• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah Sub Bagian Anggaran dan Akuntansi pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada 14 orang Sub Bagian Anggaran dan 16 orang Sub Bagian Akuntansi di lingkungan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

4.1.1 Uji Instrumen Penelitian 4.1.1.1 Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Seperti telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk melihat valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total butir pernyataan. Apabila koefisien korelasinya lebih besar atau sama dengan 0,30 (Barker et al, 2016:70) maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan korelasi product moment (r) diperoleh hasil uji validitas sebagai berikut.

(2)

1) Uji validitas kuesioner anggaran berbasis kinerja Tabel 4.1

Hasil uji validitas kuesioner anggaran berbasis kinerja Butir Pernyataan R rkritis Keterangan

Item 1 0,425 0,30 Valid

Item 2 0,546 0,30 Valid

Item 3 0,505 0,30 Valid

Item 4 0,515 0,30 Valid

Item 5 0,490 0,30 Valid

Item 6 0,508 0,30 Valid

Item 7 0,413 0,30 Valid

Item 8 0,589 0,30 Valid

Item 9 0,382 0,30 Valid

Item 10 0,650 0,30 Valid

Item 11 0,702 0,30 Valid

Item 12 0,469 0,30 Valid

Item 13 0,495 0,30 Valid

Item 14 0,678 0,30 Valid

Item 15 0,406 0,30 Valid

Item 16 0,580 0,30 Valid

Item 17 0,596 0,30 Valid

Item 18 0,516 0,30 Valid

Item 19 0,540 0,30 Valid

Item 20 0,447 0,30 Valid

Item 21 0,643 0,30 Valid

Sumber : Lampiran Output Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada tabel 4.1 dapat dilihat nilai koefisien korelasi (r) setiap butir pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0,30 dan dinyatakan valid. Dengan demikian seluruh butir pernyataan kuesioner anggaran berbasis kinerja dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

(3)

2) Uji validitas kuesioner akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Tabel 4.2

Hasil uji validitas kuesioner akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Butir Pernyataan R rkritis Keterangan

Item 1 0,586 0,30 Valid

Item 2 0,409 0,30 Valid

Item 3 0,670 0,30 Valid

Item 4 0,585 0,30 Valid

Item 5 0,631 0,30 Valid

Item 6 0,570 0,30 Valid

Item 7 0,462 0,30 Valid

Item 8 0,605 0,30 Valid

Item 9 0,642 0,30 Valid

Item 10 0,651 0,30 Valid

Item 11 0,751 0,30 Valid

Item 12 0,585 0,30 Valid

Item 13 0,645 0,30 Valid

Item 14 0,665 0,30 Valid

Item 15 0,701 0,30 Valid

Item 16 0,790 0,30 Valid

Item 17 0,618 0,30 Valid

Item 18 0,622 0,30 Valid

Item 19 0,635 0,30 Valid

Item 20 0,754 0,30 Valid

Item 21 0,705 0,30 Valid

Item 22 0,680 0,30 Valid

Item 23 0,589 0,30 Valid

Sumber : Lampiran Output Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada tabel 4.2 dapat dilihat nilai koefisien korelasi (r) setiap butir pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0,30 dan dinyatakan valid. Dengan demikian seluruh butir pernyataan kuesioner akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

(4)

4.1.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuesioner dapat diandalkan, suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulangkali akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak beberda jauh). Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas dan apabila koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,60 maka secara keseluruhan pernyataan tersebut dinyatakan andal (reliabel). Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan metode Cronbach's Alpha diperoleh hasil uji reliabilitas kuesioner masing-masing variabel

sebagai berikut.

1) Uji reliabilitas kuesioner anggaran berbasis kinerja Tabel 4.3

Hasil uji reliabilitas kuesioner anggaran berbasis kinerja

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

,904 21

Pada tabel 4.3 dapat dilihat nilai reliabilitas kuesioner anggaran berbasis kinerja sebesar 0,904 (Cronbach's Alpha) dan lebih besar dari nilai kritis 0,60. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa butir pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel anggaran berbasis kinerja sudah reliabel dan memiliki kekonsistenan.

(5)

2) Uji reliabilitas kuesioner akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Tabel 4.4

Hasil uji reliabilitas kuesioner akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

,944 23

Pada tabel 4.4 dapat dilihat nilai reliabilitas kuesioner akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebesar 0,944 (Cronbach's Alpha) dan lebih besar dari nilai kritis 0,60. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa butir pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sudah reliabel dan memiliki kekonsistenan.

4.1.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif data hasil tanggapan responden dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden dapat diketahui bagaimana kondisi setiap indikator variabel yang sedang diteliti. Agar lebih mudah dalam menginterpretasikan variabel yang sedang diteliti, dilakukan kategorisasi terhadap persentase skor tanggapan responden berdasarkan rentang skor maksimum dan skor minimum dibagi jumlah kategori yang diinginkan menggunakan rumus sebagai berikut.

Skor Aktual

% Skor =

Skor Ideal

Persentase skor tertinggi yang mungkin diperoleh adalah 5/5 = 100% dan skor terendah yang mungkin diperoleh adalah 1/5 = 20%. Apabila dibagi menjadi 5

(6)

kategori, panjang kelas interval untuk setiap kategori adalah ((100%-20%)/5) = 16%.

