• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Landasan konstitusionalisme adalah landasan yang berlandaskan pada konstitusi, baik konstitusi dalam arti luas maupun konstitusi dalam arti sempit. Konstitusi dalam arti luas mencakup undang-undang dasar, undang-undang organik, peraturan dan konvensi undang-undang lainnya. Dwi Fungsi Konstitusi, Alternatif Jawaban Terkait Tepat Berlakunya UUD 1945, Jakarta: PT Grafitri.

Piagam Madinah dan UUD 1945: Kajian Banding Landasan Hidup Bersama dalam Bermasyarakat. Kembali pada pertanyaan mengapa konstitusi diperlukan dalam kehidupan bernegara bangsa, Anda tentu punya jawabannya. Pakar konstitusi Jepang, Naoki Kobayashi, menyatakan bahwa konstitusi membatasi dan mengontrol kekuasaan politik untuk menjamin hak-hak masyarakat.

Melalui fungsi tersebut, konstitusi dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan pembangunan tatanan politik yang demokratis (Riyanto, 2009). Oleh karena itu diperlukan adanya konstitusi dalam kehidupan bangsa Indonesia, yaitu untuk membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang-wenang dalam memerintah. Misalnya, UUD NRA Tahun 1945 secara khusus mengatur hal ini dalam BAB XVI, Pasal 37 tentang perubahan UUD.

Konstitusi dapat berbentuk undang-undang dasar yang tertulis, biasa disebut undang-undang dasar, atau dapat juga berbentuk tidak tertulis.

Tabel IV.1 Contoh Berbagai Aturan
Tabel IV.1 Contoh Berbagai Aturan

Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara Indonesia

Membangun argumentasi tentang dinamika dan tantangan Konstitusi dalam kehidupan bangsa Indonesia. Konstitusi dalam Kehidupan Bangsa Indonesia. Jika menilik sejarah kemerdekaan Indonesia, tampak adanya dinamika ketatanegaraan yang terjadi seiring dengan dilakukannya perubahan terhadap konstitusi atau undang-undang dasar. Setelah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mulai berlaku sehari setelah kemerdekaan, ia mulai berlaku sebagai Undang-Undang Dasar yang mengatur kehidupan ketatanegaraan Indonesia dengan segala keterbatasannya.

Mengapa demikian, karena UUD NRI 1945 sejak awal dikatakan oleh Bung Karno sendiri sebagai konstitusi kilat yang akan terus disempurnakan di kemudian hari. Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia saat itu merupakan tantangan yang sangat berat. Tuntutan ini didasarkan pada pandangan bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak memuat landasan yang cukup bagi kehidupan demokrasi, pemberdayaan masyarakat, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Selain itu, teks Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memuat pasal-pasal yang membolehkan adanya penafsiran yang berbeda-beda atau lebih dari satu (multitafsir) dan membuka kemungkinan terjadinya penyelenggaraan negara yang otoriter, terpusat, tertutup serta potensi pemekaran. praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Jika ada keinginan untuk mengubah UUD NRI Tahun 1945, harus dilakukan referendum (menanyakan pendapat rakyat) terlebih dahulu dengan syarat yang sangat ketat. Karena persyaratannya sangat ketat, kecil kemungkinan amandemen UUD NRI 1945 berhasil.

Selain sebagai wujud tuntutan reformasi, amandemen UUD NRI 1945 oleh MPR sebenarnya sejalan dengan pemikiran para founding fathers Indonesia. Berdasarkan tabel di atas, coba jelaskan kembali dengan kata-kata Anda sendiri bahwa proses amandemen UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dimulai dari tuntutan reformasi hingga hasil amandemennya. Siapkan naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, berikan dua contoh tantangan kehidupan bernegara saat ini yang menurut Anda patut diantisipasi.

Dapatkah pasal-pasal UUD NRI 1945 menjadi pedoman untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut?

Tabel IV.2 Dinamika Konstitusi Indonesia
Tabel IV.2 Dinamika Konstitusi Indonesia

Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara

Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang pada awalnya merupakan tuntutan reformasi, pada akhirnya menjadi kebutuhan seluruh komponen bangsa. Oleh karena itu tidak mengherankan jika seluruh komponen bangsa ikut aktif dalam proses perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasca pengesahan Perubahan Keempat UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Sidang Tahunan MPR tahun 2002, maka agenda reformasi ketatanegaraan Indonesia periode saat ini dianggap telah selesai.

Amandemen UUD NRI Tahun 1945 yang berhasil meliputi 21 Bab, 72 Pasal, 170 Ayat, 3 Pasal dengan Aturan Peralihan dan 2 Pasal dengan Aturan Tambahan. Jika kita bandingkan, isi UUD NRI Tahun 1945 sebelum dan sesudah amandemen dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Negara Indonesia mempunyai kedudukan hukum tertinggi dan hukum dasar negara.

Sebagai hukum tertinggi di dunia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menduduki kedudukan tertinggi dalam tingkat standar hukum di Indonesia. Sebagai undang-undang dasar, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi sumber hukum bagi penyusunan peraturan hukum di bawahnya. Dalam sejarah politik hukum di Indonesia, suksesi peraturan perundang-undangan telah mengalami beberapa kali perubahan, namun Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tetap menjadi hukum tertinggi.

