• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Bab Iv Hasil Penelitian Dan Pembahasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Bab Iv Hasil Penelitian Dan Pembahasan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul yang diangkat yakni, “Analisis Penggunaan GMDS pada saat keadaan darurat di KMP. Legundi” maka sebagai deskripsi data akan dijelaskan tentang keadaan sebenarnya yang terjadi di kapal, sehingga dengan deskripsi ini penulis mengharapkan agar pembaca mampu dan bisa merasakan penelitian. Kapal KMP. LEGUNDI mempunyai trayek atau route yang tetap atau liner Ship, dimana route yang ditempuh telah terjadwal dan tetap yaitu rute Surabaya - Lombok PP, jika ada perubahan route itu karena adanya kebijaksanaan dari kantor pusat.

B. Hasil penelitian

1. Pengumpulan Data Observasi (Pengamatan)

Selain data berupa peristiwa proses analisis penggunaan GMDSS pada saat keadaan darurat di KMP. Legundi penulis juga melakukan interpretasi data berdasarkan pengamatan selama proses pelaksanaan penggunaan GMDSS. Adapun temuan tentang proses pelaksanaan penggunaan GMDSS dilakukan diatas kapal berdasarkan observasi yang dilakukan penulis pada saat penelitian, sehingga berkaitan dengan rumusan masalah yang dibahas.

a. Masalah pertama : Langkah langkah apa yang dilakukan pada saat keadaan darurat meninggalkan kapal.

Pada saat kapal posisi berlabuh di REDE Kamal Surabaya pada tanggal 25 Mei 2020 dikarenakan kapal latihan pada posisi darurat, kapal melaksanakan pengecekan GMDSS dan latihan Abandon Ship.

36

(2)

Pada saat waktu latihan abandon ship di kapal KMP. Legundi langkah langkahnya adalah :

a). Nakhoda melaksanakan safety meeting menjelaskan prosedur bagaimana sistem pelaksanaan latihan dan tugas tugas abk, crew dan sekaligus untuk review mengingat akan pentingnya keselamatan

b). Seluruh crew melanjutkan pemeragaan penggunaan life jacket dengan benar diatas kapal

c). Setelah semua sudah dilaksanakan seluruh abk berkumpul di masing masing pos yang sudah dibagi sesuai sijil meninggalkan kapal.

d). Nakhoda membunyikan alarm 7 kali pendek dilanjut 1 kali panjang maka pelaksanaan drill dimulai

e). Cadet melakukan pengecekan bersama mualim II.

Penggunaan GMDSS pada saat keadaan darurat dapat langsung dilaksanakan persiapan menjelang proses latihan keadaan sesuai dengan tugas deck dan engine sehingga dapat segera dilaksanakan pengecekan pengunaan GMDSS pada saat keadaan darurat. Proses pengecekan GMDSS dilaksanakan dengan pertama kali komunikasi via SSB dengan aturan. Menyalakan on dan tunggu sampai menyala, isyarat mayday sebanyak 3x kemudian call sign dilanjutkan dengan lintang bujur kondisi terakhir keadaan darurat yang dialami.

(3)

Kalau isyarat securite untuk isyarat menyampaikan meneruskan bahaya ancaman, tentang cuaca dan yang terakhir isyarat pan pan 3x yaitu meneruskan berita darurat akan kapal lain seperti kapal kecelakaan, nelayan tenggelam dan keadaan darurat yang lainnya. frekuensi 156.100 apabila di Lembar Nusa Tenggara Barat dan apabila di Surabaya 156.900 untuk melaksanakan pengecekan secara berkala.

b. Masalah kedua : Bagaimana cara kerja GMDSS pada saat keadaan darurat Peristiwa ini terjadi pada saat kapal posisi berlabuh di REDE Kamal Surabaya pada tanggal 25 Mei 2020 dikarenakan kapal latihan pada posisi darurat, kapal melaksanakan pengecekan GMDSS dan latihan Abandon Ship. Nakhoda langsung memberi perintah kepada seluruh crew untuk mempersiapkan persiapan meninggalkan kapal, tes GMDSS dan lain-lain. Akibatnya saat kapal latihan keadaan darurat seluruh peralatan GMDSS dapat dilaksanakan pengecekan.

