HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Meningkatkan efektivitas dalam melaksanakan kegiatan bongkar muat di kapal adalah hal penting yang harus dilaksanakan, karena semakin cepat kegiatan bongkar muat dilaksanakan maka akan lebih baik dalam kinerja kapal karena kapal tidak mengalami kendala dalam pelayaran. Kenyataan yang ada di lapang menunjukkan bahwa masih banyak anak buah kapal yang tidak memiliki pengetahuan serta keterampilan yang cukup tentang bagaimana Penerapan prosedur persiapan ruang muat untuk mengurangi resiko kerusakan muatan. Sering terjadi para awak kapal melalaikan persiapan ruang muat dengan benar, sehinnga muatan terjadi kerusakan dan banyak komplain dari pihak penerima barang
Maka dari itu hal diatas sangatlah perlu diatasi dengan cara berikut ini yaitu:
1. Menerapkan prosedur persiapan ruang muat yang aman dan benar
2. Melaksanakan persiapan saat muat sesuai SOP untuk mengurangi kerusakan muatan
3. Mengawasi kinerja ABK saat menerapkan persiapan ruang muat dengan benar.
4. Memastikan atau di cek kembali ruang muat apakah sudah layak untuk dimuati.
Dalam melakukan penelitian, lokasi penelitian taruna yaitu diatas kapal SV.STELLA 28 perusahaan PT.SOWOHI KENTITI JAYA, jenis kapal Supply.
Berikut Ship Particular kapal SV.STELLA 28 : SHIP’S PARTICULAR
1. Ship’s name : SV.STELLA 28
2. Nationality : Indonesia
3. Classification : Biro Klasifikasi Indonesia
4. Call Sign : JZKF
5. Port Of Registry : SEMARANG
6. Kind Of Vessel : SUPPLY
7. Gross Tonnage : 638 T
8. Leght Over all : 60.8 Meter
9. Depth : 4.60 meter
10. Main Engine : 2x YANMAR 1750 HP
11. IMO Number : 8915641
12. Sea Speed : 12 Knots, 480 RPM / 28 PITCH
13. Propeller : 2 Fixed propellers
14. Crane : SWL 3 Ton
Kapal SV.STELLA 28 mempunyai rute tetap dimana rute pelayaran ditempuh hanya dari shorebase. Kapal ini memuat dan membongkar muatan atau penumpang tiap sandarnya. Dalam pengoperasiannya, muatan yang akan dibongkar dan dimuat di offshore station dengan cara lifting yang sudah terhitung dalam manifest dan jumlahnya sesuai dengan manifest tersebut. Hal tersebut diulang tiap trip dan dilakukan pada saat kapal telah sandar dipelabuhan.
B. ANALISA HASIL PENELITIAN 1. Penyajian data
Beberapa permasalahan sebab awak kapal kurang memperhatikan prosedur persiapan ruang muat sehimgga muatan / barang menjadi rusak saat akan dibongkar. Berikut contoh beberapa kejadian yang ada diatas kapal SV Stella 28 : a. Pada tanggal 14 April 2018 di Station Foxtrot F/S kapal SV.Stella 28 setelah
melakukan kegiatan lifting food stuff chief Officer di komplain oleh pihak Station Foxtrot karna sayuran dan daging tidak layak dikonsumsi. Oleh sebab itu SV.Stella terkena teguran oleh pusat karna tidak mempersiapkan ruang muat dengan baik.
b. Persiapan ruang muat di SV Stella 28 telah di terapkan dengan baik, tetapi kendala waktu muat yang sangat terbatas menjadi kendala karna SV.Stella mempunyai jadwal yang sangat padat dan sering terjai kerusakan pada chiller
c. Tanggal 21 Mei 2018 pada saat SV.Stella 28 sandar di Pelabuhan Marunda, dan melakukan Loading material dan food stuff. Saat loading food stuff chiller daging rusak, sehingga jadwal keberangkatan SV.Stella 28 menjadi terhambat
2. Analisis data
Dari hasil observasi yang taruna laksanakan di dapatkan jawaban dari Mualim I, Mualim II selaku penanggung jawab muatan di atas kapal tentang melaksanakan prosedur persiapan ruang muat .Yaitu perlunya seorang Foodguard meningkatkan pengetahuan akan tugas dan tanggung jawab dalam hal pelaksanaan persiapan ruang muat dengan cepat dan tepat sehingga proses muat cargo dan foodstuff berjalan dengan lancar. Serta melakukan pengecekan chiller secara rutin agar tidak trouble saat berada di tengah laut (station offshore).
