• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian 1 Dasar-Dasar Investasi oleh Invesnesia

N/A
N/A
ahmad yani

Academic year: 2025

Membagikan "Bagian 1 Dasar-Dasar Investasi oleh Invesnesia"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

Obligasi: Surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan dengan imbal hasil berupa bunga (kupon) yang dibayarkan secara periodik. Kemudian, aset digital seperti cryptocurrency (misalnya, Bitcoin) memberikan peluang investasi dengan potensi imbal hasil tinggi, meskipun volatilitasnya juga tinggi. Sementara tabungan di bank sering kali kalah dari inflasi, investasi dapat menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi untuk menjaga, bahkan meningkatkan nilai aset.

Pasar saham dalam jangka panjang cenderung memberikan imbal hasil yang lebih tinggi daripada instrumen lain seperti obligasi dan deposito. Risiko Suku Bunga: Harga obligasi di pasar sekunder biasanya berbanding terbalik dengan suku bunga pasar. Jika suku bunga naik, harga obligasi yang ada saat ini cenderung turun karena investor lebih memilih obligasi baru dengan kupon lebih tinggi.

Obligasi Pemerintah: Untuk investor yang memprioritaskan keamanan, seperti Surat Utang Negara (SUN) atau Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Obligasi Korporasi: Untuk investor yang mencari imbal hasil lebih tinggi, tetapi perlu memperhatikan peringkat kredit penerbit. Obligasi dengan Kupon Variabel: Untuk investor yang ingin berlindung dari risiko inflasi dan perubahan suku bunga.

Laddering: Membeli obligasi dengan berbagai tanggal jatuh tempo dengan tujuan untuk mengurangi dampak perubahan suku bunga.

Reksa Dana: Investasi Praktis dengan Diversifikasi Otomatis

Tujuan Investasi: Obligasi cocok untuk tujuan seperti mempertahankan nilai aset, menghasilkan pendapatan pasif, atau menciptakan arus kas yang stabil, seperti untuk kebutuhan hidup di masa pensiun. Sebagai contoh, dalam reksa dana saham, investasi dapat tersebar ke berbagai sektor, seperti teknologi,consumer goods, dan keuangan. Pengelolaan Profesional: Dana dikelola oleh Manajer Investasi berpengalaman yang menganalisis untuk memaksimalkan keuntungan, membantu investor yang kekurangan waktu atau pengetahuan untuk mengelola investasi sendiri.

Likuiditas Tinggi: Sebagian besar reksa dana dapat dicairkan kapan saja, memberikan fleksibilitas bagi investor untuk mengakses dananya jika diperlukan. Definisi: Dana dikelola dan dialokasikan ke berbagai instrumen investasi, seperti saham, obligasi, dan pasar uang. Risiko: Paling tinggi di antara jenis reksa dana lainnya karena fluktuasi harga saham dapat memengaruhi nilai investasi.

Investor Pemula: Reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap cocok untuk pemula yang mencari risiko rendah dan stabilitas. Investor dengan Waktu Terbatas: Reksa dana juga cocok untuk investor yang tidak ingin repot mengelola investasi secara langsung. Diversifikasi: Reksa dana campuran atau saham cocok untuk investor yang ingin melakukan diversifikasi aset dan berpotensi memperoleh keuntungan lebih tinggi dalam jangka panjang.

Tujuan Jangka Panjang: Reksa dana saham ideal bagi investor yang berencana menginvestasikan dana mereka untuk tujuan jangka panjang seperti pendidikan anak atau dana pensiun.

Properti: Investasi Aset Fisik dengan Nilai Jangka Panjang

Risiko Pasar: Nilai properti dapat tertekan jika permintaan pasar turun, seperti akibat krisis ekonomi, perubahan peraturan zonasi, atau bencana alam. Potensi: Penghasilan yang stabil dari sewa, terutama jika penyewa adalah bisnis dengan kontrak jangka panjang. Investor dengan Modal Besar: Properti cocok untuk pihak-pihak yang memiliki dana jumbo untuk investasi jangka panjang.

