• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penulis melaksanakan praktek berlayar selama satu tahun dengan periode Desember 2016 – November 2017 di KM Cakra Kembar Satu.

Banyak pengalaman yang penulis dapatkan selama melaksanakan praktek berlayar, diantarananya adalah tentang alat-alat navigasi, alat-alat komunikasi, Ilmu Pelayaran Datar, Meteorologi dan sebagainya.

KM Cakra Kembar Satu adalah sebuah kapal cargo dibawah management PT. BERKAH SAMUDRA LINE yang beralamatkan di Jalan Teluk Kumai Timur No. 133, Surabaya, Jawa Timur, KM Cakra Kembar Satu memiliki nama panggilan (Call sign) YHRI (yanki hotel romeo india) dengan pelabuhan induk (home port) di Indonesia yang memiliki spesifikasi isi kotor 3922 t, DWT (Dead Weight Tonnase) 6457.10 t, dan panjang keseluruhan kapal LOA (Lenght Over all) 105.61 meter dengan LBP (Lenght Between Perpendicular) 98.60 meter lebar 16.33 meter kedalaman

8.40 meter serta sarat air 7.10 meter. Pembuatan KM. Tanto permai bertempat di nishii shipbuilding co ltd, Japan tahun 1982 dengan nomor IMO (International Maritim Organization) 8221739 dan kode MMSI (Maritime Mobile Service Identity) 525011061. Biro klasifikasi yang

memeriksa adalah Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Terdapat dua mesin utama 3.510 HP X 194 RPM dan dua mesin bantu sebagai alat penggerak di KM. Cakra Kembar Satu.

(2)

B. Penyajian Data 1. Observasi

Selama melakukan praktek di atas kapal penulis memperhatikan pada seluruh awak kapal yang bertugas jaga di anjungan memang benar-benar diwajibkan memperhatikan fungsi dan manfaat dari alat navigasi elektronik maupun non elektonik khususnya radar yang telah diberikan dan disediakan untuk penentuan posisi kapal dan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kapal. Hal ini dilaksanakan dalam tindakan nyata awak kapal, salah satu contoh pada saat kapal tempat penulis praktek berlayar pernah mengalami cuaca buruk pada 17 Maret 2017 saat malam hari. Seluruh mualim jaga selalu memperhatikan keselamatan navigasi pada saat pelaksanakan tugas jaga di anjungan. Karena hal tersebut merupakan tuntutan oleh perusahaan dan perusahaan pencharter yang menjadi sebuah kesadaran untuk mengoptimasikan penggunaan alat navigasi oleh awak kapal. Keadaan cuaca buruk juga pernah terjadi dan dialami ditempat penulis melaksanakan praktek. Seperti pada saat akan memasuki alur pelayaran Di Bontang pada saat malam hari terjadi hujan lebat disertai angin kencang juga keadaan air yang berombak, nakhoda kapal turut serta dalam menangani cuaca buruk tersebut, nakhoda kapal memberi perintah kepada mualim jaga untuk mengoptimasikan penggunaan radar, terdapat dua radar pada kapal dimana taruna menjalankan praktik berlayar, tetapi karena hanya ada satu radar yang bisa digunakan maka mualim jaga juga kesulitan ntuk

(3)

mengoptimasikan penggunaan,selai itu nakhoda juga memberikan perintah kepada markonis untuk menggunakan radio agar bisa berkomunikasi dengan kapal di sekitar alur pelayaran tersebut, serta memberikan perintah kepada juru mudi agar tetap pada alur, taruna praktek juga mendapat perintah dari nakhoda kapal untuk selalu memperhatikan posisi kapal dengan cara plot posisi kapal di peta, pada saat itu cuaca buruk berlangsung selama kurang lebih dua jam yang berpengaruh pada ETA (estiated time arrival) yang semakin lama juga, setelah berangsung beberapa jam akhirnya kapal tiba dan berlabuh Di Bontang, semua awak kapal yang bertugas dianjungan dapat melaksanakan tugas jaga dengan baik meskipun juga kesulitan dalam mengoptimasikan alat navigasi radar yang jumlahnya Cuma satu pada saat cuaca buruk tersebut. Tetapi meskipun begitu, kecelakaan kerja pun ternyata bisa saja terjadi karena kurangnya fokus kerja. Perawatan dan pengecekan alat navigasi juga dilakukkan ditempat penulis praktek setiap bulannya guna untuk mencegah terjadinya kerusakan yang mungkin terjadi pada alat navigasi yang lainnya kapan saja sebab mesin otomatis pun masih memerlukan pengawasan manusia. Dengan adanya kegiatan – kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan keselamatan kerja dan memperkecil resiko kecelakaan dalam bernavigasi. Selain itu juga diadakan pengarahan oleh wakil dari perusahaan yang berwenanang untuk mengurusi kondisi terhadap alat – alat navigasi,

