• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. DESKRIPSI DATA

Dalam Karya Ilmiah Terapan ini penulis akan mendeskripsikan tentang gambaran umum objek penelitian sesuai dengan judul penelitian

yaitu “PENERAPAN FIRE DRILL GUNA MENUNJANG

KESELAMATAN DI MV. ACAMAR”. Sehingga dengan adanya deskripsi gambaran umum obyek penelitian ini pembaca dapat memahami dan mampu merasakan tentang hal yang terjadi pada saat penulis melakukan penelitian di atas MV. Acamar.

MV. Acamar adalah sebuah kapal Supply yang di kelola oleh PT.

Sowohi Ketinti Jaya yang berkantor di Jl. Kinibalu, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Kapal MV. Acamar memiliki nama panggilan (Call Sign) Yankee Delta Yankee Bravo (YDYB) dengan Port Of Registry Surabaya IMO No. 8 2 2 0 1 4 9, dan memiliki Dead Weight Tonnage (DWT) 1555.4 Ton.

Ukuran –ukuran pokok kapal diantaranya : panjang kapal / Length Over All (LOA) 61.30 meter dan lebarkapal 13.10 meter, serta memiliki summer draft 4.50 meter.

Dalam melakukan penelitian, lokasi penelitian taruna yaitu di atas kapal MV. Acamar, PT. Sowohi Ketinti Jaya, jenis kapal Supply. Berikut adalah Ship Particular kapal MV. Acamar :

(2)

25

SHIPS PARTICULAR

NAME OF VESSEL : MV. ACAMAR

CALL SIGN : Y D Y B

PORT REGISTRY : JAKARTA

TYPE OF VESSEL : SUPPLY / AHTS

YEAR OF BUILDING : 1983

OWNERS : PT. SOWOHI KETINTI JAYA

IMO NUMBER : 8 2 2 0 1 4 9

PRINCIPLE DIMENTION

L O A : 61.30 M

L B P : 58.5 M

BREADTH : 13.10 M

DEPTH : 5.20 M

DRAFT (SUM.EXT) : 4.50 M

DWT : 1555.4 T

GRT : 1371 T

NET TONS : 366 T

CLEAR DECK SPACE : 330 M/SQ

TANK CAPACITY

FUEL OIL : 167.990 L

LUB OIL : 4.480 L

FRESH WATER : 100.000 L

DAILY TANK : 4.480 L

TYPE OF ENGINE

MAIN ENGINE : OTSUKA SODES 6 X 26 HP 2.800

X 2

CLASIFICATION : ABS – BKI

AUXILIARY ENGINE : YANMAR 2 X 462 HP X 1800 RPM

FIRE PUMP ENGINE : DETROIT DIESEL S/N 3UO 796

HP 350 RPM 2100

Prosedur latihan keselamatan diatas kapal sangat penting untuk dilakukan karena apabila terjadi suatu keadaan darurat semua awak kapal harus mengerti prosedur dan peran masing-masing dalam latihan keselamatan. Dalam pembahasan ini penulis hanya akan membahas tentang

(3)

26

penerapan fire drill guna menunjang keselamatan di MV. Acamar. Sebagai salah satu latihan keselamatan yang harus ada diatas kapal, fire drill sangat penting diterapkan karena tidak menutup kemungkinan keadaan darurat di atas kapal seperti kebakaran sewaktu-waktu bisa terjadi, sehingga saat terjadi kebakaran para awak kapal bisa lebih tanggap dan mengerti peran masing-masing sesuai sijil keadaan darurat di atas kapal. Fire drill adalah salah satu latihan keselamatan yang harus di terapkan di atas kapal dengan ketentuan yang sudah di atur dalam SOLAS. Ditetapkan dalam SOLAS Chapter III Regulation 19 bahwa semua kapal harus mengikuti ketentuan - ketentuan sebagai berikut :

1. Diatas kapal – kapal barang latihan kebakaran harus dilaksanakan dalam waktu 1 kali sebulan atau 24 jam setelah kapal meninggalkan pelabuhan bila terjadi pergantian ABK ( Anak Buah Kapal ) lebih dari 25 %.

2. Diatas kapal – kapal penumpang, latihan kebakaran harus dilaksanakan setiap 1 kali dalam seminggu jika keadaan memungkinkan.

