500 dengan harga Rp 237.500
Pada bulan Oktober 1980 aktiva lain-lain sebesar nilai buku Rp 150.000 dapat dijual dengan harga Rp 112.500
Pada bulan Nopember 1980 sisa aktiva lain-lain sebesar nilai buku Rp 37.500 dapat dijual dengan harga Rp 45.000
Laporan likuidasi Persekutuan ABC dan perhitungan pembayaran kem- bali hak penyertaan para anggota pada bulan September setelah kewajiban-kewajiban kepada kreditur selesai dibayar akan ternyata seper- ti tabel-tabel yang berikut: (periksa tabel hal. 78)
Daftar I- Perhitungan Jumlah Uang Yang Dapat Dibayarkan Kepada Para Anggota
A (2/4)
B (1/4)
C (1/4) Saldo modal sebelum pembayaran kepada anggota
Pembebanan kemungkinan rugi kepada aktiva lain- lain tidak dapat direalisasikan sebesar Rp 187.500 (dibagi 2:1:1)
137.500 -93.750
106.250 -46.875
81.250
-46.875 Jumlah yang dapat dibayarkan kepada masing-
masing anggota -43.750 -59.375 -34.375
Persekutuan ABCD
”ikhtisar Laporan Likuidasi”
Kas
Aktiva lain-lain
Hitang dagang
Modal dan pembagian laba (rugi) A
(2/4)
B (1/4)
C (1/4) Saldo sebelum likuiditas
September:
a) Penjualan aktiva dan pembagian rugi
25.000
237.500
500.000
-312.500
125. 000
-
175.00
-37.500
125.000
-18.750
100.000
-18.750 b) Pembayaran kepada
kreditur
262.500 125.000
187.500 -
125.000 -125.000
137.500 -
106.250 -
81.250 - c) Pembayaran kepada para
anggota (lihat daftar I)
135.500 -137.500
187.500 -
- -
137.500 -43.750
106.250 -
81.250 -34.375 Oktober:
d) Penjualan aktiva dan pembagian rugi
- 112.500
187.500 -150.000
- -
93.750 -18750
46.875 -9.375
46.875 -9.375 e) Pembayaran kepada para
anggota
112.500 -112.500
37.500 -
- -
75.000 -56.250
37.500 -28.125
37.500 -28.125 November:
f) Penjualan aktiva dan pembagian laba
- 45.000
37.500 -37.500
- -
18.750 3.750
9.375 1.875
9.375 1.875
g) Pembayaran kepada para anggota
45.000 -45.000
- -
- -
22.500 -22.500
11.250 -11.250
11.250 -11.250
Apabila setelah hutang kepada kreditur diselesaikan pembayarannya dikehendaki untuk membagikan sisa uang tunai sebesar Rp 137,500 kepada anggota, maka perhitungan jumlah pembayaran kepada masing- masing itu harus didasarkan atas hak prioritasnya. Pada saat itu saldo modal masing-masing anggota belum mencerminkan perbandingan pem bagian laba (ruginya), oleh sebab itu pembayaran kepada masing-masing anggota berdasarkan ratio pembagian laba (rugi) tidak seharusnya dilaksanakan, karena hal ini tidak mencerminkan hak prioritas yang dimiliki oleh masing-masing anggota. Pembayaran dalam jumlah yang sama besarnya juga tidak dapat mencerminkan hak prioritas tersebut, karena prioritas pembayaran kembali hak penyertaan di dalam persekutuan dipengaruhi pula oleh hak atas laba (rugi) yang ada.
Besarnya hak prioritas pembayaran harus ditentukan dengan memperlakukan nilai buku aktiva lain-lain yang belum dapat dijual sebagai kerugian dan dibebankan kepada saldo modal masing- masing anggota. Sebagai akibatnya tidak selalu seorang anggota yang memiliki saldo modal paling besar jumlahnya juga mempunyai hak prioritas pembayaran dalam jumlah yang terbesar. Hal ini dapat dibuktikan dari "Daftar Perhitungan Jumlah Uang yang dapat dibayarkan kepada anggota"
seperti tersebut di atas (lihat Daftar 1, halaman 77).