Jadi jarak interval untuk setiap kategori dapat disusun dalam tabel sebagai berikut..

Tabel 4.5

Pedoman Penafsiran Rata-Rata Skor Tanggapan Responden

No Interval Kategori

1 20% s/d 36,00% Tidak Baik/ Sangat Rendah 2 36,1 % s/d 52,00% Kurang Baik/Rendah 3 52,1% s/d 68,00% Cukup/Sedang 4 68,1% s/d 84,00% Baik/Tinggi

5 84,1% s/d 100% Sangat Baik/Sangat Tinggi

4.1.2.1 Analisis Deskriptif Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran berbasis kinerja berbasis diukur menggunakan 6 dimensi dan dioperasionalisasikan menjadi 21 butir pernyataan. Berikut ini akan disajikan distribusi tanggapan responden mengenai penyusunan anggaran berbasis kinerja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

Tabel 4.6

Rekapitulasi Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Anggaran Berbasis Kinerja

Nomor Kuesioner

Alternatif Jawaban Skor Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual

SS S RR TS STS

1 5 14 5 6 0 108 150 72,0%

2 10 16 4 0 0 126 150 84,0%

3 10 12 5 3 0 119 150 79,3%

4 9 18 3 0 0 126 150 84,0%

5 11 15 3 1 0 126 150 84,0%

6 5 21 2 2 0 119 150 79,3%

7 16 8 2 2 2 124 150 82,7%

8 13 11 6 0 0 127 150 84,7%

9 11 8 5 3 3 69 150 46,0%

(7)

Nomor Kuesioner

Alternatif Jawaban Skor Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual

SS S RR TS STS

10 14 10 6 0 0 128 150 85,3%

11 0 0 8 7 15 127 150 84,7%

12 7 18 5 0 0 122 150 81,3%

13 6 18 6 0 0 120 150 80,0%

14 9 20 1 0 0 128 150 85,3%

15 6 23 1 0 0 125 150 83,3%

16 0 2 3 16 9 122 150 81,3%

17 10 13 6 1 0 122 150 81,3%

18 0 0 3 15 12 129 150 86,0%

19 8 20 2 0 0 126 150 84,0%

20 5 18 7 0 0 118 150 78,7%

21 0 0 8 10 12 124 150 82,7%

Total 2535 3150 80,5%

Pada tabel 4.6 dapat dilihat persentase total skor tanggapan responden atas ke 21 butir pernyataan variabel anggaran berbasis kinerja sebesar 80,5% dan berada pada interval 68,1% – 84%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyusunan anggaran berbasis kinerja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung sudah baik. Apabila digambarkan menggunakan garis kontimun persentase total skor tanggapan responden mengenai anggaran berbasis kinerja adalah sebagai berikut.

Gambar 4.1

Garis Kontimum Kategorisasi Anggaran Berbasis Binerja

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

80,5%

20% 36% 52% 68% 84% 100%

(8)

Pada gambar 4.1 dapat dilihat persentase total skor tanggapan skor jawaban responden mengenai anggaran berbasis kinerja jatuh pada rentang kategori baik. Nilai persentase skor tertinggi sebesar 86,0% termasuk dalam kategori sangat baik, yaitu berkaitan dengan pengguanaan anggaran yang ada tidak dipertanggungjawabkan.

Kemudian persentase skor terendah sebesar 46,6% termasuk dalam kategori kurang baik, yaitu berkaitan dengan melaksanakan kegiatan atau program yang belum atau tidak tersedia anggarannya. Selanjutnya tanggapan responden terhadap setiap butir pernyataan disajikan sebagai berikut.

1) Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran

Transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan anggaran dioperasionalisasikan menjadi 6 butir pernyataan. Berikut disajikan gambaran tanggapan responden tentang transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

Tabel 4.7

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran

No. Pernyataan Alternatif Jawaban Skor

Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual

SS S RR TS STS

1 Saya memiliki pengaruh yang kuat dalam Menyajikan informasi yang jelas mengenai keluaran yang akan diperoleh dari suatu yang dianggarkan.

n 5 14 5 6 0 108 150 72,0%

% 16,7 46,7 16,7 20,0 0,0

2 Saya memiliki kemampuan dalam menyajikan informasi yang jelas mengenai sasaran yang akan diperoleh dari suatu kegiatan yang dianggarkan.

n 10 16 4 0 0 126 150 84,0%

% 33,3 53,3 13,3 0,0 0,0

3 Saya mampu menyajikan informasi yang jelas mengenai hasil yang akan diperoleh dari

n 10 12 5 3 0 119 150 79,3%

% 33,3 40,0 16,7 10,0 0,0

(9)

No. Pernyataan Alternatif Jawaban Skor Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual

SS S RR TS STS

suatu kegiatan yang dianggarkan.

