• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Jika dilihat dibawah mikroskop polarisasi terlihat mineral kuarsa pada posisi sejajar nikel tidak berwarna (tidak berwarna) dan pada posisi nikel bersilangan mineral kuarsa berwarna putih, tidak terdapat pleokroisme, relief rendah, mineral N

Di bawah ini dijelaskan (Gambar 4.11), mikrograf potongan tipis sampel bijih emas berkode FR berdasarkan hasil uji petrografi. Bila dilihat dibawah mikroskop polarisasi terlihat mineral kuarsa pada posisi nicol sejajar tidak berwarna dan pada posisi nicol bersilangan mineral kuarsa berwarna putih, tidak terdapat pleokroisme, relief rendah, N mineral < N balsam subhedral -Berbentuk anhedral, tidak mempunyai belahan, sudut gelap bergelombang. Mineral plagioklas pada posisi nicol sejajar tidak berwarna (colorless), pada posisi nicol bersilangan mineral plagioklas berwarna putih kehitaman, tidak terdapat pleokroisme, relief mineral miskin mineral N

Mineral lempung yang teridentifikasi pada posisi nikel sejajar tidak berwarna, sedangkan pada posisi nikel silang mineral lempung berwarna putih kehitaman, tidak terdapat pleokroisme, relief mineralnya rendah dengan mineral balsam N

Di bawah ini (Gambar 4.16) adalah fotomikrograf bagian yang dipoles dari asal sampel no. 2580/19, dari kode PO sampel bijih emas yang diperoleh dari pengujian minerografi.

Gambar 4.7  Foto Sampel FR
Gambar 4.7 Foto Sampel FR

Sampel GL (Goa Lapuk)

Fotomikrograf bagian tipis dari sampel bijih emas berlabel GL. Hasil uji petrografi. Mineral logam yang terdapat pada sampel urat bijih emas berlabel GL (weathed pit). Pirit (FeS2), warna krem ​​​​pucat, isotropik, relief tinggi, kristal kubik, terdapat dalam butiran bebas atau terikat dengan mineral lain. Kalkopirit (CuFeS2), kuning, relief rendah, isotropik, ditemukan sebagai butiran bebas atau terikat dengan mineral lain dan sebagai inklusi dalam sfalerit.

Sphalerite (ZnS), abu-abu kecoklatan, isotropik, relief sedang, ditemukan sebagai butiran tunggal atau terikat dengan mineral sulfida lainnya.

Percobaan Uji Giling Vein Bijih Emas

Kominusi

Penghancuran merupakan langkah awal dalam kegiatan ini, yaitu proses pemecahan batuan secara mekanis yang dilakukan dalam 2 tahap yaitu penghancuran dan penggilingan. Batu tersebut berukuran antara 10cm hingga 12cm untuk diperkecil menjadi produk berukuran 3cm hingga 5cm. Oleh karena itu, penghancur sekunder menggunakan hammer mill (Gambar 4.18) diperlukan untuk menghasilkan produk 6 mesh.

Penyemaian yang dilakukan yaitu pada proses penghancuran, bentuk butiran yang diperoleh biasanya tidak beraturan, oleh karena itu penyemaian dilakukan dengan ukuran mesh 6 (3360 mikron). Pada penelitian ini alat yang digunakan untuk pemisahan ukuran adalah screen shake (Gambar 4.19). Setelah diperoleh fraksi ukuran 6 mesh dari proses penyaringan, langkah selanjutnya adalah melakukan penyaringan/uji persiapan kemudian dilanjutkan dengan penggilingan dengan alat ball mill.