Adapun langkah - langkah yang dilakukan di anjungan pada saat keadaan darurat adalah :

1) Menyalakan radar dalam keadaan standby

2) Menyiapkan EPIRB (Emergency Position Indication Radio Beacon) 3) Menyiapkan SART (Search and Rescue Transponder)

4) Menyiapkan dan menyalakan SSB Radiotelephony 5) Menyiapkan channel VHF 16

6) Tes on off kemunculan SART di Radar 7) Tes on off EPIRB

(4)

8) Tes SSB Radiotelephony

Pada saat pengetesan apabila SART sudah terdeteksi di Radar merupakan tanda kapal dapat dilakukan rangkaian proses-proses selanjutnya.

Cara kerja GMDSS dalam pelaksanaan keadaan darurat yaitu :

1). Pengoperasian Single Side Band Radiotelephony sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu dengan cara isyarat panggilan mayday 3xuntuk keadaan bahaya atau darurat, panggilan securite 3x untuk meneruskan informasi keselamatan dari kapal lain & panggilan pan pan 3x digunakan untuk meneruskan berita dari kapal lain atau stasiun radio seperti ada nelayan yang jatuh ke laut dsb.

2). Cara kerja SART yaitu dengan cara on manual pada SART tersebut. Dengan tombol fungsi manual tersebut dapat dilakukan pengaturan untuk keadaan darurat, SART biasanya dibawa di rescue boat atau diletakkan di inflatable life raft yang bertujuan untuk memancarkan sinyal ke satelite kemudian yang diteruskan kepada radio pantai terdekat atau team SAR setempat dalam pelaksanaan rescue. SART juga dapat terdeteksi oleh kapal lain melalui radar dengan radius jarak tertentu. Ketika terdeteksi oleh RADAR, SART akan berganti ke mode transmitt dan memancarkan sinyal audio dan visual.

Jangkauan pendeteksi SART tergantung dari tinggi SART normalnya jangkaun sekitar 15km ( 8 nm ).

(5)

SART (search and rescue transponder) dapat diterima oleh radar X-band 3 cm, dengan skala radar hingga 12 nm. Akan muncul 12 titik/ dots pada layar radar. Pengoperasian SART, tahapan mengaktifkan SART sebagai berikut :

a) Lepaskan SART dari bracket ( tempat SART terpasang)

b) Untuk menghidupkan (switch-on) tekan tombol merah atau oranye dan ini berarti SART akan berada posisi stand mode

c) Ketika SART berhasil diitangkap oleh RADAR makalampu SART akan hidup dan bersuara (beep) 3). Cara kerja EPIRB yaitu dengan cara manual dan otomatis. Dikarenakan EPIRB dapat berfungsi ketika tenggelam yang hampir sama dengan SART hanya saja beda untuk EPIRB dia harus memang tetap di kapal yang bertujuan untuk mengirim posisi terakhir kapal dengan pemancar sinyal dari EPIRB tersebut, yang diteruskan ke satelite yang kemudian diteruskan ke stasiun pantai atau pihak yang berhubungan dengan keselamatan.

EPIRB ketika keadaan darurat hanya dibuka wadah penutupnya saja supaya ketika kapal mengalami tenggelam atau keadaan darurat lainnya EPIRB langsung on secara otomatis asalkan tidak ada objek yang menghalangi EPIRB.

Pengoperasian EPIRB

a). Buka tutup pelindung EPIRB dan switch on

b). Tunggu sampai lampu nyala. Kalau ingin melakukan

(6)

tes apakah EPIRB dalam kondisi baik maka tunggu sampai lampu menyala 3 (tiga) kali ( jangan 4 kali karena pancaran EPIRB akan diterima oleh satelite ) dengan demikian hasil tes menunjukkan EPIRB dalam kondisi baik.

Baterai pada EPIRB mempunyai arti penting karena itu pengecekan baterai sangat perlu diperhatikan. Pengecekan baterai EPIRB bisa dilakukan dengan melihat salah satu sisi EPIRB. Pengecekan EPIRB harus dilaksankaan secarahati hati agar tidak salah dalam prosedur pengecekan menghindari hal hal yang tidak diinginkan. Dalam pengecekan EPIRB pastikan didampingi oleh perwira yang bersangkutan.

2. Pengumpulan Data Wawancara

Dalam pengumpulan data wawancara ini yang menjadi responden adalah Nakhoda di KMP.Legundi. Penulis melakukan penelitian ini selain menggunakan pengambilan data secara observasi, juga mengambil data dengan bertanya langsung kepada mualim I & mualim II Kapal KMP.

