BAHAN AJAR
Kepribadian Pemimpin
Pada Perpektir LOCUS Of COntfOl
Dalam Meningkatkan Kineria Karyawan
Segala pujihanya milikALLAH SWTyang Maha Pengasih IagiMaha Penyayang.
Berkat limpahan rahmat, hidaya dan inayah-Nya kepada tim penulis, sehingga tim penulis mampu menyelesaikan bahan ajar ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Bahan ajar ini ditulis tidak hanya digunakan sebagai bukti hasil kinerja
dari
pemberian hibah penelitian tahun 2017 dari Kemenristekdikti RI dengan skema penelitian "Penelitian Dosen Pemula" namun juga untuk memberikan pengetahuan tentang kepribadian pemimpin pada perspektif Iocus of control dalam meningkatkan kinerja karyawan di Organisasi.Dalam penyusunan bahan ajar ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh tim penulis. Namun tim penulis menyadaribahwa kelancaran dalam penyusunan bahan ajar
ini tidak Iain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari semua pihak yang membantu, sehingga hambatan yang tim penulis hadapi teratasi. OIeh karena itu tim penulis mengucapkan terimakasih kepada Kemenristekdikti Rl dan semua pihak yang telah membantu sehingga bahan ajar ini dapat diselesaikan.
Tim penulis menerima adanya kritikan dan saran dari bahan ajar iniyang bersifat membangun guna menjadiacuan dalam bekal pengalaman tim penulis untuk Iebih baik di masayang akan datang.
Semoga bahan ajar ini dapat memberikan tambahan wawasan dan menjadi sumbangan pemikiran serta peningkatan ilmu pengetahuan bagi pembaca khususnya manajer/ pemimpin sehingga dapat memberikan inspirasi dalam meningkatkan kinerja karyawan.
Kata Pengantar Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Kepribadian Dalam
Perpektif
Locusof
Control(Lokus
Kendali) Bab 3 lnternalLocus of
Control danExternal
Locusof Control
Bab 4 Locus
of Control (Lokus
Kendali) Pada Pemimpin Daftar Pustaka2 4 7 11
16 20
BAB I
PENDAHULUAN
Kepribadian serta perilaku dari para pemimpin dapat memberikan efek energi kinerja bagi bawahannya. Menurut Dewi dan Mujiati (2015), kepribadian seorang pemimpin tumbuh dan bertahan secara konsisten yang berhubungan erat dengan kinerja karyawan dan tingkat kepuasan kerja karyawan. Bahkan menurut Yuling at.al. (2010), kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh faktor individual antara lain berupa karakteristik psikologis yaitu locus of controlyang merupakan aspek kepribadian yang mengacu pada sistem psikologis individu dan
sifat
unik yang dapat memutuskan seseorang berpikir dan berperilaku.Sehingga kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh tidak hanya dari rekan kerja, suasana kerja dan lingkungan kerjanya tapijuga dari pimpinannya.
Kepemimpinan merupakan
suatu
kegiatan memengaruhiorang
lain dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama. Sehingga kepemimpinan lahir dari berhasilnya seorang pemimpin yang tidak terlepas dari kepribadian dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dan didorong oleh keinginan untuk melakukan suatu perubahan dan perbaikan dalam masyarakatnya. Sikap, karakteristik kepribadian, nilai dan kualitasdiri
seorang manajer seperti kepercayaandiri
akan memengaruhi perilaku dirinya, termasuk bagaimana ia menangani situasi dimana ia bekerjadan
bagaimana berhubungan denganorang lain.
Kepribadian seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku sehubungan pekerjaannya. Salah satu hal terpenting untuk keberhasilan suatu organisasi adalah sikap para pemimpinnya, karenasikap dan perilaku
mereka berperan besar dalam membetuk sikap karyawan, misalnya kinerja, kepuasan kerja serta komitmen mereka terhadap organisasi.Salah satu bidang sehubungan dengan kepribadian yang penting bagi para pemimpin ataupun manajer dalam memimpin adalah locus of control (lokus kontrol). Seseorang berbeda berkenaan dengan apa yang cenderung ia akui sebagai sebab-akibat kesuksesan dan kegagalan dirinya sebagai seorang pemimpin. Terdapat dua
jenis
locus of control. Locus of controlyang ada pada setiap orang menentukan apakah ia menempatkan tanggung jawab utama sebagai seorang pemimpin dari hasil usahanya sendiri atau dari kekuatan luar. Sebagaian orang mempercayai bahwa tindakannya sendiri sangat memengaruhi apa yang terjadi pada dirinya dan sekitarnya. la merasa menguasai segalanya dari hasiljerih payah diri sendiri dan dibawahpengendalian diri. Orang seperti ini memilikitingkat lokus kontrol internal yang tinggi.
