MAKALAH KELOMPOK Al-Laff Wa An- Nasyr
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Balaghoh 2 Dosen Pengampu : Mujib Hidayat, M. Pd.I
KELOMPOK 10 :
1) Tadzkirotur Roqidah ( 2217057 )
2) Rajwa Taufiq ( 2217060 )
3) Khoifumina Yuniar Rajatn i ( 2217090 )
Kelas B
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KERGURUAN IAIN PEKALONGAN
TAHUN AKADEMIK 2019
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Penulis menghaturkan rasa syukur atas segala rahmat, taufik, serta hidayah Nya, sehingga penulis makalah ini dengan judul “Al-Laff Wa An- Nasyr” bisa penulis selesaikan dengan lancar.
Tentunya dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama Bapak Mujib Hidayat, M. Pd.I selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Balaghoh 2.
Dan juga penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Baik dalam segi bahasa, penyusunan kalimat maupun isi makalah ini. Oleh karena itu, harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, penulis berharap agar para pembaca memberikan kritik dan sarannya agar kedepannya penulis bisa memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya bisa lebih baik lagi pada kesempatan yang lain.
Pekalongan, 13 Apr. 19
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...ii Daftar Pustaka ...iii
1. Pendahuluan
A. Latar Belakang ...1 B. Rumusan Masalah ...1 C. Tujuan Penulisan ...1 2. Pembahasan
A. Pengertian Al-Laff wa An-Nasyr...2 B. Macam-macam Al...3 3. Penutup
A. Kesimpulan ...6 B. Saran ...6
4.
Daftar Pustaka...7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Ilmu Badi’ mengkaji bagaimana menggunakan bahasa secara efektif, dan upaya untuk memperindah bahasa, baik pada lafadz maupun makna. Sehingga dapat didengar dengan baik kepada mukhottob, setelah memahami materi sebelumnya yang berjudul Al- Jamu’ yang menerangkan beberapa hal yang dikumpulkan kedalam satu hukum (kategori), yang terdiri dari dua hal atau lebih.
Laff wa Nasyr merupakan kominikasi klasik yang terdiri dari kata-kata untuk kemudian disebar satu persatu baik secara beraturan atau tidak beraturan, dengan satu keyakinan bahwa pendengar akan merespon dengan asumsi bahwa si pembicara atau penulis tahu dari indikasi-indikasi yang termaktub dalam lafadz dan maknanya.
Laff wa Nasyr hanyalah menyebutkan dua hal atau lebih baik secara detail ataupun secara global. Penyebutan dengan detail berarti mengajukan dua hal atau lebih kemudian diurai satu persatu.
Sedangkan kalau penyebutan secara global berarti cukup membuat satu kalimat saja tapi komprehensif. Dalam makalah ini akan membahas lebih mendalam tentang pengertian Laff wa Nasyr dan pembagian Laff wa Nasyr secara rinci dan jelas.
B. Rumusan Masalah
1) Jelaskanlah pengertian Al-Laff wa An-Nasyr ! 2) Sebutkan Pembagian Al-Laff wa An-Nasyr !
C. Tujuan Penulis
1) Mahasiswa dapat mengetahui Pengertian Al-Laff wa An- Nasyr.
2) Dapat memberikan contoh ayat Qur’an yang menjelaskan Al- Laff wa An-Nasyr.