Legundi mengenai analisis penggunaan GMDSS pada saat keadaan darurat diatas kapal.

Wawancara dengan mualim I dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2020 pada saat berlabuh jangkar di Surabaya sedangkan wawancara dengan mualim II dilaksanakan pada tanggal 05 September 2020 pada saat kapal sedang sandar di pelabuhan Lembar.

(7)

Dari hasil wawancara tersebut penulis dijelaskan beberapa penjelasan mengenai kendala-kendala yang sering terjadi ketika proses penggunaan GMDSS, juga terdapat penjelasan mengenai pentingnya melaksanakan proses pengecekan GMDSS pada saat kapal terjadi keadaan darurat. (Hasil wawancara terlampir)

3. Analisis Data

a. Permasalahan Pertama

Dari pengamatan yang dialami sendiri oleh penulis pada saat melaksanakan langkah langkah penggunaan GMDSS di kapal didapatkan hasil sebagai berikut:

1) Melakukan pengecekan baterai dan kelayakan pada peralatan GMDSS,dan memeriksa kelengkapan GMDSS berfungsi sebagaimana semestinya, hal ini dilakukan dengan cara mengecek kelayakan pda GMDSS dengan cara menombolkan test pada setiap perangkat GMDSS diatas kapal.

Dari proses ini bertujuan agar masing-masing peralatan GMDSS dapat berfungsi secara maksimal.

2) Menyalakan radar dalam keadaan standby

Proses ini bertujuan agar mempersiapkan radar guna langsung dapat digunakan pada saat di-transmitt SART ketika proses test SART pada keadaan berfungsi secara maksimal.

3) Menyiapkan SSB Radiotelephony (Side Side Brand)

Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi kapal agar memudahkan ketika akan berkomunikasi dengan kapal lain.

(8)

4) Menyiapkan EPIRB (Emergency Position Indaication Radio Beacon) Mempersiapkan EPIRB antara lain meliputi mempersiapkan EPIRB apabila terjadi keadaan darurat yaitu melepaskan penutup pelindung EPIRB agar sinyal dapat memancar ke satelite untuk mengirim lokasi pada saat kejadian dan dapat dimonitor oleh kapal lain agar segera dengan cepat mendapatkan pertolongan.

5) Menyiapkan SART ( Search And Rescue Transponder)

Pada proses ini bertujuan untuk mempersiapkan proses memudahkan SAR memberikan pertolongan. SART dibawa di rescue boat harus dengan hati hati sebab dari SART tersebut dapat terdeteksi posisi dimana butuh pertolongan untuk ILR dan rescue boat oleh tim SAR dan jajarannya. SART (search and rescue transponder) dapat diterima oleh radar X-band 3 cm, dengan skala radar hingga 12 nm.

Akan muncul 12 titik/ dots pada layar radar saat signal dari transponder tertangkap. Daya tahan baterai SART hanya mampu bertahan 96 jam pada setiap pemakaiannya

6) Menyiapkan channel VHF 16

Pada proses ini melakukan setting channel radio dan tetap dengan channel yang digunakan oleh aturan Internasional tetap di VHF channel 16 frekuensi 156.800.

7) Melakukan komunikasi di SSB Radiotelephony

Pada proses ini bertujuan untuk memastikan SSB Radiotelephony kapal dapat berfungsi ketika keadaan darurat karena dengan SSB Radiotelephony komunikasi dapat dilaksanakan apabila

(9)

VHF terjadi gangguan maka SSB ini juga sangat penting peranannya ketika keadaan darurat dengan frekuensi 156.800 atau channel 16.

8) Pengecekan berkala dan perawatan GMDSS

Pada proses ini kadang yang sangat rentan terjadi adalah sering diabaikan tentang kelayakan dan perawatan perlatan GMDSS, sering terjadi bahwa ketika keadaan darurat terjadi peralatan GMDSS tidak bisa digunakan secara maksimal dikarenakan sangat jarang sekali pengecekan dilaksanakan oleh perwira atau mualim dikarenakan kurangnya keasadaran pengetahuan akan keselamatan diatas kapal bahwa GMDSS mempunyai peranan penting adanya diatas kapal.

b. Permasalahan Kedua

Dari pengamatan yang dialami sendiri oleh penulis pada saat melaksanakan proses cara kerja GMDSS pada saat keadaan darurat didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Nakhoda memberi perintah kepada mualim II untuk mempersiapkan GMDSS secara betul tanpa terkecuali, tes SSB Radiotelephony dan lain-lain harus dilaksanakan setiap bulan, dikarenakan Nakhoda adalah penanggung jawab diatas kapal pada saat keadaan darurat terjadi.

