BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sesauai dengan judul yang diangkat yakni, “Upaya Peningkatan Keterampilan Awak Kapal Dalam Menggunakan Alat Sekoci Penolong Di Kapal KM Spil Nirmala” maka sebagai deskripsi data akan dijelaskan tentang keadaan sebenarnya yang terjadi di kapal, sehingga dengan deskripsi ini penulis mengharapkan agar pembaca mampu dan bisa merasakan penelitian. Berikut akan diuraikan mengenai data-data kapal tempat penulis mengadakan penelitian :
Gambar 4.1 KM SPIL NIRMALA
Kapal KM. SPIL NIRMALA mempunyai trayek atau route yang tetap atau liner Ship, dimana route yang ditempuh telah terjadwal dan tetap (tidak berubah-ubah), jika ada perubahan route itu karena adanya kebijaksanaan dari kantor pusat PT SPIL (Salam Pasific Indonesia Lines).
23
B. Hasil penelitian
Adapun temuan tentang cara mengoprasikan sekoci dilakukan di kapal KM SPIL Nirmala berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan Penulis saat penelitian, sehingga berkaitan dengan rumusan masalah yang dibahas.
Pelaksanaan kegiatan latihan meninggalkan kapal menggunkan sekoci saat kapal berlabuh jangkar. Kegiatan tersebut sebenarnya menjadi kegiatan yang rutin dilaksanakan dan wajib dilaksanakan di KM SPIL Nirmala karena bersangkutan dengan keselamatan pelayaran melakukan latihan setiap bulan, ini menjadi mudah mengetahui cara mengoprasikan sekoci sehingga awak kapal lebih menguasai cara mengoprasikan sekoci. Hal inilah yang menyebabkan Penulis mengatakan jika awak kapal tersebut dapat lebih trampil, cepat, mengetahui mengoperasikan sekoci sehingga dapat meningkatkan ketrampilan dan keselamatan pelayaran. Disini penulis bertujuan untuk menikatkan keterampilan awak kapal dalam menggunkan sekoci di kapal KM SPIL Nirmala.
1. Penyajian data
Kejadian pertama
:
cara untuk mengetahui kecakapan dan keterampilan awak kapal dalam mengoperasikan sekoci di KM SPIL NirmalaLatihan meninggalkan kapal (Drill abandon ship). Pada tanggal 10 Agustus 2019 pukul 09.00 wib di kapal Spil Nirmala berlabuh jangkar di tanjung priok jakarta. Nahkoda membunyikan alarm untuk latihan sekoci berupa 7 kali tiup pendck diikuti 1 tiup panjang (... ) secara terus menerus menandakan lalihan sekoci diadakan. Seluruh crew kapal segera
menuju muster station kearah sekoci penolong dengan membawa peralatan yang sudah menjadi tugas dan langsung sudah menggunakan rompi penolong. Sesuai dengan tugas yang tercantum dalam muster list.
Latihan meninggkalkan kapal dipimpin oleh mualim I sebagai komandan sesuai muster list tugas dan tanggung jawab, dibantu dengan mualim III sebagai wakil komandan.
Awak kapal kurang cakap dalam menggunakan alat keselamatan sekoci sehingga pada saat waktu drill atau latihan di KM SPIL Nirmala awak kapal tindakan awak kapal masih ragu ragu dalam melaksanakan tindakan tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai yang tertera di muster list yang sudah ada di KM SPIL Nirmala.
Gambar 4.2 berkumpul di muster station
sekoci (life boat) sudah diturunkan ke permukaan air, sekoci berjalan dengan normal sebagaimana mesti nya dan dapat berjalan memutar di buritan kapal 10 meter dari buritan kapal, setelah beberapa waktu kurang lebih 7 menit berjalan normal, hingga Sekoci mengalami mati mesin, di karenakan mesin pendingin sekoci kehabisan air
Gambar 4.4 Safety Meeting di KM SPIL Nirmala
pendingin. sekoci larat terkena ombak dan angin hingga kurang lebih 100 meter menjauh dari kapal.
Gambar 4.3 Sekoci KM spil nirmala
Kejadian kedua : Upaya-upaya agar awak kapal terampilan dalam mengoperasikan sekoci.
