• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab iv hasil penelitian dan pembahasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "bab iv hasil penelitian dan pembahasan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Dengan menggunakan metode tanya jawab, guru menjelaskan atau menguraikan materi untuk mengetahui pemahaman siswa lain. Berdasarkan Tabel 4.1, rata-rata hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan penerapan model Quantum Teaching selama tiga kali pertemuan adalah 3,67. Berdasarkan Tabel 4.2 rata-rata hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan penerapan model Quantum Teaching selama tiga kali pertemuan adalah 3,65.

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat digambarkan bahwa dari 20 siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Sungguminasa yang dijadikan sampel penelitian untuk pretest, secara umum nilai tes profisiensi awal berada pada kategori “rendah”. Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan nilai belajar matematika siswa setelah diberikan perlakuan (Posttest) dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini. Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika sebelum (pretest) melalui penerapan model kolaboratif tipe Quantum Teaching, jumlah siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan individu sebanyak 17 siswa dengan persentase 85% dan 3 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan individu dengan persentase 15%.

Sedangkan hasil belajar matematika siswa secara (posttest) jumlah siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan individu sebanyak 0 siswa dengan persentase 0%, dan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan individu sebanyak 20 siswa dengan persentase 100%. . . Hal ini menunjukkan bahwa untuk nilai pretest pada kelas tersebut, 50% siswa memperoleh nilai tertinggi 60 atau terendah 60, dan untuk nilai posttest, 50% siswa memperoleh nilai tertinggi 87,5 atau terendah 87,5. Berdasarkan Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 dapat digambarkan bahwa dari 36 siswa kelas VIII.H SMP Negeri 1 Sungguminasa yang dijadikan sampel penelitian pada pre-test secara umum mempunyai tingkat nilai tes profisiensi.

Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan Hasil Belajar Matematika siswa setelah diberikan perlakuan (Pretest dan Posttest) dapat dilihat pada Tabel 4.8 setelah Tabel 4.8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa sebelumnya. Berdasarkan tabel 4.8 di atas terlihat bahwa hasil belajar matematika sebelum (pretest) melalui penerapan model Quantum Teaching jumlah siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan individu sebanyak 29 siswa dengan persentase 81 %. dan 7 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan individu dengan persentase 19%. Sedangkan hasil belajar matematika siswa setelah (posttest) jumlah siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan individu sebanyak 0 siswa dengan persentase 0%, dan yang memenuhi kriteria ketuntasan individu sebanyak 36 siswa dengan persentase 100. %.

Pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dilakukan dengan lembar observasi aktivitas siswa, setiap 5 menit pengamat mengamati aktivitas dominan siswa, pengamat juga menuliskan hasil pengamatannya. Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat hasil analisis data aktivitas siswa kelompok 1 menunjukkan aspek aktivitas 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 7 sebesar 8 persen. aktivitas siswa pada setiap pertemuan. dalam masa toleransi. Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa hasil analisis data aktivitas siswa kelompok 2 menunjukkan aspek aktivitas ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, ke-7, dan ke-8. Persentase keaktifan siswa pada setiap pertemuan masih dalam batas waktu toleransi.

Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat bahwa hasil analisis data aktivitas siswa pada kelompok 1 menunjukkan bahwa aspek aktivitas ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, ke-7, dan ke-7 memberikan kontribusi sebesar 8 persen terhadap aktivitas siswa pada masing-masing kelompok. pertemuan dalam masa toleransi. Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa hasil analisis data aktivitas siswa pada kelompok 2 menunjukkan aspek aktivitas ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, ke-7, dan ke-8. Persentase keaktifan siswa pada setiap pertemuan berada dalam masa toleransi. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok siswa yang diamati secara umum telah melaksanakan aktivitas penerapan model Quantum Teaching dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan data aktivitas siswa yang disajikan, rata-rata persentase aktivitas siswa yang dilakukan dapat memenuhi kriteria waktu aktivitas siswa ideal pada BAB III.

Tabel 4.2 Hasil Analisis Data Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran SMP Negeri 1 Sungguminasa
Tabel 4.2 Hasil Analisis Data Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran SMP Negeri 1 Sungguminasa

Hasil Analisis Inferensial

Dari hasil uji Normalized gain yang dapat dilihat pada Lampiran D menunjukkan bahwa SMP Negeri 2 Sungguminasa mempunyai indeks gain = 0,77 dan SMP Negeri 1 Sungguminasa mempunyai indeks gain = 0,86. Artinya pada interval g ≥ 0,7 dapat disimpulkan peningkatan hasil belajar berkategori tinggi. Uji hipotesis dianalisis dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui efektif tidaknya pembelajaran matematika di Kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa melalui model Quantum Teaching.

Berdasarkan hasil analisis SPSS (Lampiran D) terlihat p-value (sign. (2-tailed)) sebesar 0,000 < 0,05 yang menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar dengan penerapan Quantum Model pendidikan lebih dari 74,9. Artinya H0 ditolak dan H1 diterima yaitu rata-rata hasil belajar. post-test) siswa Kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Sungguminasa dan siswa Kelas VIII.HSMP Negeri 1 Sungguminasa lebih dari atau sama dengan KKM. Berdasarkan hasil analisis (Lampiran D) terlihat nilai p-value (sig.(2-tailed)) sebesar 0,000 < 0,05 yang menunjukkan bahwa mean gain ternormalisasi siswa Kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Sungguminasa dan siswa Kelas VIII.HSMP Negeri 1 Sungguminasa lebih dari 0,29.