Karena itu saat terjadi keadaan darurat GMDSS harus dipersiapkan secara matang.

Dari hasil pengamatan itu maka penulis menyatakan bahwa proses cara kerja GMDSS pada saat keadaan darurat adalah ketika alat GMDSS dinyalakan maka akan muncul tanda pada radar.

(10)

Dengan melaksanakan pengecekan routine pada peralatan GMDSS melakukan tes pada radar dapat dimonitor oleh radar, tes SSB Radiotelephony juga bisa dilaksanakan pengecekan routine dengan cara melakukan testing komunikasi kepada stasiun radio terdekat seperti STC ASDP dengan frekuensi 156.100 apabila di Lembar Nusa Tenggara Barat dan apabila di Surabaya 156.900 untuk melaporkan noon report adalah juga salah satu cara pengecekan pada SSB Radiotelephony dapat dilaksanakan. dan alat navigasi GMDSS lain wajib dilakukan pembersihan terutama pada baterai SART dan EPIRB , pelaksanaan pembaruan informasi setiap 5 th sekali agar dilakukan supaya kapal dapat dipastikan untuk tetap aman berkomunikasi dalam keadaan darurat.

C. Pembahasan

Dari analisa data tersebut, maka penulis perlu membahas lebih lanjut mengenai penggunaan GMDSS pada saat keadaan darurat diatas kapal. Para awak kapal harus mengerti dan memahami terlebih dahulu mengenai pentingnya cara menggunakan dan perawatan GMDSS diatas kapal.

1) Permasalahan pertama : langkah langkah penggunaan GMDSS Berdasarkan pengamatan dari proses langkah langkah GMDSS yang dilaksanakan penulis diatas kapal bahwa setiap akan terjadi keadaan darurat diharuskan melaksanakan prosedur langkah yang sesuai dengan aturan seperti SART untuk di rescue boat & ILR sedangkan untuk EPIRB tetap diatas kapal hanya dibuka penutup pelindung EPIRB tersebut. Ketika yang lain mempersiapkan peralatan itu, pelaksanaan komunikasi melalui SSB tetap harus dilaksanakan mulai dari awal kejadian darurat terjadi. Karena SSB dan VHF

(11)

adalah salah satu peralatan komunikasi ketika keadaan darurat terjadi. Disini semua crew bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing masing. Dengan melaksanakan penggunaan alat GMDSS sesuai dengan langkah langkah yang sudah ditentukan apapun keadaaan yang terjadi pada kapal saat kapal terjadi darurat harus dipahami oleh seluruh crew.

2) Permasalahan kedua : cara kerja GMDSS pada saat keadaan darurat Melakukan test SART, SSB dan alat navigasi komunikasi GMDSS lain wajib dilakukan agar kapal dapat dipastikan untuk bisa di mendapat pertolongan tanpa ada kendala seperti SART tidak bisa menyala, SSB Radiotelephony tidak berfungsi, EPIRB tidak bisa berfungsi,serta kejadian- kejadin lain yang tidak diinginkan. Dan ketika terjadi kendala anak buah kapal dapat mengetahui masalah yang dihadapi di atas kapal sehingga pengoperasian kapal menjadi lancar.

Adapun cara kerja GMDSS pada saat terjadi keadaan darurat adalah :

a) Pada saat terjadi keadaan darurat cara kerja GMDSS yang pertama adalah penggunaan radio vhf dan SSB radio untuk memberikan informasi keadaan darurat yang sedang terjadi diatas kapal. Pemberian informasi melalui radio tetap harus sesuai dengan aturan yang berlaku sebelum memulai tahap evakuasi.

b) Penggunaan SART yang harus diperhatikan dibawa di rescue boat atau sekoci dan ILR sangatlah penting. Karena dengan adanya SART memudahkan untuk proses evakuasi pertolongan bantuan, pada dasarnya SART juga memncarkan sinyal kepada satelite dan kapal kapal terdekat

(12)

yang akan terekam di radar. SART (search and rescue transponder) dapat diterima oleh radar X-band 3 cm, dengan skala radar hingga 12 nm.

