• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENGANTAR HUKUM BISNIS & BAB II HUKUM KONTRAK

N/A
N/A
Yusuf Putra

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENGANTAR HUKUM BISNIS & BAB II HUKUM KONTRAK"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

Pengantar Hukum Bisnis BAB II

Hukum Kontrak (Perjanjian)

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

(2)

BAB I PENGANTAR

HUKUM BISNIS

(3)

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Memahami hukum dalam masyarakat

2. Memahami hubugan antara

hukum dan ekonomi (bisnis)

(4)

A. PENGERTIAN HUKUM

Berikut pengertian hukum menurut para ahli :

Hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi. Tujuan hukum adalah mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara (SM Amin).

Hukum adalah keseluruhan peraturan yang dibuat oleh penguasa (masyarakat dan negara) sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan

yang ingin dicapai oleh penguasa itu ( AR Saliman)

(5)

 Hukum adalah suatu tata cara dan

norma yang berlaku dalam suatu situasi, kondisi dan domisili (sikondom) pada

wilayah tertentu (Djoko Santoso).

Hukum itu meliputi beberapa unsur :

● 1. Aturan tentang tingkah laku masyarakat

● 2.Dibuat oleh yang berwajib/berwenang

● 3.Berisi perintah dan larangan

● 4.Bersifat memaksa

● 5.Apabila dilanggar ada sanksi yang

tegas

(6)

● Tujuan Hukum : Menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan dengan harapan terlindungi kepentingan

manusia.

● Fungsi Hukum : Sebagai alat/ sarana dalam mencapai tujuan hukum .

TUJUAN DAN FUNGSI HUKUM

(7)

SUMBER – SUMBER HUKUM

Sumber hukum disebut juga hukum formal yaitu sumber hukum dengan bentuk tertentu yang merupakan dasar berlakunya hukum

secara formal. Termasuk hukum formal yaitu :

1. Undang-undang ialah peraturan negara yang dibentuk oleh alat perlengkapan negara yang berwenang dan mengikat masyarakat.

2. Peraturan-peraturan yang dibuat oleh penguasa dari tingkat pusat sampai daerah

(8)

3. Kebiasaan ialah perbuatan manusia mengenai hal tertentu yang dilakukan berulang-ulang diterima oleh masyarakat, selalu dilakukan oleh orang lain sedemikian rupa sehingga masyarakat beranggapan bahwa memang harus berlaku demikian dan bila tidak dilakukan maka dianggap telah melanggar hukum yang berlaku.

4. Yurisprudensi yaitu keputusan pengadilan atau keputusan hakim terdahulu yang dijadikan pedoman/dasar dalam memutuskan perkara/

masalah berikutnya

5. Traktat (perjanjian antar negara) yaitu perjanjian yang dilakukan oleh dua negara atau lebih

6. Perjanjian yaitu suatu peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan perbuatan tertentu

7. Doktrin yaitu suatu pendapat para ahli hukum terkemuka yang besar pengaruhnya terhadap hakim dalam mengambil keputusan suatu perkara. Doktrin dapat juga dibuat oleh suatu keputusan bersama dari seluruh anggota suatu orgaanisasi/ lembaga Untuk kasus tertentu, doktrin dapat digunakan sebagai dasar di dalam pengambilan keputusan. Dalam suatu organisasi, doktrin wajib dijadikan pedoman kerja

(9)

● Hukum Bisnis adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis maupun tidak tertulis, yang

mengatur hak dan kewajiban yang

timbul dari suatu perjanjian-perjanjian maupun perikatan-perikatan yang terjadi dalam praktek bisnis.

B. HUKUM BISNIS

(10)

ASPEK POKOK ASAS HUKUM BISNIS

• Aspek kontrak (perjanjian) yang menjadi sumber hukum utama dimana masing-

masing pihak tunduk pada perjanjian yang telah disepakati

bersama.

• Aspek kebebasan membuat perjanjian dimana para pihak bebas membuat dan menentukan isi dari perjanjian yang

disepakati bersama

(11)

SUBYEK DAN OBYEK HUKUM DALAM BISNIS

SUBYEK HUKUM

Subyek hukum adalah sesuatu yang menurut hukum dapat

memiliki hak dan kewajiban yang memiliki kewenangan untuk

bertindak.

Manusia/orang pribadi

(natuurlijke persoon) yang sehat rohani jiwanya dan tidak dibawah pengampunan.

