• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB VI"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Sesuai dengan prinsip pembelajaran ilmiah aktif, Anda dituntut untuk mendalami, bertanya, mendalami, mengkonstruksi argumentasi serta mendefinisikan kembali hakikat dan urgensi demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, baik secara lisan maupun tulisan. Setelah mempelajari bab ini, Anda sebagai peneliti dan profesional masa depan diharapkan dapat; sikap terhadap hakikat, instrumen, dan praktik demokrasi Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Makna ini pada dasarnya mengacu pada perkataan Abraham Lincoln, mantan presiden Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa “demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” atau “pemerintahan oleh rakyat, oleh rakyat dan untuk orang-orang".

Pada bab ini akan dipelajari hakikat, instrumentasi dan praktik demokrasi Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Sanusi (2006) mengidentifikasi sepuluh pilar demokrasi konstitusional menurut UUD 1945, yaitu : “Demokrasi yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, Demokrasi dengan Kecerdasan, Demokrasi dengan Kedaulatan Rakyat, Demokrasi dengan “Rule of Law”, Demokrasi dengan Pemisahan Kekuasaan Negara, Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia, Demokrasi dengan Pengadilan yang Mandiri, Demokrasi dengan Kedaerahan. Otonomi, Demokrasi Sejahtera, dan Demokrasi Berkeadilan Sosial, dengan kata lain demokrasi universal adalah demokrasi yang bernuansa sekuler, sedangkan demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang berketuhanan Yang Maha Esa.

Sebagai “method” demokrasi pada dasarnya berkenaan with “political representation” and mencakup “regular voting procedures, free elections, parliamentary and judicial system free from executive control, notions of checks and balances in the system, predominance of individual rights over collective rights, and freedom of expression".

Gambar VI.2 Bung Hatta: “demokrasi Indonesia adalah kedaulatan rakyat  berdasarkan kolektivitas yang bersifat desentralistik”
Gambar VI.2 Bung Hatta: “demokrasi Indonesia adalah kedaulatan rakyat berdasarkan kolektivitas yang bersifat desentralistik”

Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Demokrasi yang Bersumber dari Pancasila

Namun, pada akhir abad ke-17 lahirlah demokrasi “modern” yang diusung oleh para pemikir Barat seperti Thomas Hobbes, Montesquieu dan J.J. Sehingga hingga saat ini demokrasi diyakini dan diterima sebagai sistem politik yang baik untuk mencapai kesejahteraan nasional. Tanpa demokrasi dalam suatu negara, dan segala sesuatunya diatur oleh pemerintah, maka kesejahteraan masyarakat akan hilang dan negara menjadi kacau balau.

Demokrasi sangat penting dan diperlukan bagi masyarakat, tidak hanya bagi pemerintah yang mempunyai kendali atas jalannya pemerintahan suatu negara. Harus ada masyarakat yang saling melengkapi, mendukung, dan masyarakat harus terlibat dalam pembangunan suatu negara untuk menciptakan kesejahteraan dan kesejahteraan. kesejahteraan negara. Semoga ini bisa membantu. Dalam demokrasi kita tidak bisa ingin satu sama lain menang sendirian, saling memaksakan kehendak, saling menghina, saling melecehkan, saling menjatuhkan. Adanya sikap saling menghormati, saling menghormati, saling memahami, saling menerima pendapat orang lain, saling terbuka, saling toleransi.

Munculnya penguasa dalam negara demokrasi ditandai dengan merebaknya “dinasti politik” yang menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakat: pemerintahan, lembaga perwakilan, bisnis, peradilan, dan sebagainya dari keluarga atau teman. Persoalan penolakan demokrasi kedaulatan rakyat ini muncul sebagai akibat dari kenyataan meresahkan bahwa pasca runtuhnya struktur kekuasaan “otokrasi”, ternyata kita tidak mempunyai demokrasi melainkan oligarki dimana kekuasaan terpusat pada kelompok kecil. sekelompok elit. , sedangkan mayoritas masyarakat (demo) masih jauh dari sumber daya (otoritas, uang, hukum, informasi, pendidikan, dan sebagainya). Mengapa kekuasaan politik formal dikuasai oleh sekelompok orang dalam partai, yang melalui pemilu berhak “menyaring” suara rakyat untuk mendapatkan kursi di Parlemen?

