• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selama penulis melaksanakan praktek laut penulis menemukan permasalahan yang terkait dengan Ketepatan penggunaan Radar untuk menentukan posisi kapal pada saat berlayar di alur pelayaran

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Selama penulis melaksanakan praktek laut penulis menemukan permasalahan yang terkait dengan Ketepatan penggunaan Radar untuk menentukan posisi kapal pada saat berlayar di alur pelayaran"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Berikut ini adalah beberapa gambaran dari pengalaman atau data-data yang pernah dialami oleh penulis pada waktu melaksanakan praktek laut di KM.AWU. Selama penulis melaksanakan praktek laut penulis menemukan permasalahan yang terkait dengan Ketepatan penggunaan Radar untuk menentukan posisi kapal pada saat berlayar di alur pelayaran.

Berikut akan diuraikan mengenai data-data kapal tempat penulis mengadakan penelitian.

Gambar 4.1 Foto kapal KM. AWU tampak depan

Sumber : Dokumentasi oleh penulis

(2)

SHIP PARTICULAR

01. NAME OF VESSEL : MV. AWU

02. CALL SIGN : YEIV

03. IMO NO. : 8915653

04. MMSI NO. : 452500359

05. DSC I/D : 525005013

06. INMARSAT I/D NO. : 352500153

07. EPIRB I/D NO : CJA8D34135D4OD2

08. TELEPHONE INMARSAT-B NO. : 352500150

09. FACSIMILE INMARSAT-B NO. : 352500151

10. DATA INMARSAT-B NO. : 352500152

11. TELEX INMARSAT-B NO. : 352500153

12. NATIONALITY : INDONESIA

13. PORT OF REGISTRY : JAKARTA

14. GROSS TONNAGE : 6041 GRT

15. NET TONNAGE : 1812 NT

16. DRAUGT WEIGHT TONNAGE : 1400 MT

17. DESIGN DRAFT : 4, 20 METER

18. LENGTH (LOA) : 99, 80 METER

19. DELIVERY : PAPENBURG, MARCH,22,1991

20. SPEED CRUSING : 15 KNOT

21. COMPLEMENT : OFFICER & CREW INC. MASTER 84 PERS.

22. OWNER : DITJENLA

23. OPERATOR : PT. PELNI

24. TYPE : PASSANGER SHIP

25. SPECIFICATION OF PASSANGER : 1 ST CLASS

26. BUNKER CAPACIT Y : 325,00 M3

27. FRESH WATER CAPACITY : 825,00 M3

28. BALAST WATER : 795,00 M3

(3)

Penulis mencoba menggambarkan permasalahan yang pernah dialami sewaktu melaksanakan praktek laut diantaranya sebagai berikut :

1. Perwira di atas kapal saya praktek kurang memperhatikan posisi kapal pada kedalaman di saat berlayar di alur pelayaran.

2. Kelalaian tim jaga mengenai pengawasan terhadap adanya bahaya tubrukan yang akan terjadi.

B. Hasil Penelitian 1. Penyajian Data

a. Hasil Observasi

Berdasarkan pengalaman yang penulis alami diatas kapal tempat penulis praktek, terjadi beberapa kendala pada saat melakukan dinas jaga di anjungan khususnya pada saat berlayar di alur pelayaran. Tim jaga harus mempersiapkan alat navigasi elektronik dan peta manual dengan baik dan mengurangi resiko yang tidak diinginkan di atas kapal.

Adapaun penelitian yang taruna lakukan yaitu ketepatan penggunaan radar untuk menentukan posisi kapal pada saat berlayar di alur pelayaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini mencakup khususnya perwira bagian deck dengan jumlah perwiranya 4 orang, dalam penarikan sampel, peneliti menggunakan teknik wawancar dan pengamatan langsung.

Penelitian ini dilaksanakan pada saat taruna mulai jaga di anjungan pada bulan kedua. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode wawancara yang terjun langsung dilapangan yang akan di teliti, dalam

(4)

perjalanan ini peneliti menggunakan instrument tertulis untuk mendapatkan hasil yang sesuai.

Tampak dengan jelas kelihatan obyek posisi radar di alur pelayaran seperti lampu suar, pelambung, bukit, buoy atau bangunan secara visual tidak dapat diamati dengan jelas, pada penggunaan alat navigasi radar menangkap dengan jelas yang saya sebutkan diatas, bahkan buoy yang susah dilihat dengan pengamatan secara langsung Nampak terlihat jelas dengan menggunakan alat navigasi radar tersebut.