3. Hasil pelaksanaan latihan – latihan harus dicatat dalam log book, bila latihan tersebut tidak dilaksanakan, maka alasannya harus dicatat dalam log book kapal.

Dalam pembahasan ini, penulis akan memberikan beberapa fakta atau peristiwa yang terjadi di kapal sehubungan dengan pentingnya latihan kebakaran diatas kapal. Fakta atau peristiwa tersebut diuraikan sebagai berikut :

Pada tanggal 13 April 2018 diadakan fire drill (latihan kebakaran) di KLA area (Laut Jawa). Pada waktu itu pergantian awak kapal lebih dari

(4)

27

25 persen dari jumlah awak kapal termasuk nahkoda, sehingga nahkoda yang baru mengganti nahkoda lama mengadakan latihan kebakaran sesuai dengan aturan SOLAS Chapter III regulation 19. Pada saat itu drill yang dipimpin oleh Mualim I dan KKM yang berwenang di lokasi kejadian dan memimpin tim darurat, setelah itu beberapa awak kapal juga sudah siap pada tempat dan tugasnya masing-masing. Nahkoda memerintahkan mualim 1 untuk tidak ikut campur dalam proses pemadaman api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), alasannya Nahkoda ingin melihat skill (keahlian) para ABK dalam hal pemakaian APAR.

Setelah di perintahkan untuk memadamkan api ternyata ABK masih salah ketika membawa APAR menuju ke lokasi kejadian serta masih salah dalam memilih jenis APAR yang digunakan untuk memadamkan api sesuai dengan penyebab dari kebakaran dan saat proses pemadaman kebakaran cara penggunaan APAR masih belum sesuai prosedur. Saat itu ABK mengambil alat pemadam api ringan kemudian membawanya menuju lokasi kejadian dengan cara menenteng, cara seperti ini akan membuat kelelahan kalau jarak antara posisi APAR dengan sumber api jaraknya jauh, apalagi kalau tabung yang dibawa memiliki berat 6 kg ke atas, harusnya APAR di bawa dengan cara memikulnya di atas pundak. ABK juga salah memilih jenis APAR yang sesuai dengan penyebab kebakaran, karena pada saat drill tersebut di simulasikan api yang terjadi melibatkan arus listrik tetapi ABK membawa APAR jenis busa yang sebenarnya tidak cocok untuk memadamkan api yang melibatkan arus listrik, selain itu saat melakukan pemadaman ABK masih salah saat menggunakan APAR, saat itu bosun

(5)

28

diperintah memadamkan api dan dilihat oleh semua ABK, kesalahan yang dilakukan bosun yaitu memegang selang APAR pada bagian tengah selang, karena tekanan APAR cukup tinggi ini mengakibatkan selang akan bergerak kesana kemari tidak tentu arah dan tidak dapat memadamkan api secara efektif. Harusnya bosun memegang pada bagian ujung selang APAR, dan arahkan ke sumber api. Berdasarkan Badan Diklat Perhubungan (2000:103) cara-cara penggunaan APAR sudah dijelaskan bagaimana prosedur yang benar, yaitu :

a. Lepaskan horn dari penjepitnya b. Putuskan lead seal

c. Pegang ujung selang arahkan ke atas dengan tangan kiri d. Tekan katup untuk mencobanya dengan tangan kanan e. Bila isinya masih penuh, bawa ke tempat kebakaran

f. Semprotkan selang ke arah api dan usahakan menutup seluruh daerah kebakaran

Karena saat itu keadaan laut yang tidak tenang sehingga menyulitkan proses pemadaman kebakaran, karena secara otomatis keseimbangan ABK menjadi terganggu. Saat latihan pedaman kebakaran para ABK masih belum menganggap bahwa latihan tersebut adalah kejadian yang sebenarnya terjadi, karena masih ada ABK yang bercanda dan tidak serius saat melaksanakan latihan kebakaran, contohnya saat ada ABK yang belum mengerti atau melakukan kesalahan saat pemadaman kebakaran ABK yang lain justru menertawakannya.

(6)

29

Semua itu terjadi karena selama ini latihan kebakaran yang ada hanyalah formalitas untuk mengisi daftar hadir. Sebelumnya tidak pernah ada latihan kebakaran yang benar - benar dilakukan dengan lengkap.