Mengapa bisa terjadi situasi dimana kelompok elit melalui parlemen dapat menggunakan suara rakyat untuk menjalankan agenda politiknya sendiri, yang seringkali berbeda dengan kepentingan masyarakat yang sebenarnya? Mengapa pihak-pihak yang mempunyai kekuatan kharismatik yang berakar pada tradisi atau agama terdapat pada sebagian masyarakat yang mampu menggalang loyalitas dan emosi masyarakat yang jika perlu berkorban untuk tujuan yang tidak jelas bagi mereka, masih hidup di masa sekarang? zaman demokrasi. Mengapa sekelompok kecil elit daerah bisa memegang kekuasaan formal dan informal yang digunakan untuk mengatasnamakan aspirasi daerah demi kepentingannya sendiri?

Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Demokrasi yang Bersumber dari Pancasila

Eksplorasi sumber sejarah, sosiologi dan politik tentang demokrasi yang diambil dari Demokrasi Pancasila yang diambil dari Pancasila. Demokrasi yang dirumuskan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat merupakan fenomena baru bagi Indonesia ketika merdeka. Namun nilai-nilai demokrasi sampai batas tertentu telah berkembang dalam budaya Indonesia dan dipraktikkan setidaknya di unit politik terkecil, seperti desa di Jawa, nagari di Sumatera Barat, dan banjar di Bali (Latif, 2011).

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Madinah, “negara-bangsa” didirikan atas dasar menyatukan seluruh kekuatan masyarakat menjadi satu bangsa (ummatan wahidah) tanpa membeda-bedakan kelompok agama yang ada. Pusat utama pertumbuhan demokrasi di Yunani adalah kota Athena yang sering disebut-sebut sebagai contoh penerapan demokrasi partisipatif di sebuah negara kota sekitar abad ke-5 SM. Model demokrasi ini mengalami kemunduran sejak jatuhnya Kekaisaran Romawi sekitar abad ke-5 M, bangkit sebentar di beberapa kota di Italia sekitar abad ke-11 M, dan akhirnya hilang.

Pemikiran humanis dan demokratis mulai bangkit kembali di Eropa pada masa Renaissance (c. abad 14 – 17 M), setelah mendapat stimulus baru antara lain dari peradaban Islam. Momen sejarah penting di era Renaissance yang mendorong kebangkitan demokrasi di Eropa adalah pergerakan Reformasi Protestan pada tahun 1517 hingga tercapainya perjanjian Westphalia pada tahun 1648, yang mendefinisikan prinsip hidup berdampingan dalam hubungan antara agama dan negara – yang membuka jalan bagi terbentuknya negara-bangsa dan tatanan kehidupan politik yang lebih demokratis. Penyebaran nilai-nilai humanis-demokratis mendapat ruang aktualisasi dalam munculnya ruang publik modern di Indonesia sejak akhir abad ke-19.

Masa Republik Indonesia I disebut masa demokrasi konstitusional yang menekankan peran parlemen dan partai sehingga disebut demokrasi parlementer. Masa Republik Indonesia II merupakan masa demokrasi terpimpin yang banyak mengandung penyimpangan dari demokrasi konstitusional yang secara formal merupakan landasan dan ciri dari beberapa aspek demokrasi kerakyatan. Masa Republik Indonesia IV (1998-sekarang) merupakan masa reformasi yang berupaya menegakkan demokrasi di Indonesia sebagai koreksi atas praktik politik yang terjadi pada masa Republik Indonesia III.

Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Demokrasi yang Bersumber dari Pancasila

Sikap demokrasi kita saat ini dapat kita lihat dari fungsi dan peranan lembaga permusyawaratan dan perwakilan rakyat menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Kewenangan lain yang timbul berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat 3 UUD 1945 adalah MPR berwenang memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden selama masa jabatannya berdasarkan UUD. Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan selama masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti melakukan pelanggaran berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, atau korupsi. suap, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, atau apabila tidak terbukti lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Kewenangan lain yang timbul berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat 3 UUD 1945 adalah MPR berwenang memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden selama masa jabatannya berdasarkan UUD. Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan selama masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti melakukan pelanggaran berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, atau korupsi. suap, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, atau apabila tidak terbukti lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Gambar VI.4 Struktur dan Wewenang MPR.
Gambar VI.4 Struktur dan Wewenang MPR.

Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Demokrasi Pancasila

Kita tentunya berharap dinamika ini akan membawa manfaat bagi demokrasi Pancasila yang semakin sehat dan dinamis, yang saat ini sedang berkonsolidasi menuju demokrasi yang matang (maturing demokrasi). Sebagai negara demokrasi yang berakar pada budaya bangsa, maka kehidupan demokrasi yang kita kembangkan harus mengacu pada landasan ideal Pancasila dan landasan konstitusional Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Penyelenggaraan demokrasi sebenarnya lebih memerlukan kecerdasan spiritual, kecerdasan aqliyah. . , kecerdasan rasional dan kecerdasan emosional 3 Demokrasi.