Sedangkan orang yang percaya bahwa apa yang terjadi dikehidupannya karena adanya kesempatan, keberuntungan, orang-orang dan peristiwa yang
terjadi
disekitarnya.la
merasa bahwasudah
merupakan takdirnya untuk menjadi seorang penguasa (pemimpin). Orang seperti ini cenderung memiliki tingkat lokus kontrol eksternal yang tinggi. Daft (20121di dalam bukunya yang berjudul Era Baru Manajemen menulis: "Orang-orang yang memiliki lokuskontrol internal akan lebih
mudahdimotivasi
karena mereka menyakini penghargaan yang nantinya akan mereka dapatkan adalah hasildari
kerja mereka sendiri. Mereka lebih mampu menangani informasi dan pemecahan masalah dengan lebih baik, lebih berorientasi pada pencapaian, tetapi juga lebih independen yang menyebabkan merekasulit
diatur. Sebaliknya orang- orang yang memiliki lokus kontrol eksternal lebihsulit
dimotivasi, kurang terlibat dalam pekerjaan mereka, lebih cenderung menyalahkan orang lain ketika berhadapan dengan evaluasi kinerja buruk, tetapi lebih patuh dan lebih dapat menyesuaikan diri, dan karenanya mereka lebih mudah diatur".Pemimpin dengan
lokus kontrol
eksternal dalam melakukan tugas mereka tergantung pada pihak luar dalam hal ini orang lain yang memberikan arahan secara detail. Sebaliknya pemimpin dengan lokus kontrol internal lebih menunjukkan kinerja dan pengetahuannya sendiri dalam melakukan pekerjaan mereka. Eagly dan Johnson peneliti dariAmerika (Herachwati dan Basuki: 2012)merumuskan dalam penelitiannya bahwa gaya kepemimpinan
yang berorientasi internal locus of control adalah gaya kepemimpinan laki-lakiyang mana apabiladi
lihat dari sudut pandang stereotip tentang jender maskulin yang menggambarkan sosok individu yang kuat, tegas dan berani sedangkan jender feminin yang menggambarkan sosok yang memperlihatkan sifat-sifat yang hangat dalam hubungan personal, dan lebih suka berafiliasi dengan orang lain adalah gambaran dari gaya kepemimpinan yang berorientasi external locusof
control, maka yang perlu dipahami adalah kembali pada sudut pandangstereotip tentang
perbedaan genderyang
mengganggaplaki-laki
adalah maskulin sedangkan perempuan adalah feminin. Berdasarkan dari pemahaman tersebut Eagly dan Johnson berasumsi bahwa gaya kepemimpinan laki-laki cenderung internal locus of control dan perempuan cenderung external locusof control.
Menyadari kontribusi locus of control pemimpin merupakan salah satu indikator penting dari kinerja karyawan, maka buku ajar ini bertujuan untuk mengajarkan kepribadian seorang pemimpin dilihat dari perpektif locus
of
controldalam meningkatkan kinerja karyawannya. Selain dari itu diharapkan dengan adanya buku ajar ini membantu masyarakat para calon pemimpinatau para pemimpin tambahan pengetahuan untuk mengenal kepribadiannya dalam perpektif Locus
of
Control ketika berhubungan dengan karyawannya atau bawahannya. Selain itu pembahasan dari buku ajar ini dapat digunakan sebagaiacuan bagi perusahaan dalam meningkatkan sekaligus memelihara kinerja perusahaan lewat kepribadian para pemimpin di perusahaan terhadap bawahan atau karyawan.BAB I
KEPRIBADIAN DALAM PERSPEKTIF TOCUS OF CONTROL (LOKUS KONTROL)
2.1 Locus
of Control
Merupakan Salah Satu Kepribadian Utama yang Memengaruhi Perilaku OrganisasiSetiap individu memiliki karakteristik kepribadian dan keragamannya masing-masing. Kepribadian menentukan perilaku individu dimana perilaku merupakan bentuk perwujudan tingkah laku dari individu terhadap suatu objek
pada suatu lingkungan. Sule dan Saefullah
(2015) mengatakan bahwa kepribadian pada dasarnya merupakan karakteristik psikologis dan perilaku dari individu yang sifatnya relatif permanen (karena terbentuk oleh waktu yang cukup lama) yang membedakan satu individu tenaga kerja dengan individu lainnya.Daft
(2012) menambahkan bahwa kepribadian seseorang adalah serangkaian karakteristikyang
mendasaripola
perilakuyang relatif
stabil dalam merespons ide-ide, objek-objek,atau
orang-orangdi
lingkungan.Menurut Luthans (2006) kepribadian berarti bagaimana orang memengaruhi orang lain dan bagaimana mereka memahami dan memandang dirinya, juga bagaimana pola ukur karakter dalam dan karakter luar mereka, mengukur trait
dan interaksi antara manusia-situasi.
Kepribadian seorang pemimpin berpengaruh terhadap
sikap,
sifat, perilaku sehubungan pekerjaannya dan mengelola para bawahannya. Dan sifat kepribadian menjadi indikator kuat dalam mengevaluasi perilakudi
tempat kerja. Sifat kepribadian pertama terkait dengan evaluasiinti diri
seseorang.Konsep sifat kepribadian dari evaluasi inti diri
I
core self-evaluation (Robbins dan Judge: 2008) adalah tingkat dimana individu menyukai atautidak
diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap atau efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas lingkungan mereka.lndividu yang cenderung menyukai diri
merekasendiri
dimana menganggap dirimereka efektif, cakap dan mengendalikan lingkungan mereka merupakan individu yang memilikievaluasiintidiri
positif. Sebaliknya, individu yang cenderung tidak menyukai diri mereka sendiri dimana menganggap diri merekatidak
berdayadan
meragukan kecakapan mereka atas lingkungan mereka merupakan individu yang memiliki evaluasi intidiri
negatif. Menurut Robbins dan Judge (2008), individu dengan evaluasi intidiri positif melihat lebih banyaktantangan dalam pekerjaan mereka, membuat mereka semakin nyaman.lndividu
denganevaluasi inti diri positif juga
cenderung mendapatkan pekerjaan yang leDlh rumit dan menantang. lndividu dengan evaluasi inti diripositif memilikikendali
atas pekerjaan mereka, cenderung menghubungkan hasil-hasil positif dengan tindakan-tindakan mereka sendiri. lndividu dengan evaluasi
inti
diripositif
bekerjalebih baik
karena mereka menentukantujuan yang
lebih ambisius, berkomitmen, dan bertahan lebih lama dalam berusaha mencapai tujuannya tersebut. Penelitian telah dilakukan untuk membuktikannya. Robbins dan Judge (2008) mengungkapkan penelitian yang dilakukan terhadap agen asuransijiwa bahwa evaluasi inti merupakan dasar penting penentu prestasi kerja. 90 persen usaha penjualan berakhir dengan penolakandi
perusahaanasuransi jiwa, sehingga perusahaan menginginkan adanya penjual yang nyakin dengan dirisendiri untuk bisa bertahan. Dan penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas penj ual yang berhasi I memi I i ki eval uasi i nti d i ri yang positif.