Pada tanggal 17 April 2018 Nakhoda memberikan teori pengenalan tentang jenis, fungsi dan penggunaan alat – alat pemadam kebakaran.

Tanggal 18 April 2018 di lakukan fire drill, ABK memadamkan api menggunakan APAR yang masih dibimbing oleh Nakhoda dan para ABK masih gugup waktu melaksanakannya, sehingga fire drill dilaksanakan secara berturut – turut sampai dengan tanggal 19 April 2018 sampai seluruh ABK kapal memahami peran masing – masing dalam sijil dan mengerti fungsi dan jenis setiap APAR untuk memadamkan api sesuai penyebab kebakarannya. Pada bulan berikutnya di laut jawa, pada tanggal 15 Mei 2018 di lakukan fire drill, ABK sudah bisa memadamkan api menggunakan APAR dengan lancar dan aman, nakhoda hanya memantau proses berjalannya fire drill tersebut.

Pada saat dinas jaga penulis melakukan wawancara kepada Nahkoda dan beberapa anak buah kapal yang dapat mewakili dari keseluruhan awak kapal. Dari beberapa pertanyaan yang diberikan kepada nahkoda dan ABK dapat disimpulkan masih kurangnya pengetahuan awak kapal untuk memahami penjelasan kerja dan kode isyarat bahaya serta tanggung jawabnya sesuai sijil di atas kapal, contohnya pada saat safety meeting awak kapal masih kurang memperhatikan dan bercanda, hal ini menandakan kalau pengetahuan ABK masih kurang, sehingga tidak bisa

(7)

30

memahami penjelasan kerja dan akhirnya kurang serius serta tidak memperhatikan saat di beri penjelasan.

4.2. ANALISIS DATA 4.2.1. Hasil Observasi

Dalam kasus ini kendala dalam latihan kebakaran adalah : a. Kurang terampilnya awak kapal yang bekerja di atas kapal.

Kurang terampilnya awak kapal yang bekerja di atas kapal yaitu awak kapal pada saat pelaksanaan latihan kebakaran dalam cara memegang atau membawa APAR menuju ke lokasi kejadian masih belum benar dan masih kurangnya pengetahuan tentang jenis dan fungsi APAR untuk memadamkan api sesuai penyebabnya.

Gambar 4.1 Pemadaman Kebakaran Menggunakan APAR Sumber : MV Acamar

(8)

31 b. Keadaan laut

Dengan adanya pengaruh angin yang besar membuat kapal menjadi sulit berolah gerak untuk menjaga agar kapal tetap tenang. Arus juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi olah gerak kapal. Sehingga saat kapal tidak tenang otomatis keseimbangan awak kapal terganggu dan menyulitkan proses pemadaman kebakaran.

c. Kurang serius dalam latihan kebakaran.

Latihan pemadaman kebakaran yang dilaksanakan dikapal, setiap awak kapal memiliki tugas masing-masing sesuai sijil. Saat pelaksanaan latihan kebakaran masih ada awak kapal yang tidak serius dalam menghadapi latihan tersebut.

Selain itu, Awak kapal yang bertugas jaga harian kadang merasa capek sehingga kelihatan lemas dan tidak ada tenaga saat melaksanakan latihan kebakaran.

4.2.2. Hasil Wawancara

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan di atas kapal MV. Acamar dengan nahkoda dan pengamatan di lapangan, didasarkan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan pada awak kapal saat latihan kebakaran, yaitu:

(9)

32

a. Rendahnya pengetahuan awak kapal untuk memahami penjelasan kerja dalam pengarahan dari ketua tim latihan.

Contohnya pada saat safety meeting, awak kapal banyak yang tidak serius dan bercanda.

Gambar 4.2 Mualim 1 sedang memberikan pengarahan kepada awak kapal

b. Awak kapal belum memahami kode isyarat bahaya dan perannya masing – masing dalam latihan kebakaran.

Kode alarm saat terjadi kebakaran satu tiup pendek diikuti satu tiup panjang ( ) dengan suling atau alarm terus menerus dengan jangka waktu ± 10detik.

c. Kurang seriusnya awak kapal

Awak kapal masih menganggap remeh latihan kebakaran di atas kapal, sehingga pelaksanaan latihan kebakaran tidak bisa dilakukan dengan maksimal.

d. Kesiapan fisik dan psikis awak kapal dalam latihan kebakaran.

