iii
BAHAN AJAR
PRAKTEK KERJA KAYU
( MKK 11217 )
I MADE BUDIADI ST.MT.
I NYOMAN SUTAPA, SST. MT
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BALI
2019
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Ynag Maha Esa atas berkat dan rahmatNyalah Job Sheet Praktek Kerja Kayu I dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Job Sheet ini dibuat dengan maksud sebagai bahan panduan bagi Mahasiswa dalam melakukan praktek kerja kayu I di Workshop Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali. Job Sheet ini memuat secara garis besar tentang praktek Kerja Kayu dimana penjelasan secara mendetail tetang apa yang diterangkan dalam Job Sheet ini akan diberikan pada saat melakukan praktek, baik itu penjelasan tentang peralatan dan cara penggunaannya.
Job Sheet ini terdiri dari teori tentang Kerja Kayu yang mencakup penjelasan-penjelasan peralatan, bahan, macam sambungan dan finishing serta lembar kerja siswa yang mencakup penjelasan-penjelasan tentang job yang akan dipraktekkan Mahasiswa.
Kami menyadari isi dari Job Sheet ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan urun saran atau masukan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan Job Sheet ini. Dan tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah membantu dalam pembuatan Job Sheet ini.
Bukit Jimbaran, Agustus 2019
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………... iii
DAFTAR ISI ……….. iv
DAFTAR TABEL ………... vii
DAFTAR GAMBAR ………. viii
BAB. I PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Umum ………... I-1
1.2. Tujuan Khusus ………... I-1 1.3. Pengertian Umum ………... I-2 1.4. Jenis-jenis Pekerjaan Kayu ………... I-2 1.5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Pekerjaan Kayu ... I-4
BAB. II BAHAN BAKU PEKERAJAAN KAYU
2.1. Tujuan Umum ………... II-1 2.2. Tujuan Khusus ………... II-1 2.3. Kayu Sebagai Bahan Konstruksi ……….. II-1 2.4. Kadar Air Kayu dan Penyusutan ……….. II-2 2.5. Cacat Kayu ………... II-4 2.5.1. Cacat Kayu Setelah Penggergajian Akibat Penyusutan ...
2.5.2. Cacat Disebabkan Serangan Jamur Pembusuk ...
2.5.3. Cacat Disebabkan Bahan Kimia (zat ekstraktif) ...
2.5.4. Cacat Dari Pohon ...
II-4 II-6 II-6 II-7 2.6. Penyimpanan Kayu ………... II-8 2.7. Pengawetan Kayu ………... II-10 2.8. Jenis dan Ukuran Kayu di Perdagangan ... II-12 Lembar Soal Evaluasi ... II-13
BAB. III PERALATAN PEKERJAAN KAYU
3.1. Tujuan Umum ………... III-1 3.2. Tujuan Khusus ………...
3.3. Pendahuluan ...
III-1 III-1 3.4. Peralatan/perkakas kerja tangan ………... III-2 3.4.1. Perkakas Ukur ... III-2 3.4.2. Perkakas Penanda ………... III-3 3.4.3. Perkakas Pemotong ………... III-5 3.4.4. Perkakas Pendorong ... III-11 3.4.5. Perkakas Penjepit ... III-13
vi
3.4.6. Perkakas Pengetes/Penguji ... III-15 3.5. Mesin-mesin Kayu ... III-17 3.5.1. Mesin Perkakas Tangan ... III-17 3.5.2. Mesin Perkakas Statis ... III-25 Lembar Soal Evaluasi ... III-31
BAB. IV SAMBUNGAN KAYU
4.1. Tujuan Umum ………... IV-1 4.2. Tujuan Khusus ………... IV-1 4.3. Dasar Teori Sambungan Kayu ………... IV-1 4.4. Macam-macam Sambungan Kayu ………... IV-2 4.4.1. Sambungan Arah Panjang ………... IV-2 4.4.2. Sambungan Menyudut ………... IV-2 4.4.3. Sambungan Arah Lebar ………... IV-3 4.4.4. Sambungan Bersusun... IV-4 4.4.5. Sambungan Pengunci ... IV-4 4.5. Macam-macam Sambungan ... IV-5 4.5.1. Sambungan Arah Memanjang ... IV-5 4.5.2. Sambungan Arah Vertikal ... IV-11 4.5.3. Sambungan Arah Menyudut ... IV-15 Lembar Soal Evaluasi ... IV-23
BAB. V PENGIKAT DAN FINISHING KAYU
5.1. Tujuan Umum ………... V-1 5.2. Tujuan Khusus ………... V-1 5.3. Pengertian Umum Alat Sambung ………... V-1 5.3.1. Alat Sambung Paku ………... V-1 5.3.2. Alat Sambung Sekrup. ………... V-3 5.3.3. Alat Sambung Mur dan Baut ………... V-6 5.3.4. Alat Sambung Lem ... V-7 5.4. Pekerjaan Finishing ... V-10 5.4.1. Tujuan Umum ………... V-10 5.4.2. Tujuan Khusus ………... V-10 5.5. Pendahuluan ... V-10 5.6. Tujuan Finishing ... V-11 5.7. Finishing Cat ... V-11 5.8. Sistem Pelapisan ... V-21 5.9. Keselamatan, Kesehatan dan Kebersihan ... V-26 5.10. Pelitur (Polishing) ... V-29 5.10.1. Bahan Dasar Pelitur Sirlak ... V-30 5.10.2. Prinsip Dasar Pengecatan dengan Pelitur ... V-31 5.10.3. Kelebihan dan Kekurangan Finishing dengan Pelitur ... V-31 5.10.4. Keselamatan, Kesehatan dan Kebersihan ... V-32 5.11. Persiapan Pekerjaan Pelitur ... V-37 Lembar Soal Evaluasi ... V-52
vii
BAB. VI MATERI PRAKTEK KAYU
6.1. Tujuan Umum ………... VI-1 6.2. Tujuan Khusus ………... VI-1 6.3. Materi Praktek Minggu ke 1 ………... VI-2 6.3.1. Latihan Dasar Mengetam dan Menggergaji ………... VI-2 6.3.2. Sambungan Bibir Miring Berkait ………... VI-4 6.3.3. Hubungan Ibu Pintu (Kusen) ………... VI-6 6.3.4. Sambungan Papan Arah Lebar ………... VI-8 6.4. Materi Praktek Minggu ke 2 ... VI-8 6.4.1. Hub. Balok Tarik dengan Tiang Gantung ………... VI-10 6.4.2. Hub. Balok Tarik dengan Kaki Kuda-kuda ... VI-11
DAFTAR PUSTAKA
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5
Ukuran Ganjel (sticker) ...
Ukuran paku diperdagangan ...
Kode warna pada pipa standar Australia ...
Klasifikasi kertas ampelas ...
Macam-macam stain yang digunakan ...
Macam-macam filler pelitur ...
II-9 V-3 V-25 V-36 V-42 V-44
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3 Gambar 1.4 Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Gambar 3.13 Gambar 3.14 Gambar 3.15 Gambar 3.16 Gambar 3.17 Gambar 3.18 Gambar 3.19 Gambar 3.20 Gambar 3.21 Gambar 3.22 Gambar 3.23 Gambar 3.24 Gambar 3.25 Gambar 3.26 Gambar 3.27 Gambar 3.28
Relief Mesir Kuno Carpentry ...
Konstruksi Berat ...
Jenis-jenis Konstruksi Penunjang Bangunan ...
Perabot Rumah Tinggal/Meubel/Furniture ...
Variasi Kadar Air pada Pohon ...
Macam-macam Cacat akibat Penyusutan ...
Macam-macam Cacat karena Zat Ekstraktif (getah) ...
Macam-macam Cacat Mata Kayu ...
Macam-macam Cacat dari Pohon ...
Macam-macam Penumpukkan Kayu ...
Penggaris ...
Mistar Baja ...
Steel Tape ...
Tape Rule ...
Pensil Kerja Kayu ...
Pisau Penanda ...
Pemberi Tanda Garis ...
Pemberi Tanda Garis ...
Jangka ...
Punches ...
Bentuk dan Cara Menggunakan Pahat ...
Macam-macam Pahat Lubang ...
Macam-macam Kikir ...
Gergaji Pemotong ...
Gergaji Pembelah ...
Gigi Gergaji Punggung ...
Gergaji Ekor Burung ...
Ketam Tangan dari Kayu dan Macam-macam Ketam ...
Ketam Pendek Halus ...
Bentuk Ketam Panjang ...
Mata Ketan dan Lidah Pematah dan Panjang ...
Bentuk dan Macam-macam Ketam Tongkat ...
Macam-macam Mata Bor ...
Macam-macam Palu ...
Pembenam Paku ...
Obeng ...
Bench Vice ...
G-Clamp ...