Sebagai konstitusi negara dan hukum tertinggi negara, maka isi ketentuan peraturan perundang-undangan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diambil dan tidak boleh bertentangan dengannya. Dengan demikian, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai sebuah konstitusi negara menjadi batu ujian apakah muatan aturan di bawahnya bertentangan atau tidak. Misalnya saja pada Pasal 31 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: “Pemerintah mengupayakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”.

Oleh karena itu, undang-undang tidak boleh bertentangan secara normatif dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sehingga apabila terdapat suatu norma dalam undang-undang yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka dapat menimbulkan pertanyaan mengenai sifat konstitusional undang-undang tersebut. . tentang UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam sistem hukum Indonesia, lembaga pemerintah yang berwenang menguji konstitusionalitas undang-undang terhadap UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah Mahkamah Konstitusi. Pengujian substantif adalah pengujian terhadap undang-undang yang berkaitan dengan muatan materi ayat, pasal, dan/atau bagian undang-undang yang dinilai melanggar Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Warga negara, baik secara perseorangan maupun kelompok, dapat mengajukan pengujian konstitusionalitas suatu undang-undang yang dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 kepada Mahkamah Konstitusi. Selanjutnya, untuk Perpajakan Pusat, melalui Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), penerimaan pajak pusat dialokasikan untuk membiayai program kerja yang dikelola oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda).

Gambar IV.6 Pasar tradisional yang mulai berkurang sejak adanya market modern.
Gambar IV.6 Pasar tradisional yang mulai berkurang sejak adanya market modern.

Rangkuman tentang Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa- Negara Indonesia

Namun, akan terasa aneh jika yang menerima manfaat uang pajak dan pengguna fasilitas umum bukanlah para wajib pajak atau wajib pajak. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, warga negara yang mampu namun tidak berkontribusi terhadap pembangunan dengan membayar pajak dan hanya mau ikut serta menikmati hasil pembangunan dikenal sebagai champion of development atau free rider. Jadi, sebagai warga negara yang baik, kita harus menjaga keseimbangan antara memenuhi kewajiban dan memperjuangkan hak-hak kita terhadap negara.

Mahasiswa bahkan harus merintis menjadi pembayar pajak yang baik dan harus mendidik masyarakat secara institusional menjadi wajib pajak yang taat. Akhir-akhir ini sering terjadi situasi yang tidak mendukung upaya peningkatan kesadaran pihak-pihak yang berkewajiban memenuhi kewajibannya. Seruan untuk mengerahkan petugas keamanan dan membekali karyawan dengan senjata airsoft ditanggapi dengan pertanyaan “mengapa selama ini kita membayar pajak?”.

Pertanyaan ini sebenarnya sederhana, namun sangat krusial dan mungkin akan menyita pikiran seluruh masyarakat Indonesia, baik masyarakat yang aktif membayar pajak maupun masyarakat yang tidak. Konstitusi diperlukan untuk membatasi kekuasaan pemerintah atau otoritas negara, membagi kekuasaan negara dan menjamin hak asasi manusia bagi warga negara. Pada awal era reformasi, tuntutan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 didasari oleh pandangan bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak memberikan landasan yang cukup bagi kehidupan demokrasi, pemberdayaan masyarakat, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. hak. .

Selain itu, dalam batang tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, terdapat pasal-pasal yang menimbulkan perbedaan penafsiran (multi-interpretation) dan membuka kemungkinan terjadinya penyelenggaraan negara yang otoriter, terpusat, tertutup, dan praktik KKN. Alasan dilakukannya perubahan UUD NRI Tahun 1945 adalah kekuasaan tertinggi ada di tangan MPR, kekuasaan presiden sangat besar, pasal-pasal yang terlalu “fleksibel” sehingga dapat menimbulkan multitafsir, Kewenangan Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang, rumusan UUD NRI 1945 tentang semangat penyelenggara negara kurang didukung oleh ketentuan konstitusi yang sejalan dengan tuntutan reformasi. Awal mula proses perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah dibatalkannya Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1983 tentang Referendum yang membatasi amanat Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, dan Ketetapan MPR tentang Hak Asasi Manusia yang mengawali perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Proses perubahan UUD NRI 1945 dapat dilihat sebagai berikut: (a) MPR melaksanakan amandemen UUD NRI 1945 dengan satu kali amandemen yang dilakukan dalam empat tahap, yaitu pada sidang umum MPR pada tahun 1945. 1999, Sidang Tahunan MPR dan 2002; (B). Hal ini terjadi karena amandemen UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah dipersiapkan secara sistematis dan lengkap pada sidang MPR tahun 1999-2000, namun tidak semuanya dapat dibahas dan diambil keputusan. Apabila isi undang-undang dinilai bertentangan dengan konstitusi, maka dapat timbul persoalan konstitusionalitas undang-undang.

Praktik Kewarganegaraan 4

BAGAIMANA HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM

DEMOKRASI YANG BERSUMBU PADA

KEDAULATAN RAKYAT DAN MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT?

Gambar

Gambar IV.1 UUD NRI 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia. Apa isinya?
Tabel IV.1 Contoh Berbagai Aturan
Gambar IV.2 Saya mau bertanya apa?
Gambar IV.2 Saya mau bertanya apa?
+7

Referensi

Dokumen terkait

The effects of various nutritional supplements on outcomes such as body weight, body composition, dietary intake, HIV-associated diarrhoea, immune parameters, viral load, quality of