BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sesuai dengan judul yang diangkat yakni, “Upaya peningkatan keterampilan crew kapal guna menghadapi keadaan darurat diatas kapal” maka sebagai deskripsi data akan dijelaskan tentang keadaan sebenarnya yang terjadi di kapal, sehingga dengan deskripsi ini Penulis mengharapkan agar pembaca mampu dan bisa merasakan tentang semua hal yang terjadi selama Penulis melaksanakan penelitian. Berikut akan diuraikan mengenai data-data kapal tempat Penulis mengadakan penelitian:
Name Of Ship’s : KM. VERTIKAL
Nationality : INDONESIA
Port Of Registry : SURABAYA
Call Sign : J Z R Y
IMO Number 97121164
Type Of Ship : Container Ship
Builder Of Ship : China
Year Built 2013
Owner : PT. SALAM PASIFIC INDONESIA LINES
Gross Tonnage (GRT) : 5569 T Net Tonnage (NRT) : 3118 T
L O A : 118.10 METERS
L B P : 100.90 METERS
MAIN ENGINE TYPE : YANMAR 6N330N(2574KW)
AUXILIARY ENGINE : 3XCUMMINS&MARATHON,1500RPM,250 SPEED (MAXIMUM) : 14,00 Knot
CREWS : 19 Person including master
Gambar 4.1. KM. Vertikal
Kapal KM. VERTIKAL mempunyai trayek atau route yang tetap atau liner ship, dimana route yang ditempuh telah terjadwal dan tetap (tidak berubah- ubah), jika ada perubahan route itu karena adanya kerusakan pada kapal lain yang harus segera digantikan, dan sesuai kebijakan Kantor Pusat di Surabaya.
B. Hasil Penelitian
Adapun permasalahan yang terjadi diatas kapal berdasarkan observasi yang dilakukan penulis saat penelitian, sehingga berkaitan dengan rumusan masalah yang dibahas.
Peningkatan keterampilan crew dalam menghadapi kedaan darurat kebakaran diatas kapal melibatkan seluruh crew baik deck dan engine department. Dalam hal peningkatan keterampilan crew dalam keadaan darurat kebakaran diatas kapal sebenarnya berjalan cukup baik dan sesuai dengan aturan hanya saja ada satu factor yang tidak sempurna. Hal inilah yang menyebabkan penulis mengatakan jika peningkatan keterampilan crew kapal guna menghadapi darurat kebakaran sangatlah penting.
1. Penyajian Data
a. Kejadian Pertama : Kebakaran di Galley Tanggal : 14 September 2019
Voyage : 25
Pelayaran : Surabaya Menuju : Banjarmasin
Kejadian pertama yang Penulis dapati yaitu pada saat Fire Patrol pukul 00:15LT A/B mengecek situasi di galley didapati kompor listrik dalam keadaan menyala dan lupa belum dimatikan oleh crew kapal yang memakai, karena terlalu lama menyala akhirnya kompor lama kelamaan terjadi arus pendek dan terdapat percikan api. Saat itu A/B mengambil APAR jenis foam untuk memadamkan api tersebut. Sewaktu dipadamkan mengunakan APAR jenis foam api tidak kunjung padam melainkan api semakin membesar dan A/B segera melapor ke perwira jaga. Perwira jaga membunyikan fire alarm dan seluruh crew terbangun menuju galley akhirnya api berhasil dipadamkan.
b. Kejadian Kedua : Kebakaran cerobong utama Tanggal : 31 Mei 2020
Voyage : 07
Pelayaran : Jakarta Menuju : Samarinda
Kejadian kedua yaitu pada jam 05.05LT telah terjadi kebakaran di cerobong utama Deck 2 dan 3. Oliman jaga dan cadet deck melihat adanya api di cerobong utama deck 2, cadet deck langsung membangunkan electrician yang ada dikamar dan langsung melakukan aksi pemadaman, masinis jaga memberitahu ke anjungan bahwa adanya apidi cerobong utama, perwira jaga langsung mengumumkan lewat PA system dan menghidupkan alarm kebakaran. Kemudian Nakhoa mengambil alih komando, kapal Stop Engine dan kapal ngapung-ngapung dan aksi pemdaman dilakukan secara bersama-sama.
