Dosen pendukung : Dr. I Putu Sastra Wibawa, S.H., M.H. Program Studi: Hukum Hindu/Hukum Adat Mata Pelajaran: Filsafat Hukum. Setelah menempuh mata kuliah Filsafat Hukum, mahasiswa dapat memahami dan memahami mata kuliah Filsafat Hukum. Mahasiswa mampu memahami, menganalisis dan menjelaskan pokok permasalahan filsafat hukum (versi Van Apeldorn) dengan menggunakan bahasa Indonesia dan.
Mahasiswa dapat memahami, menganalisis dan menjelaskan konsep-konsep teori yang berkaitan dengan Sekolah Sejarah guna mengenal dan membedakan permasalahan hukum dengan permasalahan non hukum. Mahasiswa mampu memahami, menganalisis, menjelaskan dan mengenal konsep-konsep teoritis yang berkaitan dengan Fakultas Sosiologi. Bedakan antara permasalahan hukum dan permasalahan non hukum. Konsepsi-konsepsi hukum dalam filsafat hukum, 3) Sejarah filsafat hukum dan perkembangan filsafat hukum, 4) Pokok-pokok permasalahan filsafat hukum (versi Van Apeldorn), 5) Konsep-konsep teoritis mazhab alam hukum, 6) Konsep teori positivisme, 7) Konsep teori yang berkaitan dengan aliran sejarah, 8) Konsep teori yang berkaitan dengan aliran sosiologi, 9) Konsep teori yang berkaitan dengan aliran realis hukum pragmatis, 10) Teori hukum kritis, 11) Progresif teori hukum.
Ruang lingkup filsafat hukum adalah mampu mengenali dan membedakan persoalan hukum dengan persoalan non hukum. terjadi di masyarakat. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisis pengertian dan ruang lingkup filsafat hukum agar mampu mengenali dan membedakan permasalahan hukum dengan permasalahan non hukum yang timbul. di perusahaan.
IDENTITAS MATA KULIAH
CP. MATA KULIAH
CP Sikap
CP. Keterampilan khusus
- METODE PEMBELAJARAN
- BAHAN BACAAN/REFERENSI
- TUGAS DAN KEWAJIBAN
- PENILAIAN (KRITERIA, INDIKATOR, DAN BOBOT)
- MATERI DAN JADWAL PERKULIAHAN
Mahasiswa mampu memahami dan menganalisis pengertian dan ruang lingkup filsafat hukum hingga mampu mengenal dan. Mahasiswa mampu memahami, menganalisis dan menjelaskan konsep-konsep teoritis yang berkaitan dengan aliran hukum alam. Teori Hukum Kritis Mahasiswa mampu memahami, menganalisis dan menjelaskan teori hukum kritis agar mampu mengidentifikasi dan.
Teori Hukum Progresif Mahasiswa dapat memahami, menganalisis dan menjelaskan teori hukum progresif.
FILSAFAT HUKUM DAN FILSAFAT HUKUM HINDU
Ilmu Hukum;
Teori Hukum 3. Filsafat Hukum
Pengertian & Ruang Lingkup Filsafat Hukum
Politik Hukum
Filsafat Hukum HUKUM
Filsafat hukum secara filosofis membahas permasalahan hukum untuk mencari hakikat hukum dan menemukan hukum yang benar dan adil bagi setiap masyarakat, bangsa, dan negara; Pokok bahasan filsafat hukum adalah hukum yang dikaji secara mendalam hakikatnya, yang disebut hakikat. Cara membahas permasalahan filsafat hukum adalah dengan memahami pengertian dasar, sejarah dan aliran filsafat hukum;
Hakikat pembelajaran filsafat hukum adalah menguasai filsafat sekolah hukum, karena dengan bekal ini terjawab segala permasalahan filsafat hukum. Filsafat hukum merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas tentang apa itu hakikat hukum, apa tujuannya, mengapa hukum itu ada, dan mengapa manusia harus menaati hukum. Selain menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai permasalahan-permasalahan yang umumnya bersifat abstrak tersebut, Filsafat Hukum juga membahas pertanyaan-pertanyaan konkrit mengenai hubungan antara hukum dan moral (etika) serta pertanyaan mengenai legitimasi berbagai lembaga hukum.