Gambar 4.2 Posisi Radar di Karang Jamuang

Sumber : Dokumentasi Penulis

Sudah jelas melalui pengamatan di lapangan yang akan taruna lakukan membuktikan bahwa radar sangat efektif untuk menentukan posisi kapal pada saat kapal berlayar di alur pelayaran, dikarenakan radar bias meihat obyek kapal serta pulau pada saat kapal berada di alur pelayaran. Ketika taruna melakukan pengamatan terhadap perwira jaga yang dilakukan sangatlah mudah mengenai penggunaan radar tersebut,

(5)

karena pada hal ini perwira jaga hanya menggunakan radar dengan metode Head Up dan menggunakan tombol Electronic Bearing Marker (EBL) switch yaitu digunakan untuk membaring suatu target dan dapat dipakai

untuk menarik garis batas dan tombol Variabel Range Marker (VRM) switch yaitu digunakan untuk mengukur jarak suatu target secara lebih teliti, hasil pengukuran jarak dapat dibaca indicator secara digital mauoun analog.

Mengacu pada penelitian tentang ketepatan penggunaan Radar untuk menentukan posisi kapal pada alur pelayaran yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat maka didapatkan hasil bahwa ketepatan penggunaan radar untuk menentukan posisi kapal sangat efektif karena bisa mendeteksi objek disekitar sampai 125 Nm, dan paling dekat 0.25 Nm.

Apabila radar dalam keadaan normal tidak mungkin terjadi kesalahan pada penentuan posisi kapal pada saat melewati alur pelayaran.

Kemungkinan terjadi kesalahan adalah sangat kecil karena radar di kapal KM.AWU sudah terhubung dengan GPS. Oleh karena itu kemungkinan besar terjadi kesalahan jika dilakukan oleh operator pada saat pengoperasian.

Dari observasi di atas peneliti mempunyai gambaran tentang ketepatan penggunaan radar untuk menentukan posisi kapal pada saat berlayar di alur pelayaran.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama praktek di KM.AWU pada saat kapal beroperasi membutuhkan koordinasi dan

(6)

keterampilan dalam bekerja atau pada sat jaga navigasi sehingga tidak menyebabkan konstaminasi dan menyebabkan kerugian bagi banyak pihak.

Pada tangga 24 Juni 2018 KM.AWU berlayar di Laut Jawa dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju pelabuhan Benoa, dimana kapal sedang berlayar di alur pelayaran barat Surabaya. Alur pelayaran barat merupakan alur utama untuk memasuki pelabuhan Tanjung Perak yang panjangnya 25 mil laut, lebar 100 meter dengan kedalaman bervariasi antara 9,7 sampai 12 meter A.R.P dilengkapi dengan 24 buoy dan Stasiun Pandu di Karang Jamuang yang siap melayani 24 jam.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama berlayar di KM.AWU untuk menentukan posisi kapal pada saat berlayar di alur pelayaran selain menggunakan radar juga menggunakan alat navigasi lainnya, seperti ECDIS dan GPS. Untuk mengetahui kondisi disekitar kapal.

Gambar 4.3 Foto ECDIS di Karang Jamuang

Sumber : Dokumentasi Penulis

(7)

b. Hasil wawancara

Dalam melakukan penelitian ini selain dilakukan dengan metode pengamatan secara langsung di lapangantaruna juga melakukan metode denganwawancara kepada perwira deck di atas kapal diantaranya sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil wawancara penulis dengan Chief Officer :

Pertanyaan Jawaban

Sejauh mana ketepatan penggunaan radar dalam menentukan posisi kapal pada alur pelayaran?

Radar di KM.AWU bias mendeteksi paling jauh 125 Nm dan paling dekat 0.25 Nm. Radar di kapal ini termasuk radar yang terbaru dan canggih. Untuk menentukan posisi kapal hampir 100% tepat jika tidak terjadi kerusakan/ kesalahan.

Bagaimana jika ada kesalahan dalam penggunaan radar untuk menentukan posisi kapal pada alur pelayaran.

Kesalahan pada radar untuk menentukan posisi kapal pada alur pelayaran kemungkinannya sangat kecil karena radar sudah terhubung dengan GPS, kecuali jika ada kesalahan pada saat pengoperasian oleh operator / human error.

(8)

Tabel 2. Hasil wawancara dengan Second Officer

Pertanyaan Jawaban

Sejauh mana ketepatan penggunaan radar dalam menentukan posisi kapal pada alur pelayaran?

Dalam penentuan posisi radar di Kapal KM.AWU mempunyai ketepatan yang akurat, Karena radar dikapal termasuk radar yang baru dan selalu dilakukan pengecekan secara rutin baik oleh perwira deck ataupun teknisi dari darat.

Bagaimana jika ada kesalahan dalam penggunaan radar untuk menentukan posisi kapal pada alur pelayaran.

Kesalahan akan terjadi dalam penentuan posisi kapal pada alur pelayaran akan terjadi jika ada kesalahan yang dilakukan oleh operator atau human error.