Terdapat dua elemen utama yang menentukan evaluasi inti diri seorang individu, yakni self-esteem (harga diri) dan locus
of
control (lokus kendali).Salah satu elemen yang menentukan evaluasi
diri
sendiri adalah locus of control. Lokus kendali (locusof
control) juga merupakan salah satu bidang sehubungan dengan kepribadian seseorang. Locus of control (Spector: 19821merupakan variabel penting
untuk
menjelaskan perilaku seseorang dalamsebuah organisasi. Menurut lvancevich, et al
(2007),locus of
control menentukan tingkatan sampai dimana individu menyakini perilaku mereka mempengaruhi apa yang terjadi pada mereka. Seorang pemimpin memiliki kepribadian yang berbeda berkenaan dengan apa yang cenderungia
akui sebagai sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan dirinya. Lokus kendali (Daft:20121 merupakan kecenderu ngan u ntu k menempatkan tangg u ng jawab utama atas kesuksesan atau kegagalan diri ditangannya sendiri (secara internal) atau pada kekuatan luar (secara eksternal). Sedangkan Robbins dan Judge (2008) menyatakan bahwa lokus kendali adalah tingkat dimana individu yakin mereka adalah penentu nasib mereka sendiri. Sule dan Saefullah (2015) menambahkan bahwa lokus kendali merujuk kepada sebuah kenyakinan yang dimiliki individu mengenai hasil yang mereka peroleh merupakan akibat dari apa yang mereka lakukan. Sebagai contoh, pemimpin yang bekerja baik dengan bawahannya akan beranggapan bahwa baik buruknya hasil kinerjanya sangat tergantung kepada kemampuan dan keahlian yang ditunjukkan oleh pemimpin tersebut adalah pemimpin yang memilikiinternal lokus kendali.Ada pula pemimpin yang beranggapan bahwa hasil kinerja yang buruk bukan dikarenakan kemampuan dan keahlian yang dia tunjukkan kurang baik namun dia beranggapan bahwa nasibnya kurang baik atau lebih cenderung menyalahkan bawahannya dari apa yang dia alami.
2.2
lmplikasi
Kepribadian Bagi OrganisasiRobbins
dan
Coulter (2010) mengungkapkanlebih dari 62
persenperusahaan kini menggunakan tes kepribadian saat merekrut
dan mempekerjakan seseorang. Dan mungkindisinilah nilai
utamanya dalam memahami perbedaan kepribadian. Pemimpin akan memiliki bawahan yang berkinerjalebih baik dan lebih puas
apabilabisa
menyesuaikan antara kepribadiandirinya
dengan bawahannya,dan
pekerjaannya. Teori yang dikembangkan olehJohn
Holland (Robbins dan Coulter:2010) menyatakan bahwa kepuasan seorang karyawan terhadap pekerjaannya, sekaligus juga kecenderungannya untuk mengundurkandiri
dari pekerjaannya, tergantung dari kadar dimana kepribadian individu sesuai dengan lingkungannya. Teorinya menyimpulkan bahwa kepuasan akan mencapaititik maksimum dan perputaran karyawan padatitik
minimumketika
kepribadiandan
pekerjaan seorang karyawan sesuai.Selain dari itu manfaat lain dari memahami kepribadian, pemimpin bisa mengambil pendekatan dalam mengambi! keputusan pemecahan masalah, dan interaksi kerja yang berbeda satu sama lain seperti pemimpin bisa menyadari ada bawahan yang kurang nyaman. Agar dapat bekerja bersama dengan efektif, pemimpin perlu memahami bawahannya terhadap sifat-sifat kepribadiannya
dan emosi.
Danini
bergunauntuk
menjadikan pemimpinsukses
dalam memengaruhi orang guna meraih pencapaian tujuan.2.3
lmplikasi Kepribadian
Locusof Control
Bagi OrganisasiPatten (Sumantri dan Gemina: 2015) mengemukakan bahwa locus
of control
berpengaruhsignifikan
terhadap pencapaiansuatu
kinerja dalam organisasi.la mengungkapkan dipenelitiannya bahwa individu dengan internal locus of control berkinerja lebih baik daripada individu dengan eksternal locusof
controL Beberapa penelitian empiris telah membuktikan bahwa locusof
control merupakan variabel penentu kinerja seseorang dan kinerja organisasi (Beukman yang dikutip oleh Sumantri dan Gemina: 2015). lndividu denganinternal
locusof control
akan bekerjauntuk
memperoleh reward dengan men u nj u kan usaha-usaha pencapaian rewa rd tersebut di mana usaha-usaha i ni biasanyaterkait dengan
pembelajarandan pencarian informasi
untuk mendukung pencapaian reward tersebut yangjuga
akan berdampak pada kinerja organisasi. Bello (Sumantri dan Gemina:20151menemukan bahwa salah satu variabel penting yang menjadi luaran dari locus of control adalah kinerja organisasional. Haliniteruji
pada penelitian yang dilakukan oleh SumantridanGemina
(2015)a Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang menyatakan control mem pu nyai pengaru h positif dan si gnifi kan2.4 Pertanyaan Diskusi
1.