Yurisprudensi positif hanya berurusan dengan sistem hukum tertentu dan mempertanyakan koherensi logis dari prinsip, peraturan, dan sistem hukumnya sendiri. Filsafat hukum memandang hukum sebagai fenomena universal sebagai sarana perhatian, yang kemudian dianalisis dengan menggunakan standar analisis dasar tentang hukum.
OBJEK FISKUM
- Penaatan Hukum
- Hak Negara Menghukum
- Hubungan Hukum dan Kekuasaan
- Demokrasi
- Hukum sbg sarana pembaruan masyarakat 5. Semua masalah kemasyarakatan
- Sumber Hukum dan tata urutan peraturan perundang-undangan;
- Pembukaan UUD 1945 sebagai Staatsfundamentalnorm;
- Transformasi nilai-nilai Pancasilla dalam sistem hukum di Indonesia
Ketiga pertanyaan tersebut penting untuk diangkat mengingat masing-masing berkontribusi dalam pencarian jawaban atas “apa” dan “bagaimana” filsafat hukum Indonesia, yang dengan sendirinya mengajak kita untuk mencari tahu “mengapa” jawabannya harus demikian.
POKOK BAHASAN TAMBAHAN
RUANG LINGKUP FILSAFAT HUKUM 1. Ontologi Hukum
- Epistemologi Hukum
- Aksiologi Hukum
- Teleologi Hukum Menentukan
- Teori Ilmu dari Hukum (Keilmuan Ilmu Hukum)
- Logika Hukum
- Penalaran Hukum
Kajian berkaitan dengan pertanyaan sejauh mana hakikat hukum atau permasalahan mendasar dalam filsafat hukum dirasakan oleh masyarakat.
KARAKTER BERFIKIR DALAM FILSAFAT (HUKUM)
Kritis artinya analisis filsafat tidak berhenti pada fakta, tetapi sampai pada fakta.
AKTUALISASI LAPISAN ILMU HUKUM (UTAMANYA FILSAFAT HUKUM) DALAM PRAKTEK HUKUM
RECHTS) LOGIKA
RECHTS) SOCIOLOGIE (RECHTS) ANTROPOLOGIE
RECHTSFILOSOFIE
RECHTSTEORIE
RECHTSDOMTIEK
RECHT EN RECHTSPRAKTIJK
AKTUALISASI FILSAFAT HUKUM MELELUI TEORI HUKUM DAN DOGMATIK HUKUM MENUJU PRAKTEK HUKUM
FILSAFAT HUKUM
TEORI HUKUM
DOGMATIK HUKUM
MEMBENTUK HUKUM MENERAPKAN HUKUMPRAKTEK HUKUM
2.AKTUALISASI FILSAFAT HUKUM LANGSUNG KE DOGMATIK HUKUM DAN PRAKTEK HUKUM
RECHT EN
RECHTSPRAKTIJK
AKTUALISASI TEORI HUKUM KE DOGMATIK HUKUM DAN PRAKTEK HUKUM
Aplikasi lapisan ilmu hukum di Indonesia
PANCASILA (PHILOSOPHISCHE GRONDSLAG)
RECHTSIDEE
DOGMATIK HUKUM (ILMU HUKUM POSITIF INDONESIA)TEORI HUKUM
PRAKTEK HUKUM INDONESIA
PEMBENTUKAN HUKUM MENERAPKAN HUKUM
Pemikiran aktualisasi cita hukum (“Rechtsidee”) dalam pembentukan hukum
Momen-momen dalam pembentukan Undang-Undang
7.AKTUALISASI FILSAFAT HUKUM DALAM
Ajaran Kedaulatan Tuhan; bahwa
Teori perjanjian masyarakat; bahwa
Teori kedaulatan negara, bahwa
BAHAN RENUNGAN UNTUK AKTUALISASI FILSAFAT HUKUM DI INDONESIA
FILSAFAT(FILSAFAT HUKUM)
ANTISIPASI”
ALIRAN FILSAFAT POSITIVISME
CITA HUKUM INDONESIA
PEMBENTUKAN HUKUM INDONESIA PENERAPAN HUKUM INDONESIA
TEORI HUKUM MURNI
DOGMATIK HUKUM INDONESIA
FILSAFAT HUKUM HINDU ?