4 Perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan proyek dan kegiatan telah saya laksanakan secara terbuka kepada masyarakat.

n 9 18 3 0 0 126 150 84,0%

% 30,0 60,0 10,0 0,0 0,0

5 Pemenuhan Hak dan Akses yang sama terhadap anggota

masyarakat untuk mengetahui proses penyusunan anggaran karena menyangkut kepentingan masyarakat.

n 11 15 3 1 0 126 150 84,0%

% 36,7 50,0 10,0 3,3 0,0

6 Pemenuhan Hak terhadap masyarakat yang diwakilkan DPRD sebagai

pertanggungjawaban atas anggaran telah dilaksanakan.

n 5 21 2 2 0 119 150 79,3%

% 16,7 70,0 6,7 6,7 0,0

Total 724 900 80,4%

Pada tabel 4.7 dapat dilihat persentase total skor aktual tanggapan responden mengenai transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan anggaran sebesar 80,4%

berada interval 68,1%-84,0% dan termasuk dalam kategori tinggi. Artinya transparansi dan akuntabilitas penyusunan anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung sudah tinggi. Persentase skor terendah sebesar 72,0% dan termasuk dalam kategori tinggi berkaitan dengan memiliki pengaruh yang kuat dalam menyajikan informasi yang jelas mengenai keluaran yang akan diperoleh dari suatu yang dianggarkan.

2) Disiplin Anggaran

Disiplin dalam penyusunan anggaran dioperasionalisasikan menjadi 3 butir pernyataan. Berikut disajikan gambaran tanggapan responden tentang disiplin dalam penyusunan anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

(10)

Tabel 4.8

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Disiplin Anggaran

No. Pernyataan Alternatif Jawaban Skor

Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual

SS S RR TS STS

7 Belanja yang diaggarkan merupakan batas terendah pengeluaran dan berdasarkan ketentuan perundang-undangan

n 16 8 2 2 2 124 150 82,7%

% 53,3 26,7 6,7 6,7 6,7

8 Ketersedaiaan dana untuk pengeluaran telah dipastikan.

n 13 11 6 0 0 127 150 84,7%

% 43,3 36,7 20,0 0,0 0,0

9 Tetap melaksanakan kegiatan atau program yang belum atau tidak tersedia anggarannya.

n 11 8 5 3 3 69 150 46,0%

% 36,7 26,7 16,7 10,0 10,0

Total 320 450 71,1%

Pada tabel 4.8 dapat dilihat persentase total skor aktual tanggapan responden mengenai disiplin dalam penyusunan anggaran sebesar 71,1% berada interval 68,1%- 84,0% dan termasuk dalam kategori tinggi. Artinya disiplin dalam penyusunan anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung sudah tinggi.

Persentase skor skor terendah sebesar 46,0% dan termasuk dalam kategori rendah/kurang baik berkaitan dengan melaksanakan kegiatan atau program yang belum atau tidak tersedia anggarannya.

3) Keadilan Anggaran

Keadilan dalam penyusunan anggaran dioperasionalisasikan menjadi 4 butir pernyataan. Berikut disajikan gambaran tanggapan responden tentang keadilan dalam penyusunan anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

(11)

Tabel 4.9

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Keadilan Anggaran

No. Pernyataan Alternatif Jawaban Skor

Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual

SS S RR TS STS

10 Pengalokasian anggaran yang diterapkan telah berdasarkan pada skala prioritas yang telah ditetapkan SKPD.

n 14 10 6 0 0 128 150 85,3%

% 46,7 33,3 20,0 0,0 0,0

11 Terdapat ketidaksamaan perlakuan pelayanan sehingga menyebabkan diskriminasi.

n 0 0 8 7 15 127 150 84,7%

% 0,0 0,0 26,7 23,3 50,0

12 Pemerataan jangkauan atau cakupan dalam pelayanan sudah diterapkan.

n 7 18 5 0 0 122 150 81,3%

% 23,3 60,0 16,7 0,0 0,0

13 Penggunaan anggaran dilakukan berdasarkan azas tepat guna dan tepat waktu pelaksanaan.

n 6 18 6 0 0 120 150 80,0%

% 20,0 60,0 20,0 0,0 0,0

Total 497 600 82,8%

Pada tabel 4.9 dapat dilihat persentase total skor aktual tanggapan responden mengenai keadilan dalam penyusunan anggaran sebesar 82,8% berada interval 68,1%-84,0% dan termasuk dalam kategori tinggi. Artinya keadilan dalam penyusunan anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung sudah tinggi. Persentase skor skor terendah sebesar 80,0% dan termasuk dalam kategori tinggi/baik berkaitan dengan penggunaan anggaran dilakukan berdasarkan azas tepat guna dan tepat waktu pelaksanaan.

4) Efisiensi dan Efektivitas Anggaran

Efisiensi dan efektivitas dalam penyusunan anggaran dioperasionalisasikan menjadi 5 butir pernyataan. Berikut disajikan gambaran tanggapan responden tentang efisiensi dan efektivitas dalam penyusunan anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

(12)

Tabel 4.10

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Efisiensi dan Efektivitas Anggaran

No. Pernyataan Alternatif Jawaban Skor

Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual

SS S RR TS STS

14 Kegiatan pelayanan yang saya lakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran seperti yang telah direncanakan.

n 9 20 1 0 0 128 150 85,3%

% 30,0 66,7 3,3 0,0 0,0

15 Kegiatan pelayanan yang saya saya lakukan sesuai dengan sumber daya dan biaya serendah-rendahnya.

n 6 23 1 0 0 125 150 83,3%

% 20,0 76,7 3,3 0,0 0,0

16 Kegiatan pelayanan yang saya saya lakukan sesuai dengan sumber daya dan biaya setinggi- tingginya.

n 0 2 3 16 9 122 150 81,3%

% 0,0 6,7 10,0 53,3 30,0

17 Saya memanfaatkan anggaran yang tersedia dengan sebaik mungkin untuk memenuhi kepentingan masyarakat.

n 10 13 6 1 0 122 150 81,3%

% 33,3 43,3 20,0 3,3 0,0

18 Pengguanaan anggaran yang ada tidak dapat

dipertanggungjawabkan.