(4)

2. Wawancara

Dalam menyelesaikan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dimana penulis harus mewawancarai informan secara langsung untuk mendapatkan informasi mengenai semua data untuk dapat menyelesaikan penelitian tersebut, maka telah penulis kaji sebagai berikut :

a) Pemilihan Informan

Adapun informan yang akan penulis wawancarai adalah sesuai pada pemilihan informan pada bab sebelumnya, yaitu crew dari KM. CAKRA KEMBAR SATU yang akan dijelaskan penulis seperti dibawah ini :

1) Nakhoda

Nakhoda akan penulis jadikan sebagai informan pertama karena menurut penulis nakhoda adalah perwira paling senior di kapal tempat penulis melakukan penelitian, jadi penulis akan mewawancarai nakhoda kapal.

2) Mualim II

Ada tiga mualim di tempat taruna melaksanakan penelitian, tetapi disini penulis hanya akan mewawancarai mualim dua saja, karena yang bertanggung penuh atas keselamatan navigasi adalah tugas dan taggung jawab mualim dua.

(5)

3) Juru mudi

Juru mudi di tempat penulis melakukan penelitian ada tiga orang, tetapi cuma satu juru mudi yang penulis jadikan sebagai informan ke tiga.

b) Kajian Wawancara

Adapun kajian wawancara dengan informan yang telah penulis rangkum untuk dapat mempermudah pembaca dalam memahami isi dari penelitian ini yang telah penulis kaji, seperti kemampuan awak kapal dalam penggunaan radar, kemampuan awak kapal dalam penggunaan alat navigasi radar sangat berpengaruh terhadap keselamatan navigasi, seperti yang dijelaskan oleh nakhoda kapal sebagai berikut

“bagaimanapun juga kita sebagai pelaut harus menjalankan tugas dengan sebaik mungkin untuk kepentingan bersama, tidak luput dari semua itu keselamatan kerja adalah yang utama bagi kami, maka untuk bisa mencapai apa yang di inginkan kita harus bisa saling bekoordinasi dengan rekan kerja kita disini, masing masig crew harus bertanggung jawab dengan tugas masing masing, dan juga untuk mualim yang sedang melaksanakan tugas jaga harus bisa menguasai peralatan navigasi baik dari fungsi dan juga cara penggunaannya”.

(6)

Selain nakhoda kapal mualim jaga juga menambahkan tentang kemampuan awak kapal dalam penggunaan radar, karena mualim dua juga sebagai informan yang telah penulis pilih pada bab sebelumnya

“untuk mualim jaga mau tidak mau harus dapat menyelesaikan tugasnya, tidak hanya saat bertugas jaga di anjungan tetapi juga bertanggung jawab atas tugas masing masing seperti tugas saya sebagai mualim dua yaitu bertanggung jawab atas keselamatan navigasi kapal, meskipun kita sudah cukup bisa dalam penggunaan radar tapi kita juga harus bisa mengoptimalkan penggunaan pada waktu tertentu, seperti pada saat menghadapi cuaca buruk dan lain sebagainya, tapi disini radar cuma satu yang bisa digunakan, karena radar yang satunya dalam kondisi rusak maka dari itu mau tidak mau penggunaannyapun juga tidak akan maksimal, padahal jika dengan dua radar kita bisa lebih optimal dalam bernavigasi pada saat keadaan tertentu, sebetulnya permintaan perbaikan juga sudah kami ajukan sejak satu tahun lalu tetapi belum ada hasil dari permintaan tersebut, jadi ya mau ga mau harus bisa seoptimal mungkin saat bernavigasi pada cuaca buruk dan juga pada saat bernavigasi di alur sempit”.

(7)

Pemaparan dari mualim II yang menurut penulis sudah lumayan jelas juga di tambahkan oleh juru mudi yang sedang melaksanakan jaga di anjungan, dan juga sebagai iforman ketiga

“juru mudi bertugas melaksanakan perintah navigasi dari mualim dan juga nakhoda, juru mudi juga membantu mualim jaga dalam melaksanakan tugas jaga, maka dari itu kemampuan mualim jaga harus bisa optimal supaya pekerjaan bisa berjalan dengan lancar, karena keselamatan adalah yang utama jadi kita harus bisa mencegah adanya kecelakaan kapal dengan cara memaksimalkan kemampuan kita dalam melaksanakan tugas jaga masing masing, khususnya pada saat melaksanakan tugas jaga di anjungan”.

