BAB VIII
ANALISA EKONOMI
Analisa ekonomi terhadap pra rancangan pabrik pembuatan metil isobutil keton dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum tentang kelayakan pabrik dari segi ekonomi. Analisa ekonomi dihitung berdasarkan literatur Plant Design and Economics for Chemical Engineering 4th Edition (Peters, 1991). Perhitungan analisa ekonomi diawali dengan menghitung Total Capital Investment (TCI) dan Total Production Cost (TPC), kemudian dilanjutkan dengan menghitung
parameter ekonomi lainnya yang digunakan untuk menganalisa kelayakan dan prospek dari pra rancangan pabrik pembuatan metil isobutil keton.
Parameter yang digunakan dalam menentukan kelayakan pendirian pabrik pembuatan metil isobutil keton antara lain:
1. Profitabilitas
a. Net Profit Before Tax (NPBT) b. Net Profit After Tax (NPAT) 2. Kemampuan Waktu Pengembalian
a. Kemampuan pengangsuran hutang b. Pay Out Time (POT)
3. Total Modal Akhir
a. Net Profit Over Total Life Time of Project (NPOLTP) b. Total Capital Sink (TCS)
4. Laju Pengembalian Modal
a. Rate of Return Investment (ROR)
b. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF-ROR) c. Net Return
5. Break Event Point (BEP)
Sebelum dilakukan analisa terhadap parameter diatas, beberapa hal berikut perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu, yaitu:
1. Modal Industri (Total Capital Investment), terdiri dari:
a. Modal Tetap (Fixed Capital Investment) b. Modal Kerja (Working Capital)
2. Biaya Produksi (Total Production Cost), terdiri dari:
a. Biaya Operasi (Total Manufacturing Cost) b. Belanja Umum (General Expenses)
Perhitungan Total Production Cost dapat dilihat pada lampiran IV.
8.1. Keuntungan (Profitabilitas)
Keuntungan (profitabilitas) merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode waktu tertentu. Keuntungan dari suatu rancangan perlu dipertimbangkan sebelum suatu pabrik didirkan. Keuntungan merupakan selisih antara penjualan dengan modal investasi produksi. Perkiraan keuntungan sudah harus dihitung sebelum dilakukannya investasi terhadap pabrik.
8.1.1. Pehitungan Annual Cash Flow (ACF)
Annual Cash Flow merupakan uang tunai yang tersedia setiap tahunnya.
ACF dapat dihitung dengan tahap sebagai berikut:
Perhitungan Produk
Metil isobutil keton (Kemurnian 99%) Harga = US$ 1,96/kg
Produksi/tahun = 110000 ton
Penjualan/tahun = US$ 215.380.000,00
Net Profit Before Tax (NPBT)= Total penjualan/tahun−TPC
= US$ 59.822.441,4652 Income Tax = 30% NPBT
= US$ 17.946.732,4395
Net Profit After Tax (NPAT) = NPBT− income tax
= US$ 41.875.709,0256 Depresiasi (9,09% FCI) = US$ 6.749.559,1200 Annual Cash Flow (ACF) = NPAT + Depresiasi
= US$ 48.625.268,1438
%ACF (ACF/TCI) = 56% (%ACF> %Bunga bank)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pengoperasian pabrik Metil isobutil keton memberikan keuntungan bersih setelah dipotong pajak sebesar US$ 41.875.709,0256. Dimana uang tunai yang akan diperoleh setiap tahunnya yaitu sebesar US$ 59.822.441,4652.
8.2. Lama Waktu Pengembalian Modal
Lama waktu pengembalian modal dapat dilihat dari:
1. Kemampuan Pengangsuran 2. Pay Out Time (POT)
Pabrik dinyatakan layak untuk didirikan apabila pinjaman dari Bank sudah dapat dilunasi sebelum mencapai setengah service life pabrik atau dapat dikatakan nilai POT harus kurang dari setengah service life pabrik. Operasi optimal dari suatu pabrik dapat diketahui dari service life pabrik itu sendiri. Suatu pabrik yang beroperasi melewati waktu sercive life-nya maka dapat dikatakan pabrik tersebut tidak beroperasi secara ekonomi lagi atau savlage value (TSV) sama dengan nol. Menurut Peter (1991) dalam buku “Plant Design and Economics for Chemical Engineers 4th Edition” service life untuk chemical manufacturing adalah 11 tahun.