Apakahyang
dimaksud dengan kepribadian? Mengapa perusahaan perlu memperhatikan kepribadian karyawannya?2.
Apakah yang dimaksud dengan evaluasi inti diri? Elemen-elemen apa sajakah yang menentukan sifat kepribadian dari evaluasi inti diri?3.
Setelah menyimak definisi lokus kendali dari beberapa pakar, coba buat definisi lokus kendali dengan kata-kataAnda sendiri.BAB III
INTERNAL LOCUS OF CONTROT DAN EXTERNAL LOCUS OF CONTROL
3.1 Perbedaan
Lokus
Kendali lnternal VsLokus
Kendali EksternalLokus kendali pertama kali dikemukakan oleh Julian B. Rotter (1966), seorang ahli psikologi dariAmerika Serikat. Rotter (1966) berpendapat bahwa locus
of
control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah ia merasa dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya. Orang yang menyakini bahwa baik buruknya hasil kinerjanya sangat tergantung pada usaha, prestasi dan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri adalah orang yang memiliki internal lokus kendali (internal locusof
controll.Sedangkan orang yang menyakini bahwa baik buruknya hasil kinerjanya sangat tergantung pada kerjasamanya dengan orang
lain dan
kondisi lingkungan kerjanya adalah orang yang memiliki ekternal lokus kendali (external locusof
controll.Adapun ciri-ciri perbedaan kepribadian antara internal locus of control dengan extern al loc u s of confrol men u rut Sumanj i (20 I 5), yakni. ..Ciri-ciri kepribadian internal locus of confrolsebagai berikut:
l.Merasa mampu untuk mengatur segala tindakan, perbuatan dan lingkungannya.
2.Rajin, ulet, mandiri dan tidak mudah terpengaruh begitu saja terhadap pengaruh dari luar.
3.Lebih bertanggung jawab terhadap kesalahan dan kegagalannya.
4.Lebih efektif dalam menyelesaikan tugas.
5.Memiliki kepercayaan tinggi akan kemampuan dirinya.
Sedangkan ciri-ciri kepribadian external locus of control adalah sebagai berikut:
l.Lebih pasrah dan bersikap comfroming dengan lingkungan.
2.Merasa bahwa perbuatannya kecil berpengaruh terhadap kejadian yang akan dihadapi, baik untuk menjalani situasiyang tidak menyenangkan maupun dalam usaha untuk mencapaitujuan.
3.Kurang bertanggung jawab terhadap kesalahan yang diperbuat.
4.Kurang percaya diri terhadap kemampuannya. Cenderung mengandalkan pada orang lain.
Berikut hasil penelitian pada Chatfield dan Wooten
(2012) yang memberikan perincian perbedaan kepribadaian lokus kendali pada individu di dalam organisasi, sebagai berikut:Internal Locus Of Control External Locus Of Control
o Lebih baik dalam mengerjakan
pekerjaanjika mereka sendiri yang
menenfukan target waktunya.
o Lakilaki cenderung lebih intemal dibandingkan wanita.
o Semakin berumur seseorang semakin lebih cenderung intemal.
o Semakin tinggi jenjang karir seseorang semakin lebih cenderung intemal.
o Memiliki gaya manajemen yang lebih partisipatif.
o Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
o Selalu berusaha untuk memperbaiki situasi jika terjadi masalah.
o Berusaha untuk mempengaruhi (memotivasi) orang lain.
o Aktif dalam mencari tahu informasi dan pengetahuan mengenai keadaan/ situasi disekitamya.
o Cenderung mengerjakan pekerjaan yang hanya dibebankannya.
o Membutuhkan target waktu yang ditentukan oleh orang lain dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
o Merasa menjadi korban penyakit dan stress.
o Cenderung berprasangka buruk (berpikiran negatif).
o Mudah menyerah padahal belum mengerahkan semua usaha dan kemampuannya.
o Mudah terpengaruhi oleh orang lain atau lingkungan sosial sekitarnya.
. Menyakini keberhasilan atau kegagalan berasal dari faktor keberuntungan, takdir atau kesempatan hidup.
Beberapa pemimpin merasa nyakin bahwa mereka mengatur dirinya
sendiri secara
sepenuhnya- bahwa
merekamerupakan penentu
dari nasib dirinya dan bawahannya dan memiliki tanggung jawab pribadi danorang lain
(bawahan)untuk
apayang teriadi.
Menurut lvancevich, et al (20071, ketika u berkineria dengan baik, mereka nyakin bahwa haltersebut disebabkan
oleh
usaha atau keterampilan mereka. Mereka digolongkan sebagai kepribadian lokus kendali internal. Lokus kendali internal(Robbins dan
Judge:2008)adalah individu yang yakin bahwa
mereka merupakan pemegang kendali atas apapun yangterjadi
padadiri
mereka.Ketika individu berkinerja baik, mereka yakin bahwa hal tersebut disebabkan oleh keberuntungan atau karena tugas tersebut merupakan tugas yang mudah.
Mereka digolongkan memiliki lokus kendali eksternal. Lokus kendali eksternal (Robbins dan Judge:2008) adalah individu yang yakin bahwa apapu yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar seperti keberuntungan dan kesempatan.
