BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Dalam Karya Ilmiah Terapan ini penulis akan mendeskripsikan tentang gambaran umum objek penelitian sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN OPERASI KAPAL YANG AMAN SESUAI DENGAN SOLAS
CHAPTER IX”. Sehingga dengan adanya deskripsi gambaran umum objek penelitian ini pembaca dapat memahami dan mampu merasakan tentang hal yang terjadi pada saat penulis melakukan penelitian di atas kapal MV.ORIENTAL SILVER. Taruna melakukan penelitian di atas kapal berguna untuk melakukan penerapan keselamatan yang aman di atas kapal.
MV.ORIENTAL SILVER merupakan sebuah kapal Container salah satu kapal milik PT. SALAM PACIFIC INDONESIA LINES. Seluruh crew Mv.
Oriental Silver ini memiliki 20 orang, yang terdiri dari 4 pewira deck (Captain, Chief Officer, Second Officer, Third Officer,), 4 perwira mesin (Chief Engineer, Second Engineer, Third Engineer dan Fourth Engineer), 1 bosun, 3 AB, 3 oiler, 1 cook, 1 Foreman Engineer, 1 Electrician, 1 Cadet Engine dan 1 Cadet Deck Dengan data-data kapal sebagai berikut:
SHIP PARTICULAR
Gambar 4.1 MV. Oriental Silver (Sumber : Observasi penulis) NAME OF VESSEL : MV. ORIENTAL SILVER
CALL SIGN : P.O.S.C
OWNER : PT. SALAM PACIFIC INDONESIA LINES
TYPE OF VESSEL : CONTAINER SHIP
IMO NUMBER 9146089
MMSI NUMBER 525015973
NATIONALY : INDONESIA
PORT OF REGISTRY : JAKARTA
CLASSIFICATION : BKI
BUILDER / YEAR : SHIN KOCHIJYUKO CO., LTD / 1997 GROSS TONNAGE : 13456 T
NETTO TONNAGE : 5878 T
L.O.A : 159.53 M
L.B.P : 150.59 M
BREADTH MOULDED : 25 M DEPTH MOULDED : 12.80 M
HEIGHT : 45.9 M
CAPACITY CONTAINER : 1100 TS IN HOLD : 464 X 20’
ON DECK : 636 X 20’
SUMMER DRAFT : 8.7 M
LIGHT SHIP : 5661 MT
LIGHT SHIP DRAFT : 4118 MT
DECK CRANE : 2 X 40/30 TON SWL
TROPICAL DWT : 17850 T
SUMMER DWT : 17271 T
MAIN ENGINE : KOBE DIESEL 7UEC 50LSII AUXILIARY ENGINE : DAIHATSU 6 DK-20 3X830 HP LAST DRY DOCKING : BOJANEGARA, 08 MEI 2020
B. Hasil Penelitian 1. Penyajian Data
a. Hasil Observasi
Indonesia merupakan kepulauan terbesar di dunia , tidak heran jika wilayah perairan di Indonesia juga sangat luas, membuat transportasi laut berperan sangat aktif dan penting. Penerapan keselamatan pelayaran juga tidak kalah penting, peranan keselamatan pelayaran sangat diutamakan, akan tetapi masih banyak yang menghiraukan tentang penerapan keselamatan diatas kapal khususnya crew.
MV. Oriental silver adalah kapal Kontainer / Container Ship milik PT.
SALAM PACIFIC INDONESIA LINES dengan Bendera Indonesia, yang mana selama melakukan Praktek diatas kapal, peneliti mengamati, memperhatikan dan belajar diseluruh crew kapal , dimana segala sesuatu di atas kapal harus dilakukan dengan benar serta dilakukan sesuai dengan prosedur International Safety Management Code (ISM Code) yang mana sebuah penjabaran dari SOLAS Chapter IX – Management for the safe operation of ships yang memiliki tujuan yaitu untuk memastikan keselamatan di laut, pencegahan cedera manusia atau hilangnya nyawa, pencegahan kerusakan lingkungan khususnya pada lingkungan laut.
Dalam hal ini pemberlakuan International Safety Management Code (ISM Code) ini membuat keselamatan kapal lebih terjamin. Menurut Gunawan dan Waluyo (2015) mengatakan bahwa keselamatan merupakan upaya manusia untuk mencegah terjadinya insiden atau sesuatu yang merugikan perusahaan, tenaga kerja, masyarakat, maupun
lingkungan. Apa yang dikatakan Gunawan dan Waluyo memang benar adanya bahwa keselamatan sangat penting bagi semua manusia khususnya para pekerja yang beresiko tinggi saat menjalankan tugasnya.