Badan Hukum ( rechts persoon) Yaitu suatu lembaga/institusi yang memiliki keabsahan dlam

melakukan aktivitasnya sebagai sebuah perusahaan. (PT, CV, Firma, UD dll.)

OBYEK HUKUM

Obyek hukum adalah segala sesuatu yang bisa berguna bagi subyek hukum dan dapat menjadi pokok suatu hubungan hukum, yang dilakukan oleh subyek hukum yang biasanya berwujud benda.

Menurut pasal 503 KUH Perdata, benda dibedakan menjadi dua yaitu :

Benda berwujud

Benda tidak berwujud

(12)

Benda tidak berwujud yaitu semua hak (misalnya;hak cipta, hak paten, hak

merek dll.)

Menurut pasal 504 KUH Perdata jenis benda :

Benda bergerak

Benda tidak bergerak

Benda berwujud adalah segala

sesuatu yang dapat dilihat dan diraba dengan indra manusia (misalnya;

tanah, rumah, mobil dll.)

(13)

HUBUNGAN MANAJEMEN DENGAN HUKUM BISNIS

Setiap penyelenggaraan manajemen suatu

perusahaan, pasti terdapat berbagai aturan/ tata tertib/norma yang berlaku baik untuk internal maupun eksternal.

Untuk itu langkah awal berbisnis harus mampu memahami hukum yang berlaku.

Hukum bisnis diterapkan untuk organisasi/

lembaga/institusi yang profit oriented.

(14)

BAB II - Pengantar Hukum Kontrak

Pengertian Hukum Kontrak Secara Umum

Hukum kontrak adalah "Keseluruhan dari kaidah2 hukum yang mengatur hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat

hukum.“

Ricardo Simanjuntak: Kontrak adalah perjanjian yang mengikat dan memiliki konsekwensi hukum bila tidak dipenuhi.

3 konsep kontrak Amerika Serikat :

1. Rangkaian Tindakan digunakan oleh suatu pihak untuk menyatakan persetujuan atas suatu perjanjian

2. Dokumen yang ditandatangani untuk membuktikan suatu persetujaun

3. Hubungan hukum yang ditimbulkan oleh perbuatan – perbuatan mereka yang menimbulkan hak kewajiban terhadap pihak lain

Buku KUHPerdata di Indonesia tentang

“Perikatan”

Tidak menggunakan kata “Kontrak” melainkan kata Perjanjian” atau Verbintenis.

Maka perjanjian yang tidak memiliki akibat hukum bukanlah sebuah kontrak

Contoh: Perjanjian mengerjakan tugas bersama pada hari tertentu.

(15)

Asas – Asas Hukum Kontrak

Konsensualis 01

Perjanjian sudah terjadi

me

dan mengikat pembuat sejak ada kata sepakat

tentang unsur pokok perjanjian

Kebebasan 02

Berkontrak

Pasal 1338 KUH Perdata

Para pihak kebebasan otonom bentuk dan isi perjanjian

Tidak boleh bertentangan dengan UU,kesusilaan dan ketertiban

umum

Keseimbanga 04

n

Idealnya kedudukan para pihak dalam

kontrak adalah seimbang

03

Itikad Baik

Pasal 1338 ayat (3) KUHP bahwa perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik

tidak ada Batasan tentang pengertian itikad baik hakim sangat menentukan Batasan itikad baik

dalam sengketa kontrak

(freedom of contract)

(Goede Trou)

(16)

1. Kesepakatan

Kesepakatan para pihak merupakan unsur mutlak untuk terjadinya suatu kontrak. Terjadinya kesepakatan dibagi menjadi dua yaitu dengan cara tertulis dan tidak tertulis. pihak yang melakukan kesepakatan secara tertulis biasanya dilakukan baik dengan akta di bawah tangan maupun dengan akta autentik. Perbedaan prinsip antara akta di bawah tangan dengan akta autentik adalah karena jika para pihak lawan mengingkari akte tersebut, akta di bawah tangan selalu dianggap palsu sepanjang tidak dibuktikan keasliannya, sedangkan akta autentik selalu dianggap asli, kecuali terbukti kepalsuannya.