n 0 0 3 15 12 129 150 86,0%

% 0,0 0,0 10,0 50,0 40,0

Total 626 750 83,5%

Pada tabel 4.10 dapat dilihat persentase total skor aktual tanggapan responden mengenai efisiensi dan efektivitas dalam penyusunan anggaran sebesar 83,5% berada interval 68,1%-84,0% dan termasuk dalam kategori tinggi. Artinya efisiensi dan efektivitas dalam penyusunan anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung sudah tinggi. Persentase skor skor terendah sebesar 81,3% dan termasuk dalam kategori tinggi/baik berkaitan dengan kegiatan pelayanan dilakukan sesuai dengan sumber daya dan biaya setinggi-tingginya serta mengenai memanfaatkan anggaran yang tersedia dengan sebaik mungkin untuk memenuhi kepentingan masyarakat.

(13)

5) Disusun Dengan Pendekatan Kinerja

Penyusunan anggaran dengan pendekatan kinerja dioperasionalisasikan menjadi 5 butir pernyataan. Berikut disajikan gambaran tanggapan responden tentang penyusunan anggaran dengan pendekatan kinerja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

Tabel 4.11

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Disusun Dengan Pendekatan Kinerja

No. Pernyataan Alternatif Jawaban Skor

Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual

SS S RR TS STS

19 Anggaran yang saya susun dilakukan dengan kinerja yang menggunakan upaya pencapaian hasil kerja berdasarkan alokasi yang ditetapkan.

n 8 20 2 0 0 126 150 84,0%

% 26,7 66,7 6,7 0,0 0,0

20 Setiap tugas dan pekerjaan dikerjakan secara

profesionalisme dan bersentuhan langsung dengan masyarakat

n 5 18 7 0 0 118 150 78,7%

% 16,7 60,0 23,3 0,0 0,0

21 Tidak adanya pemisahan wewenang antara pemegang kas dan fungsi pencatatan sehingga sering terjadi penyalahgunaan dana anggaran.

n 0 0 8 10 12 124 150 82,7%

% 0,0 0,0 26,7 33,3 40,0

Total 368 450 81,8%

Pada tabel 4.11 dapat dilihat persentase total skor aktual tanggapan responden mengenai penyusunan anggaran dengan pendekatan kinerja sebesar 81,8% berada interval 68,1%-84,0% dan termasuk dalam kategori tinggi. Artinya penyusunan anggaran dengan pendekatan kinerja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung sudah dilakukan dengan baik. Persentase skor skor terendah sebesar 78,7% dan termasuk dalam kategori tinggi/baik berkaitan dengan tugas dan pekerjaan dikerjakan secara profesionalisme dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.

(14)

4.1.2.2 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah diukur menggunakan 5 dimensi dan dioperasionalisasikan menjadi 23 butir pernyataan. Berikut ini akan disajikan distribusi tanggapan responden mengenai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

Tabel 4.12

Rekapitulasi Distribusi Tanggapan Responden Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Nomor Kuesioner

Alternatif Jawaban Skor Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual

SS S RR TS STS

1 13 12 5 0 0 128 150 85,3%

2 0 0 9 12 9 120 150 80,0%

3 13 15 2 0 0 131 150 87,3%

4 15 14 1 0 0 134 150 89,3%

5 12 16 2 0 0 130 150 86,7%

6 17 13 0 0 0 137 150 91,3%

7 13 12 5 0 0 128 150 85,3%

8 16 13 1 0 0 135 150 90,0%

9 14 14 2 0 0 132 150 88,0%

10 11 12 7 0 0 124 150 82,7%

11 7 15 8 0 0 119 150 79,3%

12 10 12 8 0 0 122 150 81,3%

13 14 16 0 0 0 134 150 89,3%

14 12 17 1 0 0 131 150 87,3%

15 9 20 1 0 0 128 150 85,3%

16 7 18 5 0 0 122 150 81,3%

17 5 23 2 0 0 123 150 82,0%

18 9 17 4 0 0 125 150 83,3%

19 4 20 6 0 0 118 150 78,7%

20 9 19 2 0 0 127 150 84,7%

21 7 19 4 0 0 123 150 82,0%

22 11 17 2 0 0 129 150 86,0%

23 6 16 8 0 0 118 150 78,7%

Total 2918 3450 84,6%

Pada tabel 4.12 dapat dilihat persentase total skor tanggapan responden atas ke 23 butir pernyataan variabel akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebesar

(15)

84,6% dan berada pada interval 84,1% – 100%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung sudah sangat tinggi. Apabila digambarkan menggunakan garis kontimun persentase total skor tanggapan responden mengenai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah sebagai berikut.