I-2 I-3 I-4 I-4 II-3 II-5 II-6 II-7 II-8 II-10
III-2 III-2 III-3 III-3 III-4 III-4 III-4 III-4 III-5 III-5 III-5 III-6 III-6 III-7 III-7 III-8 III-8 III-8 III-9 III-9 III-9 III-9 III-11 III-12 III-13 III-13 III-14 III-14
x
Gambar 3.29 Gambar 3.30 Gambar 3.31 Gambar 3.32 Gambar 3.33 Gambar 3.34 Gambar 3.35 Gambar 3.36 Gambar 3.37 Gambar 3.38 Gambar 3.39 Gambar 3.40 Gambar 3.41 Gambar 3.42 Gambar 3.43 Gambar 3.44 Gambar 3.45 Gambar 3.46 Gambar 3.47 Gambar 3.48 Gambar 3.49 Gambar 3.50 Gambar 3.51 Gambar 3.52 Gambar 3.53 Gambar 3.54 Gambar 3.55 Gambar 3.56 Gambar 3.57 Gambar 3.58 Gambar 3.59 Gambar 3.60 Gambar 3.61 Gambar 3.62 Gambar 5.1 Gambar 5.2 Gambar 5.3 Gambar 5.4 Gambar 5.5 Gambar 5.6 Gambar 5.7 Gambar 5.8 Gambar 5.9 Gambar 5.10 Gambar 5.11 Gambar 5.12 Gambar 5.13 Gambar 5.14
Quick Action Bar Clamp ...
Sash Clamp ...
Siku (frame) ...
Adjustable Combination Try Square ...
Adjustable Sliding Bevel ...
Pelurus Level ...
Bandul (Plump) ...
Mesin Bor Tangan Portable ...
Mesin Bor Listrik dengan Kunci Cengkam ...
Mesin Bor tanpa Kunci cengkam listrik ...
Kunci Cengkam Mesin Bor ...
Posisi Mengebor Vertikal ...
Mesin Ketam tangan Listrik ...
Bagian-bagian mesin Ketam tangan listrik ...
Mesin Ampelas listrik ...
Mesin Ampelas ...
Bagian-bagian Mesin Router ...
Perlengkapan bantu mesin Router tangan listrik ...
Mesin Trimer ...
Alat bantu Mesin Trimer ...
Mesin Gergaji tangan portable ...
Bagian-bagian Mesin Gergaji tangan portable ...
Alat bantu mesin gergaji tangan portable ...
Mesin Jigsaw (Gergaji Jig) ...
Bagian-bagian mesin Jig Saw ...
Alat bantu mesin Jig saw ...
Mesin gergaji ayun ...
Meja Roler mesin gergaji ayun ...
Mesin gergaji belah ...
Mesin ketam perata ...
Tampak belakang mesin ketam perata ...
Mesin ketam penebal ...
Mesin bor pahat pelubang ...
Mesin ketam purus ...
Slot Head ...
Pozidriv Head ...
Round head screw ...
Raised head screw ...
Dome head screw ...
Self tapping screw ...
Dowel screw ...
Sekrup fisher ...
Hexagon head bolt ...
Komponen baut ...
Baut anchor ...
Lem aica aibon ...
Lem Putih PVAc ...
Lem ethyl cyanocrylate ...
III-14 III-14 III-15 III-15 III-15 III-16 III-16 III-17 III-18 III-18 III-18 III-19 III-20 III-20 III-20 III-21 III-21 III-22 III-22 III-23 III-23 III-23 III-24 III-24 III-24 III-25 III-26 III-26 III-27 III-28 III-28 III-29 III-29 III-30 V-4 V-4 V-4 V-5 V-5 V-5 V-6 V-6 V-6 V-6 V-7 V-8 V-8 V-9
xi
Gambar 5.15 Gambar 5.16 Gambar 5.17 Gambar 5.18 Gambar 5.19 Gambar 5.20 Gambar 5.21 Gambar 5.22 Gambar 5.23 Gambar 5.24 Gambar 5.25 Gambar 5.26 Gambar 5.27 Gambar 5.28 Gambar 5.29 Gambar 5.30 Gambar 5.31 Gambar 5.32 Gambar 5.33 Gambar 5.34 Gambar 5.35 Gambar 5.36 Gambar 5.37 Gambar 5.38 Gambar 5.39 Gambar 5.40 Gambar 5.41
Lem Dextone epoxy ...
Lem Sealent silicone rubber ...
Lem Polyurethen ...
Primer ...
Sealer ...
Undercoat ...
Flat finish ...
Jenis cat yang diencerkan dengan air ...
Pengecatan ...
Menjaga kebersihan tangan ...
Pakaian pelindung pekerja cat ...
Peralatan pelindung ...
Peralatan pemadam kebakaran ...
Kebersihan tangan ...
Perkakas pekerjaan pelitur ...
Klasifikasi ampelas ...
Dempul bahan dasar pernis ...
Dempul bahan dasar pernis ...
Dempul bahan dasar pernis ...
Tahap pengampelasan ...
Tahap pemberian warna ...
Tahap pengisian filler ...
Tahap pelapisan (coating) ...
Tahap pencampuran ...
Tahap penyimpanan ...
Tahap pemolesan dengan rubber ...
Tahap memegang dan menggerakkan rubber ...
V-9 V-9 V-10 V-12 V-13 V-14 V-14 V-19 V-20 V-27 V-28 V-29 V-33 V-34 V-35 V-36 V-38 V-39 V-39 V-41 V-43 V-44 V-46 V-48 V-48 V-50 V-51
Teknik Sipil I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Umum :
Diharapkan peserta pelatihan berminat mengikuti sekaligus melakukan praktek kayu sehingga mampu mengembangkan dan mengimplementasikan materi praktek kayu dengan menggunakan peralatan/perkakas kayu secara manual maupun masinal yang terus berkembang.
1.2 Tujuan Khusus :
Modul ajar ini disusun bertujuan sebagai pedoman bagi peserta pelatihan pada waktu mengikuti kegiatan praktek kayu baik di bengkel (Workshop) maupun di lapangan dan sebagai tambahan wawasan bagi mahasiswa. Adupun modul ajar ini secara garis besar memuat tentang peralatan/perkakas dan jenis-jenis sambungan yang sering dijumpai dalam konstruksi dengan memakai bahan kayu, sehingga peserta pelatihan dituntut untuk memahami, menghayati dan mengembangkan secara teknis dalam pekerjaan konstruksi kayu.
Disamping modul ajar peserta pelatihan juga dituntut untuk mencari informasi lain untuk pengembangan lebih lanjut, diantaranya :
Mempelajari dari buu-buku lain yang ada kaitannya dengan pekerjaan konstruksi kayu.
Mengajukan pertanyaan atau berkonsultasi dengan instruktur dan teknisi.
Melakukan pengamatan dan melatih kemampuan diri (Skill).
Untuk itu dengan adanya modul ajar ini mudah-mudahan dapat membantu peserta pelatihan untuk bisa menjadi seorang ahli dalam hal kerja kayu, dan modul ini juga sebagai tempat bertanya setiap saat.
Teknik Sipil I-2
1.3 Pengertian Umum.
Carpentry adalah suatu pekerjaan pertukangan yang berbahan baku dari kayu dan merupakan salah satu kegiatan tertua di dunia, selama ratusan tahun, orang telah menggunakan kayu dan mengubahnya menjadi struktur yang menakjubkan, baik berupa sebuah konstruksi ataupun sebuah furniture yang indah.
Sedangkan Carpenter adalah orang yang bekerja dengan kayu, membuat, membangun, dan memperbaiki barang atau struktur yang terbuat dari kayu. Lebih dari itu, mereka adalah orang-orang yang antusias/bersemangat tentang hal-hal yang dibuat dari kayu dan terampil dengan tangan mereka. Mereka bekerja dan memperbaiki struktur kayu seperti tangga dan kusen pintu, memasang hal-hal seperti lemari dan rak, dan akan bekerja mebuat dan memperbaiki furnitur seperti meja kayu dan kursi-kursi, tetapi sekarang banyak tukang kayu yang memilih untuk berfokus pada satu bidang saja.
1.4 Jenis-Jenis Pekerjaan Carpentry.
Pekerjaan carpentry dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu : 1. Konstruksi Berat.
Semua elemen merupakan struktur balok, sehingga dalam tahap penyelesaian berpedoman pada aspek kekuatan, seperti konstruksi kuda-kuda untuk atap, rangka jembatan dll.
Gambar 1.1 Relief Mesir Kuno Carpentry
Teknik Sipil I-3
2. Konstruksi Penunjang Bangunan
Yang termasuk dalam kerja kayu di dalam Penunjang/pelengkap bangunan diantaranya :
Konstruksi rangka dinding
Konstruksi rangka Plafond
Konstruksi rangka lantai
Konstruksi formwork
Konstruksi Tangga
Kusen pintu dan jendela
Daun pintu dan daun jendela
Gambar 1.2 Konstruksi Berat
Teknik Sipil I-4
3. Perabot Rumah Tinggal/Meubelair/Furnitur
Kayu merupakan bahan tradisional yang cukup lama untuk pembuatan perabot rumah, seperti meja, kursi, interior dll. Dalam tahap penyelesaian pekerjaan berpedoman pada keindahan dan pada tahap akhir diperlukan pekerjaan finishing.
