• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Umum Penelitian

Setelah melalui berbagai tahapan sebelumnya, dalam penelitian ini menghasilkan berbagai hal yang terkait dengan masalah yang diajukan. Objek dalam penelitian ini adalah kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi dan sisa hasil usaha. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan KSP Pelangi Kasih Cimahi, Bandung. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling dengan data 5 tahun laporan keuangan tahunan dari tahun 2014-2018 sehingga cukup mewakili untuk dilakukan penelitian. Berikut masing-masing pembahasan dari hasil analisis variabel indepedent dan dependent tersebut.

4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif

A. Analisis Deskriptif Kredit Bermasalah

Analisia deskriptif ini digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Kredit bermasalah merupakan variabel independen pertama (X1) dalam penelitian ini meliputi semua yang berkaitan dengan kredit bermasalah yang terjadi di Koperasi Pelangi Kasih.

(2)

Tabel IV.1 Kredit Bermasalah

KSP Pelangi Kasih Cimahi-Bandung Tahun 20014-2018

Sumber KSP Pelangi Kasih Cimahi-Bandung

Berdasarkan tabel IV.1 dapat diketahui bahwa kredit bermasalah KSP Pelangi Kasih cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Maka selanjutnya dapat dihitung nilai statistik deskriptif yang meliputi nilai mean, minimum, maximum, dan standar deviasi dengan menggunakan Eviews 10 kemudian diolah kembali. Berikut adalah hasil statistik deskriptif variabel kredit bermasalah (X1) pada KSP Pelangi Kasih Cimahi-Bandung.

Tahun

Kredit Bermasalah

(Rp)

2014 561.005.300,0

2015 1.782.880.000,0

2016 2.376.591.698,0

2017 8.508.091.783,0

2018 21.340.225.571,0

(3)

Sumber : Data diolah

Gambar IV.1

Hasil Analisis Statistika Deskriptif Kredit Bermasalah

kredit bermasalah pada KSP Pelangi Kasih terjadi apabila pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga pinjaman mengalami penundaan lebih dari setahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah ditentukan.

penyebab terjadinya kredit bermasalah adalah kredit kurang lancar, kredit macet dan kredit diragukan, sehingga menyebabkan berkurangnya pendapatan perusahaan penyedia kredit tersebut.

Dari gambar IV.1 hasil analisis deskriptif menemukan bahwa kredit bermasalah yang terdapat di koperasi Pelangi Kasih menurut laporan RAT (Rapat Anggota Tahunan) KSP Pelangi Kasih menyatakan bahwa, dari tahun 2014-2018 nilai rata-rata dari kredit bermasalah adalah sebesar 6,91 dengan nilai minimumnya sebesar 5,61 dan nilai maximumnya sebesar 2,13, sementara nilai standar deviasinya sebesar 8,63.

KREDIT_BERMASALAH

Mean 6.91E+09

Median 2.38E+09

Maxim um 2.13E+10

Minim um 5.61E+08

Std. Dev. 8.63E+09

Skewnes s 1.096463

Kurtos is 2.594905

Jarque-Bera 1.036047

Probability 0.595697

Sum 3.46E+10

Sum Sq. Dev. 2.98E+20

Obs ervations 5

(4)

B. Analisis Deskriptif Simpanan Anggota Koperasi

Variabel independen kedua (X2) dalam penelitian ini adalah Simpanan Anggota Koperasi. Berdasarkan data yang diperoleh, berikut ini adalah tabel dari Simpanan Anggota Koperasi KSP Pelangi Kasih periode 2014-2018.

Tabel IV.2

Simpanan anggota Koperasi KSP Pelangi Kasih Periode 2014-2018

Sumber : data diolah

Simpanan anggota KSP Pelangi Kasih yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Menurut laporan RAT (Rapat Anggota Tahunan) simpanan pokok KSP Pelangi Kasih ini berasal dari simpanan para anggota pada saat masuk menjadi anggota Koperasi dan tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Besarnya simpanan pokok pada saat masuk menjadi anggota koperasi sebesar Rp. 100.000,00. Simpanan wajib merupakan uang tertentu yang wajib

Tahun

Simpanan Angggota (Rp)

2014 40.152.365.950,0

2015 50.992.254.825,0

2016 69.921.797.910,0

2017 88.884.207.265,0

2018 106.471.773.984,0

(5)

dibayarkan oleh anggota pada setiap jangka waktu tertentu dan tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.