3) Menjelaskan secara rinci pembagian Al-Laff wa An-Nasyr kepada mahasiswa.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Al-Laff wa An-Naysr
Secara etimologi al-Laff berarti melipat, menggulung, mengumpulkan atau menggabungkan. Sedangkan an-Nasyr berarti membentangkan, mengibarkan, menyiarkan atau mengexpos. Secara terminologi badi al-Laff wa an-Nasyr terdiri dari dua kata al-laff dan an-nasyr. Secara bahasa al-laff artinya “ melipat”, sedangkan an-nasyr artinya “menyebarkan atau membentangkan”. Maksudnya adalah melipat (menghimpun) dua hal atau lebih, lalu disusul (dibentangkan) oleh keterangan masing-masing secara berurutan.1
Lasyin mengatakan al-laff wa al nasyr sebagai ungkapan yang menyebutkan sesuatu yang beraneka ragam baik secara terinci maupun global, kemudian menyebutkan kembali satu persatu tanpa harus ditentukan.2
Istilah al-laff disebut juga dengan istilah al-thayy, yang kemudian mempunyai pasangan an-nasyr. Al- Hasyimi memberikan pengertian:
فرصت ىلع ادامتعا نييعت ريغ نم اعئاش هدارفا نم لكل ام ركذي ّمث ةددعتم ركذي نأ هل وهام ىلإ هدرو اهنم دحاو لكل ام زييمت يف عماسلا Yaitu menyebutkan beberapa makna kemudian menuturkan makna untuk masing-masing satuannya secara umum tanpa menentukan, karena bersandar kepada upaya pendengar dalam membedakan makna untuk masing-masing dari padanya dan mengembalikan yang untuk semestinya.3
Al-Laff adalah menuturkan sesuatu yang banyak secara terinci (detail) atau ijmal (general), sedangkan An-Nasyr adalah menyebutkan pasangan masing-masing perkara tersebut tanpa menentukannya karena percaya bahwa sami’ (audien) dapat memasangkan sendiri (nyambung) sebab adanya qorinah (indikator) lafadziyah ataupun maknawiyah contoh :
اًد ْوُج َو ًةَعاَجَش َو ًءاَهَب ٌرْحَب َو ٌدَسَأ َو ٌسْمَش َوُه
1 Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Jawahirul Balaghah, (Beirut: Maktabah Al- Ashriyyah,tth), hlm. 308
2 Abd al-Fattah Lasyin, al- Badi’ Fi Da’i Asalib al-Qur’an, (Mesir: Dar al-
Artinya : “dia itu matahari, singa, dan samudra dalam hal keindahannya, keberaniannya, dan kedermawannya.
Pada contoh diatas unsur laff -nya adalah penyebutan kata matahari, singa, dan samudra. Sedangkan unsur nasyr-nya adalah menyebutkan kata :
1) Keindahannya yang merupakan pasangan kata matahari.
2) Keberaniannya yang merupakan pasangan kata singa.
3) Kedermawanannya yang merupakan pasangan kata samudra.4
B. Pembagian Al-Laff wa An – Nasyr
Dengan memperharikan unsur laff-nya (penyebutan perkara yang banyak), ada yang terterinci dan ada yang disebut secara ijmal. Badi’ al- laff wa an-nasyr ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1) Laff-nya disebut secara terinci (detail) yang memiliki dua kemungkinan pada nasyr-nya yaitu :
a) Nasyr-nya (pasangannya) disebut secara berurutan sesuai dengan laff-nya. Contoh:
ِهِل ْضِف ْنِم ا ْوُغَتْبَتِل َو ِهْيِف ا ْوُكْسَتِل َراَهَنلا َو َلْيّلا ْمُكَل َلَعَج ِهِتَم ْحَر ْنِم َو Artinya : “Dan karena rahmat Nya, Dia jadikan untuk-Mu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari kebahagiaan dari karunia Nya (pada siang hari)”.
Pada contoh diatas laff-nya disebut secara rinci yaitu penciptaan malam dan siang sebagai rahmat Allah, sedangkan Nasyr-nya disebut secara tertib disesuaikan dengan laff-nya, yakni ungkapan :
a. Supaya kamu beristirahat yang menjadi pasangannya kata malam.
b. Supaya kamu mencari kebahagiaan dari karunia-Nya yang merupakan pasangan kata siang.5
Contoh lain syi’ir karya Ibn ar-Rumi:
43 M. Zamroji dan H. Nailul Huda, Mutiara Balaghoh Jauharul Maknun, (Lirboyo: Santri Salaf Press, 2017), hlm. 403-405
5Dadang Hidayat, ملكعيدبلا ةغلبلا عيدبلا دهاوشلا و نم , (Tangerang : PT. Karya Toha Putra dan Bina Masyarakat Qur’ani Jakarta, 2002), hlm. 158
ٌم ْوُجُن َن ْوُحَد اَذِإ ِتاَثِداَحْلا ىِف # ْمُكَفُيُسَو ْمُكُهْوُجُوَو ْمُكُؤَا رآ ٌم ْوُجُر ُتاَيَر ْخُلا َو ىَجُدلا ا ْوُل ْجَت # ُحْيِباَصَم َو ىَدُهْلِل ُمِلاَعَم اَهْيِف
“Pendapat kalian, wajah kalian, dan pedang kalian diberbagai insiden saat alam sudah mulai gelap bagai bintang, padanya bagai tengara (rambu-rambu) jalan, bagai pelita di waktu gelap gulita, dan yang terakhir (pedang-pedang kalian) bagai bintang-bintang meteor” .6
Laff-nya adalah penyebutan pendapat, wajah dan pedang, nasyar- nya penyebutan pasangannya yang diurutkan sesuai laff-nya, yaitu:
1. Bagai tengara (rambu-rambu) jalan merupakan pasangan pendapat.
2. Bagai pelita pasangan kata wajah.
3. Bagai bintang-bintang metior pasangan kata pedang.
b) Nasyarnya campur aduk, contoh;
ءاهبو ادوجو ةعاجش رحبو دسأو سمش تنأ
“Anda bagaikan matahari, sinar dan samudra dalam hal keberaniannya, kedermawaannya dan keindahannya”.