Contohnya pada saat pembunyian isyarat kebakaran, jika awak

(10)

33

kapal tergesa – gesa dan panik maka awak kapal tidak akan paham akan tugas dan tanggung jawabnya.

Dari keempat faktor di atas menurut nahkoda sebagai perwira yang senior, gagalnya latihan kebakaran adalah karena rendahnya disiplin awak kapal dan kegagalan sistem manajemen perusahaan serta kualitas peralatan yang rendah.

Akibat-akibat yang timbul karena latihan kebakaran yang tidak serius dapat menimbulkan kecelakaan seperti luka/memar, cacat, bahkan dapat menyebabkan kematian.

4.3. PEMBAHASAN

Dari data diatas dapat diketahui bahwa latihan kebakaran diatas kapal tidak dilakukan dengan benar, selama ini latihan keselamatan yang ada hanyalah formalitas untuk mengisi daftar hadir, sebelumnya tidak ada latihan yang dilaksanakan dengan sebenar- benarnya serta setelah dilaksanakan latihan kebakaran ABK masih kurang serius dalam melaksanakan latihan pemadaman kebakran.

Ketidakterampilan ABK dalam mennggunakan APAR bukan dikarenakan tidak adanya setifikat-sertifikat yang berhubungan dengan pelatihan pemadaman kebakaran seperti yang tercantum pada STCW dan peraturan perundangan bahwa setiap awak kapal diharuskan memiliki sertifikat-sertifikat seperti BST dan AFF yang dimiliki oleh awak kapal, pada faktanya awak kapal sudah memiliki sertifikat-sertifikat tersebut yang sudah merupakan keharusan yang

(11)

34

harus dimiliki pelaut. Berarti meskipun para ABK sebelumnya sudah mendapat pengetahuan tentang keterampilan saat latihan pemadaman kebakaran di atas kapal tidak semua ABK saat menjalani diklat tersebut memahaminnya dengan baik, meskipun ada yang sudah memahaminya kalau dengan jangka waktu yang lama tidak diterapkan keterampilan tersebut akan hilang. Berarti titik masalahnya adalah kurangnya disiplin ABK melakukan latihan kebakaran di atas kapal, disini nahkoda sebagai pemimpin di atas kapal mempunyai peran penting tentang keterampilan ABK saat latihan kebakaran karena semua keputusan di adakannya latihan kebakaran itu tergantung nahkoda. Disini juga di perlukan keseriusan dari para ABK saat melaksanakan latihan kebakaran karena sesering apapun nahkoda mengadakan latihan kebakaran kalau tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh tidak akan ada gunanya. Dengan ini penulis menyatakan penyebab ketidakterampilan ABK dalam menggunakan APAR adalah sebelumnya belum pernah dilaksanakan latihan pemadaman kebakaran dan kurang seriusnya ABK saat latihan pemadaman kebakaran dilaksanakan.

Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan awak kapal mengenai latihan kebakaran :

1) Alternatif yang pertama adalah, dalam setiap bulan nahkoda harus menentukan jadwal pada hari tertentu untuk melaksanakan latihan kebakaran serta membahas masukan-masukan dari setiap departemen

(12)

35

terkait mengenai pelaksanaan latihan kebakaran. Membahas hal-hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan latihan kebakaran serta dicarikan solusinya.

2) Alternatif yang kedua adalah, setelah selesai melakukan latihan kebakaran dilakukan evaluasi tentang kemajuan peserta didalam pelatihan dengan cara nahkoda harus menunjuk salah satu perwira yang sesuai untuk melaksanakan evaluasi sejauh mana latihan kebakaran diselenggarakan sesuai dengan program – program pelatihan. Evaluasi yang dilakukan akan dapat mengetahui sejauh mana perkembangan awak kapal dalam melaksanakan pelatihan dapat ditingkatkan serta mencari langkah–langkah yang diperlukan apabila terjadi penyimpangan dalam praktek maka dapat diambil tindakan- tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja sekaligus menganalisa sebab-sebab terjadi kesalahan dalam pelaksanaan latihan kebakaran.