Besarnya simpanan wajib pada KSP Pelangi Kasih sebesar RP. 50.000,00 untuk semua golongan. Dan simpanan sukarela yaitu simpanan yang tidak ditentukan besarnya jumlah uang dang jangka waktunya oleh koperasi, dan sewaktu-waktu dapat diambil oleh anggota koperasi Pelangi Kasih.

Sumber : Hasil pengolahan Eviews 10

Gambar IV.2

Hasil Analisis Statistik Deskriptif Simpanan Anggota

Dilihat dari gambar IV.2 bahwa hasil analisis deskriptif menemukan simpanan anggota yang terjadi di KSP Pelangi Kasih dalam tahun 2014-2018 memiliki nilai rata-rata sebesar 7,13 dengan nilai minimum sebesar 4,02 dan nilai maximumnya sebesar 1,06, sementara nilai dari standar deviasi sebesar 2,71.

SIMPANAN_ANGGOTA

Mean 7.13E+10

Median 6.99E+10

Maxim um 1.06E+11

Minim um 4.02E+10

Std. Dev. 2.71E+10

Skewnes s 0.147794

Kurtos is 1.593788

Jarque-Bera 0.430168

Probability 0.806474

Sum 3.56E+11

Sum Sq. Dev. 2.93E+21

Obs ervations 5

(6)

C. Analisis Deskriptif SHU

Variabel dependen untuk penelitian ini adalah sisa hasil usaha yang biasa disebut dengan laba usaha. SHU ini mengukur kemampuan perusahaan menekan biaya yang ada untuk menghasilkan laba, dimana semakin tinggi SHU maka perusahaan tersebut dikatakan efektif dalam menjalankan usahanya Saragih, 2013. Berikut adalah SHU pada KSP Pelangi Kasih Cimahi-Bandung periode 2014-2018.

Tabel IV.3

Sisa Hasil Usaha KSP Pelangi Kasih Periode 2014-2018

Sumber : Data diolah

Koperasi yang dapat melayani anggota dengan sebaik-baiknya dapat dikatakan berhasil. Namun sebagai badan usaha, koperasi juga dituntut untuk dapat sejajar dengan badan usaha lain termasuk dalam meperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU). Untuk itu pengurus harus bekerja keras dan mempunyai manajemen yang baik sehingga dapat menghasilkan pelayanan maupun Sisa Hasil Usaha (SHU) yang wajar.

Tahun

Sisa Hasil Usaha (Rp)

2014 911.222.062

2015 1.005.538.309

2016 917.339.510

2017 2.268.931.451

2018 1.827.090.642

(7)

Sisa Hasil Usaha koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

Sumber : hasil olahan eviews v 10 Gambar IV.3

Hasil Analisis Deskriptif SHU

Dilihat dari gambar IV.3 hasil analisis deskriptif bahwa dalam tahun 2014-2018 sisa hasil usaha (SHU) mempunyai nilai rata-rata sebesar 1,39 dengan nilai minimum sebesar 9,11 dan nilai maximumnya sebesar 2,27, sementara nilai standar deviasi sebesar 6,25.

4.1.3 Analisis Verifikatif A. Uji Asumsi Klasik

Sebelum pengujian regresi dan pengujian ketahap selanjutnya, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk memastikan bahwa data yang digunakan untuk penggunaan model regresi layak untuk digunakan.

SISA_HASIL_USAHA

Mean 1.39E+09

Median 1.01E+09

Maxim um 2.27E+09

Minim um 9.11E+08

Std. Dev. 6.25E+08

Skewnes s 0.581909

Kurtos is 1.564942

Jarque-Bera 0.711222 Probability 0.700745

Sum 6.93E+09

Sum Sq. Dev. 1.56E+18

Obs ervations 5

(8)

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Salah satu untuk menganalisis uji normalitas data dengan membandingkan nilai probability dalam pengujian Jarque-Bera lebih dari α = 0,05 (Sugiyono dan Susanto, 2015 : 321-323). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar IV.1 sebagai berikut.

Sumber : hasil pengolahan eviews v 10 Gambar IV.4 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan uji normalitas residuals pada tabel IV.4 dilihat dari nilai Jarque-Bera = 0,151173, lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memenuhi asumsi normalitas (berdistribusikan normal).

0 1 2 3

-5.0e+08 0.25000 5.0e+08

Series: Residuals Sample 2014 2018 Observations 5

Mean 8.94e-08 Median 4340201.

