• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA

Dalam penelitian ini penulis mendapatkan temuan yang dialami selamamelaksanakan praktek laut (prala) diSV. STELLA 28yang penulis laksanakan pada periode Agustus 2019 sampai dengan Agustus 2020 dengan operasi Di PHE ONWJ.

Gambar 4.1 Kapal SV. Stella 28

Sumber: Dokumen Pribadi

SV. STELLA 28 adalah sebuah kapal supply vessel yang berada dibawah manajemen PT. Sowohi Kentiti Jaya yang beralamatkan di Jl. Pasar Kebang No. 23 Surabaya. SV. STELLA 28 memiliki nama panggilan (Call Sign)J Z K F( JULIET ZULU KILO FOXTROT ) dengan pelabuhan induk (home port) di Jetty Alfa Marunda.

SV. STELLA 28 memiliki ruang muat di geladak utama dan beberapa kamar untuk penumpang/passanger dideck. Dengan sistem muatan yang akan

47

(2)

dimuat ke kapal diangkat menggunakan crane. Untuk penumpang masuk melewati rescue zone kapal dengan menggunakan tangga agar bisa sampai pada passanger room yang terletak di main deck.

Pada SV. STELLA 28 menggunakan bahan bakar jenis Biosolar B20.

B20 adalah program Pemerintah yang mewajibkan pencampuran 20%

Biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak jenis Solar, yang menghasilkan produk Biosolar B20. Program ini mulai diberlakukan sejak Januari 2016 sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM nomor 32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.

Kapal ini terbuat dari baja dengan tempat pembuatan di Cina, pada tahun 1998.Biro klasifikasi yang memeriksa adalah BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) dengan nomor MMSI 525006227.

Berikut adalah data - data kapal tempat penulis melakukan observasi selama melaksanakan praktek belayar.

(3)

Gambar 4.2 ShipParticullar

Sumber: Dokumen Kapal

(4)

B. HASIL PENELITIAN

Peneliti melaksanakan pengumpulan data selama kurang lebih dua belas bulan dan mendapatkan data berupa hasil observasi lapangan, hasil wawancara dengan subjek penelitian. Pada sub bab selanjutnya akan disajikan data-data yang didapat peneliti selama praktek laut di SV. STELLA 28 milik PT.

SOWOHI KENTITI JAYA.

C. PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

Di dalam dunia pelayaran, keselamatan adalah hal yang paling utama.

Untuk meningkatkan keselamatan harus terpenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan dan kepelabuhanan. Karena pentingnya hal ini, bermacam-macam prosedur dibuat dan dilaksanakan demi terwujudnya keselamatan dalam suatu pelayaran. Berbagai aturan internasional telah dibuat untuk mengendalikan keselamatan pelayaran antara lain: SOLAS 1974, STCW 2020, dan COLREG. Maka dibuat prosedur untuk mendekat ke platform yang terdiri dari beberapa langkah untuk dilakukan sebagai berikut:

Langkah 1 persiapan:

1) Tiba di 500 m Zone Nahkoda Di Anjungan.

2) Work Plan Disepakati oleh OIM isi 500 m zone Vessel Arrival Chedklist.

3) Lakukan Tes a) Komunikasi b) Main Engine

c) Maneuvering Control d) Bow Thurster

e) Steering Gear

(5)

f) Radar GPS

4) Hasil Tes “ NO “ batalkan approach lakukan perbaiki kerusakan jika tidak bisa diperbaiki, buat kajian resiko ( operator risk assessment ). Nahkoda dan OIM sepakat pekerjaan dapat dilanjutkan. Jika ragu, laporkan kepada PHE ONWJ Marine Team.

Langkah 2 Tes Olah Gerak .

Jika keseluruhan hasil tes OK, Lakukan Tes Olah Gerak.

1) Tes dilakukan di batas luar Zona 500 m. Hentikan laju kapal hingga Full Stop.

2) Lakukan olah gerak ( gunakan mesin + bow thruster ) selama 5 menit upayakan diam.