Gambar 4.2

Garis Kontimum Kategorisasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Pada gambar 4.2 dapat dilihat persentase total skor tanggapan skor jawaban responden mengenai anggaran berbasis kinerja jatuh pada rentang kategori sangat tinggi. Nilai persentase skor tertinggi sebesar 91,3% termasuk dalam kategori sangat tinggi, yaitu berkaitan penerimaan kas mulai dari pencatatan, pengarsipan bukti penerimaan kas hingga pembulatan laporan keuangan. Kemudian persentase skor terendah sebesar 78,7% termasuk dalam kategori tinggi, yaitu berkaitan dengan kemampuan mempertanggungjawabkan dampak yang ditimbulkan dari kebijakan yang ditetapkan serta berkaitan dengan kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Selanjutnya tanggapan responden terhadap setiap butir pernyataan pada masing-masing dimensi disajikan sebagai berikut.

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

84,6%

20% 36% 52% 68% 84% 100%

(16)

1) Akuntabilitas Kejujuran dan Hukum

Akuntabilitas kejujuran dan hukum dioperasionalisasikan menjadi 4 butir pernyataan. Berikut disajikan gambaran tanggapan responden tentang akuntabilitas kejujuran dan hukum pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

Tabel 4.13

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Akuntabilitas Kejujuran dan Hukum

No. Pernyataan Alternatif Jawaban Skor

Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual

SS S RR TS STS

1 Saya mempergunakan jabatan dan wewenang dengan semestinya.

N 13 12 5 0 0 128 150 85,3%

% 43,3 40,0 16,7 0,0 0,0

2 Otorisasi tidak dilakukan terlebih dahulu sebelum menggunakan dana publik.

N 0 0 9 12 9 120 150 80,0%

% 0,0 0,0 30,0 40,0 30,0

3 Pengelolaan keuangan daerah sudah sesuai dengan pedoman yang diatur dalam Permendagri no 13 tahun 2006

N 13 15 2 0 0 131 150 87,3%

% 43,3 50,0 6,7 0,0 0,0

4 Laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan SAK Pemerintah

N 15 14 1 0 0 134 150 89,3%

% 50,0 46,7 3,3 0,0 0,0

Total 513 600 85,5%

Pada tabel 4.13 dapat dilihat persentase total skor aktual tanggapan responden mengenai akuntabilitas kejujuran dan hukum sebesar 85,5% berada interval 84,1%- 100% dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Artinya Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung sudah menjunjung sangat tinggi akuntabilitas kejujuran dan hukum. Persentase skor skor terendah sebesar 80,0% dan termasuk dalam kategori tinggi/baik berkaitan dengan otorisasi dilakukan terlebih dahulu sebelum menggunakan dana publik.

(17)

2) Akuntabilitas Manajerial

Akuntabilitas manajerial dioperasionalisasikan menjadi 8 butir pernyataan.

Berikut disajikan gambaran tanggapan responden tentang akuntabilitas manajerial pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

Tabel 4.14

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Akuntabilitas Manajerial

No. Pernyataan Alternatif Jawaban Skor

Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual SS S RR TS STS

5 Prosedur yang digunakan cukup baik dan mendapatkan otoritas pejabat berwenang mengenai pengeluaran kas

n 12 16 2 0 0 130 150 86,7%

% 40,0 53,3 6,7 0,0 0,0

6 Penerimaan kas mulai dari pencatatan, pengarsipan bukti penerimaan kas hingga pembulatan laporan keuangan.

n 17 13 0 0 0 137 150 91,3%

% 56,7 43,3 0,0 0,0 0,0

7 Pelayanan yang diberikan sudah cukup tepat

n 13 12 5 0 0 128 150 85,3%

% 43,3 40,0 16,7 0,0 0,0

8 Responsif dalam pelayanan. n 16 13 1 0 0 135 150 90,0%

% 53,3 43,3 3,3 0,0 0,0

9 Melakukan pengawasan dan pemeriksaan ada tidaknya penggelembungan dana dalam penggunaan anggaran.

n 14 14 2 0 0 132 150 88,0%

% 46,7 46,7 6,7 0,0 0,0

10 Melakukan pengawasan dan pemeriksaan ada tidaknya pungutan pungutan lain diluar yang telah ditetapkan.

n 11 12 7 0 0 124 150 82,7%

% 36,7 40,0 23,3 0,0 0,0

11 Melakukan pengawasan terhadap sumber pengeluaran yang tidak efisien dan

pemborosan yang menyebabkan naiknya biaya pelayanan publik.

n 7 15 8 0 0 119 150 79,3%

% 23,3 50,0 26,7 0,0 0,0

12 Pengadaan barang dan jasa dilakukan sesuai peraturan yang berlaku dan tidak ada

penyelewengan.

n 10 12 8 0 0 122 150 81,3%

% 33,3 40,0 26,7 0,0 0,0

Total 1027 1200 85,6%

(18)

Pada tabel 4.14 dapat dilihat persentase total skor aktual tanggapan responden mengenai akuntabilitas manajerial sebesar 85,6% berada interval 84,1%-100% dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Artinya Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung sudah menjunjung sangat tinggi akuntabilitas manajerial.

Persentase skor skor terendah sebesar 79,3% dan termasuk dalam kategori tinggi/baik berkaitan dengan pengawasan terhadap sumber pengeluaran yang tidak efisien dan pemborosan yang menyebabkan naiknya biaya pelayanan publik.

3) Akuntabilitas Program

Akuntabilitas program dioperasionalisasikan menjadi 3 butir pernyataan.