Depresiasi dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Depresiasi =FCI-TSV Service Life Dimana,
FCI = Fixed Capital Investment = US$ 74.245.150,30 TSC = Salvage Value = 0
Service Life = 11 tahun
Sehingga , Depresiasi=US $6.749 .559,1200 8.2.1. Lama Pengangsuran Pengembalian Modal
Total Capital Investment merupakan modal awal yang diperlukan untuk pendirian pabrik. Modal ini harus dikembalikan beserta bunganya dengan cara pengangsuran. Penentapan lamanya pengangusran dapat digitung dengan langkah sebagai berikut:
Umur Pabrik = 11 tahun
TCI = US$ 87.347.235,65 ACF = US$ 48.625.268,1438 Bunga (i) = 7,9%
Pinjaman (P) = (1-i) TCI
Pinjaman (P) = US$ 80.446.804,03 Lama Angsuran (n)= 2 tahun
Besar Angsuran (A) ¿P×
[
(i×1+(1+i)n−1i)n]
= US$ 45.050.248,95
Tabel 8.1 Angsuran Pembayaran Pinjaman dan Bunga Tahun
Ke- Pinjaman Bunga Total Hutang Angsuran Sisa Hutang
0 $80.446.804,03 0 $80.446.804,03 0 80446804,03
1 80446804,03 6355297,518 86802101,55 $45.050.248,95 41751852,6 2 41751852,6 3298396,355 45050248,95 $45.050.248,95 0
Total 9653693,874 212299154,5 90100497,9
Dari tabel diatas diketahui bahwa modal akan dilunasi dalam jangka waktu 2 tahun. Waktu pengembalian modal yang kurang dari separuh umur pabrik (n<5,5 tahun) menunjukkan bahwa pabrik metil isobutil keton layak untuk didirikan.
8.2.2. Pay Out Time (POT)
Pay Out Time dapat dihitung menggunakan persamaan pada buku Peter (1991) “Plant Design and Economic for Chemical Engineers” halaman 310, dimana:
Pay Out Time (POT) = FCI + Bunga FCI ACF Dengan:
FCI (Fixed Capital Investment) = US$ 74.245.150,30 Bunga Total Capital Investment = US$ 9653693,874 ACF (Annual Cash Flow) = US$ 48.625.268,1438 Pay Out Time (POT) = 1,8 tahun
Pay Out Time (POT) yang diperoleh kurang dari setengah umur pabrik sehingga pabrik layak untuk didirikan.
8.3. Total Modal Akhir
Total modal akhir merupakan jumlah uang tunai yang ada hingga akhir umur pabrik. Total modal akhir dapat dinyatakan dalam dua cara, yaitu:
1. Net Profit Over Total Life of Project (NPOTLP) 2. Total Capital Sink (TCS)
Pabrik dinyatakan layak untuk didirkan apabila hingga kahir umur pabrik, nilai NPOTLP lebih besar dibandingkan jumlah nilai TCI dan bunga modal. Suatu pabrik juga layak didirikan jika nilai TCS lebih besar dibandingkan nilai TCI.
8.3.1. Net Profit Over Total Life of Project (NPOTLP)
NPOTLP merupakan jumlah keuntungan yang diperoleh (termasuk angsuran untuk membayar bunga modal) selama umur pabrik dalam bentuk uang tunai ditambah dengan capital recovery. NPOTLP dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
NPOTLP = CCP + CR Dimana,
CCP = Cummulative Cash Position CR = Capital Recovery
1. Cummulative Cash Position
Cummulative Cash Position (CCP) merupakan total ACF yang diperoleh selama umur pabrik setelah dipotong dengan TCI. CCP menunjukkan total keuntungan yang didapatkan dalam bentuk uang tunai (termasuk uang tunai untuk membayar bunga modal) selama umur pabrik. Nilai CCP dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
CCP = n. ACF – TCI Dimana,
n = umur pabrik = 11 tahun
ACF = Annual Cash Flow = US$ 48.625.268,1438 TCI = Total Capital Investment = US$ 87.347.235,65 CCP = US$ 447.530.713,9348
2. Capital Recovery (CR)
Capital Recovery (CR) merupakan modal yang ada pada akhir umur pabrik. CR terdiri dari modal kerja (working capital), salvage value (Vs), dan tanah (land). Nilai CR dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
CR = WC + Vs + L Dimana,
WC (Working Capital) = US$ 13.102.085,35 Vs (Salvage Value) = US$ 0
Land(L) = US$ 11.205.578,18
CR = US$ 24.307.663,53
Masukkan nilai CCP dan CR kedalam persamaan NPOTLP sehingga didapatkan:
NPOTLP = CCP + CR
NPOTLP = US$ 471.838.377,4615
Nilai NPOTLP yang didapatkan lebih besar dibandingkan nilai TCI ditambah bunga modal, sehingga pabrik ini dinyatakan layak untuk didirikan.
8.3.2. Total Capital Sink (TCS)
Capital sink menunjukkan keuntungan yang didapatkan dalam bentuk uang tunai selama umur pabrik, tidak termasuk uang tunai yang digunakan untuk membayar seluruh angsuran pengembalian modal. TCS dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
TCS = n. ACF- ΣAngsuran
n = umur pabrik = 11 tahun
ACF = Annual Cash Flow = US$ 48.625.268,1438
ΣAngsuran = US$ 90.100.497,90
TCS = US$ 444.777.451,6773
Nilai TCS yang didapatkan lebih besar dibandingkan nilai TCI, sehingga pabrik dinyatakan layak untuk didirikan.