Gambar 4.20  Hammer Mill  4.4.2  Screening
Gambar 4.20 Hammer Mill 4.4.2 Screening

Preparasi

Alur Uji Giling

Kembalikan sampel yang belum lolos ayakan (a1) ke dalam ball mill, tambahkan pakan baru sebanyak (w – a1) gram sehingga berat total umpan ball mill tetap W gram. Giling sampel di titik e dengan jumlah putaran ball mill yang dihitung di titik d. Hitung rata-rata nilai Gbp dari tiga data uji giling terakhir, dengan syarat selisih nilai Gbp terbesar dan Gbp terkecil tidak terlalu jauh.

Pada akhir putaran ball mill, produk giling harus diayak menggunakan lubang ayakan standar P1 (149 mikron). Produk giling yang tidak lolos saringan P1 dikembalikan sebagai pakan Ball Mill dengan penambahan sejumlah pakan baru dengan berat total sama dengan berat. Pertama ditentukan jumlah putaran ball mill yaitu 400 putaran, dan dengan perhitungan selanjutnya diperoleh jumlah putaran ball mill.

Ini adalah berat bahan yang tidak lolos saringan 100 mesh (149 mikron), yang diperoleh langsung dari penimbangan sampel. Penambahan pakan baru diperoleh dari berat pakan starter dikurangi produk giling yang tidak lolos saringan 149 mikron. Banyaknya lintasan P1 sebelum penggilingan tahap selanjutnya diperoleh dengan menggunakan perhitungan penambahan umpan baru x u (persentase berat sampel yang lolos 100 mesh).

Berat ini diperoleh dari berat pakan baru yang ditambahkan dikurangi jumlah lintasan P1 (149 mikron) sebelum digiling. Ini adalah berat sampel tanah yang melewati P1 (149 mikron) dalam putaran per gram, diperoleh dengan membagi jumlah sampel yang melewati gilingan dengan jumlah putaran. Nilai yang digunakan untuk tahap selanjutnya diperoleh dengan membagi estimasi hasil pengujian milling dengan nilai Gbp.

Hasil percobaan sampel kode FR dapat dilihat pada (Tabel 4.5), sampel kode PO dapat dilihat pada (Tabel 4.6), sampel kode KA dapat dilihat pada (Tabel 4.7), sampel kode GL dapat dilihat pada (Tabel 4.8 ).

Gambar 4.22  Ball Mill Indeks
Gambar 4.22 Ball Mill Indeks

Distribusi Ukuran Partikel Bijih Emas Sesudah Digiling

  • Kode Sampel FR
  • Kode Sampel KA
  • Kode Sampel PO
  • Kode Sampel GL

Pembagian ukuran produk bijih emas hancur (KA) pada tahap akhir 3 fraksi Ukuran Lubang Saringan Ukuran Berat Berat Berat. Uji saringan setelah penggilingan untuk sampel dengan kode FR 3 fraksi ditunjukkan pada (Tabel 4.13), sedangkan untuk pengujian dengan 2 fraksi dapat dilihat pada (Tabel 4.14). Distribusi ukuran produk giling pada tahap akhir Bijih emas (PO) 3 fraksi Ukuran Lubang saringan Ukuran Berat Berat Berat.

Pengujian saringan setelah penggilingan untuk sampel dengan kode FR 3 fraksi ditunjukkan pada (Tabel 4.15), sedangkan untuk pengujian dengan 2 fraksi dapat dilihat pada (Tabel 4.16). Distribusi Ukuran Produk Bijih Emas Giling Tahap Akhir (GL) 3 fraksi Ukuran Lubang Saringan Ukuran Berat Berat Berat.

Perhitungan Konsumsi Energi

Gambar

Foto Lokasi Pengambilan sampel FR dan KA
Gambar 4.7  Foto Sampel FR
Gambar 4.9  Foto Sampel PO
Gambar 4.19  Jaw Crusher  b.  Pengancuran tahap kedua
+3

Referensi

Dokumen terkait

Flow Diagram Node Sensor 1 Selanjutnya perancangan Program flow Node-RED dan Ubidots dashboard untuk Node Sensor 2 yang terdiri dari flow dashboard tipe button dari ubidots, kemudian