Gambar 4.4. Cerobong setelah dipadamkan
2. Analisis Data
Tujuan dari dilaksanakannya latihan keadaan darurat yaitu agar semua awak kapal dan familiar dengan semua situasi bahaya serta dapat mengatasinya dengan waktu yang sesingkatnya dan mengetahui atau mengecek alat keselamatan dapat dipergunakan atau sudah tidak layak pakai.
Dan untuk membiasakan para awak kapal agar selalu waspada terhadap setiap bahaya yang ada dikapal. Sehingga bila terjadi kecelakaan kerja seperti kebakaran awak kapal sudah siap, cepat, dan tanggap dalam menanggulangi nya. Namun pada pelaksanaanya tidak demikian, banyak masalah-masalah yang mengakibatkan latihan-latihan tidak dilaksanakan dengan benar dan rutin. Oleh karena timbul perhatian untuk mencari penyelesaiannya agar apabila sewaktu-waktu terjadi kebakaran dapat segera ditangani dengan cepat guna meminimalisir kerugian dan korban jiwa. Penulis dapat menganalisa dari table perbandingan antara kondisi diatas kapal dengan prosedur yang seharusnya dilakukan yaitu sebagai berikut :
No Kondisi diatas kapal Prosedur yang sebenarnya 1. Keterlambatan para anak buah
kapal dalam berkumpul di Muster station hingga 5-10 menit
Berkumpul di Muster tidak lebih dari 3 menit
station
2. Tidak memahami benar tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Muster list
Terdapat Muster list yang tertempel di Anjungan, gang akomodasi, Galley, Mess room, kamar mesin dan tempat-tempat yang mudah dilihat. Sehingga seluruh crew dapat melihat, membaca dan semakin
memahami posisi dan tugasnya.
3. Terdapat tertempel
jadwal namun
yang tidak
sudah pernah
Mualim III yang bertanggung jawab dalam mengatur
dijalankan sesuai dengan jadwalnya. Seperti Fire drill yang harus dilaksanakan setiap bulan.
pelaksanaan rutin setiap latihan sesuai dengan yang ada diatas kapal.
Sumber : Hasil Analaisa data selama di kapal KM. Vertikal.
Dari table diatas dapat dijelaskan di Muster list bagaimana tugas dan tanggung jawab crew kapal pada saat terjadi kebakaran.
Tabel 4.2 Muster List KM. Vertikal
No Cre w
Lis t.
Jabatan Wakil Personnel
Benda yg dibawa
Tugas dlm kebakaran
Kerusakan struktural
Respon terhadap tumpahan
Tugas MOB
Command Tim – untuk detail tindakan lihat poster EM.7 Nakhod
a KKM Walkie
Talkie Bertanggung jawab untuk semuanya di kapal Mualim
II Mualim III Anjungan, komunikasi dan berjaga,menjaga record/catatan Juru
Mudi 1
Juru Mudi
3 Membantu di anjungan
Kamar mesin / Roving Tim – untuk detail tindakan lihat poster EM.7 KKM Masinis II Walkie
Talkie Roving, Membenahi sistem pemadam kebakaran, E/Rm untuk Manover Masinis
III Masinis IV Membantu KKM, Stop vents Electrici
an Menghentikan aliran listrik
Emergency Party untuk detail tindakan lihat poster EM.7 - Muster at Emergency Head Quarters situated at:
Mualim I Mualim II Walkie Talkie
Bertanggung jawab jika terjadi insiden di deck, Membantu Masinis I jika terjadi insiden di Kamar Mesin.
Meminimalkan kerusakan &
penyebab kebakaran dan melaporkan ke anjungan. Cek stabilitas
Bertanggung jawab untuk memindahkan dan
membersihkan tumpahan
Bertanggung jawab dlm operasi
penyelamatan
Masinis
II Masinis III Walkie Talkie
Bertanggung jawab di kamar mesin , Membantu
Cek W/T kekuatan E/Rm
& kemungkinan pencemaran,
Bertanggung jawab di engine room jika terjadi
Mesin rakit penolong, Membantu Mualim I
mualim I jika terjadi insiden di atas deck.