Tujuan Jangka Panjang: Properti ideal bagi mereka yang memiliki visi investasi jangka panjang, seperti persiapan dana pensiun atau warisan keluarga. Diversifikasi Properti: Kombinasikan beberapa jenis properti, misalnya properti residensial dan komersial, untuk membantu mengurangi risiko pasar spesifik.

Emas: Aset Safe-Haven yang Stabil di Tengah Ketidakpastian

Tidak Memberikan Pendapatan Pasif: Tidak seperti saham yang menghasilkan dividen dan properti yang dapat disewakan, emas tidak memberikan passive incomeatau hanya mengandalkan apresiasi harga untuk mendapatkan profit. Biaya Penyimpanan dan Keamanan: Saat membeli emas fisik, investor harus mempertimbangkan biaya tambahan seperti penyimpanan di brankas atau asuransi untuk melindungi emas dari pencurian. Batangan atau Koin: Jenis ini emas lebih cocok untuk investasi karena kadar emasnya tinggi (biasanya 99,99%).

Perhiasan: Meski populer, investasi dalam bentuk perhiasan kurang ideal karena harga emas sering tergerus oleh biaya pembuatan. Platform Online: Banyak platform investasi menawarkan akses untuk membeli emas digital dengan harga kompetitif tanpa biaya penyimpanan. Kontrak Berjangka (Futures): Cocok untuk investor berpengalaman yang ingin berspekulasi terhadap pergerakan harga emas dalam jangka pendek.

Investor Konservatif: Emas cocok untuk individu dengan profil risiko rendah yang mengutamakan keamanan dan perlindungan aset, terutama dalam kondisi pasar yang tidak stabil. Pantau Harga Pasar: Harga emas sering kali berbanding terbalik dengan nilai dolar AS (USD) dan suku bunga. Pilih Penyedia Tepercaya: Jika membeli emas fisik, sebaiknya beli dari institusi tepercaya seperti bank atau butik emas resmi untuk menghindari penipuan.

Investasi Jangka Panjang: Meskipun emas dapat disimpan sebagai investasi jangka pendek, potensi terbaiknya terlihat dalam jangka panjang sebagai alat pelindung nilai. Hindari Investasi Berlebihan: Idealnya, alokasikan dana maksimal 10% dari total portofolio investasi Anda dalam bentuk emas untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan.

Cryptocurrency: Investasi Berisiko Tinggi dengan Potensi Revolusi Teknologi

Inovasi Teknologi Blockchain: Blockchain yang menjadi fondasi cryptocurrency tidak hanya digunakan untuk transaksi, tetapi juga untuk kontrak pintar (smart contracts), decentralized finance (DeFi), tokenisasi aset, Non-Fungible Tokens (NFT), dan banyak potensi lainnya. Akses Global dan Desentralisasi: Cryptocurrency memungkinkan setiap orang untuk bertransaksi di mana saja tanpa perantara, seperti bank. Kurangnya Pemahaman Publik: Banyak investor pemula yang terjun ke dunia cryptocurrency tanpa memahami sepenuhnya teknologi atau risiko yang terkait, yang dapat mengarah pada keputusan investasi yang buruk.

Proyek Scam dan Token yang Tidak Kredibel: Dengan ribuan aset kripto yang beredar, banyak di antaranya adalah proyek yang tidak memiliki nilai nyata atau bahkan penipuan. Investor yang Memiliki Toleransi Risiko Tinggi: Cryptocurrency lebih cocok untuk individu yang siap menghadapi risiko besar dan memiliki dana cadangan yang cukup sehingga tidak hanya mengandalkan investasi ini untuk kebutuhan utama. Pahami Teknologi dan Proyek yang Didukung: Sebelum berinvestasi, pelajari teknologi blockchain dan proyekcryptocurrencyyang akan dipilih.

Sebaiknya, alokasi dana untuk kripto tidak lebih dari 5% dari total portofolio untuk mengurangi dampak risiko besar. Gunakan Dompet Digital yang Aman: Simpan aset Anda di dompet digital yang memiliki reputasi baik, seperti hardware wallet atau cold wallet untuk keamanan tambahan. Ikuti Perkembangan Regulasi: Tetap perbarui informasi tentang regulasi kripto di negara Anda untuk menghindari potensi kerugian akibat perubahan kebijakan.