Maximum 5.11e+08 Minimum -4.99e+08 Std. Dev. 3.71e+08 Skewness 0.043303 Kurtosis 2.152574 Jarque-Bera 0.151173 Probability 0.927199

(9)

2. Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas. Jika antar variabel bebas saling berkorelasi maka akan sulit menentukan variabel bebas mana yang mempengaruhi variabel terikat. Dengan kata lain model regresi yang baik adalah yang tidak mengalami multikolinieritas.

Sumber : Hasil pengolahan Eviews 10

Gambar IV.5

Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan gambar IV.2 hasil output Eviews 10, pada penelitian ini menggunakan nilai variance inflation factor (VIF) yang menunjukan VIF kredit bermasalah 5.415609, nilai VIF simpanan anggota koperasi 5.415609.

dapat disimpulkan bahwa kedua variabel independen tersebut memiliki nilai VIF dibawah 10 yang artinya tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini.

Variance Inflation Factors Date: 07/30/19 Time: 19:50 Sample: 2014 2018

Included observations: 5

Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF

KREDIT_BERMASALAH 0.005014 9.759960 5.415609 SIMPANAN_ANGGOTA 0.000510 52.36506 5.415609

C 1.46E+18 26.50214 NA

(10)

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah kesalahan pada data yang dimiliki mempunyai varian yang sama atau tidak. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas menggunakan Uji Glejser yakni meregresikan nilai mutlaknya dengan variabel independent.

Ketentuan yang dipakai adalah jika nilai probabilitasnya > 0,05 berarti tidak ada heteroskedastisitas dalam model. Sebaliknya, apabila nilai probabilitasnya

< 0,05 menandakan bahwa ada masalah heterosekdastisitas (Ghozali &

Ratmono, 2013). Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut.

Sumber : hasil pengolahan eviews 10 Gambar IV.6

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar IV.5 hasil uji heteroskedastisitas dari output Eviews 10 dapat disimpulkan bahwa data yang dikumpulkan dan diolah dalam penelitian ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Hal ini dikarenakan

Heteros kedas ticity Tes t: White Null hypothes is : Hom os kedas ticity

F-s tatis tic 8.133967 Prob. F(2,2) 0.1095

Obs *R-s quared 4.452593 Prob. Chi-Square(2) 0.1079 Scaled explained SS 0.410555 Prob. Chi-Square(2) 0.8144

Tes t Equation:

Dependent Variable: RESID^2 Method: Leas t Squares Date: 07/25/19 Tim e: 12:03 Sam ple: 2014 2018

Included obs ervations : 5

Variable Coefficient Std. Error t-Statis tic Prob.

C -9.90E+16 6.76E+16 -1.464319 0.2807

KREDIT_BERMASALAH^2 -0.001250 0.000318 -3.931742 0.0590 SIMPANAN_ANGGOTA^2 6.06E-05 1.57E-05 3.861506 0.0610 R-s quared 0.890519 Mean dependent var 1.10E+17 Adjus ted R-s quared 0.781037 S.D. dependent var 1.32E+17 S.E. of regres s ion 6.20E+16 Akaike info criterion 80.45243 Sum s quared res id 7.68E+33 Schwarz criterion 80.21810 Log likelihood -198.1311 Hannan-Quinn criter. 79.82350 F-s tatis tic 8.133967 Durbin-Wats on s tat 3.535963 Prob(F-s tatis tic) 0.109481

(11)

probabilitas dari kedua variabel independen lebih dari 0,05. Dimana nilai probabilitas kredit bermasalah sebesar 0,0590>0,05, simpanan anggota koperasi sebesar 0,0610>0,05.

4. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mencari tahu apakah kesalahan suatu data pada periode tertentu berkorelasi dengan periode lainnya. Metode regresi linear berganda yang baik adalah tidak mengalami autokorelasi. Pada penelitian ini untuk uji autikorelasi menggunakan uji Breusch-Godfrey, dimana nilai probabilitas < 0,05 maka terjadi gejala autokorelasi sedangkan jika nilai prob

> 0,05 maka tidak terjadi gejala autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat sebagai berikut.

Sumber : hasil olahan eviews v 10 Gambar IV.7 Hasil Uji Autokorelasi

Breus ch-Godfrey Serial Correlation LM Tes t:

Null hypothes is : No s erial correlation at up to 1 lag

F-s tatis tic 12.93114 Prob. F(1,1) 0.1727

Obs *R-s quared 4.641092 Prob. Chi-Square(1) 0.0312

Tes t Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Leas t Squares Date: 07/25/19 Tim e: 11:51 Sam ple: 2014 2018

Included obs ervations : 5

Pres am ple m is s ing value lagged res iduals s et to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statis tic Prob.