SEKILAS PERKEMBANGAN SEJARAH FILSAFAT HUKUM
I PUTU SASTRA WIBAWA
Filsafat Hukum
Aturan Hukum (Hukum In Abstracto)
Putusan Hakim (Hukum In Concreto)
Praktek Hukum
Norm
Individual Norm
Politik Hukum
- ZAMAN KUNO
- MASA YUNANI
- MASA STOA = SEKELOMPOK MASYARAKAT YANG BERHASIL MENGEMBANGKAN LOGIKA MENJADI BENTU-BENTUK PENALARAN YANG SISTEMATIS
- MASA ROMAWI
- CICERO
- AGUSTINUS, DLL KARAKTERISTIKNYA
PERIODE STOIC = KELOMPOK MASYARAKAT YANG BERHASIL MENGEMBANGKAN LOGIKA MENJADI BENTUK ALASAN SISTEMATIS MENJADI BENTUK ALASAN SISTEMATIS. HUKUM KELUAR DARI LINGKUP KUDUS DAN MULAI DIPERTANYAKAN SEBAGAI GEJALA ALAM (ABAD VI SM – ABAD 5 M);
HUKUM KELUAR DARI LINGKUP SAKRAL DAN MULAI DIPERSOALKAN SEBAGAI GEJALA ALAM (ABAD VI SEBELUM MASEHI – ABAD V SESUDAH MASEHI);
ATURAN MASYARAKAT (HUKUM) ADA HUBUNGAN DENGAN ATURAN ALAM; ALAM INI DIANGGAP SEBAGAI SUCI DAN SAKRAL SEBAB BERKAITAN DENGAN
KEKUASAAN ILAHI. OKI ATURAN ALAM DICERMINKAN DALAM ATURAN MASYARAKAT YANG HARUS DITAATI UNTUK MENIMBULKAN KEADILAN,
ABAD PERTENGAHAN
- MASA GELAP → RUNTUHNYA KEKAISARAN ROMAWI
- MASA SCHOLASTIK → CORAK KHUSUS DARI AJARAN KRISTEN
KARAKTERISTIKNYA
HUKUM DITANGGAPI DALAM HUBUNGAN ERAT DENGAN TUHAN DAN AGAMA (ABAD V – ABAD XV SESUDAH MASEHI);
ATURAN ALAM TETAP DIANGGAP SEBAGAI NORMA UNTUK KEHIDUPAN BERSAMA, NAMUN MOTIFNYA BERUBAH YAITU
ZAMAN RENAISSANCE (ABAD 12)
ZAMAN PENCERAHAN
PEMIKIRAN HUKUM ROMAWI DIHIDUPKAN KEMBALI;
HUKUM MULAI DIPANDANG DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN KEBEBASAN MANUSIA DAN DENGAN NEGARA- NEGARA NASIONAL (ABAD XV – 1650)
ZAMAN RASIONALISME BARU (ABAD 17)
HUKUM DIPANDANG SECARA RASIONAL DALAM SISTEM- SISTEM NEGARA DAN HUKUM
TOKOH: HOBES, BENTHAM, IMANUEL KHANT
MENURUT KANT AKAL MANUSIA DIBAGI MENJADI 3 FUNGSI, YAKNI ; BERPIKIR, BERKEHENDAK DAN
MERASAKAN
SEGALA HAL YANG MERUPAKAN GEJALA-GEJALA DI
LINGKUNGAN KITA ADALAH GEJALA-GEJALA YANG MEMILIKI SIFAT DAN CORAK YANG KITA TENTUKAN SENDIRI
ZAMAN MODERN (ABAD 19)
NORMA UTAMA ADALAH AKAL BUDI MANUSIA; OKI
ATURAN MASYARAKAT MERUPAKAN PENCERMINAN AKAL BUDI MANUSIA
HUKUM DIPANDANG SEBAGAI FAKTOR DALAM
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DAN SEBAGAI OBJEK PENYELIDIKAN ILMIAH;
PENGERTIAN FILSAFAT HUKUM DIKEMBANGKAN DARI AHLI HUKUM
PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA TERHADAP HUKUM
ZAMAN YUNANI BERSIFAT KOSMOSENTRIS
ZAMAN ABAD PERTENGAHAN BERSIFAT TEOSENTRIS
ZAMAN PENCERAHAN BERSIFAT ANTROPOSENTRIS
ZAMAN MODERN BERSIFAT INDIVIDUALIS, RASIONALIS DAN MATERIALIS
ZAMAN POSTMODERN BERSIFAT KEMAJEMUKAN DAN DINAMIS
HUBUNGAN HUKUM DENGAN KEKUASAAN DAN SEBAB
ORANG MENTAATI HUKUM
