Pada Tabel 4.6 di atas terlihat nilai koefisien korelasi (r) setiap item pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0,30. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan variabel kemampuan audit valid dan layak digunakan sebagai alat ukur penelitian serta dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut. Pada Tabel 4.7 di atas terlihat nilai koefisien korelasi (r) setiap item pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0,30.
Pada tabel 4.8 di atas terlihat nilai koefisien korelasi (r) setiap item pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0,30. Berdasarkan hasil pengolahan dengan metode Cronbach’s-Alpha diperoleh hasil uji reliabilitas kuesioner untuk masing-masing variabel sebagai berikut. Dari tabel 4.9 diatas terlihat nilai reliabilitas kuesioner keterampilan auditor investigatif sebesar 0,938 (Cronbach’s Alpha) dan lebih besar dari nilai kritis sebesar 0,60.
Dari tabel 4.10 diatas terlihat nilai reliabilitas item pertanyaan pada kuesioner pada variabel pengalaman auditor sebesar 0,990 (Cronbach’s Alpha) dan lebih besar dari nilai kritis sebesar 0,60. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan kuesioner yang digunakan dapat diandalkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel pengalaman auditor telah memberikan hasil yang konsisten. 3) Hasil uji reliabilitas kuesioner terhadap efektivitas penerapan prosedur audit dalam membuktikan kecurangan. Dari tabel 4.11 diatas terlihat nilai reliabilitas kuesioner efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan adalah sebesar 0,910 (Cronbach’s Alpha) dan lebih besar dari nilai kritis sebesar 0,60.
Analisis Deskriptif Tanggapan Responden
Analisis Deskriptif Kemampuan Auditor Investigatif
Sebaran Hasil Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan Dasar Auditor investigatif sebaiknya mempunyai latar belakang pendidikan Ilmu Akuntansi. Distribusi hasil jawaban responden terkait dengan latar belakang pengetahuan Sebagai auditor investigatif harus mampu berkomunikasi dengan baik. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar auditor investigatif pada BPKP Kota Bandung mampu menjaga kerahasiaan sumber informasi selama proses audit investigatif.
Sebaran Hasil Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Dasar Auditor investigatif harus mempunyai Wawasan yang Luas. Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas auditor investigatif pada instansi pemerintah BPKP perwakilan Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung memiliki pengetahuan dasar yang kompeten. Distribusi hasil jawaban responden mengenai kemampuan teknis investigasi auditor harus memiliki pengetahuan tentang konstruksi hukum (undang-undang) yang berlaku dalam setiap tugas audit.
Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar auditor investigasi pada BPKP Kota Bandung telah memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap tindak pidana korupsi, baik dari bentuk maupun ciri-cirinya. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar auditor investigatif pada BPKP Kota Bandung mempunyai kemampuan dalam membuat hipotesis.
Analisis Deskriptif Pengalaman Auditor
Pengalaman auditor diukur menggunakan 1 dimensi yaitu pengalaman kerja tinggi yang mendapat prioritas dalam melakukan audit dan dioperasionalkan dalam 3 item pernyataan. Distribusi hasil jawaban responden mengenai pengalaman kerja auditor dalam mendeteksi kesalahan yang dilakukan auditee. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar auditor investigatif pada instansi pemerintah BPKP Kota Bandung sudah mempunyai pengalaman kerja yang tinggi, karena semakin lama bekerja sebagai auditor maka semakin cepat pula mereka mampu mendeteksi kesalahan yang dilakukan oleh auditee.
Distribusi hasil jawaban responden mengenai pengalaman kerja auditor dalam memahami kesalahan yang dilakukan auditee. Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas auditor investigatif pada instansi pemerintah BPKP perwakilan Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung telah memiliki pengalaman kerja yang luas, sehingga dapat dengan cepat memahami kesalahan yang dilakukan oleh auditee. Distribusi hasil jawaban responden mengenai pengalaman kerja auditor dalam menemukan penyebab kesalahan yang dilakukan Responden yang diaudit Jawabannya Persentase Frekuensi.
Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar auditor investigatif pada BPKP Kota Bandung sudah mempunyai pengalaman auditor yang cukup dalam melaksanakan tugas audit, sangat tinggi artinya auditor yakin akan semakin tinggi pula pengalaman yang dimiliki auditor. Selanjutnya untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pengalaman auditor pada BPKP Kota Bandung dilakukan kategorisasi terhadap total skor tanggapan responden terhadap ketiga item pernyataan pada variabel pengalaman auditor. Berdasarkan data hasil penyebaran kuesioner yang terdiri dari tiga (3) item pernyataan untuk variabel pengalaman auditor, penulis melakukan kategorisasi berdasarkan skor tertinggi dan terendah.
Berdasarkan total skor jawaban responden mengenai pengalaman auditor pada Badan Pemerintahan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung, maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman auditor pada Badan Pemerintahan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mewakili Provinsi Jawa Barat berada di Kota Bandung mempunyai pengalaman yang masuk dalam kriteria.
Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Pembuktian Kecurangan (Y)
Prosedur Audit Investigasi
Distribusi hasil jawaban responden mengenai prosedur audit investigatif Sebagai auditor investigatif dalam melakukan review pengendalian internal dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar auditor investigatif pada BPKP di Bandung secara umum telah mengkaji pengendalian internal dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pengendalian tersebut. Distribusi hasil jawaban responden mengenai prosedur audit investigatif Sebagai auditor investigatif dalam melakukan audit.
Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar auditor investigatif di BPKP Kota Bandung telah melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui terjadi atau tidaknya kecurangan. Distribusi hasil jawaban responden sehubungan dengan prosedur audit investigatif Sebagai auditor investigatif dalam perancangan rencana program. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar auditor investigatif pada BPKP Kota Bandung telah menyusun rencana program audit dengan tujuan untuk memudahkan pembagian tugas tim audit investigatif.
Distribusi hasil jawaban responden mengenai prosedur audit investigatif Sebagai auditor investigatif pada saat melakukan audit investigatif. Dari tabel di atas terlihat bahwa tanggapan responden yang menyatakan “Sangat Setuju” sebesar 59,38% dan yang menyatakan “Setuju”. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar auditor investigatif pada BPKP Kota Bandung telah mengembangkan teknik yang tepat dalam melakukan audit investigatif.
Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas auditor investigatif pada instansi pemerintah BPKP Kota Bandung efektif dalam melakukan prosedur audit untuk membuktikan kecurangan menunjukkan keberhasilan dalam memenuhi target atau tidak.
Teknik Audit Investigatif
- Analisis Pengujian Hipotesis
- Uji Asumsi Klasik .1 Uji Normalitas
- Analisis Korelasi Berganda
- Analisis Regresi Linier Berganda
- Uji Simultan
- Analisis Koefisien Determinasi
- Uji Parsial (Uji-t)
- Pembahasan
- Pengaruh Kemampuan Auditor Investigatif Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Pembuktian Kecurangan
- Pengalaman Auditor Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan
- Pengaruh Kemampuan Auditor Investigatif Dan Pengalaman Auditor Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Pembuktian
Korelasi berganda digunakan untuk mengukur seberapa kuat hubungan antara keterampilan auditor investigatif dengan pengalaman auditor sekaligus efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam mendeteksi kecurangan. Korelasi berganda antara kemampuan auditor investigatif dan pengalaman auditor sekaligus dengan efektivitas pelaksanaan prosedur audit. Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat/sangat kuat antara kemampuan auditor investigatif dan pengalaman auditor secara simultan dengan efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan pada BPKP Kota Bandung.
Koefisien determinasi sebesar 30% menunjukkan bahwa 30% efektivitas pelaksanaan prosedur audit untuk membuktikan kecurangan pada BPKP yang berkedudukan di Kota Bandung dapat dijelaskan atau disebabkan oleh kemampuan pemeriksa auditor dan pengalaman auditor dalam waktu yang bersamaan. Dengan kata lain kemampuan auditor pemeriksa dan pengalaman auditor secara simultan mempunyai pengaruh sebesar 30% terhadap efektivitas pelaksanaan tindakan audit untuk membuktikan kecurangan. Besarnya pengaruh kemampuan pemeriksa auditor terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit untuk membuktikan kecurangan pada BPKP Kota Bandung = 0,544 x atau 29,6%.
Kemudian besarnya pengaruh kesesuaian pengalaman auditor terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit untuk membuktikan kecurangan pada BPKP perwakilan Provinsi Jawa Barat Kota Bandung = 0,056 x atau 0,358%. Untuk membuktikan apakah kemampuan auditor pemeriksa efektif dalam melaksanakan prosedur audit untuk membuktikan kecurangan, maka akan diuji hipotesis statistik sebagai berikut. Ho sehingga Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh signifikan kemampuan auditor pemeriksa terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit pada. bukti penipuan.
Kemampuan auditor investigatif secara parsial mempunyai pengaruh sebesar 29,6% terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit untuk membuktikan kecurangan pada BPKP Kota Bandung. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa semakin tinggi kemampuan auditor investigatif maka penerapan prosedur audit untuk membuktikan kecurangan pada BPKP Kota Bandung akan semakin efektif. Secara parsial tidak terdapat pengaruh pengalaman Auditor Investigasi terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit pembuktian kecurangan pada BPKP perwakilan Provinsi Jawa Barat Kota Bandung.
Pengalaman auditor mempunyai pengaruh secara parsial sebesar 0,358% terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit untuk membuktikan kecurangan pada BPKP Kota Bandung. Sedangkan besarnya pengaruh kemampuan pemeriksa auditor terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit untuk membuktikan kecurangan adalah sebesar 36,5%. Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fitriani (2012) yang berhasil membuktikan bahwa kemampuan auditor investigatif berpengaruh positif terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit untuk membuktikan kecurangan.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara simultan ditemukan adanya hubungan antara kompetensi auditor riset dan pengalaman auditor secara simultan dengan efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan pada BPKP kota Bandung. Hasil tersebut didukung dengan hasil pengujian secara simultan kompetensi auditor investigatif dan pengalaman auditor mengenai efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan pada BPKP kota Bandung.