3. Dokumentasi

Berikut ini adalah data dari mualim II yang telah penulis rangkum dalam bentuk tabel, yang berisi tentang data dari alat alat navigasi di tempat penulis pada saat melakukan penelitian.

Tabel 3 Data alat navigasi yang berada di atas kapal KM. CAKRA KEMBAR SATU

NO DESKRIPSI JUMLAH KONDISI

1 Gyro Compas

Merk : HOKUSHIN Type : CMZ 300 Serial No :

1 Set Baik

2 Gyro Compas Repeater

(8)

Merk : HOKUSHIN Serial No :

1 Set Rusak

3 Standart Compas

Merk : NUNOTANI KEIKI Serial No. :

2 Set Baik

4 Auto pilot

Merk : HOKUSHIN Type : IPS 5 MI

1 Set Rusak

5 BINOCULAIRS

Merk : Super Zenith

Type : 7x50 MM FIELD 6,8

2 Set Baik

6 Chronometer

Merk : SEIKO (SN 1462) Type : QM 10

1 Pcs Baik

7 Echo Sounder

Merk : FURUNO Type :

1 Pcs Baik

8 Barometer

Merk : DALKO Type :

Serial No :

1 Set Baik

9 Thermometer Merk : Type :

1 Set Baik

10 Telegraph

Merk : NUNOTANI KEIKI Type : PBR 300A

1 Set Baik

11 Universal AIS

Merk : FURUNO ELECTRIC CO 1Pcs Baik

(9)

LTD Type : FA 100 Serial No : 3539-9527 12 GPS

a. Merk : FURUNO Type : GP-90 Serial No :

b. Merk : FURUNO Type : GP-32 Serial No : 6432-2918

1 Pcs

1 Pcs

Baik

Baik

13 Radar No.01

Merk : KYORITSU RADIO CO LTD

Type : Serial No :

1 pcs Rusak

14 Radar No.02

Merk : FURUNO Type : RDF 142 Serial No :

1 Pcs Baik

15 VHF Marine Merk : ICOM Type : IC-304 Serial No : 137361

1 Pcs Baik

16 Radio MF / HF Marine Merk : ICOM Type : IC-M 701 Serial No :

1 pcs Baik

17 VHF Radio Teleponi

Merk : FURUNO 1 Pcs Baik

(10)

Type : FM-8500 Serial No : 2596-2953 18 Indicator RPM

Merk : NUNOTANI KEIKI Type : JISF 8521

Serial No :

1 Pcs Rusak

1 9 Indicator Kemudi

Merk : NUNOTANI KEIKI Type :

Serial No :

1 Pcs Baik

20 Clear View Screen

Merk : Samyang Marine Equipment Co Ltd Type : SCS

Serial No : 8042

2 Pcs Baik

21 Clinometer

Merk : EIWA Type : Serial No :

1 Pcs Baik

22 Public Adressor

Merk : KYORITSU RADIO Co Ltd

Type : PAC 801 Serial No :

1 Pcs Baik

23 Day Light Signal Lamp

Merk : SANSHIN DENGU MFC Co Ltd Type : SPS 10A Serial No :

1 Pcs Baik

(11)

Gambar 1 Radar Furuno RDF 142 Pada KM. CAKRA KEMBAR SATU

Agar peranan untuk pengoptimalan alat – alat navigasi dapat dipahami dan dimengerti untuk memperkecil resiko kecelakaan kapal.

Untuk menghadapi cuaca buruk di atas kapal. Karena hampir 80%

kecelakaan kerja berasal dari kesalahan manusia terutama yang selalu mengandalkan alat navigasi secara otomatis. Kedisiplinan ini memang tidak akan terjadi apabila anak buah kapal itu sendiri tidak mempunyai keinginan untuk melaksanakannya. Dikatakan disiplin tinggi apabila anak buah kapal mau bekerja dengan memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dengan baik. Dikatakan disiplin rendah apabila anak buah kapal gagal mengikuti standar, menolak atau melanggar peraturan dan untuk itu mereka perlu pengawasan.

Tindakan yang patut diberikan adalah dengan cara memberikan perintah untuk bekerja dengan lebih optimal, memberi pengarahan atau kalau perlu hukuman yang tepat oleh pihak yang berwenang demi kepentingan bersama.

(12)

C. Pembahasan

Pembahasan masalah yang akan penulis bahas meliputi dua pembahasan masalah karena mengacu daru dua tujuan peneitian pada bab satu yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah awak kapal dapat menggunakan radar secara maksimal.