Penelitian Robbins dan Coulter
(2010)mengindikasikan
bahwa karyawan yang memiliki lokus kendalieksternal kurang pas dengan pekerjaan mereka, merasa terasingkan dari suasana kerja, dan kurang terlibat dalam pekerjaan daripada orang-orangyang lokus
kendalinya internal. Seorang pemimpin eksternal menyalahkan evaluasi kinerjanyayang buruk
akibat keterlibatan bawahan, rekan kerja, prasangkaatau
peristiwalain di
luar kendalinya; kalangan internal akan menjelaskan evaluasi serupa berdasarkan tindakan mereka sendiri.Wijono
(2015) mengungkapkan bahwaketika individu
ber-locus ofcontrol internal
menghadapistress
potensial, mereka sebelumnya akan mempelajari terlebih dahulu peristiwa-peristiwa yang dianggap mengancam dirinya, kemudia ia bersikap tertentu secara rasional dalam menghadapi stresskerja tersebut.
Sebaliknyaindividu yang ber-locus of control
eksternal menganggap bahwa segala peristiwa yang ada dalam lingkungan kerja di sekitarnya amat memengaruhi dirinya. dengan kata lain, sikap hidupnya amat dikendalikanoleh
lingkungan. lndividu yang mempunyai external locus of control cenderung menyimpulkan bahwa sesuatu yang terjadi pada dirinya karena adanya kekuatandari
luar dirinya, sehingga individu tersebut tidak bertanggungjawab atas tindakan yang dilakukannya (Sumija:2015). Gomez (Sumijah:2015) menyatakan bahwa individu dengan external locul of control cenderung untuk reaktif dan menolak situasi yang menekan pada dirinya, sehingga individu tersebut cenderung untukterikat
denganpola
perilaku maladaptifyang
dapat mengarahkan pada kepuasandiri yang tidak
mau dikaitkan antara perilaku dan pencapaian hasil.Parkes menambahkan (Wijono:2015) individu yang merasa nasibnya yang mengendalikan dirinya cenderung mempunyai perasaan cemas, mudah stress, depresi, neurosis, pekerjaan dan hidupnya. Sehingga orang dengan external locus of control cenderung lebih stres dan rentan terhadap depresi klinis (Benasq dan Dufour dikutip dalam Maltby, et al:20071.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa individu yang mempunyai
external locus of controt diidentifikasikan lebih
banyak menyandarkan harapannya untuk bergantung pada orang lain dan lebih banyak mencari dan mengharapkan datangnyasituasi yang
menguntungkan. Sementara itu individuyang
mempunyaiinternal
locusof control
diidentifikasikan lebih banyak menyandarkan harapannya pada diri sendiri dan diidentifikasikan jugalebih
menyenangi keahlian-keahlian dibanding hanya berharap menunggu situasi yang menguntungkan. lmplikasi yangjelas
untuk perbedaan antara internal dan eksternal dalam hal motivasi berprestasi mereka. Lokus kendali internal berkaitan dengan tingkat lebih tinggi dalam berpikir rasional.Namun ada baiknya
individu
mampu menyeimbangkan kepribadian lokus kendalinya sepertiyang dimaksud oleh Widyaninggar (2014) di salah satupenelitiannya yang
menyatakanbahwa sikap yang baik adalah
yang menempatkan faktor internal (internal locusof
controll dan faktor eksternal (external locusof
controll sebagai keduafaktor
yangsaling
mendukung.Misalkan saat seseorang mendapatkan peringkat
1
makahal itu
bukanlah hadiah dariguru melainkan karena jerih payah, ketekunan dan kecerdasan yang dimiliki oleh orang tersebut. lajuga
menambahkan bahwa locusof
control memiliki pengertian yang lebih tinggi dari kepercayaan diri. la menyimpulkan bahwa Locusof
control merupakan keyakinan yang mendalam bahwa jika seseorang berbuat halyang positif maka semua halyang akan kembali padanya juga positif.3.2 Faktor-Faktor yang Memengaru h i Locus of Control Dalam Organ isasi Adapun faktor-faktor yang memengaruhi kepribadian locus of control
pada individu, yakniantara lain:
1.
Episodic antecedenf yaitu kejadian-kejadian yang bermakna cukuppenting bagi
seorangindividu dan terjadi
dalamjangka
waktutertentu
(Robinsondan
Shaveryang dikutip oleh
lncentia dan Shukirman:2013).Misalnya kematian orang yang
disayangi, kecelakaan, kerusuhan atau gempa bumi, atau bencana lain yang terjadi secara beruntun.2. Acumulatif
Antecedentyaitu faktor-faktor yang bersifat
terus-menerus ada dan dapat memengaruhi perkembangan
kecenderungan locus of control (Robinson dan Shaver yang dikutip oleh lncentia dan Shukirman:20131. Menurut lncentia dan Shukirman (2013) faktor
ini terdiri
dari diskiriminasi sosial; ketidakmampuan yang seperti kebutaan, kelumpuhan, dan ketulian n seseorang pasrah karena merasa tidak berdaya;3. Faktor usia (Lacman ef al yang dikutip oleh lncentia
dan Shukirman:2013). Pada penelitian yang dilakukan oleh lncentia dan Shukirman (2013) menemukan bahwa usia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap locus of controlkepribadian individu.4.
Faktor perubahan status (Harvey yang dikutip oleh lncentia dan Shukirman:20131. Pada penelitian yang dilakukan oleh lncentia dan Shukirman (2013) menemukan bahwa status pernikahan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap locusof control
kepribadian individu.5.