KREDIT_BERMASALAH 0.111593 0.041022 2.720300 0.2243 SIMPANAN_ANGGOTA -0.028769 0.011712 -2.456298 0.2461

C 1.33E+09 5.88E+08 2.254542 0.2658

RESID(-1) -1.532323 0.426120 -3.595989 0.1727 R-s quared 0.928218 Mean dependent var 8.94E-08 Adjus ted R-s quared 0.712873 S.D. dependent var 3.71E+08 S.E. of regres s ion 1.99E+08 Akaike info criterion 41.04603 Sum s quared res id 3.96E+16 Schwarz criterion 40.73358 Log likelihood -98.61508 Hannan-Quinn criter. 40.20745 F-s tatis tic 4.310379 Durbin-Wats on s tat 3.200540 Prob(F-s tatis tic) 0.337001

(12)

Berdasarkan uji normalitas residuals pada tabel IV.7 dilihat dari nilai Prob. Chi-Squared(1) = 0,0312 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terjadi gejala autokorelasi dalam model penelitian.

B. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk melakukan prediksi perusahaan nilai variabel dependen yaitu Sisa Hasil Usaha apabila nilai variabel independennya yaitu Kredit Bermasalah dan Simpanan Anggota naik atau turunnya nilainya. Dalam penelitian ini, analisis regresi berganda digunakan karena variabel yang menjadi kajian dalam penelitian terdiri dari dua variabel independen yaitu Kredit Bermasalah sebagai variabel x1 dan Simpanan Anggota sebagai x2 dan satu variabel dependen yaitu Sisa Hasil Usaha (SHU), hasil perhitungannya dapat dilihat pada gambar IV.5

Sumber : hasil pengolahan eviews 10

Gambar IV.8

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Dependent Variable: SISA_HASIL_USAHA Method: Leas t Squares

Date: 07/25/19 Tim e: 11:43 Sam ple: 2014 2018

Included obs ervations : 5

Variable Coefficient Std. Error t-Statis tic Prob.

KREDIT_BERMASALAH -0.013425 0.070809 -0.189593 0.8671 SIMPANAN_ANGGOTA 0.022359 0.022577 0.990349 0.4264

C -1.15E+08 1.21E+09 -0.095098 0.9329

R-s quared 0.647259 Mean dependent var 1.39E+09 Adjus ted R-s quared 0.294518 S.D. dependent var 6.25E+08 S.E. of regres s ion 5.25E+08 Akaike info criterion 43.28016 Sum s quared res id 5.52E+17 Schwarz criterion 43.04582 Log likelihood -105.2004 Hannan-Quinn criter. 42.65122 F-s tatis tic 1.834940 Durbin-Wats on s tat 3.136115 Prob(F-s tatis tic) 0.352741

(13)

Berdasarkan hasil output pada gambar IV.8 maka persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = -1,15 - -0,0134𝑋1 + 0,0223𝑋2 + 𝜀 Dimana :

Y = SHU

𝑋1 = Kredit Bermasalah

𝑋2 = Simpanan Anggota Koperasi

𝜀 = Eplison (pengaruh faktor lain) atau standart error

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda tersebut, maka dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

1. Nilai konstanta sebesar -1,15 menunjukan apabila variabel kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi bersifat konstan maka terjadi kenaikan SHU sebesar -1,15, atau dapat dikatakan jika tanpa disebabkan variabel kredit bermasalah dan simpanan anggota, maka SHU mengalami kenaikan sebesar -1,15.

2. Kredit Bermasalah (𝑋1) = memiliki koefisien -0,0134 artinya jika variabel kredit bermasalah naik 1 satuan dengan asumsi kredit bermasalah dianggap tetap maka SHU juga akan menurun sebesar -0,0134.

3. Simpanan Anggota (𝑋2) = memiliki koefisien 0,0223 artinya jika simpanan anggota operasi naik 1 satuan dengan asumsi simpanan anggota koperasi dianggap tetap maka akan menurunkan SHU sebesar 0,0223.

(14)

C. Analisis Koefisien Korelasi

Menurut (Sunyoto, 2016:57 ) tujuan dari uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dua variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang kuat ataukah tidak kuat, apakah hubungan tersebut positif atau negatif.