1.5 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pekerjaan Carpentry.
Untuk memudahkan dalam pelaksanaan industri bangunan, maka seorang carpenter yang baik perlu memperhatikan beberapa hal :
a. Pemahaman tentang bahan kayu.
b. Memahami dan menguasai penggunan dan perawatan perkakas dan peralatan kerja kayu.
c. Pengetahuan praktis macam-macam sambungan pada konstruksi kayu.
d. Pengetahuan teknis tentang pelaksanaan konstruksi kayu.
e. Kemampuan dalam merancang (good design).
f. Memiliki ketrampilan.
Gambar 1.3 Jenis jenis Konstruksi Penunjang Bangunan
Gambar 1.4 Perabot Rumah Tinggal/Meubel/Furnitur
Teknik Sipil II-1
BAB II
BAHAN BAKU PEKERJAAN KAYU
2.1 Tujuan Umum :
Diharapkan peserta pelatihan mengerti dan menjelaskan akan sifat kayu, kadar air kayu, cacat kayu, perawatan kayu dan pengawetan kayu itu sendiri sehingga peserta pelatihan dapat memilih kayu yang baik secara visual dan teliti.
2.2 Tujuan Khusus :
Diharapkan peserta pelatihan dapat menjelaskan sifat yang menguntungkan, merugikan dari kayu, dapat menentukan kadar air kesetimbangan dari kayu, dapat menjelaskan jenis-jenis cacat kayu dan dapat melakukan penyimpanan kayu secara baik dan benar.
2.3 Kayu Sebagai Bahan Konstruksi.
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang dapat dibentuk berbagai macam ukuran, pemilihan atas suatu bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis dan keindahannya, maka harus diketahui sifat dari kayu sepenuhnya.
a. Sifat kayu yang menguntungkan, adalah sebagai berikut :
1. Mudah didapat dibandingkan dengan bahan bangunan lainnya seperti beton dan baja.
2. Mudah dikerjakan tanpa alat berat khusus.
3. Bentuknya indah alami.
4. Sebagai isolasi panas.
5. Sebagai isolasi listrik.
6. Tahan zat kimia seperti asam dan garam dapur.
7. Ringan, mengurangi berat sendiri dari bangunan.
8. Serba guna serta bekasnya masih dapat dimanfaatkan lagi.
Teknik Sipil II-2
b. Sifat kayu yang merugikan, adalah sebagai berikut : 1. Mudah terbakar dan menimbulkan api.
2. Kekuatan dan keawetan kayu sangat tergantung dari jenis dan umur pohon.
3. Cepat rusak oleh pengaruh alam.
4. Dapat dimakan oleh serangga kecil seperti rayap, kumbang dan lain-lain.
5. Dapat berubah bentuknya, seperti menyusut/memuai tergantung dari kadar air yang dikandungnya.
6. Kekuatan kayu tidak seragam, walaupun dari jenis pohon yang sama hal ini disebabkan karena adanya cacat kayu.
Ditinjau dari tingkat pemakaiannya kayu mempunyai sifat mudah diolah, dikerjakan, liat dan ringan (berat jenis kayu kecil). Sedangkan dari tingkat kekuatan kayu dapat menerima gaya tarik, tekan, putar, geser dan lentur. Keawetan kayu, asal pengolahannya tepat kayu akan awet. Untuk itu criteria kayu yang baik secara visual, adalah sebagai berikut :
Tidak lapuk
Tidak berlubang
Lurus, siku dan tidak baling
Tidak ada kayu muda
Serat kayu searah
Tidak ada mata kayu.
2.4 Kadar Air Kayu dan Penyusutan.
Kayu sebagai bahan bangunan memiliki faktor penyusutan sebagai sifat fisis, ditentukan oleh banyaknya air yang dikandung oleh kayu, disebut kadar air kayu seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1.
A. Kadar air kesetimbangan.
Kayu akan menyerap dan melepas air yang ada di udara sampai kadar air kayu itu seimbang dengan yang di udara. Kadar air kayu pada titik kesetimbangan tersebut dinamakan kadar air kesetimbangan. Kadar air dinyatakan dalam prosen () terhadap berat kayu kering. Dengan anggapan suhu tidak berubah, maka kadar air tergantung pada kadar udara di sekelilingnya.
Teknik Sipil II-3
B. Kadar air kayu dan titik jenuh serat.
Air yang dikandung oleh kayu dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu : 1. Air Bebas, yang terdapat dalam rongga sel dan ruang antar sel.
2. Air yang terikat secara kapiler dalam dinding sel, air inilah yang penting dalam proses penyusutan kayu. Jika air bebas dalam kayu sudah menguap dan tinggal air kapiler maka kayu dalam keadaan jenuh, besarnya 30 untuk semua jenis kayu.
Ditinjau dari tingkat pemakaiannya kayu mempunyai sifat mudah diolah, dikerjakan, liat dan ringan (berat jenis kayu kecil). Sedangkan dari tingkat kekuatan kayu dapat menerima gaya tarik, tekan, putar, geser dan lentur. Keawetan kayu, asal pengolahannya tepat kayu akan awet. Untuk itu criteria kayu yang baik secara visual, adalah sebagai berikut :
Tidak lapuk
Tidak berlubang
Lurus, siku dan tidak baling
Tidak ada kayu muda
Serat kayu searah
Tidak ada mata kayu.
Gambar 2.1 Variasi Kadar Air pada Pohon.
a. Kadar air dari pohon hidup b. Kadar air bebas dan air terikat
c. Kadar air yang mencapai titik jenuh (30 ) d. Kadar air kering udara (0 – 30 )
e. Kadar air kering tanur ( 0 )
Teknik Sipil II-4
2.5 Cacat Kayu.
Cacat kayu dapat menimbulkan efek samping yang serius terhadap kekuatan kayu, kekakuan dan keindahan kayu. Untuk mengenal posisi dari berbagai bentuk cacat kayu, kita tentukan bentuk penampang kayu. Macam-macam cacat kayu dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) kelompok :
2.5.1 Cacat Kayu Setelah Penggergajian Akibat Penyusutan.
Cacat atau kerusakkan ini pada dasarnya diakibatkan karena proses penyusutan disamping menimbulkan perubahan bentuk juga menimbulkan perubahan dimensi.
Macam-macam cacat akibat penyusutan, adalah sebagai berikut :
a. Sisi cembung (Spring), adalah : perubahan bentuk melengkung arah memanjang pada bagian tepi/sisi kayu.
b. Sisi membentuk busur (Bow), adalah : perubahan bentuk melengkung arah memanjang pada bagian permukaan kayu.
c. Permukaan membentuk mangkok (Cup), adalah : perubahan bentuk melengkung pada arah lebar kayu, cacat seperti ini sering terjadi pada penggergajian back sawing.
d. Melenting (Twist), adalah : pemuntiran melintang pada permukaan kayu yang berputar berlawanan arah pada masing-masing ujung kayu.
e. Pecah permukaan (end splits), adalah : pecah dimulai pada bagian ujung dan mejalar sepanjang papan.
Cacat akibat penyusutan seperti di atas sukar sekali dihindarkan, tetapi dapat dikurangi dengan cara penumpukkan yang baik dan meletakkan beban pemberat pada bagian atas tumpukkan serta tidak memberikan suhu yang tinggi selama proses pengeringan.
Teknik Sipil II-5
2.5.2 Cacat Disebabkan Serangan Jamur Pembusuk.
Kerusakkan ini terjadi pada permulaan pengeringan, yang banyak diserang pada umumnya bagian kayu gubal. Karena jamur dapat tumbuh dengan subur pada temperature rendah dan kelembaban tinggi, maka untuk mengendalikan kerusakkan ini adalah dengan cara mempercepat proses pengeringan.
(e). Pecah ujung.
(f). Pecah permukaan (end splits).
Gambar 2.2 Macam-Macam Cacat Akibat Penyusutan.
(c). Permukaan mangkok (cup).
(d). Melenting (twist).
(a). Sisi cembung (spring). (b). sisi busur (Bow).
Teknik Sipil II-6
Umumnya kerusakkan ini hanya mengubah warna kayu, tidak menurunkan sifat mekanik kayu, hanya berpengaruh sedikit terhaddap kekuatan kayu. Macam-macam jamur, adalah sebagai berikut :
a. Jamur pelapuk kayu b. Jamur pelunak kayu c. Jamur pewarna kayu.
2.5.3 Cacat Disebabkan Bahan Kimia (zat ekstraktif).
Kayu mempunyai kandungan beberapa zat, diantaranya zat ekstraktif. Melalui reaksi kimia zat ini dapat mengakibatkan perubahan warna atau noda pada kayu.
2.5.4 Cacat Dari Pohon.
Cacat dari pohon dapat dibedakan menjadi 4 (empat), adalah sebagai berikut : 1. Cacat mata kayu.