Kekuasaan yang tidak dibatasi oleh rambu-rambu hukum (misalnya kekuasaan absolut seorang raja) dapat menimbulkan despotisme. Kekuasaan cenderung korup, kekuasaan absolut cenderung korup secara absolut. Hukum yang baik harus sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat dan mencerminkan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Hukum yang digunakan sebagai sarana inovasi dapat berupa undang-undang atau yurisprudensi atau gabungan keduanya.
Undang-undang yang tidak sejalan dengan nilai-nilai yang tumbuh di masyarakat akan sulit diterapkan dan banyak tantangan yang akan dihadapi untuk mempertahankannya di masyarakat. Perubahan tatanan kehidupan masyarakat rentan terhadap gesekan yang dapat menimbulkan konflik dan mengakibatkan gejolak dalam masyarakat, oleh karena itu perlu adanya undang-undang yang mengatur perilaku anggota masyarakat agar tetap berada pada koridor sosial budaya. nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.
Teori Kedaulatan Tuhan
Terdapat beberapa perbedaan pendapat mengenai munculnya teori kesepakatan masyarakat ini, yaitu antara Thomas Hobbes, John Locke dan J.J. Kekuasaan yang dimiliki oleh anggota masyarakat tetap berada pada individu dan tidak diserahkan kepada orang tertentu secara mutlak atau dalam keadaan tertentu. Hukum itu bersifat wajib bukan karena negara menghendakinya, melainkan karena merupakan rumusan dari kesadaran hukum masyarakat.
Kesadaran hukum ini timbul dari perasaan hukum setiap individu, yaitu perasaan bagaimana seharusnya hukum itu berlaku.
APLIKASI NILAI – NILAI FILSAFAT HUKUM DALAM PRAKTEK HUKUM
UNHI DENPASAR
Filsafat hukum harus dipelajari agar manusia tidak tersesat, dengan hukum dan penegakan hukum dan
Filsafat hukum harus tetap dipertahankan jika masih menghendaki tegaknya keadilan dan
Bagaimana menerapkan nilai-nilai filsafat hukum dalam praktek sehingga melahirkan pembentukan dan penerapan hukum yang baik.
PEMBAHASAN
Filsafat hukum telah mampu mengusahakan suatu sistem nilai atau sistem kaidah – kaidah
Proses aplikasi nilai – nilai filsafat hukum dalam praktek sampai terbentuknya suatu sistem hukum,
Nilai – nilai filsafat hukum hadir untuk
Menerapkan nilai-nilai filsafat hukum dalam penciptaan dan pelaksanaan hukum yang baik. Pada gambar di bawah terlihat kedudukan hukum digambarkan pada dua arah, yaitu dunia gagasan dan nilai serta dunia realitas sehari-hari.
Dunia Nilai - Nilai
HUKUM
Dunia Sehari - hari
Sedangkan Filsafat Hukum mempunyai fungsi sebagai pengembangan ilmu hukum dan sebagai ilmu yang mencari landasan kritis bagi karya-karya ilmu hukum dalam rangkap fungsinya sebagai bidang kegiatannya. Penerapan nilai-nilai filosofis dalam praktik hukum dikaitkan dengan dunia cita-cita dan kenyataan, karena pada akhirnya memang seharusnya demikian. Dalam penerapan hukumnya, hukum yang baik memenuhi nilai-nilai dasar hukum, yaitu: nilai keadilan, nilai kepastian hukum, dan nilai oportunisme.