Jika alokasi pembebanan rugi sebesar nilai buku aktiva lain-lain yang belum laku dijual tidak mengakibatkan defisitnya saldo modal masing- masing anggota, maka saldo modal para anggota akan menunjukkan keadaan sesuai dengan ratio pembagian laba (ruginya). Pembayaran kembali hak penyertaan anggota untuk tahap-tahap berikutnya, oleh sebab itu dapat dilaksanakan berdasar ratio pembagian laba (rugi) yang ada. Sejak saat itu hak prioritas dari masing-masing anggota adalah sama dengan ratio pembagian laba (rugi) tersebut.
Apabila prosedur demikian itu tetap diikuti di dalam proses likuidasi bertahap, maka para anggota pemilik pada akhirnya akan mendapatkan pembayaran kembali atas hak penyertaannya dalam perimbangan dan jumlah yang memang seharusnya mereka peroleh di dalam likuidasi Berusahaannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan apabila misalnya pembayaran kembali hak penyertaan para anggota ditangguhkan sampai dengan saat setelah aktivitas lain-lain dapat direalisasikan seluruhnya. Perhitungan laba (rugi) realisasi aktiva lain-lain dan jumlah uang yang tersedia bagi para anggota didalam proses likuiditas tersebut Nampak pada tabel berikut:
Laba(rugi) realisasi aktiva lain-lain
Jumlah uang yang tersedia untuk para anggota pemilik
Tahap pertama (September) (Rp 75.000) Rp 137.500
Tahap kedua (oktober) (Rp 37.500) Rp 112.500
Tahap ketiga ( November) (Rp 7.500) Rp 45.000
Jumlah (Rp 105.000) Rp 295.000
Sedangkan pembayaran Kembali hak-hak penyertaan para anggota, akan menjadi sebagai berikut:
A B C Jumlah
Saldo sebelum likuiditas Rp 175.000 Rp 125.000 Rp 100.000 Rp 400.000 Rugi realisasi aktiva (Rp 52.500) (Rp 26.250) (Rp 26.250) (Rp 105.000) Pembayaran Kembali
hak-hak para anggota Rp 122.500 Rp 98.750 Rp 73.750 Rp 295.000
Jumlah penerimaan atas hak-haknya di dalam perusahaan oleh masing- masing anggota tersebut juga sama apabila proses likuidasi dilaksanakan secara bertahap, seperti ternyata pada tabel berikut ini:
A B C Jumlah
Laba(rugi) realisasi aktiva:
- Tahap pertama (September) - Tahap kedua ( Oktober) - Tahap ketiga (November)
Jumlah
(Rp 37.500) (Rp 18.750) (Rp 3.750) (Rp 52.500)
(Rp 18.750) (Rp 9.375) (Rp 1.875) (Rp 26.250)
(Rp 18.750) (Rp 9.375) (Rp 1.875) (Rp 26.250)
(Rp 75.000) (Rp 37.500) (Rp 7.500) (Rp 105.000) Pembayaran Kembali hak
penyertaan para anggota:
- Tahap pertama (September) - Tahap kedua (Oktober) - Tahap ketiga (November)
Jumlah
Rp 43.750 Rp 56.250 Rp 22.500 Rp 122.500
Rp 59.375 Rp 28.125 Rp 11.150 Rp 98.750
Rp 34.375 Rp 28.125 Rp 11.250 Rp 73. 750
Rp 137.500 Rp 112.500 Rp 45.000 Rp 295.000
Daftar perhitungan jumlah uang yang dapat dibayarkan kepada anggota, di dalam likuidasi bertahap dibuat di luar pembukuan dan tidak dibukukan ke rekening-rekening pembukuan yang bersangkutan. Pencataran ke rekening-rekening pembukuan hanya terbatas pada jumlah uang yang dibayarkan kepada masing-masing anggota. Dengan demikian ikhtisar jurnal yang diperlukan untuk mengikuti berlangsungnya proses hkuidasi Persekutuan ABC dalam contoh tersebut di atas adalah sebagai berikut:
a. Mencatat realisasi aktiva lain-lain dan pembebanan rugi kepada masing-masing anggota
Kas Rp 237.500
Modal, A Rp 37.500
Modal, B Rp 18.750
Modal, C Rp 18,750
Aktiva lain-lain Rp 312.500
b. Mencatat pelunasan hutang kepada kreditur.
