BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Dalam karya ilmiah terapan ini penulis akan mendeskripsikan tentang gambaran umum lokasi penelitian. MV.OMS IJEN merupakan tempat dimana penulis melaksanakan penelitian. Kapal tersebut merupakan salah satu kapal milik perusahaan PT. SINARMAS LDA MARITIME dengan data kapal sebagai berikut :
Vessel Name / Type : MV.OMS IJEN / CARGO
Call Sign : JZLG
IMO No : 9682693
Year Build : 2012
Builder : SINGAPORE SLIPWAY ENG.G.CO.LTD
Classification : BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI)
GRT : 7302
NRT : 2191
LOA : 127.7 M
LBP : 121.2 M
Breadth : 26 M
Dept : 8 M
Engine : HYUNDAI HIMSEN 8H21/32P
2 X 1600 KW @ 900 RPM
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Penyajian Data
Dalam mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan metode observasi dan wawancara.
A. Hasil Observasi
Ketika kapal MV. OMS IJEN bertolak dari pelabuhan cilacap mengalami permasalahan pada mesin induk. Dimana proses pembakaran kurang sempurna akibatnya mesin induk bekerja tidak maksimal. Setelah di lakukan penyelidikan oleh masinis jaga ditemukan ada penyumbatan pada nozzel injector oleh kotoran atau partikel padat.
Akibatnya bahan bakar tidak bisa di semprotkan secara sempurna.
Bahan bakar yang kotor tersebut disebabkan karena kurang optimalnya kinerja Fuel Oil Separator. Seharusnya untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna dibutuhkan bahan bakar yang bersih.
Setelah itu masinis jaga melakukan overhoul pada pesawat Fuel Oil separator agar dapat bekerja secara optimal.
Adapun data-data nyata separator yang ada di atas kapal MV.OMS IJEN adalah :
Model / Type : MITSUBISHI SELFJECTOR/ SJ25EH Rated Capacity : 10000 L/Hr
Actual Capacity : GP30 4400 L/Hr
Speed of Vertical Shaft : 8650 rpm
Bowl weight : 110 kg
MfO purifier MITSUBISHI SELFJECTOR/ SJ25EH digerakkan oleh AC motor dengan data - data sebagai berikut :
Type : AC
Power (KW) : 7.5
Voltage (V) : 440 Rated current (AMP) : 9,37
Speed (rpm) : 1750 / 60 hz.
Gambar 4.1 Konstruksi Pesawat Purifier
B. Hasil Wawancara a. Chief Engineer
Pada tanggal 21 Maret 2017 penulis melakukan wawancara kepada Chief Engineer mengenai penyebab tidak optimalnya fuel oil separator dan pengaruhnya terhadap kinerja mesin induk.
“fuel oil separator tidak bekerja secara optimal disebabkan karena pemasangan bowl disc yang tidak sesuai, hal tersebut dapat berpengaruh pada kualitas bahan bakar yang di hasilkan oleh separator menjadi tidak bersih. Jika bahan bakar yang di hasilkan tidak bersih dapat menyebabkan penyumbatan pada nozzle injector di karenakan adanya kotoran yg masih bercampur dengan bahan bakar, akibatnya proses pembakaran pada mesin induk menjadi tidak sempurna” berikut penuturan Chief Engineer.
b. Second Engineer
Pada tanggal 5 Agustus 2017 penulis melakukan wawancara kepada Second Engineer mengenai dampak yang ditimbulkan apabila fuel oil separator tidak optimal.
”ada beberapa dampak yang ditimbulkan apabila fuel oil separator tidak bekerja secara optimal salah satunya yaitu diperoleh bahan bakar yang tidak bersih” berikut penuturan Second Enginner.
4.2.2 Analisa Data
Adanya kerusakan pada FO Separator tersebut mengakibatkan persediaan bahan bakar yang bersih pada service tank menipis, sehingga untuk pembakaran pada mesin induk digunakan bahan bakar yang diambil langsung dari dobble bottom. Karena bahan bakar ini masih banyak mengandung kotoran dan air maka dapat mempengaruhi kerja
mesin induk. Hal tersebut dapat terjadi karena bahan bakar yang masuk ke mesin induk tidak memiliki kualitas yang baik atau masih mengandung campuran air dan kotoran sebab bahan bakar dari dobble bottom langsung masuk ke mesin induk tanpa proses purifikasi di dalam pesawat FO Separator terlebih dahulu.
Apabila hal tersebut hal tersebut terus-menerus berlangsung, maka bagian mesin induk yang pertama kali mengalami gangguan tentu saja pada bagian Injector. Injector tidak dapat mengabut secara sempurna karena injector mengalami kebuntuan. Selanjutnya bahan bakar yang masuk ke silinder untuk dikompresi tidak dapat terbakar dengan sempurna, sehingga masih meninggalkan kotoran di dalam silinder. Dengan demikian akibat terjadinya kerusakan pada FO Separator akan menyebabkan pembakaran yang terjadi pada silinder mesin diesel tidak baik/sempurna.
Agar pembakaran yang terjadi dalam silinder motor dapat berjalan dengan baik/sempurna ketika terjadi kerusakan pada FO Separator maka kita perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Pembersihan Saringan Bahan Bakar
Karena kerusakan FO Separator maka bahan bakar tidak dapat dibersihkan sehingga masih mengandung banyak kotoran dan kotoran ini akan ikut mengalir ke system bahan bakar. Untuk mengurangi kotoran yang ikut masuk ke system maka kita harus sering melakukan pembersihan saringan-saringan bahan bakar yang
ada. Saringan dibersihkan dengan solar sampai bersih kemudian disemprot dengan udara pada tabung udara agar kotoran yang masih menempel bisa hilang.
b. Perawatan Injector
Ketika terjadi pembakaran tidak sempurna pada motor diesel maka harus sering diadakan perawatan terhadap injector, ini dimungkinkan karena adanya lubang-lubang nozzle yang tersumbat oleh kotoran. Langkah-langkah perawatan pada injector adalah sebagai berikut :
1) Test injector bahan bakar.
Untuk melaksanakan test injector harus melihat petunjuk pemeliharaan mesin, terutama pada mesin diesel, pada perawatan-perawatannya selalu memberi petunjuk pada jam kerja, pengetesan tersebut dilakukan sebagai berikut :
a) Tiap jam kerja atau terpakai 800-900 jam putaran motor (jam kerja mesin induk) harus diadakan test ulang dengan menjaga tekanan penyemprotan sekitar 410-450 Kg/cm2. Tapi ketika terjadi kerusakan FO Separator maka injector harus sering dicek setelah sampai di pelabuhan karena kualitas bahan bakar yang tidak baik.
b) Mengadakan pemeriksaan terhadap spring penekan jarum dan bagian-bagian lain jika sudah aus agar diadakan penggantian.
c) Mengadakan pengetesan pada injector, beri injector dengan tekanan sebesar 150 Kg/cm2, lihat ujung noozle bocor atau tidak.
d) Tingkatkan tekanan injector sampai 250 Kg/cm2, kemudian biarkan tekanan turun sampai 150 Kg/cm2 dengan waktu kuran dari 10 detik, maka injewktor dalam keadaan bagus.
e) Kemudian injector beri tekanan sesuai Instruction Manual Book sebesar 350 Kg/cm2 dan lihat pengabutannya dan ujung noozle bocor atau tidak.
f) Setelah injector ditest, periksa kembali ujung noozle, jika terdapat kebocoran pada ujung noozle adakan pengecekkan ulang.
g) Mengadakan pemeriksaan mur dan baut pengunci (adjustment injector) pastikan terikat dengan baik.
2) Perbaikan injector dan bagian-bagiannya
a) Membuka noozle dengan cara kendorkan mur pengatur tekanan supaya pen noozle tidak putus dan permukaan noozle yang terhimpit tidak terluka.
b) Setelah noozle terbuka, periksa dan bersihkan bagian-bagian lainnya yaitu spring atau pegas sudah berkurang daya pegasnya atau sudah putus.
c) Periksa kondisi noozle jika ada lubang yang buntu dapat disogok dengan kawat yang halus, dan bila aus dilapping dengan menggunakan pasta.
d) Ganti noozle jika sudah tidak bisa diperbaiki.
4.3 Pembahasan Masalah
4.3.1 Dampak Apabila Fuel Oil Separator Tidak Bekerja Secara Optimal a. Suhu Dari Gas Buang Pada Main Engine Diesel Naik
Dikarenakan pembakaran yang tidak sempurna maka bahan bakar yang disemprotkan oleh injector tidak terbakar secara sempurna. Hal ini akan mempengaruhi suhu yang akan keluar melalui gas buang yang akhirnya suhu gas buang akan menjadi naik adanya suhu suhu tinggi sehingga bahan dan dinding silinder tidak cukup mampu menahan panas (tegangan) dari gas pembakaran ini berarti dinding silinder itu melumer karena kekuatannya berkurang yang disebabkan oleh suhu pembakaran yang tinggi.