Adapun ketentuan dalam menafsirkan koefisien korelasi yang dihitung sebagai berikut:

Tabel IV.4

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sampai rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono, 2013:231

Koefisien korelasi mempunyai nilai -1 ≤ 𝑟 ≤ +1 dimana :

1. Apabila r = +1 atau bernilai positif, maka korelasi antar kedua variabel dikatakan sangat kuat dan searah, artinya jika variabel X naik sebesar 1 maka Y juga akan naik sebesar 1 begitupun sebaliknya.

2. Apabila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.

(15)

3. Apabila r = -1, maka korelasi antar variabel sangat kuat dan berlawanan arah, artinya apabila variabel x nilai 1 maka Y turun sebesar 1 atau sebaliknya.

Dibawah ini adalah hasil koefisien korelasi secara parsial dengan menggunakan Eviews 10.

Sumber : hasil pengolahan Eviews 10 Gambar IV.9

Analisis Koefisien Korelasi

Berdasarkan hasil koefisien korelasi pada gambar IV.9 diatas dapat diketahui koefisien korelasi antara variabel bebas terhadap terikat adalah sebagai berikut:

1. Keeratan Hubungan Kredit Bermasalah dan SHU

Hubungan antara kredit bermasalah (𝑋1) dengan SHU (Y) adalah sebesar 0,6886 artinya tingkat hubungannya kuat karena berada di atas interval 0,60 – 0,799. Angka koefisien korelasi bernilai positif, maka kedua variabel bersifat searah. Maksudnya, jika kredit bermasalah turun, maka SHU akan mengalami peningkatan. Jika kredit bermasalah naik maka SHU akan mengalami penurunan.

SISA_HASIL_USAHA KREDIT_BERMASALAH SIMPANAN_ANGGOTA

SISA_HASIL... 1 0.6886770641835616 0.8005742052557122

KREDIT_B... 0.6886770641835616 1 0.9029665257891042

SIMPANAN_... 0.8005742052557122 0.9029665257891042 1

(16)

2. Keeratan Hubungan Simpanan Anggota Koperasi dan SHU

Hubungan antara simpanan anggota koperasi (𝑋2) dengan SHU (Y) adalah sebesar 0,8005 artinya tingkat hubungannya sangat kuat karena berada di atas interval 0,80 – 1,000. Angka koefisien korelasi bernilai positif, maka kedua variabel bersifat searah. Maksudnya, jika simpanan anggota koperasi naik, maka SHU akan mengalami peningkatan. Jika simpanan anggota koperasi menurun maka SHU akan mengalami penurunan.

D. Koefisien Determinasi (𝑹𝟐)

Koefisien determinasi (𝑹𝟐) berguna untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variabel-variabel terikat atau seberapa besar pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y) yang dinyatakan dalam presentase. Uji koefisien determinasi diukur berdasarkan nilai R-square yang dihasilkan dari analisis model regresi linear berganda.

Hasil uji koefisien determinasi yang dilakukan menggunakan Eviews 10 dilihat sebagai berikut.

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 10 (2019)

Gambar IV.10

Hasil Koefisien Determinasi

R-squared 0.647259 Mean dependent var 1.39E+09 Adjusted R-squared 0.294518 S.D. dependent var 6.25E+08 S.E. of regression 5.25E+08 Akaike info criterion 43.28016 Sum squared resid 5.52E+17 Schwarz criterion 43.04582 Log likelihood -105.2004 Hannan-Quinn criter. 42.65122 F-statistic 1.834940 Durbin-Watson stat 3.136115 Prob(F-statistic) 0.352741

(17)

Berdasarkan hasil output Eviews tersebut dapat dilihat bahwa nilai R- square yang didapat sebesar 0,647259, maka dapat dikatakan bahwa kredit bermasalah (X1), dan simpanan anggota koperasi (X2) secara bersama-sama mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan SHU (Y) pada KSP Pelangi Kasih Cimahi-Bandung sebesar 0,647 atau 64,7% dan sisanya sebesar 35,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

4.1.4 pengujian hipotesis

Selanjutnya untuk membuktikan apakah Kredit Bermasalah dan Simpanan Anggota memberikan pengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) secara parsial maupun secara simultan, maka dilakukan pengujian hipotesis.

A. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Pengujian secara parsial untuk melihat lebih jelas mana yang pengaruhnya signifikan terhadap SHU. Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kredit bermaslaah dan simpanan anggota koperasi terhadap SHU. Guna menguji masing-masing koefisien variabel bebas tersebut maka dilakukan uji t atau tabel probabilitas.

Berikut ini adalah tabel hasil pengujian statistic uji t untuk analisis regresi berganda.

(18)

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 10 (2019)

Gambar IV.11 Hasil Uji Parsial (uji-t) Berdasarkan gambar tersebut, dapat disimpulkan :

1. Pengaruh Kredit Bermasalah (X1) terhadap SHU (Y) Hipotesis :

H1 = Ho : β = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kredit bermasalah terhadap SHU.

Ha : β ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara kredit bermasalah terhadap SHU.

Berdasarkan gambar IV.10 diperoleh hasil t-hitung yang kemudian akan dibandingkan dengan t-tabel. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah sebesar 95% maka nilai α sebesar 5% atau 0,05.

Dasar pengambilan keputusan yang diambil dalam uji t adalah : a) Ho diterima dan Ha ditolak, jika :

Nilai t-hitung < t-tabel atau jika nilai sig. > 0,05 b) Ho ditolak dan Ha diterima, jika :

Nilai t-hitung > t-tabel atau jika nilai sig. < 0,05 Dependent Variable: SISA_HASIL_USAHA

Method: Least Squares Date: 07/30/19 Time: 21:24 Sample: 2014 2018

Included observations: 5

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

KREDIT_BERMASALAH -0.013425 0.070809 -0.189593 0.8671 SIMPANAN_ANGGOTA 0.022359 0.022577 0.990349 0.4264 C -1.15E+08 1.21E+09 -0.095098 0.9329

(19)

Untuk mencari nilai t-tabel maka digunakan rumus : t-tabel = t ( α/2 ; n – k – 1 )

= t ( 0,025 ; 12 – 4 – 1 )

= t ( 0,025 ; 7 )

= 2,36462

Berdasarkan hasil analisis regresi kredit bermasalah nilai t-hitung - 0,1895 < t-tabel 2,36462 dan nilai signifikan atau di output diatas dilihat dari probabilitas 0,8671 > 0,05, maka dapat disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya kredit bermasalah (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU (Y) secara parsial.

2. Pengaruh simpanan anggota (X2) terhadap SHU (Y) Hipotesis :

H2 = Ho : β = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara simpanan anggota koperasi terhadap SHU.

Ha : β ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan simpanan anggota koperasi terhadap SHU.

Berdasarkan gambar IV.10 diperoleh hasil t-hitung yang kemudian akan dibandingkan dengan t-tabel. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah sebesar 95% maka nilai α sebesar 5% atau 0,05.

Dasar pengembalian keputusan yang diambil dalam uji t adalah : a) Ho diterima dan Ha ditolak, jika :

Nilai t-hitung < t-tabel atau jika nilai sig. > 0,05 b) Ho ditolak dan Ha diterima, jika :

Nilai t-hitung > t-tabel atau jika nilai sig. < 0,05

(20)

Untuk mencari nilai t-tabel maka digunakan rumus : t-tabel = t ( α/2 ; n – k – 1 )

= t ( 0,025 ; 12 – 4 – 1 )

= t ( 0,025 ; 7 )

= 2,36462

Berdasarkan hasil analisis regresi simpanan anggota koperasi diperoleh nilai t-hitung 0,990349 < t-tabel 2,6462 dan nilai signifikan atau output diatas dilihat dari probabilitas 0,4264 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya simpanan anggota koperasi (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU (Y) secara parsial.

B. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Setelah koefisien determinasi diketahui, selanjutnya akan dilakukan pengujian apakah nilai determinasi tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan atau sebaliknya tidak terdapat pengaruh yang signifikan. Uji F ini digunakan secara simultan atau Bersama-sama untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Selanjutnya untuk mengetahui kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan SHU pada KSP Pelangi Kasih Cimahi-Bandung Periode 2014-2018.

H5 = Ho : β = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi terhadap SHU.

Ha : β ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi terhadap SHU.