Membantu Mualim I.
tumpahan, Membantu membersihkan deck yang terkontaminasi tumpahan.
Bosun Fitter Walkie Talkie
Menggunaka n pakainan pemadam kebakaran
Tutup semua pintu W/T , Booby hatches
& semua yang terbuka di deck
Melakukan pencegahan tumpahan dan membersihkan nya
Membantu menurunkan rakit penolong
Fitter
Menggunaka n pakainan pemadam kebakaran
Soundings semua tanki kamar mesin
Melakukan pencegahan tumpahan dan membersihkan nya.
Prepare Rescue gear Nets, Embarkation ladder etc
Kadet 1 Kadet 2
Beri cadangan botol SCBA , Pemadam kebakaran, Selang pemadam.
Sounding cargo, ballast tanks &
hindari ruang dan laporkan ke Mualim I
Menyiapkan selang pemadam kebakaran dan melakukan tindakan pencegahan
Immersion suits
Juru Mudi 2
Juru Mudi 3
Menggunaka n baju pemadam, mengambil selang pemadam
Membantu mencegah kebocoran dan pompa air
Membantu membersihkan.
Menyiapkan selang pemadam
Tambahan pencegahan di anjungan
Juru Minyak 1
Juru Minyak 2
Menggunaka n baju pemadam, Beri cadangan botol SCBA
Membantu mencegah kebocoran dan pompa air
Membantu membersihkan operasional
Berjaga di Forecastle deck
Juru Minyak 3
Beri cadangan botol SCBA, pemadam kebakaran, Menyiapkan selang pemadam
Membantu mencegah kebocoran dan pompa air
Membantu membersihkan operasional
Persiapkan Rescue gear Nets, tangga embarkasi.
Support Squad ( untuk detail tindakan lihat poster EM.7) – Muster at Emergency Headquarters
Mualim III
Walkie Talkie
Menutup ventilasi dan menyediaka n first aid
menyiapkan sekoci
Menyediakan First Aid, Menutup semua pintu penahan air dan ventilasi.
Bersiap untuk handle korban selamat dan menyediakan first aid.
Masinis III
Membantu handle lainnya, Boundary cooling
Membantu handle
lainnya.menyiapk an sekoci
Menutup smua pintu penahan air dan ventilasi.
Mambantu membersihka n operasional
Bersiap untuk handle korban selamat
Kadet 2
Menyiapkan sekoci, boundary cooling, tutup semua ventilasi dan semua yang terbuka
Membantu mempersiapkan FFA, Merespon tumpahan &
Sekoci
Membantu membersihka n, Berjaga dan cek dari pencemaran minyak
Membantu mengarahkan
Juru Mudi 3
Persiapkan sekoci, boundary cooling, tutup semua pintu dan ventilasi
Membantu mempersiapkan FFA,respon tumpahan minyak
& sekoci.
Tutup semua pintu penahan air dan ventilasi.
Membantu
Membantu mengarahkan
Juru Minyak 2
Persiapkan sekoci, boundary cooling, tutup semua ventilasi dan pintu
Membantu mempersiapkan FFA,respon tumpahan minyak
& sekoc.
Membantu membersihka n operasional
Membantu mengarahkan
Koki Pelayan
Kotak, First Aid Resuscitator & Stretcher,Mendatangi korban, menginformasikan kasus yang serius kepada Mualim I,Membantu membersihkan operasional
Pelayan
Kotak, First Aid Resuscitator & Stretcher,Mendatangi korban, menginformasikan kasus yang serius kepada Mualim I,Membantu membersihkan operasional
ABK Untuk Rescue Boat Mualim
II Mualim III Walkie
Talkie Yang bertanggung jawab di sekoci Masinis
I Masinis III Mesin sekoci,membantu mengarahkan Juru
Mudi 1
Juru Mudi
2 Membantu mengarahkan
Juru Mudi 2
Juru Mudi
3 Membantu mengarahkan
Sumber : Data Mualim III KM. Vertikal
Didalam Muster list sudah dijelaskan tugas dan tanggung jawab masing- masing crew pada saat terjadi kebakaran. Dan hasilnya crew masih belum melaksankannya dengan baik. Kejadian ini dikarenakan beberapa awak kapal masih sibuk dengan pekerjaanya dan acuh dengan pengumuman latihan. Dan mereka merasa bahwa hanya sekedar latihan, sehingga terlihat jelas tidak disipilnya para awak kapal. Jika kejadian ini berlanjut efek negatifnya besar ketika terjadi keadaan darurat kebakaran yang sebenarnya. Akan menyita waktu dan titik kebakaran semakin meluas. Kejadian pertama dan kedua. Terdapat
awak kapal yang masih belum memahami akan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan tata cara pemadaman dengan benar dan sesuai dengan Muster list padahal latihan pemadaman dilakukan sebulan sekali diatas kapal dan Muster list ditempel ditempat –tempat yang dapat diliat awak kapal seperti anjungan, gang akomodasi, mess room, dan tempat lainnya.