3) Alternatif yang ketiga adalah, sebelum latihan, nahkoda memberitahukan kepada seluruh ABK bahwa latihan kebakaran harus dilaksanakan dengan sebenar-benarnya sesuai dengan kejadian sesungguhnya dan tidak ada yang boleh bercanda selama latihan, apabila terdapat ABK yang masih bercanda atau tidak serius saat melakukan latihan kebakaran akan diberikan hukuman apapun bentuknya.

4) Alternatif yang keempat adalah, memasang gambar-gambar di sertai penjelasan yang lengkap dan mudah dipahami oleh seluruh ABK di

(13)

36

tempat-tempat yang strategis tentang kode isyarat bahaya serta cara penggunaan APAR sesuai prosedur yang sudah ada dan di.

(14)

37 BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya dalam pembahasan mengenai kendala yang dihadapi awak kapal dalam latihan kebakaran dan cara penggunaan APAR sesuai prosedur atau aturan yang berlaku, maka sebagai bagian akhir dari penelitian ini penulis memberikan simpulan yang diambil dari hasil observasi dan analisa data yaitu (1) awak kapal kurang memahami akan tugas dan tanggung jawabnya pada saat latihan dan kurang memahami penjelasan pada saat arahan pelatihan (2) Latihan kebakaran dan penggunaan APAR diatas kapal tidak sesuai standar operasional prosedur, selama ini latihan kebakaran yang ada hanyalah formalitas untuk mengisi daftar hadir. Sebelumnya tidak pernah ada latihan kebakaran yang benar-benar dilakukan, akibatnya ABK tidak mengerti jenis-jenis dan fungsi APAR untuk memadamkan api sesuai penyebabnya. Dan cara mengatasinya adalah mengadakan safety meeting (pertemuan latihan keselamatan) yang membahas tentang jenis-jenis dan fungsi APAR yang dilakukan minimal 1 kali dalam satu bulan, mengadakan fire drill ( latihan kebakaran ).

(15)

38

5.2 Saran

Sebagai langkah agar tentang Penerapan Fire Drill guna Menunjang Keselamatan Di MV. Acamar bisa dilakukan secara maksimal untuk kedepannya, penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan bisa dilakukan secara maksimal. Adapun saran-saran dari penulis yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Disarankan sebaiknya setiap satu bulan diadakan safety meeting tentang pemahaman penggunaan alat-alat pemadam kebakaran, dengan mengevaluasi keahlian semua ABK dalam menggunakan alat pemadam kebakaran, kemudian memberikan penjelasan dari hasil evaluasi tersebut, agar dapat menambah pengetahuan ABK dalam menggunakan alat pemadam kebakaran.

2. Solusi yang diajukan adalah sebelum latihan, nahkoda memberitahukan kepada seluruh ABK bahwa latihan kebakaran harus dilaksanakan dengan sebenar-benarnya sesuai dengan kejadian sesungguhnya dan tidak ada yang boleh bercanda selama latihan, apabila terdapat ABK yang masih bercanda atau tidak serius saat melakukan latihan kebakaran akan diberikan hukuman apapun bentuknya.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa perlakuan lama perendaman dalam larutan PEG 6000 selama 6 jam memberikan nilai tertinggi terhadap viabilitas

Analisis deskriptif data hasil tanggapan responden dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden dapat diketahui

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan PT Artha Mulia Maju Jaya Banjarmasin dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan asset lancar tanpa

Dari data yang berhasil dikumpulkan berdasarkan pengetahuan responden terhadap tata cara penulisan daftar pustaka dengan benar dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat

Berdasarkan uraian analisa tentang penyebab tidak berfungsinya smoke detector diatas kapal maka dapat penulis simpulkan penyebab smoke detector itu sangat perlu dilakukan pembersihan

Dengan adanya pembagian beban pada alternator diatas kapal akan memberikan daya listrik yang lebih pada saat dynamic positioning system sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan listrik

Berdasarkan hasil wawancara dengan Chief Officer, “Selama ini proses pemuatan kendaraan di atas kapal KMP.Port Link III tetap mengikuti prosedur yang ada sesuai dengan aturan yang

1 Permasalahan pertama : langkah langkah penggunaan GMDSS Berdasarkan pengamatan dari proses langkah langkah GMDSS yang dilaksanakan penulis diatas kapal bahwa setiap akan terjadi