8.4. Laju Pengembalian Modal
Laju pengembalian modal dapat dinyatakan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Rate of Return Investment (ROR)
2. Discounted Cash Dlow Rate of Return (DCF-ROR) 8.4.1. Rate of Return Investment (ROR)
Nilai ROR ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
ROR=Net Profit After Tax
TCI x100 %
Dengan,
NPAT = US$ 41.875.709,0256 TCI = US$ 87.347.235,65
ROR = 48%
Nilai ROR yang didapatkan melebihi besar bunga yang ditetapkan pihak bank, sehingga pabrik dinyatakan layak untuk didirikan.
8.4.2. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF-ROR)
n s n
V i i WC
i ACF i
TCI (1 )
) 1 ) (
1 ( .... 1 ) 1 (
1 )
1 (
1
2 1
Discounted Cash Flow Rate of Return adalah laju pengembalian modal yang dihitung dari nilai bunga TCI sehingga Total Present Value dari Annual Cash Flow (ACF) selama umur pabrik serta Working Capital & Salvage Value pada akhir umur pabrik sama dengan Total Capital Investment (TCI).
DCF-ROR dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
TCI = US$ 87.347.235,65
ACF = US$ 48.625.268,1438
WC = US$ 13.102.085,35
Umur Pabrik (n) = 11 tahun
Dari hasil trial and error menggunakan Microsoft Excel, didapatkan nilai Discounted Cash Flow Rate of Return (i) sebesar 63%. Nila ini lebih besar dibandingkan bunga bank sehingga pabrik dinyatakan layak untuk didirikan.
8.5. Break Even Point (BEP)
Break Even Point menunjukan presentase kapasitas produksi yang seharunya dicapai agar seluruh modal yang diinvestasikan lunas terbayar dengan tercapainya titik impas. Dapat diartikan sebagai Total Production Cost (TPC) = Selling Price (SP). Nilai BEP yang memenuhi syarat yaitu 20-40%. BEP dapati dtentukan secara matematis maupun secara grafis.
1. Metode Matematis
Nilai BEP dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
BreakEventPoint(BEP)= ¿Cost
Selling Price−Variable Cost x100 % = 32,33%
Keterangan :
Fixed Cost = Fixed Charge + Plant Overhead Cost + General Expense
= US$ 27.459.601,33
Variable Cost = Direct Production Cost = US$ 128.097.957,21 Selling Price = Total Income = US$ 215.380.000,00
Nilai BEP yang diperoleh memenuhi syarat yaitu dalam rentang 20-40%.
2. Metode Grafik
Tabel 8.2 Nilai Slope dan Intersep Break Even Point
X (%) Y/1.000 (USD)
% Kapasitas produksi Selling Price Fix Cost TPC
0 0,0000 27.459,6013 27.459,6013
100 215.380,0000 27.459,6013 155.557,5585
Slope (A) 2.153,8000 0,0000 1.280,9796
Intercept (B) 0,0000 27.459,6013 27.459,6013
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 0
50000 100000 150000 200000 250000
Selling Price Fixed Cost TPC BEP
Kapasitas Produksi (%)
Harga Jual (US$ 1000,000)
Ga mbar 8.1. Grafik Break Even Point (BEP)
Berdasarkan grafik BEP dapat diketahui bahwa selama produksi berjalan, fixed cost terlihat konstan untuk mengimbangi ongkos produksi yang terus meningkat. Titik impas akan tercapai ketika pabrik beroperasi sebesar 31,46 % dari kapasitas desain. Hal ini cukup memenuhi syarat, sehingga pabrik layak untuk didirikan. Kesimpulan hasil analisa ekonomi Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Metil Isobutil Keton Kapasitas 110.000 ton/tahun dapat dilihat pada tabel 8.3.
Tabel 8.3 Kesimpulan analisa ekonomi
N
o Parameter Hasil Perhitungan Syarat Kelayakan Kesimpulan 1 Annual Cash Flow
(ACF)
$ 48.625.268,1438 Lebih Besar dari bunga
bank (>7,25%) Layak Didirkan 2 Pay Out Time (POT) 1,8 tahun Kurang dari setengah
umur pabrik (5,5 tahun) Layak Didirkan
3
Net Profit Over Total Life Time OF The Project (NPOTLP)
$ 471.838.377,4615
Lebih besar dari
TCI+total bunga pinjam Layak Didirkan 4 Total Capital Sink (TPC) $ 155.557.558,535 Lebih besar dari Total
Capital Investment Layak Didirkan 5 Rate of Return on
Investment (ROR)
48% Lebih besar dari bunga
bank (>7,25%) Layak Didirkan
6
Rate of Retrurn Based on Discounted Cash Flow
(DCF)
63 % Lebih besar dari bunga
bank (>7,25%) Layak Didirkan 7 Break Event Point (BEP) 31,46 % 20%<BEP<40% Layak Didirkan