Tiga Pernyataan Filsafat Hukum, yang Selalu Dalam Keadaan Bersitegang
Momen Kontradiktorik
Keterangan
Spesies pernyataan tentang ikhwal keadilan ke spesies pernyataan tentang ikhwal kepastian hukum tidak valid Spesies pernyataan tentang ikhwal kepastian hukum ke spesies pernyataan tentang kemanfaatan hukum, tidak valid
Kedudukan Filsafat Hukum Selaku Pengembanan Intelektual atas Hukum
ALIRAN HUKUM ALAM
Aliran hukum alam berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi 2 (dua): irasional, hukum yang berlaku universal dan abadi yang berasal langsung dari Tuhan. yang universal dan abadi adalah akal manusia. Hukum Alam Sebagai Substansinya, Hukum Alam menciptakan sejumlah besar aturan yang bersumber dari berbagai prinsip mutlak yang lazim disebut hak asasi manusia. Lex Eterna adalah akal Tuhan sendiri yang mengatur segala sesuatu dan merupakan sumber segala hukum.
Lex Divina, bagian dari rasio Tuhan yang dapat dicatat manusia berdasarkan wahyu yang diterimanya. Lex Positif, merupakan pelaksanaan hukum alam oleh manusia sehubungan dengan keadaan khusus yang diperlukan oleh keadaan dunia. Hukum alam timbul dari rasio-rasio manusia yang merupakan pancaran pikiran manusia, tanpa memandang apakah perbuatan manusia itu baik atau buruk, apakah perbuatan manusia itu dapat diterima atau ditolak atas dasar kesusilaan alam.
Segala sesuatu yang menjadi gejala di lingkungan kita adalah gejala yang mempunyai ciri-ciri dan pola yang kita definisikan sendiri.
ALIRAN
POSITIVISME HUKUM
John Austin
7(Hans Kelsen)
Dua teori Hukum Hans Kelsen
In a broader sense, however, each legal norm is the "source" of those other norms, the creation of which it regulates, thereby determining the process of creation and the content of the norm to be created. Thus, the constitution, the law is the "source" of laws created on the basis of the constitution, the law is the "source" of the court decision based on it, the court decision is the "source" of the duty it imposes on the party. , and so on. Sepiap norma dasar adalah sumber dari norma hukum lainnya yang pemanganyannya diatur oleh norma hukum tersebut, di.
Setiap norma dasar adalah sumber dari norma hukum lainnya yang pembentukannya diatur oleh norma hukum tersebut, di
MAZHAB SEJARAH HUKUM
PENGANTAR AWAL
PEMIKIR MAZHAB SEJARAH ‘VON SAVIGNY’
HUKUM MERUPAKAN PENCERMINAN DARI JIWA RAKYAT (VOLKGIEST)
HUKUM BERKEMBANG BERSAMA-SAMA DENGAN PERTUMBUHAN RAKYAT
HUKUM MENJADI KUAT BERSAMA-SAMA DENGAN TUMBUHNYA KEKUATAN-KEKUATAN RAKYAT
HUKUM DAPAT MATI JIKA NEGARA KEHILANGAN KEBANGSAANNYA