Mata kayu adalah bagian dari cabang yang berada di dalam kayu, dapat dibedakan menjadi :
Gambar 2.3 Macam-Macam Cacat karena Zat Ekstraktif (getah).
Teknik Sipil II-7
a. Mata kayu sehat, adalah : mata kayu yang tidak busuk, berpenampang keras, tumbuh kukuh dan rapat pada kayu, berwarna sama/lebih gelap dengan kayu sekitarnya.
b. Mata kayu lepas, adalah : mata kayu yang tidak tumbuh rapat pada kayu, biasanya pada proses pengerjaan mata kayu ini mudah lepas dan tidak ada gejala busuk.
c. Mata kayu busuk bergerombol, adalah : mata kayu ini menunjukkan tanda pembusukkan, biasanya bergerombol dan bagian kayunya lunak/lapuk, berlainan dengan bagian kayu sekitarnya.
2. Cacat hati rapuh.
Hati rapuh ini merupakan tanda khas yang umum dimiliki kayu daun lebar di daerah tropis, misalnya : kayu meranti. Cacat ini mengurangi kekuatan terhadap kayu, biasanya terdapat pada hati kayu (pusat lingkaran tumbuh kayu bulat).
3. Serangga perusak kayu.
Serangga perusak kayu antara lain : rayap, kumbang kayu dan bubuk kayu, karena pengaruhnya maka kekuatan kayu akan berkurang. Karena serangga tersebut merusak kayu dengan membuat lubang-lubang terowongan di dalam kayu sebagai makanan dan tempat tinggal serangga tersebut.
Gambar 2.4 Macam-Macam Cacat Mata Kayu.
Teknik Sipil II-8
4. Cacat kayu gubal (sap wood).
Kayu gubal juga merupakan salah satu jenis cacat kayu, karena adanya kayu gubal pada suatu potongan kayu, maka akan mempengaruhi kekuatan kayu (terutama untuk konstruksi berat), keindahan dari kayu gubal ini merupakan sasaran utama serangga perusak kayu.
2.6 Penyimpanan Kayu.
Penyimpanan kayu disini berarti penumpukkan kayu, kayu harus ditumpuk/disusun yang baik agar kayu tetap dalam keadaan baik, bebas dari serangga perusak kayu dan serangga jamur.
Agar didapat kayu dalam keadaan kering normal yaitu kekeringan kayu dengan kadar air kesetimbangan antara 12 – 18 %, maka penumpukkan kayu itu erat kaitannya dengan perawatan dan pengeringan kayu yang disimpan.
A. Syarat-syarat penumpukkan kayu yang baik, adalah sebagai berikut : 1. Tempat harus rata/datar dan bebas dari genangan air.
2. Sumber hama dan penyakit kayu harus dihilangkan.
3. Jarak timbunan dari lantai dianjurkan setinggi ± 50 cm untuk ruang kosong sirkulasi udara.
4. Terlindung dari hujan dan cukup sirkulasi udara.
5. Antara tumpukkan yang satu dengan yang lain harus ada ruang yang cukup untuk sirkulasi udara dan untuk memudahkan pada waktu pengambilan dan penumpukkan.
Gambar 2.5 Cacat-Cacat dari Pohon.
Teknik Sipil II-9
6. Tinggi penyusunan dianjurkan jangan terlalu tinggi ± 3 meter.
7. Papan/balok disusun dengan menggunakan kayu ganjel/lat (sticker). Ganjel harus dibuat dari kayu yang sehat (bebas cacat), keadaan kering, bentuk persegi dan seragam.
8. Untuk papan yang sudah kering, ganjel (sticker) boleh dipasang pada setiap 8 (delapan) tumpuk papan. Ukuran ganjel (sticker) ditunjukkan pada Tabel 2.1.
9. Antara kayu/papan yang satu dengan yang lainnya pada suatu tumpukkan harus diberi jarak antara 2 – 5 cm.
Tabel 2.1 Ukuran ganjel (sticker).
No.
Tebal kayu/papan (cm)
Tebal ganjel (cm)
Lebar ganjel (cm)
Jarak ganjel (cm)
1. ≤ 3 1,6 2,5 40 - 80
2. 3 – 6 2,5 2,5 60 - 100
3. ≥ 6 4 4 80 - 100
B. Cara penyusunan/penumpukkan kayu.
Ada 2 (dua) cara penumpukkan/penyusunan kayu, adalah sebagai berikut : 1. Cara Vertikal, cara ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Penumpukkan Silang b. Penumpukkan Sandar.
2. Cara Horisontal, cara ini dibedakan menjadi 4 (empat), yaitu : a. Penumpukkan sejajar c. Penumpukkan bersilang (zig-zag) b. Penumpukkan persegi d. Penumpukkan segi tiga
Teknik Sipil II-10
2.7 Pengawetan Kayu
Keawetan kayu berhubungan erat dengan pemakaiannya, kayu dikatakan awet bila mempunyai umur pakai yang lama. Kayu berumur pakai lama bila mampu menahan bermacam-macam faktor perusak kayu, dengan kata lain daya tahan kayu terhadap faktor-faktor perusak yang dating dari luar tubuh kayu itu sendiri. Adapun faktor penyebab kerusakkan kayu digolongkan menjadi :
a. Penyebab Non Mahluk Hidup.
1. Faktor Fisik ; keadaan/cuaca alam yang mampu merusak kayu (suhu udara, panas, air dan sebagainya).
Gambar 2.6 Macam-Macam Penumpukkan Kayu..
Teknik Sipil II-11
2. Faktor Mekanik ; akibat proses kerja alam atau tindakkan manusia (pukulan, goresan, tarikkan dan tekanan).
3. Faktor Kimia ; faktor yang mempengaruhi unsur kimia yang membentuk komponen kayu (pengaruh garam, asam dan basa)
b. Penyebab Mahluk Hidup.
1. Jenis Jamur ; serangan jamur yang mengakibatkan pelapukkan dan pembusukkan.
2. Jenis Serangga ; serangan serangga yang memakan dan tinggal di dalam kayu.
c. Alasan melakukan Pengawetan Kayu, karena :
1. Kayu yang memiliki kelas keawetan yang tinggi sangat sedikit dan sulit didapat dalam jumlah yang banyak, selain itu harganya cukup mahal.
2. Kayu kelas keawetan III s.d V cukup banyak dan mudah didapat dalam jumlah yang banyak. Selain itu segi keindahannya cukup tinggi, hanya faktor keawetannya saja yang kurang. Sehingga lebih efisien bila diawetkan dahulu.
3. Dilain pihak dengan pengawetan kayu orang akan berusaha mendapatkan keuntungan finansiil.
d. Tujuan Pengawetan Kayu, adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperbesar keawetan kayu, sehingga menjadi lebih lama unsur pemakaiannya.
2. Memanfaatkan pemakaian jenis-jenis kayu ber-kelas keawetan rendah dan sebelumnya belum pernah digunakan dalam pemakaian.
3. Untuk mengatasi pengangguran.
e. Macam-macam Metode Pengawetan.
Metode pengawetan dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : 1. Pengawetan Metode Sederhana.
a. Metode rendaman b. Metode pencelupan
c. Metode pemulasan dan penyemprotan d. Metode pembalutan
Teknik Sipil II-12
2. Pengawetan Metode Khusus.
a. Metode proses sel penuh b. Metode proses sel kosong
f. Bahan Pengawet.
Bahan pengawet kayu adalah : bahan-bahan kimia yang telah diketemukan dan sangat beracun terhadap mahluk perusak kayu, antara lain : Arsen (As), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Flour (F), Chroom (Cr) dan lain-lain.
Selain proses pengawetan diatas, sebetulnya finishing adalah juga merupakan tindakan pengawetan terhadap kayu, seperti meni, cat, vernis, plitur, teak oil dan sebagainya. Tetapi jika hanya difinishing fungsinya hanya melindungi atau menutup bagian luar kayu sehingga kurang mampu mengatasi faktor-faktor perusak kayu.
2.8 Jenis dan Ukuran Kayu Perdagangan.
KAYU GALAR KAYU BALOK
Spesifikasi Barang Spesifikasi Barang
Galar Meranti 5/10 x 400 cm Balok Meranti 6/12 x 400 cm 8/12 x 400 cm Galar Borneo 5/10 x 400 cm Balok Borneo 6/12 x 400 cm
8/12 x 400 cm Galar Kamper 5/10 x 400 cm Balok Kamper 6/12 x 400 cm 8/12 x 400 cm TRIPLEK
Spesifikasi Barang
Triplek 120 x 240 cm tebal 3 mm Triplek 120 x 240 cm tebal 4 mm Triplek 120 x 240 cm tebal 6 mm Triplek 120 x 240 cm tebal 9 mm
Triplek 120 x 240 cm tebal 12, 15 & 18 mm Triplek 120 x 240 cm tebal 18 mm
KAYU RENG KAYU KASO/USUK
Spesifikasi Kayu Spesifikasi Kayu
Reng Meranti 2/3 x 400 cm 3/5 x 400 cm
Kaso Meranti 4/6 x 400 cm 5/7 x 400 cm Reng Borneo 2/3 x 400 cm
3/5 x 400 cm
Kaso Borneo 4/6 x 400 cm 5/7 x 400 cm Reng Kamper 2/3 x 400 cm
3/5 x 400 cm
Kaso Kamper 4/6 x 400 cm 5/7 x 400 cm
Teknik Sipil II-13
Teknik Sipil III-1
BAB III
PERALATAN KERJA KAYU
3.1 Tujuan Umum :
Diharapkan peserta pelatihan mengerti dan dapat menjelaskan, memahami cara- cara penggunaan dan perawatan perkakas dan peralatan kayu.