Kekuasaan negara memberikan keadilan hukum, bukan demokrasi yang hanya sebatas keadilan formal dan keadilan berpura-pura. Kekuasaan negara menjamin kepastian hukum (rule of law), bukan demokrasi yang membiarkan terjadinya kekacauan atau anarki. Kekuasaan negara mengedepankan manfaat atau kepentingan hukum, seperti perdamaian dan pembangunan, bukan demokrasi, yang justru mempopulerkan fitnah dan penodaan agama atau menimbulkan perpecahan, permusuhan dan kerugian.

Kisah di atas memberikan contoh pemimpin yang lemah, yaitu pemimpin yang tidak mampu melindungi rakyatnya. Berdasarkan sistem demokrasi yang kita anut, seorang pemimpin harus beriman dan tertawa, bermoral, berilmu, terampil dan demokratis. Berdasarkan cerita di atas, apakah menurut Anda Amangkurat I adalah pemimpin yang baik?

Bagi kami, perkara yang paling penting ialah dapat mengambil iktibar daripada beberapa siri insiden yang berlaku terhadap pemimpin yang zalim dan tidak bermoral. Oleh itu, sama sekali tidak ada guna atau faedah daripada pemimpin sebegitu. Jadilah pemimpin yang berakhlak, beretika dan berakhlak mulia yang dapat memberi manfaat kepada rakyat.

Tabel VI.1 Sepuluh Pilar Demokrasi Pancasila No  PILAR
Tabel VI.1 Sepuluh Pilar Demokrasi Pancasila No PILAR

Rangkuman Demokrasi yang Bersumber dari Pancasila

Dengan demikian, sebanyak 43 selir muda dimusnahkan hanya dalam satu hari. Oleh karena itu, Amangkurat I merasa leluasa untuk berjabat tangan dan berpelukan erat dengan masyarakat Belanda. Dengan semangat memperjuangkan kebenaran dan melawan kezaliman, Trunojoyo mengobarkan pemberontakan yang dibantu oleh Karaeng Galesong dari Makassar.

Akhlak adalah ajaran tentang baik dan buruk yang diterima secara umum mengenai tindakan, hubungan, kewajiban, dan lain-lain. Raja Louis Secara etimologis, demokrasi berasal dari kata Yunani demos yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan atau otoritas.

Demokrasi dapat dipandang sebagai suatu bentuk pemerintahan, sebagai sistem politik, dan sebagai pola kehidupan bernegara dengan prinsip-prinsip yang menyertainya. Demokrasi Pancasila dalam arti luas adalah kedaulatan atau supremasi ada di tangan rakyat yang pelaksanaannya dijiwai nilai-nilai Pancasila. Demokrasi Pancasila dalam arti sempit adalah kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara bijaksana dalam permusyawaratan perwakilan.

Demokrasi Indonesia adalah demokrasi konstitusional, selain nilai dan norma yang dirumuskan dalam UUD 1945, konstitusi Indonesia juga membatasi kekuasaan pemerintah dan menjamin hak-hak dasar warga negara. Prinsip-prinsip ideal demokrasi Pancasila telah dirumuskan, namun pada tataran empiris mengalami pasang surut. Sebagai pilihan model kehidupan bernegara, sistem demokrasi dipandang penting dan dapat diterima oleh banyak negara sebagai jalan untuk mencapai tujuan kehidupan bernegara, yaitu kemakmuran dan keadilan.

Praktik Kewarganegaraan 6

BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS

KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA KONTEKS KONTEMPORER PENEGAKAN

Gambar

Gambar VI.1 Dalam demokrasi, rakyat berdaulat, benarkah?
Gambar VI.2 Bung Hatta: “demokrasi Indonesia adalah kedaulatan rakyat  berdasarkan kolektivitas yang bersifat desentralistik”
Gambar VI.3 Pilih demokrasi atau nondemokrasi?
Gambar VI.4 Struktur dan Wewenang MPR.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat.  Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara

Menurut Wikipedia Indonesia, demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara)

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh

Pemilukada sering disebut sebagai kemenangan demokrasi massa atau demokrasi perwakilan. Dalam sistem demokrasi, rakyat adalah pemilik kedaulatan sejati sehingga sudah

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan