BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum obyek penelitian
Analisa tidankan perwira jaga pada saat kapal melewati alur pelayaran di kapal AHTS „Logindo Stature‟ yang nantinya bertujuan agar pada saat menjadi seorang perwira mengetahui tindakan yang harus diambil pada saat memasuki alur pelayaran agar tercipta keselamatan kerja.
Berikut uraian data data kapal tempat penulis melakukan penelitian yaitu di atas kapal AHTS „Logindo Stature” adalah kapal Supply dengan tipe Anchor Handling Tug Supply. dan alur pelayaran tanjung uncang.
1. Kapal AHTS Logindo Stature
Seluruh awak kapal Logindo Stature berasal dari Indonesia dan berjumlah 16 orang, yang terdiri terdiri dari 3 perwira deck, 4 perwira mesin, 1 deck foreman/bosun, 4 juru mudi,3 oiler, 1 koki, 1 cadet deck, Dengan data-data kapal sebagai berikut :
Nama kapal : AHTS Logindo Stature
Call sign : POXH
Bendera : Indonesia
IMO No. 9640451
Gross ton 1461
Panjang : 58,70 meter
Lebar : 14,60 meter
Jenis kapal : Supply Vessel
Built in : Tokyo, Japan
gambar 4. 1 Kapal AHTS. Logindo Stature
2. Alur Pelayaran Tanjung Uncang
Alur Pelayaran tanjung uncang adalah alur pelayaran yang sempit dan dangkal kedalaman air rata rata di alur 9 -12 meter kedalaman sisi dermaga 12 meter, kapasitas standar kapal 35.000 DWT,wajib pandu,kordinat batas pemanduan 01.04.42 N – 103.53.54 E,dan Panjang alur 16.000 meter.
gambar 4. 2 Peta Tanjung Uncang
B. Hasil penelitian
1. Penyajian data
Keselamatan dan keamanan merupakan faktor penting dalam suatu pelayaran. Sehubungan dengan itu maka awak kapal mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar dalam mencegah kecelakaan yang dapat menyebabkan kerugian dan penderitaan bagi semua pihak mulai dari awak kapal itu sendiri sampai pada tingkat perusahaan, melalui usaha keselamatan pelayaran yang baik penulis mencoba menggambarkan masalah yang pernah dialami sewaktu melakukan praktek laut, yaitu kurangnya pengamatan yang dilakukan perwira jaga pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran.
b.Hasil Obsevasi
Dari hasi observasi yang dilakukan penulis di atas kapal pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran tanjung uncang pada tanggal 28 november 2019 pukul 14:00 WIB. Ketika itu terlihat oleh penulis perwira jaga yang sedang melakukan tugas jaga pengamatan yang di rangkap tugas memegang kemudi dikarenakan AB pada saat itu membantu Bosun untuk menyiapkan tali untuk kapal sandar, dimana keadaan tersebut menyebakan perwira jaga tidak bisa melakukan pengamatan dengan maksimal di alur perlayaran yang menyebabkan kapal kandas di alur pelayaran tanjung uncang.
Berikut dokumentasi yang didapat penulis pada saat melaksankan tugas jaga di kapal AHTS Logindo Stature.
gambar 4. 3 Kapal Kandas di alur pelayaran
2. Analisa Data
Analisa data dari kejadian tersebut penulis mencoba menganalisa tindakan perwira jaga pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran tanjung uncang.
Tanggal Nama kapal Kecelakaan Penyebab
28-11-2019 AHTS Logindo Kandas Kurangnya
Stature pengamatan yang
diakibatkan perwira jaga yang
melakukan tugas jaga rangkap pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran Tanjung Uncang
Berdasarkan hasil observasi yang dialakukan penulis selama melaksanakan penelitian diatas kapal AHTS Logindo Stature penyebab dari kecelakaan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Kurangnya pengamatan yang dilakukan mualim jaga akibat melakukan tugas jaga yang dirangkap pada saat memasuki alur.
b. Tidak bisa memerikasa posisi kapal pada saat melewati alur tanjung uncang yang diakibatkan tugas jaga rangkap yang dilakukan perwira jaga.
Seperti pada kejadian diatas kapal kandas pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran tanjung uncang. Hal ini disebabkan dikarenakan kurangnya pengamatan yang dilakukan perwira jaga akibat tugas jaga yang dirangkap pada saat melakukan dinas jaga diajungan sehingga perwira jaga tersebut tidak menyadari jika di depan ada kedalam air yang tidak aman untuk dilewati kapal oleh karena itu kapal kandas di alur pelayaran tanjung uncang.
Penelitian ini dilakukan dengan observasi lapangan secara langsung dan membagikan kuisioner untuk memperoleh temuan potensi kecelakaan di alur pelayaran. Kuisioner ini dibagikan kepada 3 crew kapal yaitu Captain,Chief Officer,dan Secon Officer.
Untuk menentukan tindakan apa yang diambil perwira jaga pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran.
a. Resiko yang mungkin terjadi pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran.
b. Tindakan yang perlu di perhatikan perwira jaga pada saat berlayar melewati alur pelayaran.
Dari pertanyaan kusioner yang dibagikan captain,chief dan second officer didapat persentase resiko kapal kandas dan tubrukan pada saat kapal berlayar melewati alur.
Tabel persentase resiko kecelakaan di alur dari hasil jawaban kuisioner yang yang diajukan penulis kepada Perwira deck. Berikut rumus yang digunakan penulis untuk mendapatkan jawaban persentase:
jumlah jawaban kapal Kandas / Tubrukan
x 100% = persentase kecelakaan
jumlah pertanyaan yang diajukan
Dimana pertanyaan yang diajukan kepada perwira deck tentang resiko kapal kandas dan kapal tubrukan di alur berjumlah 30 pertanyaan. Yang dimana di dalam pertanyaan tersebut memiliki resiko kecelakaan kapal kandas atau tubrukan.
Jabatan Kapal kandas Kapal tubrukan
Captain 66.6% 66.6%
Chief Officer 63.3% 66.6%
Second Officer 76.6% 63.3%
Hasil dari jawaban perwira jaga akan di rata-ratakan dan akan mendapatkan persentase pontensi kecelakaan kapal kandas dan tubrukan pada table berikut.
Resiko kecelakaan di alur pelayaran
Persentase kecelakaan kapal di alur pelayaran
Kandas Rata –rata resiko kapal kandas dari kuisinoer yang dibagikan kepada perwira deck adalah 68.83 %
Tubrukan Rata –rata resiko kapal Tubrukan dari kuisinoer yang dibagikan kepada perwira deck adalah 66.5 %
Kategori kecelakaan resiko kecelakaan kapal pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran.
1.Rendah (0% - 25%) 2.Sedang (25% - 50%) 3.Tinggi (50% - 75%) 4.Ekstrim (75% - 100%)
Dari hasil penulis membagikan kuisioner kepada perwira deck dimana resiko kecelakaan kapal pada saat melewati alur pelayaran dikategorikan tinggi karena persentase dari hasil jawaban rata-rata perwira deck yaitu untuk resiko kapal kandas adalah 68.83% dan resiko tubrukan kapal pada saat kapal melewati alur pelayaran adalah 66.5%.
Maka dari itu tindakan yang harus diambil perwira jaga pda saat kapal berlayar melewati alur pelayaran dan pengetahuan perwira jaga sangat penting sebagai perwira jaga navigasi pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran agar dapat mengurangi kecelakaan kapal di alur pelayaran.
dari hasil kuisioner yang dibagikan penulis mendapatkan informasi hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dan tindakan yang harus diambil pada saat kapal berlayar melewati alur menurut STCW, P2TL, dan buku olah gerak kapal adalah:
1) Lebar dan kedalaman air alur pelayaran
Lebar dan kedalam air adalah salah satu yang harus diperhatikan perwira jaga saat kapal akan berlayar melawati alur agar kapal tidak kandas dan tidak mengalami kecekalaan yang dapat merugikan awak kapal dan perusahaan.dimana ada beberarapa cara untuk mengetahui lebar dan dalam suatu alur pelayaran yaitu:
a) melihat lebar dan kedalaman alur pada peta sesuai dengan perairan yang akan dilalui kapal pada saat berlayar, kedalaman air bisa di lihat langsung di dalam peta pada saat akan memasuki alur pelayaran dan sedangkan lebar alur harus di ukur dulu dengan jangka aga di ketahui lebar alur yang sebenarnya.
b) adapun alat navigasi echo sounder yang berfungsi untuk membantu perwira jaga mengetahui kedalaman air.
c) menggunakan radar untuk mengetahui lebar alur dengan cara mengukur lebar alur dengan menggunakan range di dalam menu radar agar di ketahui lebar alur yang dialui kapal pada saat berlayar di alur.
2) Arus air dan Angin
Arus air dan angina harus diperhatikan perwira jaga pada saat kapal berlayar melewati alur, terutama jika alur tersebut mempunyai belokan agar kapal tidak terseret ke tepi alur perwira jaga harus mengetahui arus air dan arah angin.di sekitar alur biasa terdapat sampah atau benda-benda yang mengapung terbawa arus dan juga arus bisa di pastikan dengan mengapungkan kapal dengan stop mesin dan melihat arah kemana arus membawa kapal, sedangkan arah angina dan kecepatanya bisa di lihat langsung di wind speed.
3) Route kapal yang akan dilalui kapal di alur peayaran
Sebelum melewati alur pelayaran perwira jaga harus membuat route kapal terlebih dahulu agar kapal tidak kandas pada saat berlayar melewati alur pelayaran.adapun langkah-langkah untuk membuat route pelayaran a) mengetahui tujuan dan mengetahui posisi terakhir kapal.
b) Mencari peta yang akan digunakan untuk membuat route pelayaran ke tujuan dengan cara melihat di catalog peta.
c) Peta yang akan di pakai disusun diatas meja peta dari tujuan pelayaran sampai keberangkatan kapal atau sebaliknya.
d) Lakukan pemeriksaan ulang dan yang di periksa adalah no peta dan litang bujur peta harus nyambung
e) Membuat way point, dari way point ini akan di dapat garis haluan ,jarak, dan waktu tempuh dan pastikan garis yang di buat dari way point ke way point lainya terhindar dari bahaya navigasi.
4) Pengamatan
Pengamatan adalah hal yang sangat penting dan harus dilakukan setiap saat oleh perwira jaga terutama pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran yang dimana pontensi kecelakaan kapal yang tinggi pada saat kapal berlayar melewati alur maka pengamtan harus dilakukan perwira menggunakan semua sarana navigasi yang tersedia dan juga menggunakan pengelihat dan pendengaran sesuai suasana dan keadaan.
Pengamatan dengan pengelihatan dan pendengaran harus dialakukan perwira jaga untuk memperhatikan area sekitar kapan dengan mata langsung untuk memperhatikan kapal yang mendekat, bouy, pulau atau mengunankan alat-alat navigasi. cara pengamatan dengan mengunakan alat-alat navigasi akan di terangkan di.
5) Cuaca
Cuaca juga adalah hal yang harus di perhatikan dimana cuaca yang buruk akan menyebabkan jarak tampak akan berkurang maka dari itu
perwira jaga harus melakukan pengamatan yang teliti agar kapal tidak kandas ataupun mengalami tubrukan. Ada beberapa cara untuk mengetahui cuaca antara lain:
a) mengunakan alat navigasi navtex diama alat navigasi ini membagikan informasi keselamatan kelautan untuk kapal, yang menerima pesan secara otomatis yang ada dalam 0.3 NM dari garis pantai.
b) Banyak juga kapal saat ini sudah dilengkapi sistem satelit yang sedikit menggers fungsi alat navigasi navtex untuk mengetahui informasi cuaca dikarenakan lebih mudah dan praktis dengan cara melihat email yang dikirim dari kantor perusahaan kapal.
6) Kepadatan alur
Kepadatan alur pada saat kapal memasuki alur pelayaran yang dimana jika lalulintas kapal padat maka resiko tubrukan dengan kapal lain semakin besar, maka dari itu pengamatan, kecepatan yang aman sangat penting pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran.kepadatan alur pelayaran dapat dilihat dengan penglihatan secara langsung atau mengunakan radar di mana kapal kapal yang ada di sekitar kapal kita akan terlihat di radar dengan jarak sesuai pengaturan.
7) Jarak tampak
Kapal yang melewati alur pelayaran yang jarak tampak perwira jaga harus memastikan kecepatan yang aman dan melakukan pengamatan yang teliti agar kecelakaan kapal di alur pelayaran dapat dihindari.pada saat daya tampak terbatas kapal harus menyalakan lampu navigasi agar bisa terlihat oleh kapal lain untuk menghindari tubrukan.
8) pasang surut
Pasang surut adalah hal yang sangat penting untuk diperiksa terlebih dahulu dan yang harus dilakukan perwira jaga pada saat kapal akan berlayar melewati alur pelayaran agar pada saat kapal berada tengah alur kapal tidak kandas yang merugikan banyak pihak. Pasang surut dapat di lihat di buku navigasi tide table dimana buku tersebut terdapat informasi tentang pasang surut air laut,jam air pasang surut, tanggal pasang surut, kapan pasang tertinggi dan kapan air surut terendah.
9) Kesiapan pergantian jaga
Kesiapan perwira jaga harus juga diperhatikan maka dari itu istirahat crew kapal diatas kapal sudah diatur agar semua crew kapal tidak kelelahan pada saat melakukan tugas dan tanggung jawab, terutama perwira jaga navigasi harus siap melakukan tugas jaga agar tidak terjadi kecelakaan maka dari itu perwira jaga tidak boleh kelelahan dikarenakan pada saat perwira jaga kelelahan maka pengamatan yang dilakukan akan tidak dilakukan maksimal dimana akan mengakibatkan resiko kecelakaan lebih besar.
10) Posisi kapal
Posisi kapal harus diperiksa sesring mungkin atau secara rutin pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran dikarenakan jika posisi kapal tidak di perhitungkan pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran maka resiko kapal kandas kan lebih besar.posisi kapal bila baring di peta dengan cara melihat kordinat kapal dan mencari kordinat tersebut di peta dengan menarik garis lurus lintang dan bujur, dimana persilangan dari garis lurus lintang bujur tersebut adalah posisi kapal kita.
11) Kecepatan yang aman
Kecepatan yang aman adalah hal yang harus selalu diperhatikan pada saat kapal berlayar dimanapun, dan perwira jaga harus berlayar menggunakan kecepatan yang aman untuk mengindari tubrukan dan berhenti pada saat yang tepat.
12) Draf kapal
Jika mualim jaga tidak memperhatikan draft kapal pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran maka resiko kapal kandas akan lebih besar jika kapal melewati alur pelayaran yang dangkal.maka dari itu sebelum memasuki alur draft kapal harus dipastikan ama pada saat melewati alur tertentu.sebelum berlayar mualim jaga harus mengetahui draft kapal dengan cara melihat dari pelabuhan untuk memeriksa draft kapal agar tidak kandas pada saat kapal belayar di alur pelayaran.
13) Pengetahuan tentang P2TL
Pengatahuan tentang P2TL sangat penting bagi perwira agar perwira jaga tahu tindakan apa yang diambil untuk menghindari tubrukan pada saat kapal berlayar melawati alur,di karenakan di alur mempunyai potensi tinggi terjadinya kecelakaan kapal maka perwira jaga harus benar-benar paham tentang p2tl.pengetahuan tentang P2TL adalah pengatuhuan tentang aturan internasional untuk menghindari tubrukan di laut, dimana perwira jaga navigasi harus paham tentang aturan-aturan tersebut dengan cara membaca buku-buku yang berkaitan dengan P2TL.
14) Melaporakan ke captain
Captain sebagai wakil dari perusahaan dan juga sebagai penanggung jawab penuh diatas kapal maka captain harus mengetauhi semua keadaan kapal,dari posisi kapal,keadaan para crew kapal,dan lain lain, maka dari itu perwira sebagai wakil penangung jawab jaga navigasi harus memberitahu captain jika kapal memasuki suatu alur pelayaran.