Laff-nya adalah penyebutan kata matahari, singa dan samudra.
Sedangkan nasyar-nya, penyebutan:
1. Keberanian yang menjadi pasangan kata singa.
2. Kedermawaan yang menjadi pasangan samudra.
3. Keindahan yang menjadi pasangan matahari.
Kalau kita perhatikan, susunan kata pada nasyarnya tidak beraturan jika disejajarkan dengan pasangan masing-masing yang ada pada laff-nya.
2) Laff dan nasyar-nya disebut secara mujmal (general). Contoh (QS.
Al-Baqarah : 111) :
ىَراَصَن ْوَأ اًد ْوُه َناَك ْنَم ّلِإ َةّنَجْلا َلُخ ْدَي ْنَل اْوُلاَقَو
Dan mereka (yahudi dan nasrani) berkata: “ sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang( yang beragama) yahudi dan nasrani”.
Laff-nya kalimat اولاق dituturkan secara ijmal , sebab asalnya ىَراَصَنلا ِتَلاَقَو ُد ْوُهَيلا ِتَلاَقَو dan juga nasya-nya disebut secara ijmal , yaitu ungkapan
ىَراَصَن َو اًدْوُه َناَك ْنَم ّلِإ َةّنَجلا َلُخْدَي َنَل sebab asalnya:
a. اًد ْوُه َناَك ْنَم ّلِإ َةّنَجلا َلُخْدَي ْنَل
“Tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) yahudi”.
b. ىَراَصَن َناَك ْنَم ّلِإ َةّنَجلا َلُخْدَي ْنَل .
“Tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) nasrani”.7
7 Muhammad Romadhon al-Jarabi, عيدبلا ملعل ةيليلحت ةسارد ةيقيبطتلا ةغلبلا, (Egypt:
Maktabah al-Adab, 2009), hlm. 71-72
PENUTUP A. Kesimpulan
Laff wa Nasyr adalah menghipun dua makna kemudian disusun keterangan dari kedua hal yang dihimpun tersebut secara umum tanpa ditentukan, sebab beranggapan bahwa pendengar akan mengerti maksutnya dengan tujuan untuk memperindah pengungkapan makna.
Laff dan nasyr dibagi menjadi dua macam yaitu berupa lafadz yang mufassal (terperinci) dan mujmal (global). Adapun laff wa nasyr yang berupa lafadz yang mufassal terbagi lagi menjadi dua macam yaitu murottab dan ghairu murattab.
B. Saran
Kami menyadarai bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum adanya kesempurnaan di dalam pembahasanya, maka dari itulah penulis berharap adanya suatu kritik dan saran yang dapat membangun bagi penulis dalam menyelesaikan makalah yang akan ditulis berikutnya.
Sebelum dan sesudahnya penulis mohon maaf apabila dalam penulisan masih banyak kekurangan dan salah penulisan dalam pembuatan makalah ini. Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi diri penulis pada khususnya dan bagi pembaca lain pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hasyimi, Ahmad Sayyid. Jawahirul Balaghah. TANPA TAHUN.
Beirut: Maktabah Al-Ashriyyah,tth.
Al-Jarabi, Muhammad Romadhon. 2009 .عيدبببلا ملعل ةيليلحت ةسارد ةيقيبطتلا ةغلبلا. Egypt: Maktabah al-Adab.
As-Sha’idi, Adb al-Muta’ali. Bughyah al-Idlah. TANPA TAHUN.
Hidayat, Dadang. 2002 .ملك عيدبلا ةغلبلا عيدبلا دهاوشلا و نم . Tangerang : PT.
Karya Toha Putra dan Bina Masyarakat Qur’ani Jakarta.
Lasyin, al-Fattah Abd. al- Badi’ Fi Da’i Asalib al-Qur’an. 1985. Mesir: Dar al-Ma’arif.
Zaenudin, Mamat. Pengantar Ilmu Balaghah. 2007. Bandung: PT. Refika Aditama.
Zamroji, M. dan H. Nailul Huda. Mutiara Balaghoh Jauharul Maknun.
2017. Lirboyo: Santri Salaf Press.