MAZHAB SEJARAH = HISTORICAL JURISPRUDENCE
HUKUM DILIHAT DARI SISI ‘HISTORIS’ NYA HUKUM
HUKUM ADA KARENA ADANYA PERKEMBANGAN MASYARAKAT
VOLKGIEST = HUKUM DARI JIWA RAKYAT
HUKUM DARI JIWA RAKYAT MAKSUDNYA ADALAH HUKUM BERSUMBER DARI NILAI-NILAI YANG HIDUP DI MASYARAKAT
PEGANGAN DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA SESUAI DENGAN KONSENSUS BERSAMA
HUKUM DARI JIWA RAKYAT TIDAK DAPAT DILEPASKAN DENGAN HUKUM ADAT YANG SECARA HISTORIS LEBIH
PANCASILA = VOLKGIEST BANGSA
JIWA DARI HUKUM YANG ADA DI INDONESIA ADALAH NILAI-NILAI PANCASILA
HUKUM YANG BERNILAI KETUHANAN YANG MAHA ESA, BERKEMANUSIAAN, MENNJUNJUNG PERSATUAN,
DEMOKRASI UNTUK MENCAPAI KEADILAN SOSIAL
PANCASILA SEBAGAI SUMBER MATERIIL ATAU SUMBER DARI SEGALA SUMBER HUKUM DI INDONESIA
HUKUM YANG MENGIKUTI
PERKEMBANGAN MASYARAKAT
HUKUM SELALU BERPROSES
HUKUM TIDAK KAKU
HUKUM MENGIKUTI KE ARAH PERKEMBANGAN MASYARAKAT
KEKUATAN RAKYAT MENJAGA AJEGNYA HUKUM YANG
BERSUMBER DARI JIWA BANGSA
TESIS MAZHAB SEJARAH
HUKUM TIDAK TERPISAHKAN DENGAN NILAI, ETIKA DAN MORAL YANG HIDUP DI
HUKUM DILIHAT DAN TERKAIT DENGAN KENYATAAN YANG ADA DI MASYARAKAT
APAKAH INDONESIA JUGA MENGANUT ALIRAN MAZHAB SEJARAH ?
FILSAFAT HUKUM UTILITARIANISME
PENGANTAR
Utilitarianisme diartikan sebagai hedonisme kesejahteraan (walfare hedonism). Ini adalah bentuk utilitarianisme paling
Persoalannya, tidak ada satu pun pengalaman yang berharga dan tidak mungkin semua pengalaman berharga dapat dipenuhi dalam waktu yang bersamaan.
Terpenuhinya pilihan-pilihan individu disebut sebagai pemenuhan pilihan. Mengandaikan adanya unsur
Utilitarianisme diartikan sebagai terpenuhinya pilihan- pilihan rasional individu yang berdasar kepada
Nilai Positif Etika Utilitarianisme
Kelemahan Etika Utilitarianisme
DAFTAR PUSTAKA
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
PELOPOR ALIRAN S.J
ROESCOE POUND
EUGEN EHRLICH
BENYAMIN CARDOZO
GURVITCH
INTI ALIRAN S.J
HUKUM YANG BAIK ADALAH HUKUM YANG SESUAI DENGAN HUKUM YANG HIDUP DI DALAM MASYARAKAT
HUKUM YANG SESUAI DENGAN NILAI-NILAI YANG BERKEMBANG DI MASYARAKAT
PERBEDAAN S.J DENGAN SOSIOLOGI HUKUM (ROSCOE POUND)
SOSIOLOGI HUKUM TUMBUH DAN BERKEMBANG DI EROPA KONTINENTAL SEDANGKAN S.J DI ANGLOSAXON
S.J ADALAH MAZHAB FILSAFAT HUKUM YANG MEMPELAJARI PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA HUKUM DAN MASYARAKAT, SEDANGKAN SOSIOLOGI HUKUM ADALAH CABANG SOSIOLOGI
S.J PENDEKATAN HUKUM KE MASYARAKAT SEDANGKAN SOSIOLOGI HUKUM SEBALIKNYA DARI MASYARAKAT KE HUKUM
PEMIKIRAN S.J
