BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini berawal dari film yang memiliki tanda atau pesan yang ingin disampaikan dari pembuat film yang kemudian tanda tersebut dianalisis menggunakan teori semiotika Roland Barthes (2005), dimana tanda tersebut ada di sebuah adegan dialog dalam film yang masuk sebagai kajian komunikasi yaitu komunikasi verbal dan nonverbal.
Penelitian ini menggunakan analisis semiotika Roland Barthes (2005) yang dimana analisis ini mengkritisi persahabatan yang terjadi diantara tiga orang yang bersahabat karena memiliki persaman nasib yang sama yaitu sedang mejalankan hukuman. Adapun hasil yang didapat oleh peneliti dari penelitian ini bahwa persahabatan dalam film The Angrybird digambarkan melalui empat komponen persahabatan yaitu, keakraban (intimacy) dalam berinteraksi, kepercayaan (trust) pada diri sahabat, penerimaan (acceptance) secara sosial di lingkup persahabatan dan dukungan (support) yang diberikan oleh sahabat.
Komponen ini yang membedakan antara hubungan pertemanan biasa dengan
persahabatan. Dalam hubungan pertemanan biasa tidak ditemukan adanya kedalaman baik dari segi komunikasi verbal maupun nonverbal. Komponen keakraban dalam berinteraksi dapat diwujudkan dengan melakukan komunikasi yang lebih intim, misalkan dengan melakukan petualangan bersama.
Kepercayaan pada diri sahabat ditunjukan dengan meyakini apa yang dipercayai sahabat dengan usaha yang dilakukan untuk membuat sahabatnya percaya.
Sedangkan Penerimaan secara sosial dalam persahabatan berkaitan erat dengan adanya usaha untuk mempertahankan persahabatan dari perdebatan yang terjadi.
Melalui masalah yang ada dipersahabatan, sahabat dituntut untuk mampu mempertahankan persahabatannya dengan cara menerima kondisi sebenarnya akan sahabatnya. Kompenen yang terakhir yaitu dukungan komponen ini ditunjukan saat sahabat tetap bersama dalam situasi apapun.
5.2 Implikasi
5.2.1 Implikasi Sosial
Film The Angrybird mengandung makna yang sarat dengan nilai-nilai sosial. Dibalik film ini, khalayak penonton dapat memperoleh berbagai pesan dan suatu pembelajaran tentang bagaimana kita sebagai makhluk sosial sangat penting bersosialisasi, dan menjunjung tinggi nilai persahabatan. Dari
persahabatanlah kita bertemu dengan orang-orang baru, dan didalam prosesnya dapat dipelajari tentang memahami perbedaan. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menilai bahwa film The Angrybird dapat menjadi referensi bagi khalayak terutama bagi kalangan anak dan remaja sebagai pesan yang mengarah pada ajakan meningkatkan pentingnya interaksi baik dalam pergaulan, dinamika hubungan dalam bersosialisasi di masyarakat. Terutama pesan positif dalam film ini adalah adanya nilai persahabatan didalamnya, baik secara eksplisit maupun secara implisit/tersirat.
5.2.1 Implikasi Teori
Sebagai konsekuensi dari sebuah penelitian kualitatif hendaknya peneliti dapat menghasilkan sebuah teori baru. Namun jika hal itu belum bisa diwujudkan maka yang dilakukan adalah mengkonfirmasi hasil penelitian dengan teori yang ada. Penelitian ini memberikan implikasi teoritis bahwa analisis semiotika yang dikemukakan oleh Roland Barthes (2005) sangat relevan untuk melihat makna dari suatu film. Dengan teori ini kita mampu melihat tradisi pendekatan dalam penelitian ilmu komunikasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa interaksionisme simbolik komunikasi diawali dengan diri dan
komunikasi selalu melibatkan orang lain misalnya masyarakat dalam konteks luas. Dalam penelitian ini dengan teori analisis semiotika Roland Barthes (2005) melalui tiga pendekatan yaitu denotasi, konotasi dan mitos, peneliti mampu melihat maksud dan makna nilai persahabatan yang ditampilkan melalui film animasi The Angrybird. Nilai persahabatan sebagai relasi sosial memang sedikit terabaikan. Masyarakat menganggap bahwa nilai persahabatan tidak diperlukan dalam kehidupan sehari- hari. Bentuk relasi sosial tersebut merupakan bagian dari dinamikakehidupan manusia atau secara tidak langsung merefleksikan realitas sosial yangterjadi ditengah masyarakat.