3.2 Tujuan Khusus :
Diharapkan peserta pelatihan dapat :
Mengenal macam-macam perkakas dan peralatan kayu.
Menjelaskan fungsi dari perkakas dan peralatan kayu.
Menentukan perkakas dan peralatan yang akan digunakan.
Menggunakan perkakas kayu secara baik dan benar.
3.3 Pendahuluan.
Untuk membuat berbagai konstruksi sambungan dan komponen dalam pembuatan produk dari kayu diperlukan perkakas dan peralatan, Perkakas dan peralatan disini mencakup peralatan kerja tangan (perkakas), peralatan mesin tangan (hand tools) dan mesin kayu (static machines).
Perkakas tangan dasar pekerja konstruksi dirancang untuk melaksanakan operasi- operasi tertentu untuk membentuk dan mengerjakan pekerjaan konstruksi.
Untuk mengenali, menggunakan dan merawat perkakas tangan dasar yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi, harus :
Memiliki pemahaman tentang keterampilan dan pengetahuan tentang pekerjaan konstruksi.
Mengembangkan rasa menghargai standar keselamatan yang disyaratkan.
Mengetahui cara memilih perkakas yang benar.
Mampu menyusun atau mempersiapkan pekerjaan untuk suatu pekerjaan.
Memiliki kemahiran dalam menggunakan setiap perkakas.
Teknik Sipil III-2
3.4 Peralatan/(perkakas) kerja tangan.
Didalam pekerjaan konstruksi perkakas tangan dasar dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok utama :
1. Perkakas Ukur (Measuring tools) 2. Perkakas Penanda (Marking out tools) 3. Perkakas Pemotong (Cutting tools) 4. Perkakas Pendorong (Driving tools) 5. Perkakas Penjepit (Gripping tools)
6. Perkakas Pengetes/Penguji (Testing tools)
3.4.1 Perkakas Ukur (Measuring tools).
Perkakas ukur dapat dikelompokkan menurut fungsi dan penggunaannya yang meliputi, yaitu :
1. Penggaris lipat.
Penggaris ini berukuran satu meter lipat empat. terbuat dari kayu (boxwood) atau plastik. Setiap lipatan berukuran panjang 250 milimeter, dengan tanda ukuran dalam milimeter.
2. Mistar baja (Steel rule).
Mistar terbuat dari baja tahan karat (Stainless steel) atau dari baja berkarbon tinggi yang akan memberikan daya tahan dan keakuratannya tidak akan berubah.
Gambar 3.1 Penggaris Lipat.
Mistar baja (metric).
Mistar baja Gambar 3.2 Mistar Baja.
Teknik Sipil III-3
3. Pita pengukur (Measuring tapes).
a. Steel Tape.
Pita pengukur dari baja ataupun plastik, ini biasanya berukuran panjang 10 meter, 20 meter atau 30 meter. Steel tape dimasukkan kembali ke dalam kotak melalui mekanisme putaran. Pegangan dapat dilipat saat tidak digunakan.
b. Tape Rule
Tape rule tersedia dalam ukuran panjang 2, 3, 5 dan 7 meter. Penggarisnya dilengkapi dengan power return spring yang secara otomatis mengembalikan tape blade ke dalam kotak.
3.4.2 Perkakas Penanda (Marking out tools).
Beberapa komponen konstruksi harus diberi tanda selama proses pembuatannya., yang termasuk perkakas ini adalah :
1. Pensil.
Ada dua jenis pinsil yang digunakan untuk menandai panjang dan bentuk pada material konstruksi , yaitu :
a. Pensil tukang kayu.
b. Pensil gambar biasa.
Gambar 3.3 Steel Tape.
Gambar 3.4 Tape Rule.
Teknik Sipil III-4
2. Pisau Penanda (scriber).
Perkakas ini terbuat dari baja dan memiliki bagian yang tajam pada satu ujung dan pisau pemotong (cutting blade) pada ujung lainnya
3. Pemberi Tanda Garis (Marking gauge).
Marking gauge digunakan untuk menandai garis-garis paralel ke dalam permukaan kayu.
4. Mortise Gauge.
Mortise gauge serupa dengan marking gauge biasa, tetapi selain adanya pin tetap (fixed pin) atau spur, mortise gauge memiliki pin kedua yang dapat disetel dan dipasang pada posisi mana pun di sepanjang stem.
5. Jangka (dividers).
Dividers, disebut juga ëkompas bersayap, terdiri dari dua kaki baja runcing yang diputar.
Gambar 3.6 Pisau Penanda.
Gambar 3.5 Pensil kerja kayu.
Gambar 3.7 Pemberi Tanda Garis. Gambar 3.8 Pemberi Tanda Garis.
Teknik Sipil III-5
6. Punches.
Dua jenis punches digunakan dalam pekerjaan pembuatan tanda masing-masing adalah centre punch dengan ujung point bersudut 90° dan prick punch sudut ujung pointnya dengan sudut 60°.
3.4.3 Perkakas Pemotong (Cutting tools).
Alat pemotong digunakan untuk mengeluarkan kelebihan material dari benda kerja untuk membuat suatu bentuk atau ukuran. Adapun macam-macam peralatan pemotong (cutting tools), adalah sebagai berikut :
1. Pahat.
Pahat ialah suatu alat untuk memotong serat kayu. Berdasarkan pekerjaan pemotong yang bermacam-macam, maka dibuatlah bentuk-bentuk pahat yang disesuaikan dengan pekerjaan tersebut. Antara lain diketahui :
a. Pahat Tusuk
Gunanya untuk menusuk kayu.
Gambar 3.9 Jangka (dividers).
Gambar 3.10 Punches.
Gambar 3.11 Bentuk dan cara menggunakan pahat
Teknik Sipil III-6
Gambar 3.13 Macam-Macam Kikir.
b. Pahat lubang
Pahat lubang tipis
Pahat lubang berpunggung
Pahat lubang besar
2. Kikir (hand files & rasp).
Kikir umumnya digunakan untuk membentuk dan menghaluskan logam, rasp khususnya digunakan pada kayu atau kulit.
3. Gergaji.
Di dalam pekerjaan kayu, gergaji adalah termasuk salah satu perkakas yang sangat penting sebagai alat potong dan belah untuk membagi-bagi kayu dalam beberapa bentuk potongan yang dikehendaki. Ditinjau dari penggunaannya, gergaji dibuat dalam dua bentuk, yaitu bentuk gergaji pemotong dan gergaji pembelah.
a. Gergaji Tangan (Hand Saw)
Gergaji tangan dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
Gambar 3.12 Macam-macam pahat lubang
Teknik Sipil III-7
1. Gergaji tangan pemotong dipergunakan untuk memotong kayu dan arah menggergaji adalah tegak lurus terhadap arah serat kayu, sedangkan posisi gergaji berbentuk sudut 45o terhadap permukaan kayu.
2. Gergaji tangan pembelah dipergunakan untuk membelah kayu dan arah menggergaji searah dengan arah serat kayu, posisi gergaji berbentuk sudut 60o terhadap permukaan kayu.
b. Gergaji Punggung
Gergaji punggung terbuat dari baja yang sangat tipis dan pada bagian atasnya atau punggungnya diberi tulang. Tulang ini gunanya supaya daun gergaji cukup kaku. Gigi-gigi gergaji punggung sangat halus sekali sehingga mempunyai gigi 12 sampai 14 tiap inchi).
Gergaji punggung sering digunakan pada pekerjaan kayu yang kecil-kecil dan yang halus-halus, misalnya pada pembuatan purus, membuat serongan 45o, membuat sambungan ekor burung dan lain sebagainya, terutama pada pekerjaan meubel
Gambar 3.14 Gergaji Pemotong
Gambar 3.15 Gergaji Pembelah
Teknik Sipil III-8
4. Ketam (Plane)
Ketam ialah sebuah perkakas/alat untuk menghaluskan serta meratakan permukaan kayu. Ketam terdiri dari : rumah ketam dan mata ketam. Rumah ketam ada yang dibuat dari kayu dan ada juga dari besi tuang .
1. Ketam Pendek Kasar (Jack Plane)
Sesuai dengan namanya ketam ini gunanya untuk menghilangkan permukaan kayu yang kasar bekas gergajian atau bekas pemotongan. Jadi hanya meratakan permukaan kayu yang bergelombang-gelombang tinggi saja.
