29 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan hasil penelitian berdasarkan pengambilan data yang dilakukan melalui analisis data. Analisis data didapatkan berdasarkan hasil dari 100 kuesioner subjek penelitian yang sesuai dengan karateristik sampel yang telah diolah menggunakan SPSS for windows 20.0.
4.1 Data Demografi Subjek Penelitian
Tabel 4.1 Data Demografi Subjek Penelitian
Data Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
Laki – laki 65 65%
Perempuan 35 35%
Usia
18 – 21 92 92%
22 – 24 8 8%
Domisili 21
Jakarta Pusat 21 21%
Jakarta Timur 44 44%
Jakarta Utara 9 9%
Jakarta Barat 2 2%
Jakarta Selatan 9 9%
Bekasi 15 15%
Suku Bangsa
Sunda 13 13%
Jawa 31 31%
Betawi 23 23%
Padang 7 7%
30
Batak 10 10%
Data Jumlah Persentase
Ambon 7 7%
Dll (melayu, bugis, ntt, makasar, papua, manado,
kupang) 9 9%
Universitas
Negeri 81 81%
Swasta 19 19%
Pada penelitian ini, subjek penelitian yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. Subjek penelitian adalah mahasiswa pecinta alam beusia 18–24 tahun di Jakarta, dengan rincian 65 laki-laki (65%) dan 35 perempuan (35%). Sebagian besar subjek berada pada rentang usia 18-21 tahun yaitu sebanyak 92 (92%) dan 8 orang (8%).
Sebagian besar subjek penelitian berasal dari suku Jawa dengan total 31 orang (31%). Universitas yang berlokasi di Jakarta merupakan screening pertama yang dilakukan oleh peneliti. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa subjek sebagian besar berasal dari universitas negeri, yaitu sebanyak 81 orang (81%).
4.2 Data Deskriptif
Penelitian ini memiliki dua variabel, dan setiap skor yang diperoleh akan di kelompokan kedalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Berikut adalah tahapan yang peneliti gunakan dalam melakukan pengkategorisasian :
• Langkah pertama, menghitung mean hipotetik (µ) dengan rumus
keterangan :
µ = Rerata Hipotetik = Skor maksimal aitem
31 = Skor minimal aitem
= Jumlah aitem
• Langkah kedua, menghitung diviasi standar hipotetik ( dengan rumus
Keterangan :
= Rerata Hipotetik = Skor maksimal aitem = Skor minimal aitem = Jumlah aitem
• Langkah ketiga, memasukan hasil hitungan kedalam kategorisasi
Rendah =
Sedang =
Tinggi =
4.2.1 Deskriptif Statistik Variabel Regulasi Emosi
Pengukuran regulasi emosi dalam penelitian ini menggunakan The Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) yang disusun oleh (Gross & John, 2003). Skala ini terdiri dari 10 item yang terdiri dari nilai 1 untuk sangat tidak setuju, nilai 7 untuk sangat setuju. Berikut merupakan persebaran skor variabel regulasi emosi pada subjek penelitian:
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Regulasi Emosi Emotion
Regulation Reapprasial
Emotion Regulation Suppression
Jumlah Subjek
Minimum 13,00 8,00 100
Mean 28,23 19,71 100
32
Maximum 42,00 28,00 100
Std.
Deviation
5,93544 4,72110 100
Peneliti melakukan katogarisai skor menjadi tiga bagian, yaitu rendah, sedang dan tinggi (Azwar, 2012). Peneliti melakukan kategorisasi dengan menggunakan SPSS 20.0 for Windows. Maka dapat diketahui bahwa sebagian besar subjek berada pada tingkat regulasi emosi reappraisal dengan kategori sedang sebesar 58% dan pada tingkat regulasi emosi suppression dengan kategori sedang sebesar 49%.
Tabel 4.3 Kategorisasi Reappraisal
Kategori Skor Rentang Skor Frequency Persentase
Rendah ≤18 4 4%
Sedang 18-30 58 58%
Tinggi ≥30 38 38%
Tabel 4.4 Kategorisasi Suppression
Kategori Skor Rentang Skor Frequency Persentase
Rendah ≤12 6 6%
Sedang 12-20 49 49%
Tinggi ≥20 45 45%
4.2.2 Deskriptif Statistik Variabel Agresivitas
Pengukuran alat ukur The Aggression Questioner dari Buss, A. H. &
Perry, M. P. (1992). Skala ini terdiri dari 29 item yang terdiri dari nilai 1 untuk yang paling tidak mendekati sampai skor 7 yang paling mendekati. Berikut merupakan persebaran skor variabel regulasi emosi pada subjek penelitian:
4.5 Deskripsi Statistik Variabel Agresivitas Agresivitas Jumlah
Subjek
Minimum 43.00 100
33
Mean 100.9 100
Maximum 165.00 100
Std.