15) Karakteristik kapal
Karakteritik kapal sangat penting untuk kapal berolah gerak tertuama titik putar kapal dimana untuk berolah gerak maka perwira jaga harus memperhatikan kareteristik kappa agar perwira jaga tahu kapan mengambil tintakan untuk menghindari suatu objek atau kapan perwira jaga navigasi harus belok pada saat ada belokan di alur pelayaran.Suatu kapal mempunyai table titik putar kapal berbeda beda yang biasanya di tempel di ajungan, dan juga mualim jaga harus mengatuhui tentang jumlah propeller, panjang kapal, lebar kapal agar mualim jaga bisa menilai resiko kecelakaan kapal sebelum memasuki alur.
16) Bouy
Bouy di alur pelayaran adalah alat bantu navigasi agar kapal tidak kandas atau sebagai tanda bahaya atau sebagai tanda perairan yang aman dimana pengetahuan tentang bouy sangat penting bagi perwira jaga agar kapal tidak kandas ataupun menabrak karang.bouy
dapat di lihat secara visual dengan melihat warna dan sosok benda diatas bouy perwira jaga dapat belayar di perairan yang aman.
17) Alat-alat navigasi
Alat-alat navigasi kapal adalah sarana saran yang tersedia diatas kapal untuk melakukan pengamatan untuk mengindari tubrukan ataupun mendeteksi bahaya yang mendekat, begitupun pada saat melewati alur pelayaran alat navigasi seperti radar, ais, radio komunikasi harus dipastikan benar-benar siap agar kapal tidak mengalami kecelakaan pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran.adapun beberapa cara penggunaan alat navigasi seperti yang di jelaskan pada landasan teori.
18) Pergantian jaga
Pergantian jaga harus dilakukan dan dipastikan, perwira jaga yang akan digantikan harus yakin bahwa pengganti jaga harus siap jika tidak pergantian jaga bisa di tunda dan dilaporkan kepada nahkoda, begitu juga perwira jaga yang akan menggantikan jaga harus memeriksa keadaan kapal,posisi kapal, dan memeriksa master standing order yang dibuat captain pada saat di malam hari agar tidak terjadi miss communication.
C. Pembahasan
Hasil dari observasi yang dilakukan penulis pada analisa tindakan perwira jaga pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran diatas kapal dengan membagikan kusioner kepada perwira jaga ada beberapa hal yang harus diperhatikan perwira jaga pada saat berlayar melewati alur
1. Bahaya yang harus dihindari di alur pelayaran.
2. Hal yang menyebabkan resiko kecelakaan di alur pelayaran.
3. Tindakan yang harus dilakukan/ diambil perwira jaga untuk menghidari bahaya di alur pelayaran.
Hal diatas adalah hal yang harus di perhatikan perwira jaga navigasi pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran diatas kapal AHTS Logindo stature.Ketika ditelusuri pada saat kapal AHTS Logindo Stature kandas di tanjung
uncang dikarenakan pengamatan yang kurang dilakukan perwira jaga pada saat melaksankan tugas jaga navigasi pada saat berlayar di alur pelayaran.
1. Rekomendasi perbaikan
Pengandalian resiko atau usulan perbaikan dari hasil analisis dan memberikan racangan perbaikan untuk tindakan perwira yang harus diambil pada saat kapal berlayar melewati alur pelayaran agar resiko kecelakaan di alur dapat di antisipasi. Dari hasil analisis dari penulis didapatkan ada berapa hal tindakan yang harus diambil/ dilakukan pada saat kapal berlayar melewati alur yaitu:
a.Tugas jaga kemudi dan pengamat harus terpisah agar pengamatan bisa dilakukan secara maksimal pada saat kapal belayar melewati alur.
b.Memperhatikan kecepatan yang aman.
c.Memeriksa posisi kapal secara rutin.
d.Memperhatikan pasang surut sebelum kapal memasuki alur pelayaran.
e.Memperhatikan arus,angin,cuaca,jarak tampak,dan kepadatn alur f. Menggunakan alat navigasi yang tersedia sesuai keadaan.
g.Meperhatikan alat bantu navigasi (Buoy).
h.Meningkatkan pengetahuan perwira tentang alur pelayaran.
i. Meningkatkan pemahaman Perwira Jaga tentang alur Pelayaran.
Dari Semua Pengamatan yang diambil oleh penulis, dapat diakatan bahwa bahaya atau resiko kecelakaan di kapal itu selalu ada jika kesiapan perwira jaga dan pengetahuan perwira jaga tidak sesuai dengan prosedur dinas jaga navigasi dan P2TL.
Untuk meningkatkan keselamatan pada saat kapal berlayar perwira jaga navigasi dituntut untuk mematuhi peraturan yang ditetapkan untuk kapal.Berikut prosedur pencegahan kecelakaan kapal di alur pelayaran.
1) Kapal Kandas di alur pelayaran
a) Memperhatikan Lebar dan kedalaman alur pelayaran b) Membuat Route Pelayaran sebelum berlayar melewati alur c) Melakukan pengamatan
d) tugas pengamat dan pemegang kemudi harus terpisah e) memeriksa posisi kapal secara rutin sesering mungkin f) meperhatikan draft kapal harus lebih kecil dari kelaman air.
g) memperhatikan arus air dan angin agar kapal tidak terseret ketepian alur dan akhirnya kandas
h) berkomunikasi dengan VTS ( Vessel Traffic Service )
i) Perhatikan alat navigasi yang di butuhkan untuk pengamatan cotohnya peta,echo sounder,dan lain-lain.
j) perhatikan alat bantu navigasi yang ada di alur pelayaran seperti bouy k) kesiapan perwira jaga pada saat jaga navigasi alur
2) Tubrukan kapal di alur pelayaran
a) Tugas jaga kemudi dan pengamat harus terpisah agar pengamatan bisa dilakukan secara maksimal pada saat kapal belayar melewati alur.
b) Peningkatan pengetahuan perwira jaga navigasi tentang P2TL c) Melakukan pengamatan dengan teliti
d) Pemegang kemudi dan tugas pengamat harus terpisah.
e) Menyalakan lampu navigasi pada saat jarak tampak terbatas agar terlihat kapal lain
f) Memperhatikan kepadatan alur dan memperhatikan kapal kapal yang berlabuh jangkar
g) Memperhatikan kecepatan yang aman h) Memperhatikan posisi kapal
i) Memperhatikan cuaca, angin, arus dan ombak di alur terlebih dahulu.
j) Menghubungi VTS (Vessel Traffic Service)
k) Memperhatikan alat-alat navigasi untuk mendeteksi resiko tubrukan contonya RADAR ARPA, Binocular dan lain-lain
l) Memperhatikan kesiapan perwira jaga pada saat kapal berlayar melewati alur.
Bab V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdsarkan rumusan masalah dan hasil analisa serta pembahasan dapat disimpulkan bahwa dapat disimpulkan kesiapan perwira jaga dan pengetauhan perwira jaga harus sesuai prosedur untuk melaksanakan tugas jaga navigasi pada saat kapal berlayar melewati alur adalah hal yang sangat penting, dikarenakan penilaian resiko dan tindakan perwira jaga pada saat kapal berlayar di alur pelayaran untuk melakukan mencegah kecelakaanyang berpontesi tinggi pada saat kapal berlayar melewati alur perlayaran.
B. Saran
Berdasarkan penelitianyang telah dilakukan diatas kapal AHTS Logindo Stature maka saran yang diberikan oleh penulis yaitu:
1. Ketahui resiko kecelakaan yang ada di alur pelayaran.
2.Tingkatkan pengetahuan tentang alur pelayaran.
3.Lakukan pengamatan dengan maksimal pada saat kapal berlayar di alur.
4.Gunakan semua sarana yang ada diatas kapal untuk mengantisipasi kecelakaan di alur.
5. Perhatikan posisi kapal dan alat bantu navigasi.
6. Perhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi olah gerak kapal dan faktor- faktor yang memungkinkan mengakibatkan kecelakaan pada saat kapal berlayar di alur pelayaran.