Akan muncul 12 titik/ dots pada layar radar saat signal dari transponder tertangkap. Daya tahan baterai SART hanya mampu bertahan 96 jam pada setiap pemakaiannya.

(13)

BAB V PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah, hasil analisa data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Langkah langkah yang dilakukan pada saat keadaan darurat harus sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tetap tenang ketika terjadi keadaan darurat tidak perlu panik agar semua prosedur dan aturan dapat dilaksanakan mengingat sangat vital sekali peran GMDSS ketika keadaan darurat terjadi. Namun dalam serangkaian proses penggunaan GMDSS juga harus dipahami bahwa proses tersebut harus dilaksanakan, apapun keadaan yang terjadi. Sehingga kapal dapat komunikasi tanpa adannya kendala dan ketika terjadi kendala pun dapat diketahui lebih cepat serta dapat dilakukan tindakan selanjutnya, agar dapat meminimalisir kerusakan dan korban yang terjadi pada saat keadaan darurat. Karena jika dalam kondisi darurat para awak kapal KMP. Legundi harus siap menghadapi situasi apapun, sesuai dengan aturan dan prosedur yang berlaku diatas kapal.

2. Cara kerja GMDSS pada saat keadaan darurat pada dasarnya tentang penggunaan GMDSS dan perawatan yang juga sangat diperlukan.

Pentingnya juga wawasan tentang perawatan dan prosedur penggunaan GMDSS bagi crew adalah suatu keharusan dan kewajiban karena GMDSS termasuk dalam peralatan sistem komunikasi untuk keselamatan pada saat keadaan darurat. Karena pada saat terjadi keadaan darurat adalah tanggung jawab seluruh crew.

48

(14)

B. SARAN

Dalam hal ini Penulis akan memberikan saran-saran yang sekiranya dapat bermanfaat dan sebagai masukan guna memperbaiki kebiasaan buruk yang selama ini berlangsung diatas kapal. Adapun saran-saran yang akan Penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Langkah langkah pada saat keadaan darurat yaitu sering dilaksanakan pengetesan atau drill diatas kapal yang berguna untuk mengasah keterampilan dan membiasakan crew bisa mnejalankan prosedur penggunaan GMDSS diatas kapal dengan lancar tanpa kendala yang berarti

2. Cara kerja GMDSS tidak lepas dari perawatan dan test routine agar lebih maksimal pada saat digunakan keadaan darurat. Kepedulian seluruhawak kapal sebagai operator kapal dan perusahaan sebagai pendukung operator dalah kunci dari perawatan seluruh peralatan dikapal agar tetap maksimal.

Saran bagi awak kapal dan perusahaan yaitu:

a. Bagi seluruh awak kapal :

Seluruh ABK kapal diharapkan mengerti dengan sejelas-jelasnya terkait pentingnya GMDSS pada saat keadaan darurat.ABK kapal harus lebih aktif dan antusias dalam melakukan rangkaian proses pengunaan GMDSS diatas kapal.

Pelatihan rutin dan test routine adalah salah satu cara agar wawasan tentang GMDSS prosedur penggunaan dan prosedur perawatan GMDSS dapat dilaksanakan oleh semua crew kapal yang bertugas.

Bagi crew adalah suatu keharusan dan kewajiban karena GMDSS termasuk dalam peralatan sistem komunikasi untuk keselamatan pada saat keadaan darurat.

(15)

Karena pada saat terjadi keadaan darurat adalah tanggung jawab seluruh crew kapal bukan hanya perwira atau nakhoda.

b. Bagi Perusahaan Pelayaran :

Hendaknya perusahaan pelayaran memfasilitasi apapun perlengkapan yang dibutuhkan oleh kapal. Jika kapal mengirim surat permintaan barang, segera ditanggapi dengan serius. Karena sangat penting diatas kapal dapat terjadi kejadian darurat sewaktu-waktu, dimanapun dan tanpa diketahui siapapun.

Pengecekan routine dan hasil yang dilaporkan dari kapal ke perusahaan dilaksanakan 3 bulan sekali sangat penting untuk dievaluasi oleh pihak perusahaan agar terjadi saling memperhatikan dan peduli tentang pentingnya keselamatan diatas kapal.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun jenis bantuan yang diberikankan ke kelompok nelayan Semoga Jaya oleh pemerintah daerah kepada kelompok nelayan di Nagari Manggopoh Palak Gadang Ulakan, dimana

Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Gunung Talang Kabupaten Solok Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together NHT Skor