5.2.2 Implikasi Metodologis
Penelitian ini mampu memperkuat bagaimana pemaparan data yang berasal dari observasi non partisipan kemudian mampu menerapkan metode kualitatif dengan analisa teori semiotika Roland Barthes (2005) untuk melihat penggambaran semiotika yang ditampilkan pada sebuah film dengan memfokuskan pada ekspresi dan gesture dari objek penelitian. Setelah menganalisis data berupa adegan film dengan pendekatan denotasi, konotasi dan mitos yang dianggap menggambarkan nilai persahabatan, maka peneliti merumuskan
sebuah mitos bahwa setiap orang dapat bersahabat karena rasa ingin bersahabat timbul karena adanya keakraban yang membuat saling memberikan kepercayaan dan didukung dengan usaha untuk mempertahankan hubungan persahabatan.
5.3 Saran
Berdasarkan analisis data dan kesimpulan yang diambil oleh peneliti dari hasil penelitian mengenai analisis semiotika nilai persahabatan dalam film animasi The Angrybird ini, terdapat beberapa saran yang ingin disampaikan oleh peneliti, adapun saran yang ingin disampaikan yaitu :
Diharapkan masyarakat dapat lebih mengerti dan memahami tentang nilai perahabatan bahwa sebagai makhluk sosial diperlukan adanya persahabatan sehingga nantinya dapat membedakan pertemanan dan persahabatan. Bagi individu-individu diluar sana yang ingin bersahabat jangan pernah takut untuk memulai dari diri sendiri untuk menanamkan rasa ingin bersosialisasi. Bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi selanjutnya yang akan melakukan penelitian disarankan agar mencari referensi sebanyak-banyaknya mengenai penelitian yang akan dilakukan. Nantinya referensi ini akan dapat mendukung penelitian anda kedepannya. Peneliti menemukan banyak tanda- tanda kultural di dalam film tersebut. Dan jika ingin mengambil objek formal
yang sama supaya peneliti dapat mengupas lebih tentang tanda kultural yang terjadi di dalamnya, seperti tanda kolonialisme.
Daftar Pustaka
Alex Sobur. 2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
---. 2016. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Anton, Barker. 2004. Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi.
Jakarta: Kanisius.
Aristoteles, Nicomachean. 2004 Ethics: sebuah “Kitab Suci” Etika, dalam
M. Ihsan (ed), diterjemahkan oleh Embun Kenyiwati, Teraju, Jakarta Selatan.
Biagi, Shirley. 2010. Media / Impact Pengantar Media Massa. Jakarta:
Salemba Humania.
Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta:
Jalasutra.
Kurniawan. (2001). Semiologi Roland Barthes. Magelang:
Yayasan Indonesiatera
Lexy Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Rosdakarya.
---. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Rosdakarya.
Margono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta: Prasetya Widi Pratama.
---. 2005. Metodologi Riset. Yogyakarta: Ekonisia.
Onong Uchjana Effendy. (2002). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi.
Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV.Alfabeta.
---. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method) . Bandung:
Alfabeta.
Wood, Julia T. 2013. Komunikasi: Teori dan Praktik (Komunikasi dalam Kehidupan Kita. Jakarta: Salemba Humanika.
Fitria Nurcahyanti. 2019. Representasi Persahabatan Dalam Film Negeri Van Oranje. Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Surakarta.
Marlenah. 2012. Analisis Semiotika Terhadap Pesan Moral Dalam Film Toy Story 3. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
http://repositori.uinalauddin.ac.id/7753/1/AYU
%20PURWATI%20HASTI M.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/The_Angry_Birds_Movie