Gambar 3.16 Gigi Gergaji Punggung Gambar 3.17 Gergaji Ekor Burung
Gambar 3.18 Ketam tangan dari kayu dan macam-macam ketam dari besi tuang
Teknik Sipil III-9
2. Ketam Panjang (Jointer Plane)
Ketam panjang gunanya untuk mengetam kayu yang panjang-panjang supaya permukaan menjadi halus dan rata. Ketam ini terdiri dari :
Gambar 3.19 Ketam pendek halus
Gambar 3.21 Mata Ketam dan lidah pematah dan panjang Gambar 3.20 Bentuk Ketam panjang
Gambar 3.22 Bentuk dan Macam-macam ketam tongkat
Teknik Sipil III-10
a. Ketam Tongkat (Spoke Shave)
Ketam tongkat dipergunakan untuk mengetam bulat panjang, sisi lengkung sisi cekung, baik yang buntu ataupun langsung .
3. Pengebor (drilling)
Mengebor adalah proses membentuk sebuah lingkaran pada material padat dengan menggunakan tekanan pada alat pemotong berputar sampai ia menerobos maasuk kedalam benda kerja.
Jenis-jenis mata bor antara lain :
a. Twist bit (mata bor untuk kegunaan umum).
b. Auger bit (mata bor untuk kayu).
c. Center bit (mata bor untuk kayu).
d. Expansion bit (mata bor untuk kayu).
e. Countersink bit (mata bor untuk kayu).
f. Bradawl (mata bor untuk kayu).
g. Mata bor obeng (screwdriver bit) meskipun bukan merupakan perkakas pengebor termasuk dalam kelompok mata bor.
(b) Centre Bit.
(a) Twist Bit.
(c) Auger Bit.
Teknik Sipil III-11
3.4.4 Perkakas Pendorong (Driving tools)
Alat pendorong/penekan digunakan untuk menyalurkan kekuatan (forces) yang dapat membantu saat melakukan pemasangan dan pembongkaran komponen.
Peralatan pendorong/penekan terdiri dari : 1. Palu (hammer).
Palu (hammer) adalah perkakas pemukul yang terdiri dari kepala (head) dari baja yang dipasang pada sebuah gagang. Palu terutama sekali digunakan oleh pekerja konstruksi untuk mengencangkan bagian-bagian konstruksi. Palu dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Setiap palu memiliki fitur khusus masing-masing yang memenuhi kebutuhan pekerja konstruksi. Macam-macam palu dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu :
a. Claw Hammer.
Claw hammer memiliki permukaan menonjol untuk memukulkan paku dan fixing lainnya dan cakar (claw) untuk menarik paku yang bengkok atau yang tidak diinginkan.
b. Warrington Pattern Hammer/ Crosspein Hammer.
Warrington pattern hammer adalah palu joinery ringan yang memiliki cross pein. Palu ini cocok untuk memasukkan brad dan panel pin. Cross pein memudahkan untuk mulai memasukkan paku-paku berukuran lebih kecil dan memasukkan paku ke dalam bagian-bagian pojok yang tidak bisa dijangkau oleh round driving face.
Gambar 3.23 Macam-Macam Mata Bor.
(f) Expansion Bit.
(d) Countersink Bit.
(e) Bradawl Bit.
Teknik Sipil III-12
c. Brad Hammer.
Palu ini sama dengan jenis Warrington hammer, tetapi lebih kecil. Palu ini hanya cocok untuk pekerjaan kabinet ringan.
d. Palu Kayu (mallet).
Mallet memiliki kepala dari kayu dengan permukaan yang untuk dipukulkan berukuran besar.
e. Palu Dengan Kepala Lunak (soft faced hammer)
Palu kepala lunak dibuat untuk digunakan dalam pemanfaatan jenis kekuatan ketukan/tekanan tanpa menimbulkan kerusakan atau bekas pada permukaan pada komponen.
2. Pembenam Paku (nail punch).
Nail punch adalah sepotong baja keras berukuran panjang kira-kira 100 mm yang dirancang untuk memukul kepala paku di bawah permukaan kayu.
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
Gambar 3.24 Macam-Macam Palu (hammer).
Teknik Sipil III-13
3. Obeng.
Ada berbagai macam obeng yang dirancang untuk disesuaikan dengan berbagai ukuran sekrup dan berbagai jenis slot.
3.4.5 Perkakas Penjepit (Gripping tools).
Peralatan penjepit digunakan untuk menahan komponen yang akan di bongkar, dipasang, dikerjakan atau disetel. Peralatan penjepit dibedakan menjadi 4 (empat) macam, adalah sebagai berikut :
Gambar 3.25 Pembenam Paku (nail punch).
Gambar 3.26 Obeng.
Teknik Sipil III-14
1. Bench vice.
Bench vice dipasang pada bangku joiner dan digunakan untuk menahan bagian yang dikerjakan saat operasi penggergajian (sawing), penyambungan (jointing) dan pembentukan (shaping).
2. G-Clamp.
G-clamp terdiri dari bagian berbentuk G dengan sekrup yang dapat dikencangkan untuk menahan bagian yang dikerjakan.
3. Quick-action bar clamp.
Bar-clamp adalah adaptasi dari G clamp dan digunakan secara luas dalam bengkel dan di lapangan.
4. Sash clamp.
Sash clamp terdiri dari bar berbentuk T dengan shoe yang dapat disetel yang dapat diposisikan di sepanjang batang dan clamping screw.
Gambar 3.30 Sash Clamp.
Gambar 3.27 Bench Vice. Gambar 3.28 G-Clamp.
Gambar 3.29 Quick-Action Bar Clamp.
Teknik Sipil III-15
3.4.6 Perkakas Pengetes/Penguji (Testing tools).
Peralatan pengetes/penguji dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, adalah sebagai berikut :
1. Siku (Frame Square).
Siku adalah sangat berguna untuk benda kerja yang berukuran. Ia digunakan untuk membuat garis dan pengujian pinggiran yang bersudut 90º atau segi empat terhadap satu sama lain.
a. Adjustable Combination Try Square
Square ini memiliki blade yang dapat digerakkan melalui stock dan dipasang dalam posisi apa pun yang diinginkan. Stock juga memiliki shoulder bersudut 45o
b. Sliding bevel yang dapat disetel (Adjustable sliding bevel)
Perkakas ini digunakan untuk mengukur bevel atau slope dari suatu pola dan kemudian menggunakannya dalam pekerjaan.
Gambar 3.31Siku (frame
Gambar 3.33 Adjustable Sliding Bevel.
Gambar 3.32 Adjustable Combination Try Square.
Teknik Sipil III-16
2. Pelurus level (Precision level).
Perkakas leveling digunakan untuk mengetes pekerjaan apakah berada dalam posisi horisontal (level) dan untuk mentransfer suatu level dari titik referensi level tertentu ke posisi-posisi yang diperlukan di tempat. Titik referensi level untuk suatu tempat disebut level datum atau datum dan dari titik inilah semua pengukuran level di atas dan di bawah diambil.
3. Bandul (Plumb Bob).
Bandul adalah bentuk logam pemberat yang khusus dengan ujung runcing pada bagian ujung dan di gantung dengan sebuah tali/benang dari atas. Ia digunakan untuk membentuk garis tegak lurus antara dua titik.
Gambar 3.34 Adjustable Sliding Bevel.
Gambar 3.35 Bandul (Plump bob).
Teknik Sipil III-17
3.5 Mesin-Mesin Kayu.
Mesin-mesin kayu dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu sebagai berikut :
1. Mesin perkakas Tangan (handpower tools) 2. Mesin perkakas statis(static machines)
3.5.1 Mesin perkakas Tangan (handpower tools)
Mesin tangan banyak kita jumpai di pasaran, hampir semua toko besi yang besar atau toko teknik menjualnya. Untuk perusahaan – perusahaan konstruksi / mebel dari perusahaan klas besar sampai klas pinggir jalan sebagian besar telah menggunakan mesin karena ditinjau dari beberapa segi lebih menguntungkan, sehingga alat tangan hanyalah sebagai alat bantu dalam proses pengerjaan kayu.
A. Mesin bor
Bor tangan listrik yang dapat dijinjing merupakan sebuah alat yang sangat populer dan berguna untuk pekerjaan kayu. Alat tersebut tersedia dalam bermacam-macam ukuran, fungsi,bentuk dan kapasitas. Dalam perdagangan banyak mesin ini banyak dijual dalam beberapa merek dagang yang terkenal.Misalnya yang banyak dijual dipasaran adalah merek Bosch, Makita, dan lain-lainnya.
Gambar 3.36 Mesin Bor Tangan portable Listrik
Teknik Sipil III-18
Peralatan mesin Bor ini tersebut dilengkapi dengan pengunci yaitu sebuah alat untuk mengunci mata bor. Oleh sebab itu simpanlah pengunci mata bor tersebut pada tempat yang sudah tersedia yaitu pada kabel dibawah pegangan. Sedangkan mata bor yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan benda kerja yang akan dikerjakan.