Peristiwa ini terjadi pada saat kapal KM SPIL Nirmala posisi di laut jawa dari jakarta tolak ke surabaya pada tanggal 14 Maret 2020 diadakan latihan dan safety meeting setiap bulan
.
Guna mengehetahui apakah awak kapal cakap dan terampil dalam penggunaan alat keselamatan sekoci di KM SPIL NirmalaGambar 4.5 Proses pelepasan pin sekoci
2. Analisis Data
a.
kejadian pertama : cara untuk mengetahui kecakapan dan keterampilan awak kapal dalam mengoperasikan sekoci di KM SPILNirmala
Untuk mengetahui awak kapal kurang cakap dalam menggunakan alat keselamatan sekoci sehingga pada saat waktu drill atau latihan di KM SPIL Nirmala, awak kapal tindakan nya masih ragu ragu dalam melaksanakan tindakan tugas dan tanggung jawab masing- masing sesuai yang tertera di muster list yang sudah ada di KM SPIL Nirmala. Dengang melakukan memberi pertanyaan kepada setiap awak kapal diharapkan awak kapal bisa untuk menjawab dan mengetahui tugas dan tanggung jawab pada saat keadaan darurat meninggalkan kapal menggunakan sekoci.
Gambar 4.6 familiarisasi alat pyrotechnic
b. kejadian kedua : Upaya-upaya agar awak kapal terampilan dalam mengoperasikan sekoci.
Dengan melaksanakan kegiatan latihan (drill) rutin setiap satu bulan sekali sesuai dengan jadwal latihan yang sudah di tentukan KM SPIL Nirmala. Agar supaya awak kapal dapat terampil dalam menggunakan sekoci penolong di kapal KM SPIL Nirmala, Setelah melaksanakan kegiatan latihan para awak kapal berkumpul di crew recreation untuk membahas latihan-latihan tugas dan tanggung jawab masing-masing seusai yang tertera di muster list yang sudah dilakukan serta menjelaskan alat-alat keselamatan seperti (red hand flare, smoke signal, line trowing, etc)
C. Pembahasan
Dari analisa data tersebut, maka Penulis perlu membahas lebih lanjut mengenai cara mengetahui kecakapan dan keterampilan awak kapal dalam mengoperasikan sekoci di kapal KM SPIL Nirmala. Para awak kapal harus mengerti dan memahami terlebih dahulu mengenai prosedur mengoperasikan sekoci dan perawatan sekoci yang sudah menjadi kewajiban setiap kapal serta upaya-upaya yang ditempuh agar awakn kapal dapat terampil dan cakap dalam mengoperasikan sekoci penolong di KM SPIL Nirmala, demi keselamatan pelayaran yang semakin aman.
1. Kejadian pertama : cara untuk mengetahui kecakapan dan keterampilan awak kapal dalam mengoperasikan sekoci di KM SPIL Nirmala.
Dengang melakukan memberi pertanyaan tugas dan tanggung jawab sesuai muster list kepada setiap awak kapal diharapkan awak kapal bisa untuk menjawab dan mengetahui tugas dan tanggung jawab pada saat keadaan darurat meninggalkan kapal menggunakan sekoci. Serta menguji awak kapal KM SPIL Nirmala satu per satu dalam pengoperasian sekoci agar mengetahui awak kapal yang kurang terampil dalam pengoperasian sekoci.
sesuai dengan SOP (standar operasianal procedure) semua kegiatan diatas kapal harus membuat rist assement terlebih dahulu agar mengetahui resiko yang terjadi dan dapat mengatasi nya serta dilakukan nya latihan (Drill) setiap bulan agar awak kapal bisa mengetahui cara untuk mengoprasikan sekoci di kapal.
Hal ini diperjelas dari hasil wawancara penulis dengan responden 1 (Nakhoda), yang menyatakan:
“Sebelum melakukan tindakan di atas kapal harus membuat rist assement terlebih dahulu agar bisa meminimalisir hal-hal yang tidak di inginkan. dan kurang nya keterampilan awak kapal dalam pengecekan setiap minggu dan perawatan serta ketidak pedulian anak buah Kapal terhadap alat keselamatan sehingga pada saat latihan meninggalkan kapal sekoci penolong terjadi mati mesin pada mesin pendingin dikarenakan kehabisan air pendingin”.