Dari data tersebut maka dapat dianalisis bahwa :
1. Bahwa Chief Officer dan Foodguard berperan penting saat memuat Foodstuff agar tidak terjadi kerusakan.
Dalam kasus ini seorang Foodguard harus mengatur suhu chiller saat telah selesai memuat foodstuff
Pengecekan yg dilakukan secara tidak rutin akan menyebabkan trouble nya chiller/reefer secara mendadak saat ditengah laut (Offshore Station). Hal itu akan menyebabkan rusaknya foodstuff yg berada dalam chiller/reefer.
3. Keterbatasan waktu
Kurangnya peduli pihak alfa mike (pengatur jadwal keluar masuk kapal PHE ONWJ) untuk mengatur waktu bongkar muat SV.STELLA 28 karna SV STELLA 28 kapal terpadat di PHE ONWJ.
C. PEMBAHASAN MASALAH
Dalam pelaksanaan prosedur persiapan ruang muat nahkoda memberikan penyuluhan saat safety meeting kepada ABK atau Foodguard yang bertanggung jawab atas muatan yang ada di kapal SV.STELA 28 oleh sebab itu telah di buatkan langkah langkah prosedur persiapan ruang muat yang benar dan aman., seperti :
a. Muatan Foodstuff
1) Selalu membersihkan chiller/reefer agar daging dan sayuran tetap segar.
2) Selalu menge cek kondisi chiller atau reefer agar tidak troubel saat kapal berada di tengah laut (Offshore Station)
3) Pengaturan suhu saat muat dan selesai muat sangatlah penting. Untuk chiller daging suhu kurang lebih -20 derajat celcius. Untuk chiller sayuran kurang lebih 5 derajat celcius
4) Saat proses muat selesai usahakan tutup rapat chiller.
b. Muatan cargo offshore
1) Perawatan safety belt untuk lashingan cargo offshore.
2) Cleaning deck untuk mempersiapkan cargo offshore.
3) Pemberian grease pada jarum pengeras agar tidak mengarat saat melashing kontainer chiller
4) Dan yang terpenting Signalman muatan berkoordinasi dengan signalman darat tentang penataan muatan yang aman dan benar. Tujuannya ialah saat dibongkar (Lifting) di Station offsohore muatan aman dan tidak rusak.
5) Cargo offshore selalu di lashing agar tidak tergeser saat kapal terkena ombak.
Dalam kegiatan pelaksanaan kegiatan persiapan ruang muat mualim 1 menjadi penanggung jawab. AB dan foodguard menjadi pelaksana di lapangan kerja serta dibantu cadet deck.
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN
Pada pembahasan sebelumnya telah di lakukan analisa terhadap Prosedur persiapan ruang muat agar mencegah dari kerusakan muatan.
Dari hasil analisa tersebut di peroleh beberapa pemecahan masalah, sehingga dapat di simpulkan bahwa:
1. Kenyataan yang terjadi saat kapal melakukan kegiatan memuat cargo dan foodstuff sering melalaikan prosedur persiapan ruang muat yang benar. Foodguard seringkali menyepelekan prosedur tersebut karena memakan waktu yang lama. Akibatnya muatan foodstuff pernah rusak dan pihak Offshore Station melakukan complain sehingga performa kapal SV.STELLA 28 menurun.
2. Selain dari tidak dilakukan prosedur yang benar, ada penyebab lainnya yaitu masalah waktu. Waktu yang sangat terbatas saat kapal melakukan kegiatan bongkar muat adalah faktor dari malas nya foodguard untuk melakukan prosedur persiapan ruang muat yang benar.
B. SARAN
Berdasarkan kenyataan yang telah dihadapi, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Kepada pihak perusahaan pelayaran :
a. Mengadakan internal audit sebagai pengecekan skill abk dan foodguard untuk menerapkan prosedur perispan ruang muat yang benar
b. Perusahaan sebisa mungkin menyediakan kebutuhan peralatan untuk mendukung penerapan ruang muat di atas kapal.
2. Kepada pihak kapal
a. Membiasakan untuk selalu melakukan prosedur ruang muat yang benar dan aman.
b. Mualim harus selalu turun ke lapangan untuk mengecek kinerja anak buahnya saat kegiatan bongkar muat.
3. Kepada pihak pencater
a. Untuk selalu memperikan waktu yang cukup untuk SV.STELA 28 dalam kegiatan bongkar muat agar dapat mempersiapkan ruang muat dengan benar dan aman.