Hurang Dagang Rp 125.000
Kas Rp 125.000
c. Mencatat pembayaran kembali hak penyertaan anggota tahap pertama.
Modal, A Rp 43.750
Modal, B Rp 59.375
Modal, C Rp 34,375
Kas Rp 137.500
d. Mencatat penjualan aktiva lain-lain dan pembebanan rugi pada tahap kedua.
Kas Rp 112.500
Modal, A Rp 18.750
Modal, B Rp 9,375
Modal, C Rp 9,375
Aktiva lain-lain Rp 150.000
e. Mencatat pembayaran kembali hak penyertaan anggota rahap kedua
Modal, A Rp 56.250
Modal, B Rp 28.125
Modal, C Rp 28.125
Kas Rp 112 500
f. Mencatat penjualan aktiva lain-lain dan membebankan rugi tahap ketiga.
Kas Rp 45.000
Modal, A Rp 3.750
Modal, B Rp 1.875
Modal, C Rp 1.875
Aktiva lain-lain Rp 37.000
g. Mencatat pembayarann Kembali hak penyertaan anggota tahap ketiga
Modal, A Rp 22.500
Modal, B Rp 11.250
Modal, C Rp 11.250
Kas Rp 45.000
Contoh 2: Saldo modal para anggota menunjukkan keadaan sesuai dengan perbandingan laba (rugi), baru kemudian setelah beberapa kali tahap pembayaran dilakukan.
Tuan D, E, F dan G anggota-anggota persekutuan yang membagi laba (rugi) di antara mereka dengan perbandingan-perbandingan = 2:1:1:1. Neraca yang disusun sebelum likuidasi menunjukkan posisi sebagai berikut:
“Persekutuan DEFG”
Neraca, per 30 juni 1979
Aktiva Pasiva
Kas Rp 20.000 Hutang dagang Rp 200.000
Aktiva lain-lain Rp 580.000 Hutang kepada E Rp 18.000
Hutang kepada F Rp 10.000
Modal, D Rp 180.000
Modal, E Rp 88.000
Modal, F Rp 64.000
Modal, G Rp 40.000
Jumlah Aktiva Rp 600.000 Jumlah Pasiva Rp 600.000
Hasil realisasi (penjualan) aktiva lain-lain dibagi pada akhir tiap bulan.
Adapun hasil-hasil realisasinya adalah sebagai berikut:
Juli 1979:
Nilai buku Rp 160.000 dijual dengan harga Rp 120.000.
Agustus 1979:
Nilai buku Rp 160.000 dijual dengan harga Rp 100.000.
September 1979:
Nilai buku Rp 120.000 dijual dengan harga Rp 80.000.
Oktober 1979:
Nilai buku Rp 100.000 dijual dengan harga Rp 80.000.
Nopember 1979:
Nilai buku Rp 40.000 dijual dengan harga Rp 20.000.
Seperti halnya pada contoh no. I di dalam likuidasi ini pembayaran mula-mula harus dilakukan kepada kreditur bersaing (hutang dagang). Pada contoh ini hutang dagang baru dapat diselesaikan pembayarannya dari hasil realisasi aktiva lain-lain pada tahap kedua. Oleh sebab itu juga pembayaran kembali hak penyertaan para anggota baru dapat dimulai dari sebagian hasil realisasi aktiva lain-lain tahap kedua tersebut.
Berbeda dengan contoh sebelumnya, pembayaran kepada para anggota pada angsuran yang pertama kalinya tidak semua anggota menerima pembayaran. Hal ini disebabkan oleh karena uang yang tersedia relatip kecil Jumlahnya dibandingkan dengan jumlah hak-hak penyertaan para anggota. Dalam keadaan demikian masalah penentuan prioritas kepada siapa dan sampai dengan jumlah seberapa besar pembayaran lebih dahulu baru harus dilakukan, merupakan persoalan pokok di dalam likuidasi berangsur Program pembayaran kembali hak penyertaan para anggota seperti itu, pada contoh ini berlangsung sampai dengan pembayaran angsuran yang ketiga kalinya.