Berikut disajikan gambaran tanggapan responden tentang akuntabilitas program pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

Tabel 4.15

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Akuntabilitas Program

No. Pernyataan Alternatif Jawaban Skor

Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual SS S RR TS STS

13 Setiap program dan kegiatan telah sesuai dengan yang ditetapkan

N 14 16 0 0 0 134 150 89,3%

% 46,7 53,3 0,0 0,0 0,0

14 Setiap program dan kegiatan selalu dapat

dipertanggungjawabkan.

N 12 17 1 0 0 131 150 87,3%

% 40,0 56,7 3,3 0,0 0,0

15 Mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil otimal

N 9 20 1 0 0 128 150 85,3%

% 30,0 66,7 3,3 0,0 0,0

Total 393 450 87,3%

Pada tabel 4.15 dapat dilihat persentase total skor aktual tanggapan responden mengenai akuntabilitas program sebesar 87,3% berada interval 84,1%-100% dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Artinya Badan Pengelolaan Keuangan dan

(19)

Aset Kota Bandung sudah menjunjung sangat tinggi akuntabilitas program.

Persentase skor skor terendah sebesar 85,3% dan termasuk dalam kategori sangat tinggi/sangat baik berkaitan dengan mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil otimal.

4) Akuntabilitas Kebijakan

Akuntabilitas kebijakan dioperasionalisasikan menjadi 4 butir pernyataan.

Berikut disajikan gambaran tanggapan responden tentang akuntabilitas kebijakan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

Tabel 4.16

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Akuntabilitas Kebijakan

No. Pernyataan Alternatif Jawaban Skor

Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual SS S RR TS STS

16 Mampu

mempertanggungjawabkan penetapan kebijakan yang memperhatikan kebutuhan publik

n 7 18 5 0 0 122 150 81,3%

% 23,3 60,0 16,7 0,0 0,0

17 Mampu

mempertanggungjawabkan penetapan kebijakan yang memperhatikan kebijakan publik

n 5 23 2 0 0 123 150 82,0%

% 16,7 76,7 6,7 0,0 0,0

18 Saya mampu

mempertanggungjawabkan kebijakan yang telah diambil di masa depan

n 9 17 4 0 0 125 150 83,3%

% 30,0 56,7 13,3 0,0 0,0

19 Saya Mampu

mempertanggungjawabkan dampak yang ditimbulkan dari kebijakan yang ditetapkan

n 4 20 6 0 0 118 150 78,7%

% 13,3 66,7 20,0 0,0 0,0

Total 488 600 81,3%

Pada tabel 4.16 dapat dilihat persentase total skor aktual tanggapan responden mengenai akuntabilitas kebijakan sebesar 81,3% berada interval 68,1%-84% dan termasuk dalam kategori tinggi. Artinya Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota

(20)

Bandung sudah menjunjung tinggi akuntabilitas kebijakan. Persentase skor skor terendah sebesar 78,7% dan termasuk dalam kategori tinggi/baik berkaitan dengan kemampuan mempertanggungjawabkan dampak yang ditimbulkan dari kebijakan yang ditetapkan.

5) Akuntabilitas Finansial

Akuntabilitas finansial dioperasionalisasikan menjadi 4 butir pernyataan.

Berikut disajikan gambaran tanggapan responden tentang akuntabilitas finansial pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung.

Tabel 4.17

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Akuntabilitas Finansial

No. Pernyataan Alternatif Jawaban Skor

Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual SS S RR TS STS

20 Dana publik digunakan secara efisien

N 9 19 2 0 0 127 150 84,7%

% 30,0 63,3 6,7 0,0 0,0

21 Dana publik digunakan secara efektif

N 7 19 4 0 0 123 150 82,0%

% 23,3 63,3 13,3 0,0 0,0

22 Laporan keuangan disajikan dengan mengacu dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

N 11 17 2 0 0 129 150 86,0%

% 36,7 56,7 6,7 0,0 0,0

23 Setiap program kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

n 6 16 8 0 0 118 150 78,7%

% 20,0 53,3 26,7 0,0 0,0

Total 497 600 82,8%

Pada tabel 4.17 dapat dilihat persentase total skor aktual tanggapan responden mengenai akuntabilitas finansial sebesar 82,8% berada interval 68,1%-84% dan termasuk dalam kategori tinggi. Artinya Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung sudah menjunjung tinggi akuntabilitas finansial. Persentase skor skor

(21)

terendah sebesar 78,7% dan termasuk dalam kategori tinggi/baik berkaitan dengan program kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

4.1.3 Pengujian Hipotesis

Pada sub bab ini hipotesis penelitian yang sebelumnya diajukan akan diuji dan dibuktikan dengan melakukan uji statistik. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah analisis analisis korelasi dan analisis regresi linier sederhana.

4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier sederhana, ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi agar kesimpulan dari regresi tersebut tidak bias, diantaranya adalah uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.

Semua tahapan pengujian tersebut dilakukan dengan bantuan Software SPSS IBM Statistics 20.

1) Uji Asumsi Normalitas

Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi, apabila model regresi tidak berdistribusi normal maka kesimpulan dari uji t masih meragukan, karena statistik uji t pada analisis regressi diturunkan dari distribusi normal. Pada penelitian ini digunakan uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas model regressi.