(21)

Berikut ini adalah hasil output uji F :

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 10 (2019) Gambar IV.12 Hasil Uji Simultan (F)

Berdasarkan gambar IV.11 diperoleh nilai F-hitung yang kemudian akan dibandingkan dengan F-tabel. Tingkat kepercayaan yang diragukan dalam penelitian ini yaitu 95% maka nilai α sebesar 5% atau 0,05. Dasar pengambilan keputusan untuk uji F simultan dalam analisis regresi adalah sebagai berikut:

1. Jika Fhitung < Ftabel, dengan a = 5% maka Ha ditolak artinya tidak signifikan.

2. Jika Fhitung > Ftabel, dengan a = 5% maka Ha diterima artinya signifikan.

Untuk mencari nilai F-tabel digunakan rumus : F-tabel = F ( k ; n – k )

= F ( 4 ; 12 – 4 )

= F ( 4 ; 8 )

= 3,84

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh F-hitung atau dari hasil output Eviews 10 bisa dilihat di F-statistic 1,834940 < 3,84 dan nilai signifikasi atau probabilitas 0,352741 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa “kredit bermasalah (X1), dan simpanan anggota (X2) koperasi secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU (Y)”.

R-squared 0.647259 Mean dependent var 1.39E+09 Adjusted R-squared 0.294518 S.D. dependent var 6.25E+08 S.E. of regression 5.25E+08 Akaike info criterion 43.28016 Sum squared resid 5.52E+17 Schwarz criterion 43.04582 Log likelihood -105.2004 Hannan-Quinn criter. 42.65122 F-statistic 1.834940 Durbin-Watson stat 3.136115 Prob(F-statistic) 0.352741

(22)

4.2 Pembahasan.

4.2.1 Analisis Deskriptif Kredit Bermasalah

Selama periode tahun 2014 KSP Pelangi Kasih mengalami peningkatan kredit bermasalah sebesar 561.005.300,0. Dimana dapat dikatakan KSP Pelangi Kasih mendapatkan kategori kurang sehat. Pada tahun 2015-2018 KSP Pelangi Kasih mengalami peningkatan kredit bermasalah secara berturut-turut.

Peningkatan ini dapat mengakibatkan penurunan pada kesehatan perusahaan.

Dilihat dari tingkat peningkatan kredit bermasalah dapat dikatakan bahwa KSP Pelangi Kasih mendapatkan kinerja yang kurang sehat.

Berdasarkan tabel IV.1, secara keseluruhan kredit bermasalah pada tahun 2014-2018 apabila di rata-ratakan sebesar 6,91, dimana dalam bentuk nilai minimumnya sebesar 5,61 dan nilai maxsimumnya sebesar 2,13, sementara nilai devisiasinya sebesar 8,63. Dapat dikatakan kredit bermasalah pada KSP Pelangi Kasih ini dapat dikatakan kurang sehat.

4.2.2 Analisis Deskriptif Simpanan Anggota Koperasi

Simpanan anggota koperasi dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dimana dapat dikatakan KSP Pelangi Kasih mendapatkan kategori yang sehat. Peningkatan tersebut disebabkan karena adanya kesadaran para anggota dalam menyimpan simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Dilihat dari tingkat peningkatan dari simpanan anggota koperasi dapat dikatakan bahwa KSP Pelangi Kasih mendapatkan kinerja sehat.

Berdasarkan tabel IV.2 bahwa hasil analisis deskriptif menemukan bahwa secara keseluruhan simpanan anggota yang terjadi di KSP Pelangi

(23)

Kasih dalam tahun 2014-2018 memiliki nilai rata-rata sebesar 7,13 dengan nilai minimum sebesar 4,02 dan nilai maximumnya sebesar 1,06, sementara nilai dari standar deviasi sebesar 2,71.

4.2.3 Analisis Deskriptif Sisa Hasil Usaha (SHU)

Sisa hasil usaha dari tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 917.339.510 dimana KSP Pelangi Kasih mendapatkan kategiri kurang sehat.

Pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 sisa hasil usaha mengalami peningkatan lagi secara signifikan disebabkan karena meningkatnya simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela pada KSP Pelangi Kasih.

Dilihat dari peningkatan sisa hasil usaha pada tahun 2017-2018 dapat dikatakan bahwa KSP Pelangi Kasih mendapatkan kinerja yang baik.

Berdasarkan tabel IV.3 hasil analisis deskriptif menemukan bahwa secara keseluruhan sisa hasil usaha dari tahun 2014-2018 sisa hasil usaha (SHU) mempunyai nilai rata-rata sebesar 1,39 dengan nilai minimum sebesar 9,11 dan nilai maximumnya sebesar 2,27, sementara nilai standar deviasi sebesar 6,25.