Faktor budaya. Pada penelitian yang dilakukan Markus dan Kitayama (lncentia dan Shukirman:2013), terdapat perbedaan Iocus of control pada masyarakat Asia dan masyarakan Eropa karena adanya faktorbudaya.
MasyarakatAsia memiliki budaya kolektivisme
yang biasanya melihatfaktor yang
beradadiluar diri
mereka sebagai pengaruh yang signifikan dalam hidup mereka danini
merupakan kecederungan external locusof
control. Sedangkan masyarakat Eropa dan Amerika memiliki budaya individualisme yang cenderung melihat setiap kejadian yang terjadi dalam kehidupan mereka dapat dikendalikan oleh dirinya sendiri dan ini merupakan kecenderungan internal locus of control.3.3 Pertanyaan Diskusi
1.
Apakah yang dimaksud dengan lokus kendali internal?2.
Apakah yang dimaksud dengan lokus kendalieksternal?3. Seperti apakah
perbedaanantara lokus kendali internal
dengan eksternal menurut Anda?BAB IV
LOCUS OF CONTROL (LOKUS KENDALT) PADA
PEMTMPTN 4.1 Perbedaan Kepribadian Pemimpinlnternal
Locusof
Control (LokusKendali lnternal) dengan Pemimpin External Locus
of
Gontrol (Lokus Kendali Eksternal)Thomas S. Bateman dan
J.
Michael Crant (Kreitner dan Kinicki:20141 mengambil hubunganlokus kendali
sebagai langkah tambahan dengan memformulasikan konsep kepribadian proaktif. Thomas S. Bateman dan J.Michael Crant menjelaskan dan menggolongkan kepribadian proaktif dalam pengertian "seseorang
yang
relatiftidak
terkekang olehsituasi
dan yang memberikan pengaruh terhadap perubahan lingkungan. Orang-orang proaktif mengidentifikasi peluangdan
menindaklanjuti, memperlihatkan inisiatif, mengambil tindakan, serta tekun hingga muncul perubahan yang berarti", mereka memiliki apa yang disebut lokus kendali internal, keyakinan bahwa seseorang mengendalikan peristiwadan
konsekuensiyang
memengaruhi hidup seseorang. Misalnya, sesuatu "internal" cenderung mengacu pada hasil-hasil positif
sepertilulus ujian
berdasarkan pada kemampuan. Sebaliknya orang-orang yang memiliki lokus kendali eksternal cenderung menyerahkan hasil-hasil yang penting dalam hidup mereka pada sebab-sebab yang berkaitan dengan lingkungan, sepertikeberuntungan atau nasib. Thomas S. Bateman dan J. Michael Crant mengungkapkan bahwa kepribadian proaktif berkaitan secara positif dengan keberhasilan individu, tim dan organisasi. Dan menurut Kreitnerdan Kinicki
(2014) entrepreneuryang
berhasil adalahcontoh
kepribadian proaktif. Orang-orang yang memilikikepribadian proaktif adalah asset manusia yang sangat berharga. Mereka yang ingin maju akan mampu menumbuhkan inisiatif, dorongan, keberanian dan ketekunan orang lain dengan kepribadian proaktifnya dan perusahaan harus merekrutnya. Matt Globach adalah contoh yang tepat. Ia merupakan direktur manajemen produk untuk Google Enterprise.Penelitian mengenai lokus kendali (locus of control) yang dilakukan oleh Astuty, Gunawan dan Purnamasari (2015) menunjukkan bahwa locus of control berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan arah hubungan antara locus
of control
dengan kinerja manajerial adalahpositif
(searah)yang
artinya semakin baik locus of control maka kinerja manajerialakan semakin baik pula.Fred Luthans (Dewi: 20'l3l mengatakan karyawan lebih puas dengan manajer yang terkontrolsecara internal. Fred Luthans juga menambahkan manejeryang
terkontrol secara internal akan
menunjukkkankinerja lebih baik,
lebih memerhatikan bawahan, cenderung tidak gagal, melakukan gaya tindakaneksekutif yang lebih strategis, mengembangkan sikap dalam waktu yang panjang setelah promosi. Karena individu yang memilikiorientasi kendali internaldapat mempengaruhi nasib mereka, maka mereka lebih banyak tanggungjawab atas tindakan mereka dan atas kinerja mereka. Para internal mempunyai perspektif kedepan,
lebih
besar kemungkinan membuat rencanaproaktif
bagaimana mencapai sasaran, merekalebih inisiatif
memecahkan masalah, mereka percaya dengan kemampuan mereka untuk mempengaruhi oran lain, mereka lebih fleksibel, adaptif, dan inovatif. Sebaliknya orang yang memiliki orientasi kendali eksternal yang kuat yakin bahwa peristiwa kebanyakan ditentukan oleh suatu kebetulan atau nasib dan mereka tidak dapat berbuat apapun untuk memperbaiki hidup mereka (Dewi: 20131.4.2 Hubungan Pemimpin
Lokus
Kendali lnternal dan Pemimpin Lokus Kendali Eksternal Terhadap Kineria Bawahan (Karyawan)Menurut Dessler (2006), kinerja adalah sebagai prosedur apa saja yang meliputi: Penetapan standar kinerja, penilaian kinerja aktual karyawan dalam hubungannya dengan standar-standar ini, memberikan umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk menghilangkan kemerosotan kinerja atau terus berkinerja lebih
tinggi
lagi. Hasibuan (2001) mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya berdasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.Teori penilaian kinerja menurut Gustav (2006) bahwa menilai kinerja karyawan ditentukan berdasarkan pencapaian hasil kerja. Ukuran pencapaian hasil kerja dapat dinilai berdasarkan pencapaian secara kuantitas, kualitas, efisiensi, efektif dan prestasi. Artinya suatu ukutan pencapaian hasil kerja optial bila aspek pengukuran tersebut terealisasi sesuai target yang ditetapkan oleh pihak pimpinan atau perusahaan.