Oleh sebab itu juga pembayaran kembali hak penyertaan para anggota dapat dilakukan berdasar ratio pembagian laba (rugi) yang ada baru pada tahap keempat (terakhir) dan dengan demikian semua anggota menerima pembayaran bersama.
Masalah Hutang kepada anggota persekutuan
Dalam keadaan "going concern" hak-hak para anggota yang berupa "penyertaan model dalam persekutuan" dan "piutang kepada persekutuan" harus diadministrasi secara terpisah dan
dipertahankan integritasnya. Akan tetapi dalam keadaan perusahaan dilikuidasi hak-hak para anggota demikian itu harus dianggap dan diperlakukan mempunyai kedudukan yang sama.
Seberapa besar jumlah prioritas untuk menerima pembayaran lebih dahulu yang dimiliki oleh seorang anggota di dalam proses likuidası, tergantung pada kemampuan masing-masing anggota untuk menanggung kemungkinan rugi yang maksimum dari keseluruhan hak-hak mereka di dalam persekutuan. Pembayaran kembali harus dilakukan terlebih dahulu kepada anggota yang masih menunjukkan saldo kredit modalnya (setelah memperhitungkan piutangnya kepada persekutuan), apabila kemungkinan rugi yang maksimum dibebankan kepada tiap-tiap anggota berdasar ratio pembagian laba (ruginya). Dengan lain perkataan para anggota tidak bisa menuntut pembayaran kembali harus dilakukan terlebih dahulu untuk “Hutang kepada Anggota” baru kemudian untuk "Penyertaan Modal" di dalam persekutuan.
Pembayaran kepada anggota tertentu (sesuai dengan prioritas) diperlakukan sebagai pelunasan piutangnya kepada persekutuan terlebih dahulu dan kemudian sisanya sebagai pembayaran kembali saldo modalnya, dimaksudkan untuk menempatkan kesemuanya itu pada proporsi yang sebenarnya.
Bagi anggota persekutuan secara individual penyertaan modal di dalam persekutuan adalah merupakan jumlah yang diserahkan untuk menang gung segala kemungkinan resiko yang terjadi pada perusahaannya. Apabila jumlah itu tidak cukup baru kemudian piutangnya kepada persekutuan dan akhirnya kekayaan pribadi anggota di luar persekutuan
Penentuan prioritas pembayaran kepada anggota
Di samping perlakuan yang sama antara piutang kepada persekutuan dan penyertaan modalnya, penentuan prioritas pembayaran kepada ang gota, juga perlu memperhatikan hal-hal berikut:
"Apabila pembebanan kemungkinan rugi maksimum atas nilai buku aktiva lain-lain mengakibatkan defisitnya saldo modal (dan piutang kepada persekutuan) dari salah satu atau lebih anggota, maka prioritas pembayaran diatur sebagai berikut:
- Anggota yang mengalami defisit saldo modalnya, tidak memperoleh hak pembayaran lebih dulu.
- Anggota yang lain mempunyai hak pembayaran lebih dahulu, sebesar saldo haknya di dalam persekutuan sebelum diadakan pembayaran kembali dikurangi dengan alokasi kemungkinan rugi tidak dapat direalisasikan aktiva lain-lain dan alokasi defisit modalnya
anggota tertentu yang harus ditanggung bersama sesuai dengan ratio pembagian laba (rugi) yang ada. Defisit modal anggota tertentu itu dialokasikan kepada anggota-anggota lain- nya sampai dengan jumlah uang yang tersedia sama dengan jumlah saldo kredit hak-hak para anggota (lihat daftar I sampai dengan III).
Berdasar pada ketentuan tersebut di atas, maka laporan likuidasi dan perhitungan jumlah uang yang dapat dibayarkan kepada para anggota dapat disusun seperti tabel-tabel yang berikut: (periksa tabel hal. 86)