C. Pembahasan
Dari penelitian yang dilakukan Penulis, maka Penulis perlu membahas lebih lanjut mengenai jenis-jenis kebakaran serta upaya yang dilakukan crew kapal guna menghadapi keadaan darurat kebakaran diatas kapal.
1. Meningkatkan kesiapan, kemampuan dan keterampilan awak kapal dalam malaksanakan latihan keadaan darurat kebakaran
Kelancaran latihan keadaan darurat kebakaran bukan hanya ditunjang dari kemampuan dan keterampilan awak kapal saja namun pemahaman juga harus benar-benar diperhatikan akan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan Muster list dan tata cara prosedur sesuai dengan FFA. Awak kapal sering beranggapan bahwa latihan hanya sekedar formalitas biasa, hal ini berdampak pada tindakan para awak kapal yang cenderung lebih lambat sehingga telat untuk berkumpul di Muster station serta pelaksanaan latihan menjadi tidak tepat dari waktu yang telah direncanakan. Hal semacam ini harus segera ditangani karena dalam operasi keadaan darurat yang sebneranya dituntut untuk segera mengambil tindakan agar keadaan darurat yang terjadi tidak semakin membesar dan meluas serta agar tidak terjadi kerugian yang bertambah besar. Awak kapal juga harus benar – benar mengerti akan tuga
dan tanggung jawab nya masing – masing, agar latihan keadaan darurat kebakaran bias berjalan dengan lancar sesuai dengan sijil kebakaran. Hal ini dimaksutkan untuk jika terjadi keadaan yang sesungguh nya tiap anggota sudah siap, tanggap dan mengetahui tugas dan tanggung jawab nya masing – masing. Sehingga, kebakaran dapat cepat ditanggulangi tidak berakibat fatal.
2. Melaksanakan Drill atau latihan penanggulangan kebakaran
Latihan atau Drill biasanya dilakukan diatas kapal sesuai dengan aturan yang dilakukan oleh perusahaan. Latihan ini melibatkan seluruh crew kapal. Latihan ini dilakukan untuk antisipasi apabila terjadi kebakaran diatas kapal, seluruh crew harus memahami bagaimana menanggulangi kebakaran diatas kapal. Jenis- jenis kebakaran dan cara pemadamanya juga harus dipahami. Prosedur penanggulangan kebakaran harus dicantumkan dalam muster list. Semua awak kapal harus berpatisipasi dalam latihan pemadaman kebakaran, karena tujuan dari latihan ini adalah untuk dapat membentuk kelompok pemadam kebakaran yang bermutu, diamana harus ditunjang dengan keahlian dari masing-masing awak kapal mengenai kemampuan penggunaan alat pemadam kebakaran, penggunaan alat pelindung, teknik pemadaman, kerjasama kelompok, memperkirakan bahaya akan timbul, mengenal jalan penyelamatan diri sesuai dengan konstruksi kapal dengan penggunaan alat pelindung pernapasan.
Diharapkan setiap kali latihan, jenis latihanya berubah-ubah agar awak kapal dapat benar-benar mengerti cara-cara pemadaman kebakaran yang mungkin saja terjadi diakapal. Jenis latihan pemadaman kebakaran meliputi:
a. Memadamkan api yang terjadi di bak kecil b. Memasuki ruang tertutup yang terbakar c. Memadamkan kebakaran digeladak utama
d. Menyelamatkan orang pingsan dari ruang yang penuh asap dengan menggunakan alat pelindung pernapasan.