Pengertian tersebut berarti setiap pegawai harus menyadari bahwa pekerjaan yang dilakukannya harus membuahkan suatu hasil. Jadi kinerja itu dapat diartikan sebahai hasil kerja atau kemampuan kerja yang diperlihatkan seseorang, kelompok orang (organisasi) atau suatu pekerjaan pada waktu tertentu. Kinerja itu dapat berupa produk akhir (barang dan jasa) atau berbentuk perilaku, kecakapan, kompetensi, sarana dan keterampilan spesifik yang dapat mendukung pencapaian tujuan, sasaran organisasi. Rivai (20071 menyatakan bahwa
kinerja adlah hasil atau tingkat
keberhasilan seseorang secara keseluruhan sel tertentu di dalam melaksanakan tugasdibandingkan dengan berbagai kemungkinan, atau dengan kata lain mengacu kepada kuantitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas kerja seseorang.
Selanjutnya
definisi
kinerja individu sumber daya manusia menurut Mangkunegara (2005), bahwa kinerja merupakan standar penilaian hasil kerja sesuai standar pelayanan minimal yang mengacu kepada undang-undang, peraturan atau keputusan kebijakan organisasi dalam mencapai tujuannya sesuai output kerja berupa pelayanan yang sederhana, tepatwaktu, transparan, tidak diskriminatif, efisien dan ekonomis oleh individu sumber daya manusia dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja sumber daya manusia merupakan kinerja atau hasil kerjayang dicapai sumber daya manusia persatuan periode waktu
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.Menurut Mathis dan Jackson (DL dan Kuswati: 2013), faktor-faktoryang memengaruhi kinerja individu karyawan, yaitu:
a)
Kemampuan mereka.b)
Motivasi.c)
Dukunganyang diterima.d)
Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan.e)
Hubungan mereka dengan organisasi.Chatfield dan Wooten (2012) menemukan bahwa manajer laki-laki yang berorietasi internal locus of control lebih baik serta bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaannya serta memimpin
dan
mengelola karyawan atau bawahannya dibandingkan mereka yang berorientasi external locus of control.Penelitian
ini
didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Crowne dan Liverant pada tahun 1963 (Chatfield dan Wooten:20121serta Hjelle dan Couser padatahun
1970 (Chatfielddan
Wooten: 20121yang
menemukan bahwa pemimpin laki-lakiyang
berorientasiinternal locus of control lebih
baik kinerjanya dalam memimpin dibandingkan mereka yang berorientasi external locusof
control. Karena mereka cenderung untuk meningkatkan usahanya dalam mencari informasidengan tujuan untuk berupaya dalam mengendalikan lingkungan sekitar organisasinya.Gaus dan Ac (20141menemukan bahwa kepala sekolah wanita yang berorietasi internal locus of confrol lebih baik serta bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaannya
serta memimpin sekolah dibandingkan mereka yang berorientasi
external locusof control.
Penelitianini
didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Yukl (1994), Burke dan Nelson (2002), Brock dan Grady (20021 serta Cooper dan Kelly (1993) yang menemukan bahwa pemimpin wanita yang berorientasi internal locusof
control lebih baik kinerjanya dalam memimpin dibandingkan mereka yang berorientasi external locus of control.4.3 Pertanyaan Diskusi
1.
Berdasarkan pembahasan diatas,jenis
lokus kendali yang manakah harus dimiliki oleh seorang pemimpin? Tuliskan alasannya.2.
Tuliskan pendapat Anda tentang kepribadian pemimpin dengan lokus kendali internal terhadap bawahannya.3.
Tuliskan pendapatAnda tentang tentang kepribadian pemimpin dengan lokus kendali eksternal terhadap bawahannya.DAFTAR PUSTAKA
Astuty, Rannia F.Y, Gunawan, Hendra dan Purnamasari, Pupung.2015. Pengaruh Audit Manajemen dan Lokus Kendali terhudap Kinerju Munajerial Perusahaan (Survey Pada BaMN Di Kota Bandung,). Prosiding Akuntasi, Gelombffiig2, Tahun Akademik 2 0 I 4-20 I 5,IS SN : 2460 -65
6l
Brock, B.L. and Grady, M.2002. Avoiding burnout: A Principal's Guide to Keeping the Fire Alive. Corwin Press. Inc. : USA
Burke, R.J. and Nelson,
D.L.
2002. Advancing Women's Careers. Blackwood Publishers Inc.: UK.Chatfield, Heidi and Wooten, Allison. 2012. Who Is
In
Control of Your Employeets Behuvior? The Locus of Control Impact.All
Star Incentive Marketing. CDI-USA STRATEM,LLC.Cooper, C.L. and Kelly,
M.
1993. Occuputional Stressin
Headteuchers. British Journal ofEducational Psychology. 63Daft, Richard
L.