Keselamantan serta keamanan diatas kapal atau pelayaran adalah sebuah faktor penunjang dalam kelancaran transportasi laut. Adanya sebuah komitmen yang harus dilakukan bersama Regulator, operator crew, serta semua masyarakat pengguna jasa transportasi laut atau disebut sebagai Stake Holder.
Unsur-unsur yang berperan dalam manajemen keselamatan kapal serta Ketentuan Nasional dan Internasional terkait
Peraturan terkait Keselamatan pelayaran Nasional Indonesia, telah tertuang dalam Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran. Di atur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran menyebutbutkan bahwa pelayaran diselenggarakan dengan beberapa tujuan, yaitu :
a. Memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang melalui perairan dengan mengutamakan dan melindungi angkutan di perairan dalam rangka memperlancar kegiatan perekonomian nasional.
b. Menjunjung kedaulatan Negara
c. Menciptakan daya saing dengan mengembangkan industri perairan nasional
d. Menunjang, menggerakkan, dan mendorong pencapaian tujuan pembangunan nasional
e. Memperkukuh kesatuan dan persatuan bangsa dalam rangka perwujudan wawasan nusantara
f. Meningkatkan ketahanan nasional.
Dari hasil observasi peneliti selama praktek di kapal MV.Oriental Silver, masih banyak dari crew kapal yang tidak memahami secara keseluruhan tentang Keselamatan Operasi Kapal yang aman sesuai dengan SOLAS Chapter IX, bahkan masih banyak anak buah kapal tidak tidak dilaksanakan dan tidak menerapkannya secara maksimal. Dimana awak kapal ada yang masih meremehkan bentuk-bentuk keselamatan yang ada diatas kapal, contohnya penggunaan Safety Helmet untuk melindungi kepala saat bekerja, Google Glass untuk melindungi mata dari percikan partikel-partikel kecil saat mengetok sesuatu dan Safety Gloves untuk melindungi tangan dari berbagai macam bahaya benda tajam atau kasar yang ada diatas kapal.
Crew kapal ini terdiri dari Nakhoda, Mualim, Masinis, Jurumudi, Juruminyak dan cadet deck yang sedang berdinas jaga. Banyak insiden yang terjadi diatas kapal hal-hal kecil bisa saja membahayakan keselamatan orang-orang yang berada di atas kapal. maka setiap 1 tahun sekali diadakan ISPS Code dan ISM Code peranannya adalah untuk mengetahui sampai dimana keahlian dan keterampilan serta pengetahuan awak kapal mengenai alat – alat keselamatan dan aturan saat berlayar untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada saat bekerja atau berlayar
dengan semua aturan – aturan ini diiharapkan dapat meningkatkan kualitas awak kapal tersebut dan memperkecil resiko kecelakaan dalam bekerja. Yang mana sesuai dengan SOLAS Chapter IX Regulation 2 Application, International Safety Management Code (ISM Code) diberlakukan terhadap :
1). Kapal penumpang termasuk kapal berkecepatan tinggi, tidak lebih dari tanggal 1 juli 1998;
2). Oil Tankers, Chemical Tankers, Gas Carriers dan kapal barang kecepatan tinggi dengan ukuran GT.500 atau lebih, tidak lebih dari tanggal 1 juli 1998;
3). Kapal barang lainnya dan Mobile Offshore Drilling Units dengan ukuran GT.500 atau lebih, tidak lebih dari 1 Juli 2002.
Bisa ditarik Kesimpulan bahwa budaya keselamatan (Safety Culture) sangat penting dan harus tumbuh pada diri manusia, untuk awak kapal memang butuh perhatian khusus dan penting untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahamanya pada Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Kapal yang Aman sesuai Pedoman SOLAS diatas kapal. Yang mana hampir 80% terjadi kecelakaan kerja berasal dari Kesalahan manusia sendiri, sehingga mengakibatkan kecerobohan diatas kapal termasuk rendahnya kedisiplinan crew kapal untuk mentaati peraturan tentang penggunaan alat – alat keselamatan dan selalu menganggap remeh tentang pentingnya keselamtan sesuai aturan SOLAS Chapter IX ini dan penggunaan sesuai dengan standart yang ada
atau berlaku. Masih kurangnya pemahaman dalam melaksanakan pekerjaan di atas kapal. Kedisiplinan ini memang tidak akan terjadi apabila anak buah kapal itu sendiri tidak mempunyai keinginan untuk melaksanakannya untuk meminimalisir hal – hal yang tidak diinginkan terjadi harus adanya sebuah tindakan yang patut diberikan yaitu dengan cara menegur, memberi pengarahan atau kalau perlu hukuman yang tepat oleh pihak yang berwenang demi kepentingan serta keselamtan bersama diatas kapal.