Dalam wawancara yang penulis lakukan, Nakhoda KM. Vertikal menjelaskan bahwa pelaksanaan latihan harus rutin dilakukan diakrenakan bias membantu awak kapal dalam mengetahuihal-hal apa saja yang harus dilakukan ketika terjadi kebakaran, alat-alatnya apa saja yang digunakan, sehingga awak kapal bisa cepat dan tanggap dalam menanggulangi keadaan tersebut. Melalui latihan diharapkan awak kapal terbiasa menggunakan peralatan pemadam dengan benar. Disamping itu juga membiasakan reflex dari awak kapal ketika mendengar alarm kebakaran, sehingga dapat dengan tenang mengerjakan tugas dan kewajibanya sesuai pada sijil kebakaran.
3. Perlunya pengawasan dan pengecekan oleh Nakhoda kepada setiap tugas tanggung jawab Mualimnya
Kesiapan peralatan pemadam yang ada di kapal berperan penting dalam upaya menanggulangi kebakaran. Kecakapan awak kapal dalam menanggulangi bahaya kebakaran. Kecakapan awak kapal dalam menanggulangi bahaya kebakaran tidak akan berarti bila tidak didukung dengan peralatan pemadam yang baik dan siap pakai. Untuk masalah tentang kebakaran yang menyangkut alat keselamatan perwira yang bertanggung jawab adalah Mualim III sebagai pelaksana perawatan pearawatan pemadam
kebakaran. Mualim III bertanggung jawab atas pelaporan kondisi pemadam kebakaran yang ada. Beberapa macam cara agar perawatan, pengecekan dan pengetesan dapat berjalan dengan baik yaitu dengan cara :
a. Pengecekan terhadap kondisi
b. Pengecekan terhadap performance alat.
c. Melakukan pengetesan alat
d. Mengganti spare part yang sudah tidak layak pakai 4. Melakukan familiarisasi kepada crew pada (APAR)
Dengan melakukan pencegahan kebakaran hal pertama dilakukan oleh crew kapal KM. Vertikal menggunakan alat pemadam api ringan guna untuk memadamkan api sebelum kebakaran menjadi lebih besar, dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yang menjadi tindakan pertama untuk mencagah kemungkinan kebakaran menjadi luas. Berikut jenis (APAR) yang ada di KM. Vertikal.
a. Media Alat Pemadam Api Cair
Media alat pemadam api cair biasa digunakan untuk kebakaran kelas A dan B.
b. Media Alat Pemadam Api Powder
Media alat pemadam api dry powder atau dry chemical powder digunakan untuk mengatasi kebakaran kelas A, B, C, dan D.
c. Media Alat Pemadam Api CO2 (Karbon Dioksida)
Media alat pemadam api CO2 atau karbon dioksida (carbon dioxide) dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C.
d. Media Alat Pemadam Api Foam
Media alat pemadam api foam dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B.
5. Perlunya Safety Meeting dan familiarisasi terhadap awak kapal tentang latihan keadaan darurat kebakaran
Safety Meeting dilaksanakan setelah melakaksanakan latihan untuk mengevaluasi latihan yang sudah dilaksanakan. Dalam Safety Meeting keselamatan tersebut awak kapal dapat berkonsultasi tentang permasalahan yang berhubungan dengan keselamatan pada nakhoda dan perwira di kapal KM vertikal. Perwira kapal seharusnya mengusahakan Safety Meeting secara rutin, karena melalui kegiatan tersebut awak kapal dapat mengevaluasi kegiatan latihan yang telah delaksanakan agar kesalahan yang terjadi saat latihan tidak terulang. Dalam rapat tersebut awak kapal dapat berkonsultasi langsung kepada nakhoda atau perwira kapal mengenai hal-hal yang berhubungan dengan upaya peningkatan keterampilan awak kapal dalam mengahadapi kebakaran. Misalnya : cara-cara mengurangi rasa kepanikan, teknik pemadaman yang cepat dan tepat, teknik alat pemadaman kebakaran
misalnya penggunaan alat pemadam kebakaran dan sebagainya, pengetahuan tentang kalsifikasi kebakaran yang telah dibentuk dikapal. Dan berikut klasifikasi kebakaran sesuai dikapal KM. Vertiksl :
Klasifikasi Kelas Kebakaran
a. Klasifikasi Kebakaran Kelas A
Kebakaran kelas A adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda padat yang mudah terbakar seperti kayu, kain, kertas, atau plastik.