2012. Era Baru Manajemen, Edisi 9. Buku 2. Salemba Empat:Jakarta
Dessler, Gary.2006. Humun Resources Managemenl, Edisi 10. Pearson Prentice Hall: NewJersey
Dewi, Rosmala. 2013. Hubungan Perilaku Pemimpin,
Struktur
Tugas, Locus Kenduli Terhudap PerformanceKerja
Guru SD Kecamatan Medan Sunggal.Diakses 15 Maret 2016.
http : I I diglhb.unimed.ac. id/public/UNlMED-Arti cle-239 | A-Rosmala.pdf
Dewi, Dimika S. dan Mujiati, Ni W. 2015. Pengaruh The Big Five Personulity dan Kepemimpinun Transformasionul krhadap Kinerja Karyawan di Karma Jimbaran
Wla. E -Jwnal Unud, Vo. 4, No. 4, 20 I 5 : 93 0 -9 42. IS SN : 2302-89 12.
DL, Wuryaningsih dan Kuswati, Rini. 2013. Analisis Pengaruh Locus
of
Control Pada Kinerja Karyawan Proceeding SeminarNasional dan Call for Paper SACALL2013. ISBN: 97 8-97 L63 6-1 47 -2
Gaus, Nurdiana danAc, Arianto. 2014. Locus of Control Job Satisfaction Job Stress
among Female Headteachers
at Primary
Schoolsin
Makassar, Indonesia.Advancing Women in Leadership VoL 3 4, pp. 19 -21 . IS SN : 1093 -7 099 .
Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masaluft. Bumi Aksara: Jakarta
Herachwati, Nuri dan Basuki, BhaskarogaD.2012. Gaya Kepemimpinan Laki-Luki
Dan Perempuan.Malalah Ekonomi, No. 2 Agustus Tahun
XXII
Hidayat, Rachmad. 2013. Pengaruh Kepemimpinun terhadap Komunikasi,
Kepuasan Kerja, dan Komitmen Orgunisusi pada Industri Perbankun. Makara Seri Sosial Humaniora, 2013, I 7 (1): 19-32
Incentia, Pradita A. dan Shukirman, Imam. 2013. Hubangan Locus of Control dan Job Security pada Pekerja Kontruk Bank
X di
Solo. Jurnal Penelitian Fakultas Psikologi, Universitas IndonesiaIvancevich, JohnM., Konopaske, Robert dan Matteson, MichaelT.2007 . Perilaku dun Munujemen Orgunisasi, Edisi 7. Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo. 2014. Perilaku Organisasi, Edisi 9. Buku 1.
SalembaEmpat Jakarta
Luthans, Fred. 2006. Periluku Organisusi, Edisi 1 0. ANDI: Jogjakarta.
Maltby, J.,Day,L., dan Macaskill, A.2007. Personality, Individuul Dffirences and Intelligence, Edisi Satu. PearsonPrentice Hall: Harlow.
Mangkunegara,A.A.AnwarPrabu.2005. Periluku dan Prestasi Kerja Organisasi.PT.
RefikaAditama: Bandung
Rachmindari, Ranidya. 2015. Wunita dalum Kepemimpinan.Diakses 10 April
2016.
http : //www. markplus institute. com/who_we_areld etail _article I 6 5
Ray, Linda.2014. Leader's Impact on Employee Behaviors and Job Performance.
Diakses 18 Maret 2015
http://woman.thenest.com/leaders-impact-employee-behaviors-job-performance- 9232.html
Rivai, Yeithzal. 2006. Manajemen Sumber Dayu Munusia. RajaGrafindo Persada:
Jakarta
Robbins, StephenP. dan Coulter, Mary. 2010. Manajemen, Edisi 10. Jilid 2.Erlangga:
Jakarta
Robbins, Stephen P. dan Judge, TimothyA. 2008. Periluku Orgunisasi, Edisi 12. Buku
1 . Salemba Empat: J akarta
Rotter, J.B. 1966. Generalized Expectancies for Internul versus External Control
of
Re info r c em ent. P sy cholo gical Mono graph 8 0, no. 60 9
Spector, P. E. 1982. Behuvior in Organizutions as a Function of Employee's Locus
of
C o ntr o l. P sychological Bulletin, Vol. 9 I (3), 482 - 491
Sule, Ernie Tisnawati dan Saefullah, Kurniawan.2ll5. Pengantar Manajemez, Edisi Pertama. Prenadamedia Group : J akarta.
Sumantri, Ujang dan Gemina, Dwi. 2015. Pengaruh Fuktor Kepribadiun Individual, Self-Efficacy serta Locus
of
Control Tbrhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil Dan Menenguh Di Kecamutan Caringin Kabuputen Bogor. Jurnal Visionida, Vol. I No. 2, hal.15-30Sumijah. 2015. Locus
of
Control pudu Masa Dewasa. Seminar Psikologi dan Kemanusiaan. P sycholo gy F orum UMM, hal. 3 84 -3 9 1 . I SBN : 97 I -91 9 -7 46 -3 24 -8.Widyaninggar, Anggi A.2014. Pengaruh Efikasi
Diri
dan Lokus Kendali (Locusof
Control) Tbrhadap Prestasi Belajar Mutemutiku. Jurnal Formatif 4(2),hal.89-99.
ISSN:2088-351x.
Wijono, Sutarto. 2015. Psikologi Industri dun Orgunisasi: Dulam Suutu Bidang Geruk Psikologi Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama. Prenadamedia Group:
Jakarta.
Yukl, Gary. 1994. Leadership in Organization. Prentice Hall: USA
Yuling, Chen.,
IJt-Chi.
dan Hueryren, Yeh. 2010. The ModerutingEffict of
and Job Performance of Salespeople.
Locus
6Num,2 December,