2. Analisis Data

Ketepatan penggunaan radar untuk menentukan posisi kapal di alur pelayaran dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lainnya sangatlah diperlukan dan perlu ditingkatkan dalam hal pengamatan karena hal ini bertujuan untuk menghindari bahaya navigasi atau bahaya tubrukan. Dalam penggunaan radar pada saat berlayar di alur pelayaran, penulis juga menemukan hambatan-hambatan yang lain, yang sering dialami adalah kesalahan pengguna radar atau human error. Kesalahan pengguna dapat diatasi dengan menambah kerjasama antara rekan kerja di anjungan.Selain

(9)

memperhatikan hasil data dari radar atau alat navigasi lainnya, sebagai perwira juga harus melakukan pengamatan yang harus dilakukan setiap saat. Sehingga dapat meminimalisir potensi kecelakaan kapal.

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode analisa data dengan pohon masalah dan pohon problem solving sebagai berikut :

Gambar 4.4 Pohon Masalah

Potensi kecelakaan kapal

Ketidaktepatan Penggunaan Radar

Pengoperasian radar tidak sesuai

prosedur

Tidak Familiar dengan peralatan

radar

Alat navigasi/

radar yang tidak menentukan

(10)

Gambar 4.5 Pohon Problem Solving

C. Pembahasan

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh ketepatan penggunaan radar untuk menentukan posisi kapala pada alur pelayaran dan tindakan apa yang dilakukan untuk mengurangi kesalahan radar untuk menetukan posisi kapal pada alur pelayaran.

Berdasarkan review penelitian sebelumnya bahwa radar sudah tepat guna untuk menentukan posisi kapal pada saat memasuki alur pelayaran. Dan kesalahan yang terjadi pada radar pada umumnya disebabkan oleh kesalahan operator pada saat pengoperasian.

Penggunaan radar sesuai prosedur

Familiarisasi penggunaan radar kepada

operator

Melakukan perawatan alat navigasi secara

rutin

Ketepatan Penggunaan radar

Kesiapan Peralatan Navigasi

Meminimalisir potensi kecelakaan kapal

(11)

Pada penelitian yang menggunakan metode kualitatif penulis akan menggunakan instrument penelitian untuk mengumpulkan data dari penelitian.

Adapun instrument yang digunakan adalah Teknik wawancara dan observasi.

Dalam penelitian ini penulis menjadikan Chief Officer dan Second Officer sebagai informan pada teknik wawancara.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada penelitian ini sesuai dengan masalah yang diangkat dan tujuan penelitian. Adapun kendala- kendala yang dihadapi dalam pengunaan radar untuk mengetahui posisi kapal dan mengurangi bahaya navigasi adalah Kesalahan manusia yang kurang teliti atau kurang pengoptimalan. Kesalahan ketepatan penggunaan radar akan terjadi jika ada human error atau kesalahan yang dilakukan oleh operator pada saat pengoperasian. Hal tersebut dapat menimbulkan situasi darurat dan dalam menentukan posisi kapal kurang efektif, oleh karena itu perlu untuk diatasi, karena dapat menimbulkan kepanikan atau ketidaksiapan crew yang berdinas jaga dianjungan. Adapun cara pengoperasian radar sesuai prosedur berguna untuk meminimalisir kesalahan atau mengurangi bahaya navigasi dengan cara melakukan pengecekan semua alat navigasi termasuk radar apakah sudah ON dan sudah benar atau belum serta perlunya koordinasi dan keterampilan dalam bekerja atau pada saat jaga navigasi sehingga terhindar dari bahaya navigasi dan tidak menyebabkan kerugian bagi banyak pihak.

(12)

37 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai bahwa penggunaan radar di alur pelayaran sangatlah efektif, bahkan radar termasuk alat navigasi yang sangat penting diatas kapal. Selain pengamatan yang baik alat navigasi radar adalah paling efektif untuk mendeteksi target dan sebagainya sehingga pada saat berlayar di alur pelayaran akan memudahkan perwira dalam menentukan posisi kapal.

Kesalahan dalam ketepatan penggunaan radar untuk menentukan posisi kapal pada alur pelayaran kemungkinan besar akan terjadi jika ada kesaahan pada pengoperasian yang dilakukan oleh operator. Pada malam penggunaan radar di alur pelayaran sempit sangatlah efektif terutama apabila petunjuk pelayaran seperti lampu suar, pelampung bukit atau bangunan secara visual tidak dapat diamati.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Sebagai perwira jaga di anjungan seharusnya lebih ditingkatkan dalam pengoperasian penggunaan peralatan navigasi di anjungan agar kapal berlayar dengan aman.

2. Kurangi kesalahan atau human error. Agar kapal dapat berlayar dengan selamat sampai tujuan serta perwira navigasi harus meningkatkan

(13)

kerjasama dan koordinasi dengan crew yang bertugas di anjungan untuk meminimalisir bahaya bnavigasi.

Referensi

Dokumen terkait

Bad consequences and preventive measures Name of Pollution Cause Responsible Effect Prevention Victims Air pollution carbon dioxide CFC, methane human beings pneumonia,