Kunci Cengkam
Setiap mesin bor dilengkapi dengan sebuah alat yang dinamakan kunci cengkam, dimana fungsi kunci cengkam ini adalah untuk memutar rahang penjepit sehingga mata bor dapat terjepit dengan baik.
Cengkam Tanpa Kunci
Mesin bor yang tanpa kunci cengkam ,cengkamannya hanya dilengkapi dengan dua buah gelang alur rusuk, yang masingmasing dapat diputar bebas untuk membuka atau menutup rahang-rahangnya.
Gambar 3.38 Mesin Bor tanpa kunci cengkamListrik
Gambar 3.37 Mesin Bor Listrik dengan kunci cengkam
Gambar 3.39 Kunci Cengkam Mesin Bor
Teknik Sipil III-19
Yang Harus menjadi Perhatian Dalam Pengoperasian Mesin Bor:
- Harus dipastikan bahwa benda kerja tidak dapat berputar selama dilakukan pengeboran.
- Berhati-hatilah bila mengebor secara horisontal karena posisi mengebor sangat labil, oleh sebab itu gunakanlah kedua belah tangan anda untuk memegang perkakas mesin bor.
- Letakkan pucuk mata bor ditanda bekas yang telah dibuat dengan jarum tusuknya.Peganglah bor tangan tegak lurus pada benda kerja.
- Hidupkan motor listrik dan borlah lubangnya. Jangan terlalu banyak menggunakan tekanan, karena mata bor yang melakukan pekerjaannya. Anda harus mengantarkan perkakasnya.
- Keluarkanlah mata bor dari lubang, ketika motor masih hidup. Matikan motor kemudian simpanlah perkakas
B. Mesin ketam tangan listrik
Mesin ketam tangan listrik atau mesin ketam serut sangat membantu dalam proses pengerjaan kayu.
Fungsi mesin ini adalah :
1. Untuk meratakan , meluruskan serta menghaluskan permukaan kayu.
2. Untuk membuat sponing pada kosen pintu maupun jendela.
3. Mengetam miring pada kayu.
Gambar 3.40 Posisi mengebor Vertikal
Teknik Sipil III-20
Bagian-bagian mesin ketam listrik 1. Kabel
2. Pegangan 3. Tombol Saklar 4. Handel depan 5. Baut penjepit
6. Lubang batang pengantar 7. Penutup puli motor.
8. Pelat dasar ketam depan 9. Pelat dasar belakang 10. Poros pisau
C. Mesin ampelas
Mesin ampelas adalah salah satu mesin portabel yang modern dan sangat penting dalam pekerjaan kayu.
Gambar 3.41 Mesin ketam tangan Listrik
Gambar 3.43 Mesin ampelas Listrik
Gambar 3.42 Bagian bagian Mesin ketam tangan Listrik
Teknik Sipil III-21
Bagian-bagian mesin ampelas getar.
Mesin ampelas getar ini terdiri dari bagian-bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan antara satu dan lainnya.
Bagian-bagian mesin ampelas : 1. Kabel
2. Pegangan 3. Sakelar utama 4. Rumah motor 5. Pegangan muka 6. Penutup karet 7. Pelat dasar 8. Bantalan karet 9. Kertas ampelas
10. Penjepit Kertas ampelas
D. Mesin Router
Fungsi mesin router Diantaranya untuk membuat , Profil, Sponing dan Alur, sehingga memang lebih efektif memakai jenis mesin Router. Mesin router sangat cocok untuk membuat profil bingkai daun jendela, bingkai pintu maupun kosen pintu dan jendela. Pekerjaan dalam bidang kayu sangat membutuhkan mesin router ini, untuk memberi kreasi dan kesan yang menarik pada benda-benda dari kayu.
Bagian-bagian mesin Router : 1. Saklar
2. Pengunci kedalaman 3. Pegangan
4. Pegas 5. Pengaman 6. Rumah Mesin 7. Meja Mesin
8. Alat Penentu Kedalaman 9. Kabel Listrik
Gambar 3.44 Mesin ampelas
Gambar 3.45 Bagian bagian Mesin Router
Teknik Sipil III-22
Perlengkapan alat bantu mesin Router : 1. Kunci Pas
2. Pengantar 3. Ring
E. Mesin Trimer
Mesin trimer adalah mesin yang digunakan untuk membuat profile, alur, sponing.
Karena mempunyai bentuk kecil sehingga Mempermudah untuk membuat benda benda kerja yang kecil. Mesin trimer ini sangat baik untuk membuat profil dalam bentuk yang kecil dan sederhana. Bila dibandingkan dengan mesin router memiliki putaran mesin yang lebih tinggi dan kuat powernya biasanya dilihat dari RPM nya.
Bagian-bagian mesin trimer : 1. Pegangan (handle)
2. Saklar picu 3. Ventilasi
4. Ukuran kedalaman 5. Pengunci
6. Meja 7. Kabel listrik
Alat Bantu mesin trimer
Gambar 3.46 Perlengkapan bantu Mesin router tangan Listrik
Gambar 3.47 Mesin Trimer
Teknik Sipil III-23
Jenis Alat Bantu 1. Pengantar 2. Kunci pas 3. Pengantar hias 4. Cincin
F. Mesin gergaji tangan
Mesin gergaji tangan listrik(Cross cut saw) sangat banyak digunakan dalam pekerjaan kayu karena mudah penggunaanya dan sangat praktis untuk bekerja dilapangan maupun dibengkel perkayuan.
Kegunaan dari mesin gergaji tangan ini adalah untuk : 1). Memotong Lurus Kayu,
2). Memotong Miring Kayu.
3). Memotong Bevel Kayu.
4). Membelah Kayu.
5). Pemotongan Lubang Buntu.
6). Membuat Alur.
Nama dan bagian Gergaji bundar:
1. Pegangan belakang 2. Saklar picu
3. Pengunci skalar 4. Pegangan depan
5. Knop penentu kedalaman 6. Sekrup penentu miring
7. Tudung pengaman daun gergaji bundar 8. Plat meja bawah
9. Kipas
10.Kabel listrik
Gambar 3.48 Alat bantu mesin trimer
Gambar 3.49 Mesin gergaji tangan portable
Gambar 3.50 Bagian bagian Mesin gergaji tangan portable
Teknik Sipil III-24
Perlengkapan Mesin Gergaji Tangan Listrik tangan Listrik :
1. Penghantar potong 2. Kunci ring
G. Mesin Jig Saw (Gergaji Jig )
Mesin gergaji jig saw adalah jenis lain dari mesin gergaji tangan yang fungsinya adalah :
1). Untuk memotong lurus.
2). Memotong miring.
3). Memotong bevel.
4). Memotong Lengkung.
5). Memotong bundar.
6). Memotong lubang buntu.
7). Memotong Lingkaran.
Bagian-bagian Mesin gergaji Jig (Jig Saw) Jig (Jig saw) :
1. Pegangan (handle) 2. Saklar picu
3. Rumah atau body 4. Penghantar bawah 5. Daun gergaji 6. Kabel listrik
7. Pengatur Kecepatan
Gambar 3.51 Alat bantu Mesin gergaji tangan portable
Gambar 3.53 Alat bantu Mesin Jig Saw Gambar 3.52 Mesin Jig Saw tangan portable
Teknik Sipil III-25
8. Ventilasi
Perlengkapan Mesin Jig saw : 1. Kunci L atau Kunci Ellen 2. Pengantar Jari-jari
3. Pengantar Potong
3.5.2 Mesin perkakas statis(static machines)
Mesin perkakas static (static machines) diperlukan untuk pekerjaan bersifat fabrikasi/ diproduksi dalam jumlah banyak atau lebih menguntungkan dalam produksi secara masal, .
A. Mesin Gergaji Ayun (radial arm saw machine)
Fungsi dasar gergaji potong ini adalah untuk memotong kayu pada panjang tertentu.Selain fungsi dasar pemotongan silang, kedua jenis gergaji ini dapat melakukan tugas tambahan
meliputi:
• Pemotongan miring
• Coakan
Gambar 3.54 Alat bantu Mesin Jig Saw
Teknik Sipil III-26
Gambar 3.55 Mesin Gergaji Ayun
Gambar 3.56 Meja Roller Mesin Gergaji Ayun
Teknik Sipil III-27
B. Mesin Gergaji Belah/Meja (Rip saw / circular saw bench machine)
Mesin-mesin ini digunakan untuk melakukan pekerjaan membelah kayu , dalam hal ini harus dilengkapi dengan asesoris mesin/perlengkapan mesin yang memadai guna mendukung pekerjaan mesin belah.
Gambar 3.57 Mesin Gergaji Belah/Meja
Teknik Sipil III-28
C. Mesin Ketam Perata (Surface planer)
Mesin ini digunkan untuk mengetam/menghaluskan permukaan benda kerja yang membentuk siku dan meluruskan kayu
Gambar 3.58 Mesin Ketam Perata
Gambar 3.59 Tampak Belakang Mesin Ketam Perata
Teknik Sipil III-29
D. Mesin Ketam Penebal *(Panel Planer & Thicknesser)
Fungsi mesin ini adalah untuk mengurangi ketebalan dan lebar yang dinginkan, dari kayu yang dihaluskan.