2. Kejadian kedua : Upaya-upaya agar awak kapal terampilan dalam mengoperasikan sekoci
Bagaimana upaya-upaya yang ditempuh agar awak kapal dapat terampil dan cakap dalam mengoperasikan sekoci penolong.
Dengan dilakukan drill atau latihan setiap bulan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan pihak perusahaan kapal setalah melaksanakan kegiatan latihan awak kapal melanjutkan safety meeting membahas atau menganalisa latihan-latihan yang sudah dilakukan serta menjelaskan tugas dan tanggung jawab setiap awak kapal serta mampu menerapkan awak kapal dalam penggunaan alat keselamatan sekoci di KM SPIL Nirmala.
Dengan adanya penelitian dari perusahaan mengenai masalah keselamatan awak Kapal, maka awak Kapal akan merasa adanya jaminan keselamatan selama bekerja. Tentunya hasil pertemuan tersebut
dibahas secara bersama dan dicari jalan keluarnya. Pertemuan tersebut harus dilaksanakan secara kontinyu dalam jangka waktu yang ditentukan. Sehingga dengan adanya pertemuan tersebut, perusahaan bisa mengetahui masalah yang dihadapi di atas kapal sehingga pengoperasian kapal menjadi lancar.
Sama halnya yang dikatakan oleh responden 2 (Mualim I), yang menyatakan:
“Karena kurang nya kesadaran awak kapal dalam memahami alat keselamatan di atas kapal serta tidak adanya latihan (Drill) khusus untuk menambah pemahaman atau wawasan para awak kapal”
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah, hasil analisa data dan pembahasan penulis dapat menyimpulkan mengenai upaya peningkatan keterampilan awak kapal dalam penggunaan sekoci di KM SPIL Nirmala sebagai berikut :
1. Bagaimana cara untuk mengetahui kecakapan dan keterampilan awak kapal dalam mengoperasikan sekoci penolong. Dengan melakukan drill atau latihan setiap bulan sesui dengan jadwal yang sudah di tentukan oleh pihak perusahaan diharapkan para awak kapal bisa mengetahui kecakapan dan keterampilan awak kapal KM SPIL Nirmala, serta nakhoda memberikan pertanyaan setiap awak kapal dalam tugas dan tanggung jawab untuk mengoperasikan alat sekoci.
2. Bagaimana upaya-upaya yang ditempuh agar awak kapal dapat terampil dan cakap dalam mengoperasikan sekoci penolong. Upaya yang harus dilakukan agar awak kapal dapat terampil dan cakap dalam penggunaan alat keselamatan sekoci dengan melaksanakan drill atau latihan setiap bulan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan pihak perusahaan kapal setalah melaksanakan kegiatan latihan awak kapal melanjutkan safety meeting membahas atau menganalisa latihan-latihan yang sudah dilakukan serta menjelaskan tugas dan tanggung jawab setiap awak kapal serta mampu menerapkan awak kapal dalam penggunaan alat keselamatan sekoci di KM SPIL Nirmala. Hal ini dapat disimpimpulkan bahwa upaya- upaya yang harus dilakukan agar awak kapal dapat terampil dalam
32
33
penggunaan alat keselamatan sekoci juga harus di pahami dan kecakapan dimiliki oleh setiap perwira diatas kapal serta para awak kapal.
B. SARAN
Dalam hal ini Penulis akan memberikan saran-saran yang sekiranya dapat bermanfaat dan sebagai masukan guna memperbaiki kebiasaan buruk yang selama ini berlangsung diatas kapal. Adapun saran-saran yang akan Penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
a. Bagi seluruh awak kapal :
Seluruh awak kapal diharapkan mengerti dengan sejelas-jelasnya terkait mengoperasikan alat keselamatan sekoci. awak kapal harus lebih aktif dan antusias dalam mengikuti latihan drill di kapal yang di lakukan setiap bulan.
b. Bagi Perusahaan Pelayaran :
Hendaknya perusahaan pelayaran memfasilitasi apapun perlengkapan yang dibutuhkan oleh kapal. Jika kapal mengirim surat permintaan barang, segera ditanggapi dengan serius. Karena sangat penting diatas kapal dapat terjadi kejadian darurat sewaktu-waktu, dimanapun dan tanpa diketahui siapapun.