Kurangnya kapasitas air pendingin menyebabkan meningkatnya suhu di ruang pembakaran dan juga suhu air pendingin yang keluar dari silinder akan mengalami hal yang sama yaitu bersuhu tinggi. Peningkatan dari suhu air pendingin ini diakibatkan penyerapan panas terhadap dinding silinder berkurang.
Suhu tinggi meningkat ada manifold gas buang hal ini disebabkan oleh terjadinya pembakaran pada manifold yaitu pembakaran tidak sempurna dimana bahan bakar tidak terbakar
semuanya oleh pembilasan, bahan bakar tersebut terdorong ke manifold karena di manifold temperature sudah tinggi maka terjadilah pembakaran di dalam manifold.
Mengingat suhu yang dihasilkan digunakan untuk memutar sudu-sudu yang digunakan untuk memutar blower udara yang berguna untuk menghasilkan udara bilas. Karena pembakaran tidak sempurna maka udara bilas yang dihasilkanpun tidak maksimal.
b. Daya (Speed Motor) Yang Mampu Dihasilkan.
Pada saat terjadi pembakaran tidak sempurna pada Main Diesel Engine daya motor sangat menurun secara menyolok dan pada motor induk dalam keadaan normal. Daya pada saat normal yaitu 4900 kw sedangkan saat terjadi keretakan silinder liner daya motor mencapai 4250 kw pada posisi handle bahan bakar yang sama (82) sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dari pada kapal.
Hal ini juga dapat mengurangi putaran poros motor induk ( shaft revolution ), dari akibat menurunnya putaran poros motor induk maka dapat mengurangi putaran baling-baling kapal sehingga dapat berpengaruh terhadap kecepatan kapal seperti yang dialami penurunan daya motor induk. Yaitu yang mulanya rpm poros dala keadaan normal 145-150 rpm akibat terjadinya keretakan silinder liner menjadi 120-105 rpm. Akibat dari penurunan daya tersebut perjalanan pelayaran menjadi lambat sehingga pelayaran menjadi lama.
c. Asap Hitam.
Karena bahan bakar pada waktu pengabutan dalam silinder motor tidak terbakar semua maka akan ikut keluar dengan gas hasil pembakaran pada langkah buang bahan bakar tersebut aka terbakar di dalam exhoust manifold sehingga akan menyebabkan asap menjadi hitam bahkan dimungkinkan akan terjadi bunga-bunga api di dalam cerobong jika bahan bakar tersebut sangat kotor.
Untuk menghindari gangguan atau kerusakan yang terjadi pada pembakaran tidak sempurna pada Main Engine Diesel maka perlu dilakukan pencegahan-pencegahan melalui perawatan.
Perawatan yang harus dilakukan pada masing-masing sistem agar dapat mencegah atau mengurangi kerusakan pada motor induk umumnya dari pembakaran pada Main Diesel Engine khususnya adalah dengan perawatan berkala atau perawatan tak terencana.
Perawatan-perawatan yang terpenting pada motor induk adalah : 1) Inspection schedule.
Adalah jadwal perawatan harus selalu diikuti yang tetap dan terencana sehingga perlu data-data yang akurat dari setiap perbaikan komponen.
2) Maintenance log-sheet.
Adalah jadwal pekerjaan perawatan yang harus dicatat pada log- sheet, kapan bagian-bagian Main Diesel Engine dibersihkan atau diganti.
3) Kebutuhan untuk melaksanakan perawatan antara lain :
a) Untuk mendapatkan hasil yang baik dan cepat tentu harus memiliki perlengkapan dan alat-alat yang baik, suku cadang yang cukup, tempat kerja yang memadai, over head crane atau alat angkat yang sesuai.
b) Prosedur perawatan mungkin dapat digolongkan pada pembersihan, adjusting, reconditioning atau replacing parts.
4) Tekanan kompresi dan tekanan pembakaran yang harus diperhatikan yaitu :
a) Dijaga 1/4 % dan tekanan normal ( kompresi ).
b) Dijaga ± 5 % dan tekanan normal ( pembakaran ).
5) Tindakan pencegahan kerusakan yaitu :
Mencegah terulangnya kerusakan-kerusakan yang pernah terjadi.
6) Overhoul bagian-bagian mesin antara lain : a) Cylinder head.
Dengan membersihkan kerak pada permukaan bawah silinder tersebut dan atur pula kedudukan katup-katupnya skir bila perlu.
b) Cylinder liner.
Cylinder liner apabila mengalami keretakan harus segera diganti atau di overhoul sehingga ttidak mempengaruhi
kerusakan komponen lainnya termasuk pada sistem yang berhubungan dengan pembakaran.
c) Piston dan ring piston.