4.2.4 Pengaruh Kredit Bermasalah terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) secara parsial

Berdasarkan hasil penelitian tentang besar kecilnya pengaruh variabel bebas secara parsial, diperoleh hasil untuk pengaruh kredit bermasalah terhadap SHU adalah dengan nilai t-hitung 0,1895 < t-tabel 2,36462 dan nilai signifikan atau dioutput dapat dilihat dari probabilitas 0,8671 > 0,05, maka dapat disimpulkan Ho diterima dan Ha diolak, yang artinya kredit bermasalah (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU (Y) secara parsial.

(24)

Kredit bermasalah dan SHU memiliki tingkat korelasi sangat rendah dengan nilai negatif sebesar -0,0134 atau berlawanan arah. Artinya jika kredit bermasalah naik 1 satuan dengan asumsi kredit bermasalah dianggap tetap maka SHU juga akan menurun sebesar -0,0134, jika kredit bermasalah turun 1 satuan dengan asumsi kredit bermasalah dianggap tetap maka SHU juga akan naik sebesar -0,0134.

4.2.5 Pengaruh Simpanan Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) secara parsial

Sisa hasil usaha (SHU) akan meningkat apabila jumlah simpanan anggota koperasi meningkat sebaliknya SHU menurun apabila simpanan anggota meningkat. Hasil dari penelitian menunjukan, diduga simpanan anggota tidak berpengaruh terhadap sisa hasil usaha pada KSP Pelangi Kasih Cimahi, dilihat dari hasil pengujian t-hitung 0,990349 < 2,6462 dan nilai signifikan atau output dilihat dari probabilitas 0,4264 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima Ha ditolak, yang artinya simpanan anggota koperasi tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU (Y).

Simpanan anggota koperasi dan SHU memiliki tingkat korelasi yang rendah yaitu sebesar 0,0223 atau berlawanan arah. Artinya jika simpanan anggota koperasi naik 1 satuan dengan asumsi simpanan anggota koperasi dianggap tetap maka SHU juga akan meningkat, jika simpanan anggota koperasi turun 1 satuan dengan asumsi simpanan anggota koperasi dianggap tetap maka SHU juga akan menurun.

Hal ini disebabkan karena banyaknya anggota yang menarik kembali simpanan sukarelanya untuk memenuhi kebutuhannya sehingga menurunnya

(25)

jumlah simpanan sukarela yang menjadi salah satu indikator dari simpanan anggota dan dalam KSP Pelangi Kasih dijadikan sumber bunga atau jasa sebagai SHU yang diberikan pada anggota setiap akhir tahun kegiatan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan (I Made Rusmana, 2014 ) yang menyatakan bahwa simpanan anggota secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan terhadap sisa hasil usaha. Maka berdasarkan pemaparan sebelumnya, menjelaskan bahwa hasil penelitian yang dilakukan tidak sesuai dengan teori yang ada karena adanya permasalahan salah satu indikator simpanan anggota KSP Pelangi Kasih terhadap sisa hasil usaha (SHU).

4.2.6 Pengaruh Kredit Bermasalah dan Simpanan Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) secara simultan

Pengaruh kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi terhadap sisa hasil usaha (SHU) mendapatkan nilai R-square sebesar 0,647259, maka dapat dikatakan bahwa kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi secara bersama-sama mempengaruhi sisa hasil usaha sebesar 0,647 atau 64,7%

dan sisanya sebesar 35,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Hasil uji hipotesis dengan uji simultan (Uji F) menunjukan F-statistic 1,834940 < F-tabel 3,84 dan nilai signifikan atau probabilitas 0,352741 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa “Kredit Bermasalah (X1) dan Simpanan Anggota Koperasi (X2) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU (Y)”.=

Temuan ini mengemukakan bahwa pada penelitian sebelumnya tidak menjelaskan bagaimana kondisi dari variabel independen dan dependen tersebut, penelitian sebelumnya tidak menjelaskan variabel mana yang

(26)

hubungan dan pengaruhnya yang kuat atau lemah. Pada penelitian ini menjelaskan bagaimana kondisi kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi terhadap SHU. Terdapat perbedaan tempat penelitian ini dengan penelitian terdahulu dan lama waktu penelitian yang menyebabkan perbedaan antara hasil dan pembahasan dalam penelitian ini.

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari pengujian Statistik t menunjukkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual parsial bahwa kualitas produk memiliki pengaruh positif dan signifikan

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa Penjualan Kredit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Kas, Piutang Tak Tertagih secara parsial tidak berpengaruh