2. Kecakapan

Syarat kecakapan untuk membuat suatu perikatan, harus dituangkan secara jelas mengenai jati diri para pihak. Adapun orang orang yg tidak cakap membuat perjanjian sbb :

a. Orang-orang yang belum dewasa, belum berusia 21 tahun dan belum menikah b. Berusia 21 tahun tetapi di bawah pengampuan seperti gelap mata, dungu,

sakit ingatan, atau pemboros a. Orang yang tidak berwenang.

Syarat Sah Suatu Kontrak

(17)

3. Hal tertentu

● Dalam suatu kontrak dalam KUH Perdata objek perjanjian harus jelas dan ditentukan oleh para pihak, objek perjanjian tersebut dapat berupa barang maupun jasa, namun dapat juga berupa tidak berbuat sesuatu. Hal tertentu ini dalam kontrak disebut prestasi yang dapat berwujud barang, keahlian atau tenaga, dan tidak berbuat sesuatu. Untuk menentukan tentang hal tertentu yang berupa tidak berbuat sesuatu juga harus dijelaskan dalam kontrak

4. Sebab yang halal/Causa yang Legal

● isi kontrak tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan. Isi perjanjian harus memuat/causa yang

diperbolehkan. Apa yang menjadi obyek atau isi dan tujuan prestasi yang melahirkan perjanjian harus tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum

(18)

Syarat Sah Perjanjian

Kredit

Unsur Subyektif

Pasal 1320 KUHP

Unsur Obyektif

Kecakapan Sepakat

Causa yang Legal Perihal Tertentu

Batal Demi Hukum Dapat Dibatalkan

(19)

1. Unsur Esensial

● Bagian suatu kontrak yang harus ada, bersifat mutlak . dimana jika tidak ada bagian tsb maka kontrak (kesepakatan) tidak ada.

2. Unsur Naturalia

● unsur yang telah diatur dalam undang-undang sehingga tidak diatur oleh para pihak dalam kontrak. Unsur ini selalu ada dalam kontrak.

3. Unsur Aksidentalia

● unsur yang mengikat para pihak jika para pihak memperjanjikannya.

4. Akibat Hukum Suatu Kontrak

● akibat hukum di sini tidak lain adalah pelaksanaan dari pada suatu kontrak itu sendiri. Menurut pasal 1339 KUH Perdata, suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan dalam perjanjian, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan (diwajibkan) oleh kepatutan, kebiasaan, dan undang-undang.

Unsur Kontrak

(20)

 Wanprestasi terjadi jika salah satu pihak dalam perjanjian tidak melaksanakan atau lalai melaksanakan prestasi yang menjadi objek perikatan antara mereka dalam kontrak.

 Wanprestasi seorang debitur dapat didasarkan 4 alasan yaitu : a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya

b. Melaksanakan apa yang dijanjikan tapi tidak ebagaimana yang dijanjikan c. Melakukan apa yang dijanjikan tapi terlambat

d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan

Wanprestasi

(21)

Akibat Wanprstasi

● 1243 KUH perdata yang menyataka sebagai berikut :

“Penggantian biaya rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan, barulah mulai diwajibkan apabila siberutang telah dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya hanya dapat dibuat dalam tenggang waktu yang telah

dilampaukannya.”

(22)

Tuntutan ganti rugi

a. Pasal 1239 KUHPerdata diatur bahwa apabila pihak yang wanprestasi tidak memenuhi kewajibannya, maka si berutang wajib memberikan

penggantian biaya rugi,dan bunga.

b. Yang akan diganti rugi oleh si berutang adalah kerugian yang diderita oleh pihak yang dirugikan atas kotrak tsb dan kerugian yang diderita atas

batalnya kreditur tersebut untuk menikmati keuntungan yang sedianya pasti diperoleh apa bila kontrak tsb berjalan dengan semestinya.

c. Berbeda jika dalam kontrak secara tegas memperjanjikan suatu jumlah uang tertentu sebagai jumlah ganti rugi yang harus dibayar oleh debitur kepada krediturnya dalam terjadinya wanprestasi

d. Bila besaran bunga telah disepakati para pihak, sepanjang masih

memenuhi asas kepatutan yang diatur dalam pasal 1339 KUH perdata, ketentuan tersebut menjadi ukuran besarnya bunga yang dilekatkan pada kewajiban pembayaran ganti rugi.

(23)

1. Selain hak untuk menuntut ganti rugi, wanprestasi juga memberikan hak kepada kreditur untuk membatalkan kontrak yang disepakati, sehingga masuk pada keadaan seakan kontrak tersebut tidak pernah disepakati.