Risiko dan Imbal Hasil dalam Investasi

Hubungan antara Risiko dan Imbal Hasil

Profil Risiko Investor

Imbal hasil mencerminkan potensi keuntungan dari suatu investasi, biasanya dalam bentuk persentase dari modal awal. Selain itu, jika saham tersebut memberikan dividen sebesar Rp100 per lembar, dan Anda memiliki 1.000 lembar saham, imbal hasil dari dividen adalah Rp100.000 (setara dengandividend yield10%). Obligasi: Jika obligasi memberikan kupon 8% per tahun dan Anda berinvestasi sebesar Rp100 juta, imbal hasil tahunan dari kupon adalah Rp8 juta.

Reksa Dana: Reksa dana yang memberikanreturn10% per tahun menghasilkan Rp10 juta untuk investasi sebesar Rp100 juta dalam satu tahun. Deposito: Jika Anda menempatkan dana sebesar Rp100 juta dalam deposito dengan bunga 4% per tahun, total keuntungan kotor adalah Rp4 juta per tahun. Properti: Jika beli properti seharga Rp500 juta dan nilainya melesat menjadi Rp600 juta dalam 2 tahun, imbal hasilnya adalah 20% (Rp100 juta ÷ Rp500 juta).

Intinya, keseimbangan antara risiko yang Anda sanggupi dan imbal hasil yang Anda harapkan adalah aspek penting dalam investasi.

Diversifikasi: Membagi Risiko, Meningkatkan Peluang

Mengapa Diversifikasi Penting?

Bagaimana Cara Melakukan Diversifikasi?

Diversifikasi yang Efektif

Menetapkan Tujuan Investasi

Jangka Pendek (1–3 tahun)

Jangka Menengah (3–10 tahun)

Jangka Panjang (>10 tahun)

Memahami Portofolio Investasi

Tujuan Portofolio Investasi

Komponen Portofolio Investasi

Prinsip Utama dalam Pengelolaan Portofolio

Jenis-jenis Portofolio Investasi

Mayoritas dana diinvestasikan pada instrumen berisiko rendah seperti obligasi, deposito, dan reksa dana pasar uang.

Mengapa Portofolio Investasi Penting?

Compounding: Rahasia Pertumbuhan Eksponensial

Cara Kerja Compounding

Mengapa Efek Compounding Sangat Kuat?

Tanpa Compounding: Jika Anda memperoleh imbal hasil Rp1 juta setiap tahun dari modal awal Rp10 juta, dalam 10 tahun uang Anda hanya menjadi Rp20 juta. Dengan Compounding: Dalam 10 tahun dengan return 10% per tahun, uang Anda tumbuh menjadi Rp25,94 juta—selisih hampir Rp6 juta lebih banyak hanya karena hasil keuntungan diinvestasikan kembali.

Faktor Kunci dalam Compounding

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui imbal hasil dari investasi kontrak opsi pada saham Telkom untuk jangka waktu 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan periode

Kemudian menilai kinerja dari portofolio saham setelah dilakukan investasi dengan menggunakan ketiga metode pengukuran kinerja portofolio, yaitu The Sharpe Index, The Treynor Index,

Aliran dana itu sendiri menyatakan jumlah serta saat diterimanya pemasukan tunai (cash income) dan jumlah serta saat dikeluarkannya biaya tunai (cash cost) suatu rencana investasi

Penelitian yang berjudul “ANALISIS PORTOFOLIO DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAM PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

2.3.1 Bobot Investasi Dana Setelah diperoleh saham-saham yang termasuk kombinasi pembentuk portofolio menawarkan risiko lebih kecil atau terendah dengan tingkat

Gunakan reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap untuk mendapatkan potensi imbal hasil yang lebih besar. Buat portofolio pensiun yang

Dari empat saham unggulan versi LQ 45 yang dianalisis menunjukkan bahwa saham HM Sampurna dan Telkom memberikan hasil yang optimum dalam pembentukan portofolio

Asset yang terdiri dari sekumpulan jenis investasi, dalam hal ini adalah saham disebut portofolio saham, Karena portofolio terdiri dari berbagai jenis saham, maka investor harus memilih