Sepeti yang kita bahas pada analisis data bahwa awak kapal sudah cukup bisa mengoptialkan penggunaan radar ketika cuaca buruk, meskipun keadaan radar hanya bisa digunakan satu karena rusak satu tetapi masih bisa digunakan secara optimal pada saat menghadapi cuaca buruk, tetapi awak kapal masih belum bisa bertindak secara cepat dan masih kurang berinisiatif tanpa dorongan dari Nakhoda kapal saat menghadapi cuaca buruk.

2. Untuk Mengetahui upaya awak kapal dalam mengoptimasikan penggunaan radar ketika menghadapi cuaca buruk guna untuk meningkatkan keselamatan navigasi.

Upaya yang di lakukan oleh awak kapal adalah upaya yang dilakukan Nakhoda kapal dalam menekan awak kapal yang lain untuk segera melakukan tindakan dalam mengoptimalisasikan penggunaan radar saat menghadapi cuaca buruk, jadi semakin sering Nakhoda memberikan tekanan pada awak kapal, maka awak kapal juga akan semakin berinisiatif dalam melakukan tindakan untuk mengoptimasikan penggunaan radar pada saat mengalami cuaca buruk.

(13)

42 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Setiap kapal untuk memperlancar pengoperasiannya haruslah mempunyai perencanaan perawatan yang baik, sehingga pelayaran dapat terlaksana sesuai dengan jadwal. Kapal cargo yang sudah berumur tua memerlukan pemeriksaan dan perawatan khusus yang tentunya sangat berbeda dengan kapal yang masuh baru. Kapal cargo yang baik adalah suatu kapal yang diluncurkan, dirawat dengan tepat dan sempurna serta dapat dipakai dengan aman dan berhasil guna untuk modal keuangan perusahaan.

Dengan adanya sebuah perawatan dan pemeriksaan alat navigasi radar yang baik dan teratur dapat memperlancar segala sesuatu di atas kapal salah satunya ialah optimalisasi penggunaan radar ketika cuaca buruk guna untuk meningkatkan keselamatan navigasi dalam dua hal tadi sebuah tindakan cepat dan skill memang sangat perlu untuk sebagai upaya meminimalisir terjadinya kecelakaan pada perjalanan kapal.

1. Apakah awak kapal dapat menggunakan radar secara maksimal?

Sesuai dengan apa yang kita bahas pada bab sebelumnya penulis akan memberikan kesimpulan bahwa awak kapal sudah dapat menggunakan radar secara maksimal, namun awak kapal masih perlu dorongan dalam mengambil tindakan ketika menghadapi cuaca buruk di laut.

(14)

43

2. Apakah upaya awak kapal dalam mengoptimalkan penggunaan radar ketika menghadapi cuaca buruk guna untuk meningkatkan

keselamatan navigasi?

Nakhoda kapal selalu berupaya dalam mengambil tindakan ketika menghadapi kondisi apapun, dengan demikian awak kapal akan menjadi terbiasa dan lebih berinisiatif untuk mengoptimasikan radar ketika cuaca buruk guna untuk meningkatkan keselamatan navigasi.

B. Saran

Sebagai masukan dalam kajian ini, maka akan diberikan saran – saran untuk berbagai pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam menunjang keselamatan kapal. Dalam hal pengoptimalan radar ketika cuaca buruk guna untuk meningkatkan keselamatan navigasi. Adapun saran –saran yang dimaksud adalah:

1. Pihak kapal harusnya ada kerja sama yang baik antara seluruh anak buah dikapal baik antara perwira maupun antara anak buah kapal, agar tercipta suatu lingkungan kerja yang baik dan solid sesuai dengan yang diharapkan.

2. Dalam pelaksanaan perawatan alat navigasi diatas kapal hendaklah selalu ada kerja sama yang baik antara pihak kantor atau darat dan kapal, sehingga apabila ada permintaan barang ( suku cadang ), untuk kebutuhan pemeriksaan dan perawatan alat navigasi kapal.

3. Perusahaan pelayaran harus melakukan kerja sama yang baik dengan pihak kapal dalam memilih dan menempatkan crew kapal serta dalam

(15)

44

mengadakan pembinaan secara terus menerus terhadap crew kapal, agar dapat bekerja sama dalam mengatasi masalah yang dapat menghambat kelancaran dalam perjalanan kapal.

Referensi

Dokumen terkait

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang gambaran proses/perjanjian kerjasama antara pemilik kapal dengan nelayan di Desa Bendar Kabupaten

APPROPRIATENESS, MANAGEMENT SUPPORT Page 3 of 104 CHANGE EFFICACY, PERSONAL VALENCE ASSESMENT TO DEVELOP INTERVENTION AT HEAVY MACHINERY AND EQUIPMENT COMPANY Nikolas Bastanta