3) Sesuaikan haluan dengan arah angin / ombak / arus terhadap rencana approach ke platform upayakan haluan tetap.

4) Kecepatan hanyut dan perubahan haluan kapal selama 5menit ( lihat GPS ) 5) Kecepatan hanyut < 0,5 knot. Perubahan haluan < 20o lanjutkan approach.

6) Kecepatan hanyut > 0,5 knot. Perubahan haluan > 20o batalkan approach.

Langkah 3 cek kembali kondisi laut.

1) Normal ( bawah angin ).

2) Ada Bow Thruster.

Angin < 25 knots.

Ombak < 2 meter.

3) Tanpa Bow Thruster.

Angin < 20 knots.

Ombak < 1.5 meter.

(6)

4) Normal (Atas angin).

5) Ada Bow Thruster.

Angin < 20 knots.

Ombak < 1.5 meter.

6) Tanpa Bow Thruster.

Angin < 15 knots.

Ombak < 1 meter.

7) Angin dan ombak lebih dari batasan batalkan Approach.

Langkah 4 Saat Olah Gerak Di Dekat Platform.

1) Radar Wachkeeping untuk memonitor Squals atau Showers.

2) Jika dideteksi, laporkan ke OIM dan menjauh sedini mungkin.

3) Jika tidak perlu, hindari masuk zona 500 m.

4) Jika diperlukan, lakukan sesingkat mungkin dan segera menjauh setelah kegiatan selesai.

5) Jika diperlukan tambat di NUI laporkan kepada OIM dan lakukan sesuai prosedur yang ada.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mualim II, Mualim I, dan Kapten diperoleh hasil sebagai berikut :

Menurut Mualim II “Tes olah gerak kapal sebelum mendekat platform dilakukan untuk mengetahui bagaimana resiko ketika kapal mendekati platform dan melakukan lifting. Tes olah gerak ini dilakukan setiap kapal akan mendekati platform untuk mengetahui seberapa jauh kapal terpengaruh arus, angin, ombak, dan mengetahui seberapa besar resiko bahaya terhadap kapal.”

(10-07-2020)

(7)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mualim II, dapat disimpulkan bahwa penerapan tes olah gerak kapal sebelum mendekati platform sudah sesuai dengan prosedur prosedur yang ada.

Menurut Mualim I ”Tes olah gerak kapal sebelum mendekat platform dilakukan untuk mengurangi kecelakaan saat kapal sudah dekat dengan platform. Tes ini dilakukan pada jarak 500 m sebelum platform pada saat kapal akan mendekat sebelumnya laporan dengan radio operator platform setempat supaya saling mempersiapkan. Saat melakukan tes olah gerak dilakukan pengamatan dan pengecekan yang semaksimal mungkin baik pengaruh dari dalam maupun pengaruh dari luar. Untuk mengetahui seberapa besar resiko kecelakaan kapal.” (11-07-2020)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mualim II, dapat disimpulkan bahwa penerapan tes olah gerak kapal sebelum mendekati platform sudah sesuai dengan prosedur prosedur yang ada untuk mewujudkan pelayaran yang aman.

Sedangkan menurut Kapten “Tes olah gerak kapal sebelum mendekat platform adalah sebuah tes wajib yang dilaksanakan kapal pada jarak 500 m sebelum platform. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari dari dalam maupun pengaruh dari luar pada saat kapal berolah gerak, cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan pengamatan dan pengecekan secara maksimal. Pada saat melakukan pengecekan supaya lebih maksimal lagi dilakukan ceklis pada daftar yang sudah di buat dan ditulis semua hasilnya ditandatangani Kapten dan KKM dan dilaporkan ke Superintendent.” (11-07- 2020)

(8)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mualim II, dapat disimpulkan bahwa penerapan tes olah gerak kapal sebelum mendekati platform sudah sesuai dengan prosedur prosedur yang ada. Tetapi dalam kondisi bagaimanapun untuk dilakukan pengecekan secara lebih maksimal untuk menghindari kecelakaan.