C. Analisis Data
Di atas Kapal MV.Oriental Silver banyak macam-macam alat keselamatan antara lain Safety Helmet, Google Glass dan Safety Gloves , yang mana Safety Helmet untuk melindungi kepala si pekerja supaya terhindar dari kejatuhan barang-barang lain yang berbahaya serta meminimalisir cedera yang akan terjadi kepada si pekerja. Google Glass adalah sebagai pelindung mata yang dapat melindungi mata dari percikan karat sewaktu mengetok. Dan yang terakhir yaitu Safety Gloves yang mana sebagai pelindung tangan yang dapat mengurangi tangan tergores Ketika terkena benda tajam. Untuk mengantisipasi keadaan yang demikian ada beberapa alternatif pemecahan masalah yang bersumber dari faktor manusia terhadap keahlian dan keterampilan yang mungkin dapat direalisasikan :
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman awak kapal dalam menerapkan sistem manajemen keselamatan yang aman sesuai dengan SOLAS Chapter IX dan dengan standart pedoman pada SOLAS 1974, agar dalam
pelaksanaan tugas diatas kapal crew kapal dapat selalu disiplin dengan segala tata tertib aturan yang berlaku serta mengetahui kekurangan dan kelebihan di setiap alat keselamatan yang ada diatas kapal. Apabila terjadi ketidakdisiplinan dalam mentaati peraturan tersebut, dapat dilakukkan sistem peringatan bahkan sampai pada pemberhentian, jika hal tersebut betul – betul membahayakan crew kapal.
2. Crew kapal baru yang akan memulai pekerjaan di kapal harus ada kerja sama dari crew kapal yang lainnya untuk menjelaskan dan familirisasi mengenai segala sesuatunya mengenai kapal tersebut terutama mengenai keselamatan diatas kapal serta tugas dan bahaya – bahaya yang akan dihadapinya dalam melakukan pekerjaan, Hal ini untuk menghindari kecelakaan dalam bekerja di kapal.
D. Pembahasan
Dari analisis data diatas, maka penulis membahas lebih lanjut mengenai penerapan penggunaan alat pelindung diri yaitu safety helmet, google glass, dan safety gloves yang sesuai dengan SOLAS Chapter IX yang diatur dalam International Safety Management Code.
Diatas kapal Mv. Oriental Silver telah melaksanakan pelatihan tentang alat keselamatan kepada seluruh awak kapal secara hard skill. Hard skill adalah pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seseorang. Pelatihan yang dilaksanakan melalui safety meeting yaitu pemahaman tentang alat pelindung diri oleh Nakhoda. Seluruh crew kapal melaksanakan praktek menggunakan alat pelindung diri dengan benar sesuai tahapan yang sudah
dijelaskan. Dengan pengalaman yang sudah terjadi pada crew kapal telah menguasai kemampuan hard skill untuk pemakaian alat pelindung diri.
Dalam mengatasi pentingnya menggunakan alat pelindung diri diatas kapal MV. Oriental Silver melakukan safety meeting yang bertujuan untuk memahami pentingnya alat pelindung diri untuk keselamatan. Berikut perbandingan penggunaan alat pelindung diri yang sesuai deengan SOLAS Chapter IX yang diatur dalam International Safety Management Code dengan penggunaan alat pelindung diri diatas kapal MV. Oriental Silver :
Penggunaan alat pelindung diri sesuai dengan SOLAS Chapter
IX
Penggunaan alat pelindung diri diatas kapal MV. Oriental Silver
Penggantian Safety Helmet 2-5 Tahun
Safety Helmet ganti setiap tahun
Batas pemakaian Google Glass 3 Bulan
Ganti Google Glass jika sudah rusak atau buram
Safety Gloves digunakan sekali pakai
Safety Gloves digunakan berulangkali dan ganti apabila sudah rusak
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan Nakhoda dan seluruh awak kapal serta pengamatan di MV. Oriental Silver, adapun berikut pemecahan masalah dalam bagian pembahasan ini.
1. Berikut adalah cara penggunaan alat Keselamtan Safety Helmet, Google Glass dan Safety Gloves yang sesuai dengan pedoman standart SOLAS:
Gambar 4.2 Safety Helmet (Sumber: Observasi Penulis)
a. Safety Helmet
1). Cara penggunaan Safety Helmet a). Gunakan Safety Helmet di kepala b). Pastikan tidak miring
c). Kencanngkan tali sesuai kenyamanan 2). Kelebihan Safety Helmet
Kegunaan utama dari safety helmet sendiri yaitu untuk melindungi kepala si pekerja, supaya bisa terhindar dari kejatuhan barang dan yang lain, dan meminimalisir cedera yang akan menerpa si pekerja tersebut. Kegunaan safety helmet sangat dibutuhkan crew kapal . Dan pemakaian safety helmet di areal kerja yang penuh resiko seperti itu adalah wajib karena fungsi utamanya untuk pelindung diri. Karena potensi kemungkinan yang cukup besar dan datang dari atas kepala banyak sekali terjadi di lingkungan kerja seperti itu. Hingga keberadaan alat keselamatan kerja seperti helm proyek ini sangat penting.