Deviation
28.69554 100
Peneliti melakukan kategorisasi menjadi tiga bagian, yaitu rendah, sedang dan tinggi (Azwar, 2012). Peneliti melakukan kategorisasi dengan menggunakan SPSS 20.0 for Windows. Maka dapat diketahui bahwa sebagian besar subjek berada pada tingkat agresivitas dengan kategori sedang sebesar 64%.
Tabel 4.6 Kategorisasi Agresivitas
Kategori skor Rentang Skor Frequency Persentase
Rendah ≥81 24 24%
Sedang 81-135 64 64%
Tinggi ≤135 12 12%
4.3 Uji Normalitas
Pada analisis ini, peneliti ingin mengetahui apakah data yang didapatkan memenuhi distribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2013). Oleh karena itu penelitian melakukan uji normalitas dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test. Persyaratan sebuah data berdistribusi normal apabila nilai signifikasi ≤ 0,05.
Tabel 4.7 Uji Normalitas Sig
The Aggression 0,200
34 Emotion
Regulation(Reapprasial)
0,200
Emotion
Regulation(Suppression)
0,018
Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh bahwa nilai signifikansi dari The Aggression sebesar 0,200. Emotion Regulation Reapprasial sebesar 0,200 dapat dikatakan bahwa berdistribusi normal dan Emotion Regulation Suppression sebesar 0,018 maka dapat dikatakan bahwa tidak berdistribusi normal.
4.3 Uji Korelasi
Tahapan uji korelasi dilakukan dengan tujuan melihat apakah kedua variabel yang diteliti saling berkorelasi. Peneliti menggunakan teknik analisis yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment dan Spearmen. Menurut Sugiyono (2012) Uji korelasi dilakukan untuk melihat apakah kedua variabel saling berkorelasi, data dinilai memiliki hubungan apabila nilai signifikansi ≤ 0,05.
Tabel 4.8 Hasil Uji Korelasi
R Sig
Emotion Regulatin Reapprasial – The
Aggression
0,61 0,548
Emotion Regulation Suppression – The
Aggression
-0,017 0,866
35 Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi Emotion Regulation Reapprasial dengan The Aggression sebesar (r = 0,61, p=0,548) dan Emotion Regulation Suppression dengan The Aggression (r
= -0,017, p=0,866). Hal ini dapat dikatakan bahwa kedua variabel tidak berkorelasi karena nilai signifikansi lebih dari 0,05.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil uji analisis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa tidak terdapat adanya hubungan yang signifikan antara regulasi emosi dimensi reapprasial dan agresivitas (r=0,6, p=0,548), regulasi emosi dimensi suppression dan agresivitas (r=0,14, p= 0,889) pada mahasiswa pecinta alam. Hasil penelitian ini tidak selaras dari hasil penelitian sebelumnya bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara regulasi emosi dengan perilaku agresi pada siswa SMK X yang sering terlibat tawuran di Kota Bogor (Andini, 2013). Menurut dugaan peneliti, tidak adanya korelasi yang sigifikan antara regulasi emosi dengan agresivitas pada mahasiswa pecinta alam dikarenakan adanya faktor lain, seperti konformitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang siginifikan antara konformitas dengan agresivitas (Palinoan, 2015). Hasil penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa kecerdasan emosi menjadi salah satu faktor agresivitas, yaitu semakin tinggi kecerdasan emosi remaja maka akan semakin rendah perilaku agresinya (Setiawati, 2015).
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa penggunaan strategi regulasi emosi dimensi reappraisal subjek berada pada kategori sedang, sebagian kecil pada kategori tinnggi dan rendah. Penggunaan strategi regulasi emosi dimensi suppression berada dalam kategori sedang, sebagian kecil pada kategori tinggi dan rendah. Pada agresivitas sebagian besar subjek berada pada kategori sedang.
Dalam proses penelitian, peneliti masih memiliki keterbatasan dan kekurangan selama proses penelitian berlangsung yaitu karakteristik sampel yang tidak sesuai dan sampel belum mewakili seluruh wilayah DKI Jakarta, dikarenakan keterbatasan waktu antara peneliti dan sampel. Kurangnya peneliti
36 untuk memastikan bahwa sampel mengisi kuesioner berdasarkan diri sendiri tanpa turut serta orang lain. Implikasi dalam penelitian ini adalah dapat memberikan referensi penelitian terbaru dengan memberikan gambaran mengenai regulasi emosi terhadap perilaku agresi pada mahasiswa pecinta alam.