Artinya H0 ditolak dan H1 diterima yaitu gain hasil belajar siswa yang ternormalisasi berada pada kategori sedang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada akhirnya hasil belajar matematika siswa setelah diajar menggunakan model quantum teaching memenuhi kriteria keefektifan. Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa setelah pembelajaran melalui penerapan model Quantum Teaching telah memenuhi kriteria keefektifan.

Pembahasan Hasil Penelitian

  • Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif
  • Hasil Tes Kemampuan Awal (pretest) Siswa Sebelum Pembelajaran Melalui Penerapan modelQuantum Teaching
  • Hasil Tes Belajar Matematika Siswa Setelah Pembelajaran Melalui Penerapan model Quantum Teaching
  • Pembahasan Hasil Analisis Inferensial

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor hasil belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan model quantum teaching memenuhi kriteria kinerja. A. Hasil analisis data observasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan model quantum teaching dari Sesi I sampai Sesi III pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Sungguminas menunjukkan rata-rata keseluruhan sebesar 3,75. Nilai rata-rata yang diperoleh berada pada interval yang berarti berada pada kategori terlaksana dengan baik sehingga dapat dikatakan efektif, dan Kelas VIII.H SMP Negeri 1 Sungguminas menunjukkan rata-rata keseluruhan sebesar 3,76.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siswa kelas VIII di sekolah menengah negeri kecamatan Sombaopu dapat efektif. Hasil belajar siswa dikatakan efektif apabila siswa dalam kelas tersebut telah mencapai tingkat ketuntasan klasikal minimal 85%. Hasil analisis data tes bakat awal siswa sebelum melaksanakan pendidikan matematika melalui penerapan model Quantum Teaching menunjukkan bahwa dari 36 siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Sungguminasa dan 35 siswa kelas VIII.HSMP Negeri 1 Sungguminasa, dari jumlah siswa tersebut terdapat 3 siswa yang mencapai ketuntasan individu, 2 siswa Kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Sungguminasa dan 1 siswaVIII.HSMP Negeri 1 Sungguminasa (mendapat nilai ketuntasan minimal 75), dengan Dengan kata lain, sebelum diterapkan model Quantum Teaching secara keseluruhan masih tergolong rendah dan belum memenuhi kriteria ketuntasan klasikal.

Hal ini disebabkan karena penyaluran materi yang kurang tepat, rendahnya keterampilan atau kompetensi siswa sehingga menjadikan matematika sebagai mata pelajaran yang menakutkan bagi sebagian siswa. Selain itu, hasil wawancara dengan guru matematika yang mengajar di sekolah tersebut mengatakan bahwa pada pada dasarnya lebih banyak guru yang menggunakan salah satu model pembelajaran yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru karena dianggap lebih praktis, guru hanya perlu menjelaskan materi pembelajaran yang sudah ada di buku referensi, sehingga siswa lebih sedikit aktif. dalam proses pembelajaran, yang pada akhirnya berdampak pada rendahnya kemampuan matematika siswa. hasil belajar sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif. Hasil analisis data hasil belajar matematika siswa setelah pembelajaran matematika melalui penerapan model Quantum Teaching menunjukkan bahwa di kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Sungguminasa terdapat 23 siswa atau 96% siswa yang mencapai KKM (KKM). ) sedangkan siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 1 siswa atau 4%. Kemudian pada kelas VIII.HSMP Negeri 1 Sungguminasa terdapat 12 siswa atau 92% siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan 1 siswa atau 8% tidak mencapai KKM.

Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui penerapan model Quantum Teaching pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Sungguminasa dan siswa kelas VIII.HSMP Negeri 1 Sungguminasa menunjukkan bahwa siswa aktif dalam belajar sebagai sebelum dan sesudah pembelajaran, hubungan sosial siswa sudah membaik, siswa sudah lebih baik. Guru sudah memenuhi kriteria aktif karena menurut indikator aktivitas siswa, aktivitas siswa dikatakan berhasil/efektif jika rata-rata persentasenya frekuensi aktivitas siswa memenuhi ideal. kriteria waktu menggunakan toleransi 5%. Sedangkan hasil analisis data observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa yang menggunakan model Quantum Teaching berada pada rentang yang baik sesuai kriteria Ideal Time Percentage Tolerance Interval (PWI). Dari sini dapat disimpulkan bahwa siswa telah berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran matematika melalui penerapan model Quantum Teaching.

Berdasarkan respon siswa terhadap angket yang disebar diperoleh data bahwa 82% siswa SMP Negeri 2 Sungguminasa memberikan jawaban positif terhadap beberapa pertanyaan yang diajukan dan 84% siswa SMP Negeri 1 Sungguminasa memberikan jawaban terhadap beberapa pertanyaan yang diajukan. yaitu kriteria respon positif terhadap tercapainya kegiatan pembelajaran. Hasil analisis inferensial yang dimaksudkan adalah pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa data pretest dan posttest lolos uji normalitas yang merupakan uji wajib sebelum melakukan uji hipotesis. Tes gain ternormalisasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Hasil uji hipotesis menggunakan uji one sample t-test.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Analisis Data Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran SMP Negeri 2 Sungguminasa
Tabel 4.2 Hasil Analisis Data Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran SMP Negeri 1 Sungguminasa
Tabel 4.3 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretest) dan Tes Hasil Belajar (Posttest) Siswa Kelas VIII.1 SMP Negeri  2 sungguminasa Kabupaten Gowa
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Tes Kemampuan Awal (Pretest) danSkor  Hasil  Belajar  Matematika  Siswa  Kelas  VIII.1 SMP Negeri 2 sungguminasa Kabupaten Gowa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang berjudul Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Berbasis Budaya Bugis Makassar Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Barombong Kabupaten Gowa oleh