Periksa keabsahan dari ring piston dari kedudukannya pada torak sehingga pembakaran dan pelumasan sempurna.
d) Bearing.
Bantalan juga mempengaruhi kerja dari torak dan lengan engkol maka itu perlu juga diperhatikan dari keausan dan kelonggarannya.
4.3.2 Mengoptimalkan Fuel Oil Separator Guna Bekerja Menunjang Kinerja Mesin Induk.
Agar pembakaran yang terjadi dalam silinder motor dapat berjalan dengan baik/sempurna bahan bakar yang di hasilkan oleh Fuel Oil Separator harus benar-benar bersih/murni, maka kita perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Membersihkan bowl disc
Dari waktu-kewaktun bowl harus dibongkar untuk dilakukan inspeksi dan pembersihan. Ini seharusnya dilakukan setelah jam kerja telah mencapai 1500 jam atau 6 bulan. Jangan pernah menggunakan metal scrapper dan sikat kawat untuk membersihkan disc dan bagian-bagian dari bowl. Lepaskan gasket dari bowl dan bersihkan groove dan gasket untuk mencegah groove dari korosi, ganti gasket yang rusak dengan yang baru. Gasket di dalam ruang
sentrifugasi pada bowl bawah dan pilot valve yang tepinya tergores digunakan kembali setelah diasah di bagian tepi tersebut dengan menggunakan roda pengasah yang tebuat dari batu amril (sand paper abrasive). Hati-hati pada waktu melakukan pengasahan jangan sampai merusak pilot valve tersebut. Jika kondisi bowl bersih maka dapat di pastikan bahan bakar yang dihasilkan dari proses purifikasi adalah bersih/murni sehingga pada saat proses pembakaran pada mesin induk menjadi sempurna dan kinerja mesin menjadi optimal.
b) Pemeriksaan rutin saat beroperasi
Ketika FO Separator beroperasi ada beberapa hal yang perlu diperidiperiksa secara teratur, yaitu :
a) Tekanan bahan bakar masuk dan keluar
Periksa tekanan yang ditunjukkan oleh pressure geuge pada saluran masuk (0,4 bar) dan keluar (0,35). Hal ini untuk mengetahui apakah tekanan masing-masing telah sesuai dengan yang ditentukan.
b) Temperature bahan bakar masuk
Temperature/suhu bahan bakar sangat berpengaruh terhadap viskositasnya. Untuk mendapatkan vikositas yang diijinkan masuk ke Separator (FO inlet 85oC - 95oC dan outlet 100oC - 110oC) maka diperlukan pengaturan suhu, apabila suhu terlalu panas dapat mengakibatkan terjadinya overflow bahan bakar pada separator. Oleh karena itu pemeriksaan
suhu perlu mendapat perhatian agar bahan bara yang masuk selalu pada suhu yang telah ditentukan.
Tabel 4.1 Diagram hasil perbandingan c) Arus listrik
Besarnya arus listrik pada panel kontrol menunjukkan besarnya beban yang diterima motor penggerak dalam menggerakkan separator. Jadi perlu diawasi adanya arus yang berlebihan. Arus listrik yang di ijinkan yaitu 100 ampere. Jika arus listrik berlebihan maka putaran bowl tidak stabil.
FO Separator Tidak Optimal Optimal
IN OUT IN OUT
Temperature 70-85oC 80-90oC 85-95oC 100-110oC Tekanan 0,4 bar 0,2 bar 0,4 bar 0,35 bar
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dampak yang ditimbulkan apabila Fuel Oil Seprator optimal yaitu berdampak pada proses pembakaran yang tidak sempurna pada mesin induk yang disebabkan karena tersumbatnya nozzle injector oleh kotoran 2. Cara mengoptimalisasi Fuel Oil Separator yaitu Perlu dilakukan perawatan
secara berkala terhadap Fuel Oil Separator tersebut guna menghasilkan kualitas bahan bakar yang bersih untuk menunjang kinerja mesin induk..
5.2 Saran
Berdasarkan permasalahan yang di alami penulis maka terdapat saran yang disampaikan, yaitu :
1. Membersihkan lubang nozzle injector apabila terjadi penyumbatan yang di sebabkan oleh kotoran atau partikel padat.
2. Perawatan dan perbaikan secara rutin sesuai dalam Instruction Manual Book yang ada mengenai Separator tersebut.
Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan karya tulis dapat digunakan sebagai salah satu sumber data untuk penelitian selanjutnya dan dilakukan berdasarkan faktor yang lebih tepat dan tetap berhubungan dengan Fuel Oil Separator.