E. Mesin Bor Pahat Pelubang (chisel morticer)
Fungsi mesin ini adalah membuat lubang pahatan pada permukaan kayu.
Gambar 3.60 Mesin Ketam Penebal
Gambar 3.61 Mesin Bor Pahat Pelubang
Teknik Sipil III-30
F. Mesin Ketam Purus (tenoner machine)
Fungsi mesin tenoner adalah untuk menghasilkan purusan pada ujung benda kerja.
Gambar 3.62 Mesin Ketam Purus
Teknik Sipil III-31
Teknik Sipil IV-1
BAB IV
SAMBUNGAN KAYU
4.1 Tujuan Umum :
Diharapkan peserta pelatihan mengerti, memahami aspek-aspek sambungan dengan baik, benar dan dapat menjelaskan sambungan pada pekerjaan kayu, penggunaan sambungan pada kayu serta macam-macam sambungan pada pekerjaan kayu.
4.2 Tujuan Khusus :
Diharapkan peserta pelatihan dapat memahami jenis-jenis sambungan, menjelaskan fungsi sambungan pada pekerjaan kayu, dapat menentukan jenis sambungan yang akan digunakan, dapat membuat dan mengerjakan jenis sambungan dengan hasil yang baik dan benar.
4.3 Dasar Teori Sambungan Kayu.
Kayu disambung satu dengan lainnya untuk memperoleh panjang yang dibutuhkan atau membentuk suatu konstruksi rangka batang. Sebuah sambungan pada suatu konstruksi bangunan, baik beton, baja dan kayu adalah merupakan titik terlemah pada konstruksi tersebut.
Syarat-syarat ukuran sambungan dapat dilihat pada gambar-gambar di halaman berikut, sedangkan gaya-gaya yang harus diperhatikan adalah :
1. Gaya Tarik, Bila yang bekerja gaya tarik, maka sambungan kedua batang kayu tersebut harus saling mengait agar tidak mudah lepas (misalnya menggunakan sambungan bibir miring berkait).
2. Gaya Tekan, Bila yang bekerja gaya tekan, maka diusahakan agaragar permukaan batang yang disambung saling menempel rapat (misalnya menggunakan sambungan bibir lurus tekan).
3. Gaya Puntir, Bila yang bekerja gaya puntir, maka sambungan kedua batang harus saling mencengkeram agar tidak mudah terjungkit lepas (misalnya
Teknik Sipil IV-2
menggunakan sambungan takikan lurus rangkap untuk tiang, sambungan purus dan lubang untuk sambungan sudut).
4. Gaya Lintang dan Momen, Gaya lintang akan menyebabkan sambungan akan saling bergeser, momen akan menyebabkan suatu lenturan, maka sambungan harus kuat dan kaku (misalnya menggunakan sambungan pengunci) .
Untuk mendapatkan sambungan yang awet dan kuat, maka cara mengerjakan sambungan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas, artinya tidak boleh terlalu longgar, karena akan mudah lepas atau bergeser dan juga tidak boleh terlalu kencang (sesak) karena kalau dipaksakan akan ada bagian yang rusak dan pecah.
2. Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh merusak kayunya, misal kayu tidak boleh dipukul langsung tapi harus diberi bantalan pelindung, salah bor akan terjadi lubang yang sia-sia dan lubang ini dapat merupakan awal pelapukan, salah gergaji akan mengurangi luas penampang kayu.
3. Sebelum kedua kayu yang kan disambung disatukan, lebih dahulu bidang- bidang sambungannya diberi cairan pengawet agar tidak mudah lapuk (meni, tir) karena biasanya daerah sambungan mudah dimasuki air dan air yang tertinggal akan menyebabkan pelapukan.
4. Sambungan kayu diusahakan terlihat dari luar untuk mempermudah kontrol dan perbaikan.
4.4 Macam-Macam Sambungan Kayu.
4.4.1 Sambungan Arah Panjang
Sambungan ini untuk memperoleh panjang kayu yang dibutuhkan dapat menghubungkan dua batang atau lebih batang kayu.
4.4.2 Sambungan Menyudut
Sambungan ini terdiri dari beberapa batang kayu yang posisinya tidak dalam satu garis lurus, misalnya untuk membentuk konstruksi rangka batang.
Teknik Sipil IV-3
4.4.3 Sambungan Arah Lebar
Sambungan ini banyak dipakai untuk menyambung papan-papan pada arah lebarnya, untuk memperoleh bidang permukaan yang luas. Misalnya untuk papan lantai atau dinding penyekat.
Kegunaan utama dari kayu/papan yang disambung melebar, adalah sebagai berikut :
a. Permukaan atas meja b. Barang-barang furniture c. Lantai
d. Dinding dan interior lainnya.
Ada 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penyambungan papan ini, adalah sebagai berikut :
1. Pengikatan, kwalitas lem yang baik harus digunakan untuk menjamin ketahanan umur sambungan.
2. Kekuatan, untuk memperkokoh sambungan terhadap gaya, kiranya perlu diperkuat dengan pen dowel, alur dan lidah, lidah lepas atau dengan pengokoh lainnya.
3. Penjajaran/pengaturan arah serat, pengaturan arah serat sangat penting untuk mencegah akibat akibat penyusutan juga untuk keindahan papan- papan diletkkan sedemikian rupa sehingga penampang serat ujung kayu dalam posisi berselang-seling.
Jenis sambungan papan arah lebar dibedakan menjadi 4 (empat) : 1. Sambungan arah lebar tegak (The Butt Edge Joint).
Papan/kayu hanya dihubungkan sisi-sisi tegaknya saja, pengokohannya hanya menggunakan lem, untuk memperbesar kekuatan sambungan dapat digunakan paku, syaratnya hanya diperlukan tegak lurusnya sisi-sisi yang akan disambung.
2. Sambungan arah lebar dengan sekrup (Screwed Butt Edge Joint).
Sama dengan sambungan arah lebar tegak, hanya pengokoh sambungannya menggunakan sekrup. Sambungan ini digunakan dimana salah satu muka kayu tidak akan diperlihatkan, misalnya untuk daun meja.
Teknik Sipil IV-4
3. Sambungan alur dan lidah (Tongued and Grooved Joint).
Sambungan ini umumnya dipakai untuk konstruksi papan lantai, penutup dinding ataupun pekerjaan lainnya. Satu sisi papan dibuat alur dan satu sisi papan lainnya dibuatkan lidah sehingga lidah tersebut bisa dimasukkan persis ke dalam alur.
4. Sambungan alur dan lidah lepas (The Feathered/Slip Tongued Joint).
Pada kedua sisi papan yang akan disambung dibuat alur, sebelum dipasang disisipi sebilah papan kecil yang dinamai lidah lepas. Lidah lepas harus dipasang melintang terhadap bidang sambungan (tidak boleh sejajar), sehingga didapat sambungan yang kokoh.
4.4.4 Sambungan Bersusun
Sambungan ini terdiri dari beberapa batang kayu yang disusun menjadi satu kesatuan untuk memperoleh tinggi (h) dan kekakuan yang besar. Sebaiknya sambungan bersusun tidak lebih dari 3 (tiga) batang kayu. Sambungan ini biasanya menggunakan pasak dan baut, pasak untuk melawan gaya geser agar susunan batang tidak bergeser, baut untuk menyatukan susunan batang agar tidak lepas.
4.4.5 Sambungan Pengunci
Sambungan dengan pengunci dibuat apabila pada satu titik sambungan ada lebih dari dua batang kayu. Sambungan dengan pengunci juga dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dan kekakuan yang besar, untuk melawan gaya lintang dan gaya momen. Sambungan dengan pengunci membutuhkan alat sambung umumnya yang dipakai adalah mur dan baut.
Sambungan pengunci dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Pengunci di atas, apabila menghendaki sisi bawah rata atau ada batang lain datang dar atas.
2. Pengunci di bawah, apabila menghendaki sisi atas rata atau ada batang lain datang dari bawah.
3. Pengunci atas dan bawah, apabila menghendaki sambungan mempunyai kekuatan dan kekakuan yang besar. Batang pengunci yang terletak diatas atau dibawah harus mempunyai ukuran penampang yang sama dengan ukuran penampang kayu yang akan disambung.
Teknik Sipil IV-5
4. Pengunci disamping, bila pengunci di samping, maka batang pengunci harus terdiri dari dua batang yang diletakkan di kanan kiri batang yang akan disambung. Ukuran penampang batang pengunci boleh tidak sama dengan ukuran batang kayu yang akan disambung.
4.5 Macam-Macam Sambungan 4.5.1 Sambungan Arah Memanjang
A. Sambungan Bibir Lurus (SBL)
SBL. Tekan dada Mulut Ikan
SBL. Tekan Dada Miring