b. Klasifikasi Kebakaran Kelas B
Kebakaran kelas B adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda cair atau gas yang mudah terbakar seperti bensin, cat, thinner, gas LPG, dan gas LNG.
c. Klasifikasi Kebakaran Kelas C
Kebakaran kelas C adalah kebakaran yang disebabkan oleh penggunaan komponen elektrik (listrik) seperti televisi, refrigerator, instalasi listrik, dan lain sebagainya.
d. Klasifikasi Kebakaran Kelas D
Kebakaran kelas D adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda metal yang mudah terbakar seperti potassium, sodium, aluminium, dan magnesium.
Hal ini dapat dilakuakan juga dengan melaksnakan familiarisasi sejak awal pertama crew join ke kapal. Familiarisasi tersebut merupaka pengetahuan paling awal mengenai peralatan pemadam kebakaran dikapal yang diperoleh awak kapal yang baru. Jika familarisasi tersebut dilaksnakan secara benar maka tentunya akan menambah pengetahuan awak kapal tentang penggunaan peralatan pemdam kebakaran yang benar. Untuk itu perwira (
Mualim III) harus menyampaikan secara serius dan jelas bila perlu dengan peragaan kepada awak kapal baru tentang cara penggunaan semua peralatan pemadam yang tersedia dikapal sehingga mereka benar-benar mengerti tentang penggunaan alat pemadam dan posisi masing-masing alat pemadam kebakaran tersebut. Awak kapal yang memperoleh familiarisasi juga diberitahukan tugasnya yang tercantum dalam sijil kebakaran. Sesuai dengan apa yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulias akan mengevaluasi terhadap alternative pemecahan masalah sebagai berikut :
a. Peningkatan pengetahuan, kesiapan, kemampuan dan keterampilan awak kapal
b. Pelaksanaan latihan harus terjadwal dan dilaksanakan secara rutin c. Pengarahan dari nakhoda saat Safety Meeating
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tentang upaya peningkatan keterampilan crew kapal guna menghadapi keadaan darurat kebakaran diatas kapal penulis melaksanakan pada saat praktek layar adalah.
1. Pengetahuan awak kapal tentang upaya menghadapi keadaan darurat diatas kapal masih kurang, disebabkan karena sewaktu pelaksanaan pelatihan (drill) dikapal. A/B tersebut kurang memperhatikan dan menyimak ketika perwira menyeselesaikan mengenai cara pemadaman api dikapal. Dari beberapa sudut pandang yang dipaparkan untuk masalah ini dapat diselesaikan dengan cara pelatihan yang rutin dan itensif guna menunjang keselamatan diatas kapal.
2. Tanggung jawab awak kapal juga kurang. Rasa tanggung jawab dan kedisiplinan yang kurang menyebabkan terjadinya kecelakaan diatas kapal. Kecerobohan awak kapal dalam melakukan semua kegiatan harus memperhatikan keselamatan.
B. Saran
Dalam hal ini Penulis akan memberikan saran-saran yang sekiranya dapat bermanfaat dan sebagai masukan guna memperbaiki kebiasaan
40
buruk yang selama ini berlangsung diatas kapal. Adapun saran-saran yang akan Penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi ABK kapal :
a. Perlu kesadaran yang sangat tinggi dan rasa tanggung jawab dalam mencegah kebakaran diatas kapal
b. Perwira yang bertindak sebegai atasan harus menjadi teladan bagi awak kapal dengan memberi pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keadaan darurat.
c. Perusahaan seharusnya memberi training crew sebelum onboard mengenai penanggulangan keadaan darurat diatas kapal.