Berdasarkan hasil observasi saat Penulis melakukan praktek layar di kapal SV. Stella 28, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Belum sepenuhnya tes olah gerak kapal sebelum mendekati platform dilaksanakan. Ini terjadi bilamana waktu tidak memungkinkan dan kapal perlu melaksanakan tugas selanjutnya.

2. Pada saat kapal akan mendekati platform wajib marencanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan mengisi vessel arrival checklist dan melakukan tes jika hasilnya baik Nahkoda dan OIM sepakat pekerjaan dapat dilanjutkan.

3. Tes olah gerak dilakukan di luar zona 500m dengan menghentikan laju kapal hingga full stop. Olah gerak dilakukan menggunakan mesin+bow thruster selama 5 menit untuk mrngupayakan kapal diam.

4. Pengamatan kondisi laut harus dilaksanakan bilamana ada keragu-raguan maka bahaya kecelakaan harus di anggap ada. Kapal kembali mendekati platform ketika keadaan aman, Nahkoda dan OIM sepakat untuk melanjutkan perkerjaan.

Dari hasil data tersebut menunjukan bahwa di SV. Stella 28 belum sepenuhnya melaksanakan tes olah gerak kapal sebelum mendekati platform.

Hal ini dapat membahayakan keselamatan kapal karena tes olah gerak kapal ini dilaksanakan untuk menghindari kecelakaan, dan ini adalah tes wajib yang harus dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar resiko kecelakaan kapal

(9)

sebelum kapal mendekat ke platform. Tes ini dilakukan setiap saat sebelum kapal mendekat ke platform dan perancanaan kerja harus di sepakati oleh Nahkoda dan OIM setempat.

Pada saat kapal mendekat pada jarak 500 m kapal melakukan tes olah gerak dengan menghentikan laju kapal hingga full stop. Olah gerak dilakukan menggunakan mesin+bow thruster selama 5 menit untuk mengupayakan kapal diam. pengecekan dan pengamatan harus semaksimal mungkin baik dengan pengamatan langsung maupun dengan alat bantu yang tersedia di kapal semua hasil di catat (contoh ceklis pada saat melakukan tes olah gerak terlampir) dan dilakukan penilaian. jika keadaan aman maka kapal dijinkan untuk mendekat jika terdapat keragu – raguan maka kemungkinan kecelakaan harus di nilai ada dan kapal tidak di ijinkan untuk mendekat sampai kondisi benar–benar aman untuk kapal mendekat dan melakukan proses lifting.

(10)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tentang Penerapan Tes Olah Gerak Kapal Sebelum Mendekat Platform Untuk Menghindari Kecelakaan Diatas Kapal tempat penulis melaksanakan praktek layar adalah bahwa pada SV. STELLA 28 tempat penulis melaksanakan praktek adalah:

Penerapan tes olah gerak kapal sebelum mendekat platform di kapal SV. Stella 28 belum sepenuhnya dilaksanakan.

Dalam kondisi tertentu kapal tidak melakukan tes olah gerak dan langsung mendekati platform biasanya dikarenakan waktu yang terbatas dan Nahkoda sudah merasa bahwa kondisi aman untuk kapal mendekat. Sebaiknya meskipun kondisinya aman tes ini tetap dilaksanakan karena hal ini menyangkut keselamatan kapal dan lingkungan tempat kapal beroperasi.

B. Saran

Dalam hal ini penulis akan memberi saran-saran yang sekiranya dapat bermanfaat dan sebagai masukkan guna memperbaiki masalah tentang penerapan tes olah gerak kapal sebelum mendekati platform. Adapun saran- saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

Kebiasaan untuk melakukan tes olah gerak kapal harus selalu dilaksanakan dalam kondisi apapun demi keamanan kapal maupun lingkungan lingkungan tempat kapal ber operasi. Seluruh awak kapal harus saling mengingatkan pada saat akan mendekat ke platform untuk melakukan tes olah gerak. Seluruh awak kapal harus melakukan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

56

Referensi

Dokumen terkait

I am trying to look at the picture and, you know, trying to understand [but] the words kept coming.’ The student expressed frustrations that align with Mayer’s ‘redundancy principle’,