2. pasal 1266 KUHP menegaskan peran keadilan dalam pembatala suatu kontrak beserta konsekuensi hukumnya, sebagai berikut :

“syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan yang timbal balik, manakala salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban. Dalam hal demikian persetujuan tidak batal demi hukum, akan tetapi pembatalan harus dimintakan hakim”

3. perbedaan pendapat tentang pasal 1266 KUHP 4. kontrak harus dibatalkan melalui utusan pengadilan

5. berdasarkan asas kebebasan berkontrak dan sifat Buku III KUHP yang menganut system terbuka, pasal 1266 dapat dikesampingkan

6. Kontrak dapat diputuskan secara sepihak tanpa putusan pengadilan 7. Sangat bergantung pada keyakinan hakim

Pembatalan

Kontrak

(24)

Overmatch ( Keadaan Memaksa)

1

. Pasal 1244 KUHP :

“jika ada alasan untuk itu, siberutang harus dihukum untuk mengganti biaya, rugi dan bunga apabila ia tidak dapat membuktikan padsa waktu yang tepat saat dilaksanakan perikatan itu”

“ tidaklah biaya rugi dan bunga harus digantinya, apabila lantaran keadaan memaksa atau suatu kejadian tidak disengaja si berutang berhalangan memberikan atau membuat sesuatu yang diwajibkan.

2. Keadaan memaksa tersebut harus dibuktikan oleh debitur (paihak yang tidak melaksanakan prestasi)

3. secara teoritis tidak ada ukuran overmach yang dapat diterima oleh semua ahli hukumm

4. Pada awalnya pengertian overmach dipahami para ahli hukum sebagai halangan yang muncul dari kejadian hebat dan menimbulkan akibat

besar,luas,permanen.

Contoh : bencana alam, wabah penyakit, perang, dan hal lainnya

5. dalam perkembangannya, ternyata pemahaman tersebut lebih pada

pengertian secara umum, karena overmatch mencangkup kejadian kejadian penghalang yang bersifat mutlak atau sementara

(25)

● Disebutkan dalam KUHPerdata tentang berakhirnya perikatan diantaranya yaitu :

a. Karena pembayaran

b. Karena penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan

c. Karena pembaharuan utang (Novasi)

d. Karena perjumpaan utang atau kompensasi e. Karena percampuran utang (Konfusio)

f. Karena pembebasan utang

g. Karena musnahnya barang yang terutang h. Karena batal atau pembatalan

i. Karena berlakunya suatu syarat batal j. Karena lewatnya waktu (Kedaluwarsa

Berakhirnya Suatu

Kontrak

(26)

Sekian dan

Terimakasi

h

Referensi

Dokumen terkait

Perikatan yang lahir karena perjanjian merupakan konsekuensi dari asas kebebasan berkontrak maksudnya setiap orang bebas untuk menentukan bentuk, macam dan

Perjanjian pengangkutan dikatakan tidak sejalan dengan asas kebebasan berkontrak karena perjanjian pengangkutan menggunakan bentuk perjanjian baku dimana perjanjian yang

B asas kebebasan berkontrak,yaitu konsekuensi dari berlakunya asas yang menekankan bahwa para pihak dalam suatu kontrak pada prinsipnya bebas untuk membuat atau tidak

Sebagai suatu asas pokok dari hukum perjanjian yang di atur dalam pasal 1320 KUHPerdata, yaitu sistem terbuka atau asas kebebasan berkontrak. Asas perjanjian yang dibuat

Mengacu kepada ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata tersebut, dapat diasumsikan adanya penyimpangan penerapan asas kebebasan berkontrak dalam kontrak baku kegiatan

Asas kebebasan berkontrak dalam melakukan suatu perjanjian merupakan bentuk dari adanya suatu kedaulatan hukum yang dipunyai oleh setiap individu dalam melakukan perbuatan

Ruang lingkup asas kebebasan berkontrak, menurut hukum perjanjian Indonesia adalah: kebebasan untuk membuat atau tidak membuat perjanjian, kebebasan untuk memilih

Pada perjanjian baku yang bersifat publik, eksistensi asas kebebasan berkontrak terimplementasi walaupun dibuat dalam bentuk perjanjian baku, karena seperti di