3). Kekurangan Safety Helmet
Berbagai macam insiden kecil ataupun besar seperti
benturan atau tertimpa benda yang jatuh. Setelah berlangsung hal seperti itu biasanya safety helmet akan mengalami sedikit
kerusakan, atau tingkat kelayakannya yang berkurang untuk kembali digunakan. Sebaiknya sekecil apa pun kerusakan yang ada pada safety helmet, sangat disarankan untuk diganti dengan safety helmet yang baru. Dan jangan memakai safety helmet yang sudah ada cacat atau kerusakan, karena akan berakibat fatal juga, dan bahkan juga menghilangkan manfaat yang sebenarnya untuk pelindung diri.
b. Google Glass
1). Cara penggunaan Google Glass
a). Gunakan Google Glass di mata b). Pastikan pas di mata
c). Kencangkan tali sesuai kenyamanan 2). Kelebihan Google Glass
Sebagai pelindung mata saat sedang bekerja, melindungi mata dari partikel – partikel kecil, benda kecil yang ada di udara dan berpotensi akan mencederai mata jika tidak dilindungi kacamata.
3). Kekurangan Google Glass
Google glass yang tidak penuhi standart akan beresiko kepada pemakai dan dapat menularkan penyakit bila digunakan oleh banyak orang secara bergantian. Manfaat dari google glass sebenarnya hanya mengurangi akibat kecelakaan karena keadaan yang mempunyai potensi bahaya.
c. Safety Gloves
1). Cara penggunaan Safety Gloves a). Bersihkan tangan dari kotoran b). Gunakan safety gloves
c). Pastikan nyaman dan pas di tangan 2). Kelebihan Safety Gloves
Melindungi tangan kita dari berbagai macam bahaya contohnya adalah dari api, suhu panas dan dingin, radiasi, arus listrik, benturan dan pukulan, tergores benda tajam/kasar. Selain itu juga melindungi tangan dari kontak biologis atau bahan kimia dan infeksi virus ataupun juga bakteri.
3). Kekurangan Safety Gloves
Kekurangan safety gloves yaitu untuk pemakaian tidak bisa digunakan dengan waktu yang lama, mudah rusak dan untuk proses penguraiannya sangat lama dan tidak dapat sempurna.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan memperhatikan permasalahan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis melakukkan kesimpulan bahwa kurangnya pengetahuan serta pemahaman awak kapal dalam penerapan keselamatan yang sesuai dengan standart SOLAS Chapter XI dapat terjadi karena disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Kurangnya kepedulian dan kedisiplinan crew kapal dalam menggunakan alat-alat keselamatan sehingga adanya kecelakaan dikapal yang berakibat fatal. Maka sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana penerapan keselamatan yang aman sesuai dengan SOLAS Chapter IX.
2. Kurangnya pengetahuan crew kapal terhadap kelebihan alat-alat keselamatan sehingga kurangnya pengenalan atau familiarisasi sehingga bisa mengakitbatkan resiko yang fatal di atas kapal.
3. Pelaksanaan perawatan yang kurang optimal sehingga dapat membuat umur pemakaian alat pelindung diri cepat rusak.
B. Saran
Penulis mengajukan saran sebagai upaya yang dapat direalisasikan dalam usaha penerapan peanan keselamatan sesuai dengan SOLAS Chapter IX untuk mencapai tingkat keselamatan kerja yang tinggi diatas kapal yaitu :
1. Sebaiknya agar menambah wawasan mengenai bagaimana cara penerapan keselamatan yang benar sesuai dengan SOLAS Chapter IX dan sesuai
standart dan kelebihan serta kekurangan alat alat navigasi itu sendiri untuk para crew kapal di MV.Oriental Silver, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara familirisasi di kapal pada saat ada anak buah kapal yang baru naik. Familiarisasi ini diberikan oleh Mualim I atau Nahkoda ketika awak kapal terutama mualim baru naik. Anak buah kapal yang diganti juga harus memberikan familirisasi kepada awak kapal yang baru naik tersebut, hal ini dilakukan agar anak buah kapal yang baru mengerti dan paham betul situasi dan kondisi kapal sebelum melakukan pekerjaan.
2. Sebaiknya perusahaan melaksanakan system manajemen keselamatan seperti yang terdapat pada ISM Code. Tapi untuk menjalankan program keselamatan kerja disarankan untuk memilih komponen mana dariprogram keselamatan yang diprioritaskan dan sesuai dengan keadaan serta keterbatasan yang ada dalam perusahaan. Namun juga ada konsekuensi yang tegas dari pihak perusahaan bagi anak buah kapal.