(22)

Tabel 4.18

Hasil Pengujian Asumsi Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation ,37290532

Most Extreme Differences

Absolute ,190

Positive ,190

Negative -,179

Kolmogorov-Smirnov Z 1,039

Asymp. Sig. (2-tailed) ,230

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Pada tabel 4.18 dapat dilihat nilai probabilitas (Asymp.sig.2-tailed) yang diperoleh dari uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,230. Karena nilai probabilitas pada uji Kolmogorov-Smirnov masih lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0.05), maka disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. Secara visual gambar grafik normal probability plot dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.

Gambar 4.3

Grafik Normal-Probability Plot

(23)

Grafik diatas memperkuat kesimpulan bahwa model regresi yang diperoleh berdisitribusi normal, dimana sebaran masih berada disekitar garis diagonal.

2) Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan indikasi varian antar residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak efisien. Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan menggunakan dua metode, yaitu metode non formal dan metode formal. Pada metode non formal menggunakan grafik scatterplot dengan dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut:

− Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas

− Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedaktisitas atau terjadi heterokedaktisitas, adapun alat pengujian yang digunakan oleh penulis adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan redsidualnya (SDRESID).

(24)

Gambar 4.4 Uji Heteroskedastisitas

Pada grafik scatterplot dapat dilihat bahwa titik-titik data menyebar secara acak dan tersebar secara merata baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Selanjutnya pengujian dilakukan dengan metode formal menggunakan uji Glejser, yaitu dengan meregresikan variabel independen terhadap nilai absolut dari residual. Apabila koefisien regresi signifikan pada tingkat kekeliruan 5%, mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas. Pada tabel 4.19 berikut dapat dilihat nilai signifikansi koefisien regresi variabel independen terhadap nilai absolut dari residual.

(25)

Tabel 4.19

Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,039 ,270 -,143 ,887

Anggaran ,105 ,099 ,197 1,066 ,296

a. Dependent Variable: Absolut_Residual

Pada tabel 4.19 dapat dilihat nilai signifikansi variabel independen lebih besar dari 0,05. Artinya variabel independen tidak berhubungan dengan nilai residual sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi.

4.1.3.2 Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengukur seberapa kuat hubungan antara anggaran berbasis kinerja dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh koefisien korelasi antara anggaran berbasis kinerja dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung sebagai berikut.

Tabel 4.20

Korelasi antara anggaran berbasis kinerja dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

Correlations

Akuntabilitas Anggaran

Pearson Correlation Akuntabilitas 1,000 ,772

Anggaran ,772 1,000

Sig. (2-tailed) Akuntabilitas . ,000

Anggaran ,000 .

N Akuntabilitas 30 30

Anggaran 30 30

(26)

Pada tabel 4.20 di atas dapat dilihat nilai koefisien korelasi antara anggaran berbasis kinerja dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah sebesar 0,772. Data ini menunjukkan terdapat hubungan yang tinggi/kuat antara anggaran berbasis kinerja dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung. Nilai korelasi bertanda positif menunjukkan bahwa semakin baik penyusunan anggaran berbasis kinerja akan diikuti dengan peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

4.1.3.3 Persamaan Regresi Linier Sederhana

Guna mengetahui bentuk hubungan fungsional antara anggaran berbasis kinerja terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah digunakan analisis regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 20 for windows, diperoleh hasil regressi sebagai berikut.

Tabel 4.21

Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,303 ,368 ,823 ,417

Anggaran ,866 ,135 ,772 6,433 ,000

a. Dependent Variable: Akuntabilitas

Berdasarkan hasil pengolahan data seperti disajikan pada tabel 4.21 maka dapat dibentuk persamaan regresi variabel anggaran berbasis kinerja terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai berikut.

Y = 0,303 + 0,866 X

(27)

Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa koefisien regresi anggaran berbasis kinerja (X) memiliki tanda positif yang berarti semakin baik pelaksanaan anggaran berbasis kinerja akan membuat akuntabilitas kinerja instansi pemerintah meningkat. Kemudian nilai konstanta juga memiliki tanda positif sebesar 0,303 menunjukkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah apabila tidak dilaksanakan anggaran berbasis kinerja.

4.1.3.4 Uji Signifikansi (uji t)

Selanjutnya untuk membuktikan apakah anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah maka dilakukan pengujian dengan hipotesis statistik sebagai berikut:

Ho:  = 0 Anggaran berbasis kinerja tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung

Ha:   0 Anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung

Statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis diatas adalah uji t, nilai tabel yang digunakan sebagai nilai kritis sebesar 2,048 yang diperoleh dari tabel t pada  = 0.05 dan derajat bebas 28 untuk pengujian dua arah. Kriteria uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

Jika nilai absolut thitung> ttabel maka H0 ditolak (signifikan)

Jika nilai absolut thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima (tidak signifikan)

(28)

Berdasarkan hasil pengolahan seperti disajikan pada tabel 4.21 dapat dilihat nilai thitung variabel anggaran berbasis kinerja adalah sebesar 6,433 dengan nilai signifikansi mendekati nol. Karena nilai thitung anggaran berbasis kinerja lebih besar dari nilai ttabel (2,048), maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bawa terdapat pengaruh yang signifikan dari anggaran berbasis kinerja terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung. Secara visual grafik daerah penolakan dan penerimaan Ho pada uji pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.5

Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

(Pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah)

Pada grafik diatas dapat dilihat nilai thitung (6,433) jatuh pada daerah penolakan Ho, sehingga disimpulkan bahwa anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa

Daerah Penolakan Ho Daerah

Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho

0

t0,025;28 =2,048

-t0,025;28 = -2,048 thitung = 6,433

(29)

semakin baik pelaksanaan anggaran berbasis kinerja akan membuat akuntabilitas kinerja instansi pemerintah semakin tinggi.