MAZHAB INI MEMANDANG PENTINGNYA LIVING LAW ATAU HUKUM YANG HIDUP DI MASYARAKAT
LAHIR DARI ANTITESIS POSITIVISME HUKUM, DIMANA MEMANDANG HUKUM YANG MAMPU MENGHADAPI UJIAN AKAL DAN MORAL AKAN HIDUP TERUS
HUKUM DIPANDANG SEBAGAI SUATU PENGALAMAN NYATA YANG KEMUDIAN DIATUR OLEH BADAN YANG BERWENANG
PEMIKIRAN SOSIOLOGI HUKUM (ACHMAD ALI)
MEMANDANG HUKUM SEBAGAI KENYATAAN SOSIAL BUKAN SEBAGAI KAIDAH
PERSAMAAN DENGAN POSITIVISME HUKUM, SAMA-SAMA MENARUH PERHATIAN PADA HUKUM YANG TERTULIS
PERBEDAAN POSITIVISME HUKUM DENGAN SOSIOLOGI HUKUM
POSITIVISME HUKUM MEMANDANG HUKUM HANYA KAIDAH DALAM PERATURAN TERTULIS SEDANGKAN SOSIOLOGI HUKUM MEMANDANG HUKUM ADALAH KENYATAAN SOSIAL
MEMANDANH HUKUM TIDAK OTONOM DAN TERPENGARUH DENGAN FAKTOR NON HUKUM YANG ADA DIMASYARAKAT
POST. HK MEMANDANG HUKUM SEBAGAI DAS SOLLEN SEDANGKAN SOSIO HK MEMANDANG HUKUM SEBAGAI DAS SEIN
POST HK MEMANDANG YURIDIS NORMATIF SEDANGKAN SOSIO HK. MEMANDANG EMPIRIS
POST HUKUM MEMAKAI METODE PRESKRIPTIF MENERIMA HUKUM POSITIF DAN PENERAPANNYA SEDANGKAN SOSIO HK MEMAKAI METODE DESKRIPTIF DENGAN SURVEI LAPANGAN, OBSERVASI DAN WAWANCARA
CIRINYA
Kaidah-kaidah hukum yang dikonkretkan oleh hakim dengan metode interpretasi dan konstruksi hukum
Moral hidup pribadi hakim 3) Kepentingan sosial
ALIRAN HUKUM KRITIS
SEJARAH
KEBANGKITAN KEMBALI KAJIAN SOSIAL
TERHADAP HUKUM PADA DEKADE 1960-1970- AN DIIKUTI KELAHIRAN CRITICAL LEGAL
STUDIES (CLS)
MERUPAKAN FENOMENA POST-MODERN DAN BENTUK RESPON TERHADAP PEMIKIRIAN
LIBERAL POSITIVISME YANG DIANGGAP GAGAL
TAWARAN CLS
ANALISIS KRITIS TERHADAP HUKUM DENGAN MELIHAT MERELASI SUATU DOKTRIN HUKUM
CLS INGIN MENGARAHKAN KRITIK UNTUK MENYUMBANGKAN PEMIKIRAN TERHADAP
TRANSFORMASI POLITIK DALAM MASYARAKAT DAN MEMPUNYAI IMPLIKASI PRAKTIS
LATAR BELAKANG CLS
HUKUM YANG FORMAL GAGAL DALAM MENJAWAB PERMASALAHAN YANG ADA
CLS MENOLAK PERBEDAAN ANTARA TEORI DAN PRAKTIK
CLS MENOLAK PERBEDAAN ANTARA FAKTA DAN NILAI
MENEKANKAN PADA TEORI YANG MEMILIKI DAYA PENGARUH TERHADAP TRANSFORMASI
CARA BERPIKIR CLS
MENGEDEPANKAN ANALISIS HUKUM YANG TIDAK HANYA BERTUMPU PADA SEMATA-
PROSES PEMBENTUKAN MAUPUN PENERAPAN HUKUM
HUKUM ADALAH PRODUK YANG TIDAK NETRAL KARENA DISANA SELALU ADA
BERBEGAI KEPENTINGAN-KEPENTINGAN TERSEMBUNYI DIBELAKANGNYA
PEMIKIRAN SATJIPTO RAHARDJO
MENGAJARKAN KETERATURAN
KETIDAKTERATURAN
HUKUM MERUPAKAN JALINAN YANG RUMIT YANG TIDAK CUKUP HANYA DIURAIKAN
DENGAN PENDEKATAN OBYEKTIVISME DAN FORMALISME SEMATA
HUKUM TIDAK BEBAS DARI NILAI-NILAI YANG HIDUP DIMASYARAKAT
TUGAS
BUATLAH SATU CONTOH PENDAPAT HUKUM TERHADAP SUATU KASUS YANG TERMASUK