4.1.3.5 Koefisien Determinasi

Setelah diuji dan terbukti bahwa anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, selanjutnya akan dihitung seberapa besar pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh melalui hasil pengolahan menggunakan software SPSS 20 for windows disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.22 Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,772a ,596 ,582 ,37951

a. Predictors: (Constant), Anggaran b. Dependent Variable: Akuntabilitas

Pada tabel 4.22 di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi anggaran berbasis kinerja dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah sebesar 0,772 (nilai R). Selain koefisien korelasi, pada tabel diatas juga disajikan nilai R-square (0,596) yang dikenal dengan istilah koefisien determinasi (KD). Koefisien determinasi sebesar 0,596 menunjukkan bahwa 59,6% akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung disebabkan oleh pelaksanaan anggaran berbasis kinerja. Dengan kata lain pelaksanaan anggaran berbasis kinerja memberikan pengaruh sebesar 59,6% terhadap akuntabilitas kinerja

(30)

instansi pemerintah. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 40,4% merupakan pengaruh faktor lain di luar variabel pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.

4.2 Pembahasan

Pengaruh penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap akuntabilitas kinerja dilakukan pembahasan yaitu sebagai berikut:

4.2.1 Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung

Berdasarkan hasil pengelolaan data yang diperoleh dari responden masing- masing sub bagian sebagai penanggung jawab atas aspek Anggaran Berbasis Kinerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung Penerapan anggaran berbasis kinerja dan berdasarkan jumlah skor tanggapan responden termasuk dalam kategori sudah sepenuhnya dilaksanakan. Hal ini berarti kepala sub bagian anggaran telah mampu menyusun dan menggunakan anggaran secara terbuka serta telah dapat menggunakan anggaran sesuai dengan batas anggaran yang telah ditetapkan.

Namun berdasarkan pengkasifikasian ini nilai nilai terendah sebesar 71,1% termasuk dalam kategori baik walaupun rata-rata skor sudah sepenuhnya dilaksanakan namun masih kurang ditetapkannya disiplin anggaran bisa dikarenakan adanya kepastian tidak tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup untuk melaksanakan kegiatan/proyek yang belum/tidak tersedia anggarannya. Dengan kata lain, bahwa penggunaan setiap pos anggaran harus sesuai dengan kegiatan/proyek yang diusulkan serta pencatatan atas penggunaan anggaran belum dicatat sesuai dengan prinsip

(31)

akuntansi keuangan daerah yang berlaku ini dipengaruhi oleh SDM atau aparatur yang masih kurang memiliki sifat profesionalisme dalam menjalankan fungsinya dan masih adanya kelemahan dari pemerintah pusat dalam keterlambatan pendanaan dan kurang jelasnya beberapa program kegiatan yang akan diberikan masing-masing sub bagian dalam menjalankan program kegiatannya.

4.2.2 Akuntabilitas Kinerja Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung

Berdasarkan hasil pengelolaan data yang diperoleh dari responden masing- masing sub bagian sebagai penanggung jawab atas aspek akuntabilitas Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung akuntabilitas kinerja sudah termasuk dalam kategori baik dan sudah sepenuhnya sudah dilaksanakan, dalam hal ini berarti sub bagian akuntansi telah mampu mempertanggungjawabkan kegiatannya yang telah dilaksanakan karena keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yg telah dilaksanakan secara periodik. Dan dalam hal ini kebijakan yang telah diambil sudah mampu dipertanggungjawabkan walaupun belum secara optimal.

Namun berdasarkan pengklasifikasian ini nilai terendah sebesar 81,3% adalah pada akuntabilitas kebijakan termasuk dalam kategori tinggi. Artinya Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung sudah menjunjung tinggi akuntabilitas kebijakan walaupun rata rata skor sudah baik ini perlu pertahankan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penerapannya, muqarnas dapat bertransformasi menjadi bentuk yang benar- benar tiga dimensional, seperti yang terdapat pada kubah-kubah dan relung pintu gerbang, dapat

Tapi kenyataannya, beberapa makanan yang memiliki IG yang rendah atau kandungan karbohidrat yang sangat kecil ternyata dapat menyebabkan suatu respons insulin yang tinggi

Dari hasil analisis data diperoleh hubungan atau pengaruh tekanan udara tiap bulan untuk periode 1980 – 2010 terhadap daya angkat menunjukan tingkat korelasi atau

(2) Dukungan pelaksanaan operasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi dukungan pengadaan petugas, penyediaan data, serta sarana dan prasarana penunjang untuk

Pada penelitian ini dilakukan penelitian pembuatan plastik biodegradable yang terbuat dari tepung biji durian dan bahan tambahan tepung maizena serta plasticizer

[r]

Dalam analisis SWOT dilakukan perbandingan antara.. faktor-faktor strategi internal maupun eksternal untuk memperoleh strategi terhadap masing-masing faktor

Sehingga dapat disimpulkan dari penelitian ini, bahwa dengan tingkat pendidikan yang tinggi, dan pengalaman kerja yang tinggi, akan mempengaruhi akan motivasi dan