Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana implementasi toleransi antar umat beragama di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi? Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah: 1) Mendeskripsikan implementasi toleransi antar umat beragama di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi.
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi masyarakat, sehingga masyarakat mempunyai pengetahuan tentang toleransi antar umat beragama. Representasi merupakan suatu tindakan atau penggambaran keberagaman antar umat beragama di Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi.
Sistematika Pembahasan
Bagaimana upaya guru pendidikan agama Islam dalam menginternalisasikan nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMA Dharmawangsa Medan b. Apa saja kendala guru pendidikan agama Islam dalam melakukan internalisasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMA Dharmawangsa Medan.
Kajian Teori
20 Idrus Ruslan, Kontribusi Lembaga Keagamaan Terhadap Perkembangan Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia (Bandar Lampung: Arjasa Pratama, 2020), 33. 38 Faidati Trisnaningtyas, Urgensi Pendidikan Toleransi Antar Umat Beragama di Masyarakat (Studi di Kabupaten Kapencar , Desa Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo ), Jurnal Al-Qalam 3, no.
Lokasi Penelitian
Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara langsung kepada tokoh desa, tokoh masyarakat, kepala desa dan masyarakat di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi. Implementasi toleransi antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi. Apa yang harus dilakukan jika terjadi konflik atau permasalahan antar umat beragama di masyarakat Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi.
Setelah dilakukan pengumpulan data mengenai representasi toleransi antar umat beragama di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi, peneliti disini menyeleksi data-data yang diperlukan dan membuang data-data yang tidak penting. Namun yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif. Setelah dilakukan pengumpulan data mengenai representasi toleransi antar umat beragama di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten.
Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan data mengenai keterwakilan toleransi antar umat beragama di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi dari berbagai informan yang menjadi objek penelitian melalui wawancara, observasi dan dokumentasi yang telah dikumpulkan selama penelitian. proses .
Keabsahan Data
Tahapan Penelitian
Letak Geografis
Secara administratif Desa Patoman terletak di Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi yang berbatasan dengan desa-desa tetangga di wilayah tersebut, yaitu: batas wilayah utara berbatasan dengan Desa Blimbingsari, batas wilayah selatan berbatasan dengan Desa Watukebo, batas wilayah timur berbatasan dengan berbatasan dengan Selat Bali, dan batas selatannya berbatasan dengan Desa Watukebo. Dengan jarak orbit 1 km ke ibu kota kecamatan, 23 km ke ibu kota kabupaten/kota, dan 295 km ke ibu kota provinsi.61. Desa Patoman merupakan daerah dataran yang luasnya 334,8 ha dengan luas pemukiman 16,3 ha, digunakan untuk persawahan 30,7 ha, untuk perkebunan 257,0 ha, luas.
Keadaan Penduduk
Bagi pemeluk agama Hindu, terdapat pura sebagai tempat peribadatan yang terletak di Dusun Patoman Tengah, sedangkan tempat peribadatan bagi umat Kristiani berada di luar Desa Patoman. Adanya perbedaan agama dalam masyarakat tidak menjadi halangan atau hambatan bagi masyarakat Desa Patoman untuk saling menghormati antar sesama umat beragama sehingga dapat terciptanya kondisi yang aman, tenteram dan tenteram. Jumlah penduduk di Desa Patoman terdiri dari 4 suku, jumlah suku Jawa dan Osing di Desa Patoman mencapai 1108 laki-laki dan 999 perempuan, selain itu jumlah penduduk Madura mencapai 1207 laki-laki dan 1121 perempuan, untuk suku Bali berjumlah 446 laki-laki. -pria, dan 405 wanita.64.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dimana salah satu tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar tidak diperbudak oleh waktu. Pendidikan juga sangat penting bagi masyarakat Desa Patoman, hal ini terlihat dari status pendidikan di Desa Patoman yaitu; 850 orang tamatan Sekolah Dasar (SD)/sederajat, 522 orang tamatan SMP/sederajat, 246 orang tamatan SMA/sederajat, 7 orang tamatan Diploma (D-1), dan tamatan Diploma (D-1). 3) sebanyak 3 orang, wisudawan mengambilnya. Sedangkan mata pencaharian di Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut; Petani berjumlah 906 orang, buruh tani 709 orang, PNS 17 orang, pengrajin industri rumah tangga 105 orang, pedagang keliling 128 orang, peternak 35 orang, nelayan 119 orang, mekanik 15 orang, TNI. mencapai 6 orang, POLRI 5 orang, tukang cukur 2 orang dan supir 7 orang.66.
Sedangkan kelompok umur penduduk di Desa Patoman terdiri dari beberapa umur sebagai berikut; umur 0-12 bulan berjumlah 35 orang dari persentase penduduk 0,45%, umur 1-5 tahun berjumlah 200 orang dari persentase penduduk 3,81%, umur 6-7 tahun berjumlah 147 orang dari persentase penduduk 3. 75%, umur 7-18 tahun berjumlah 873 orang dari persentase jumlah penduduk 10,69%, umur 18 - 56 tahun berjumlah 3.042 orang dari persentase jumlah penduduk.
Sejarah Eksodus Orang Bali ke Banyuwangi
Pada tahun 1819 ia pindah ke desa Patoman (Blimbingsari) sebagai buruh pada masa penjajahan Belanda, tinggal di desa Patoman hingga mempunyai anak. Kedatangan masyarakat Bali (kedua) ke Patoman terjadi pada saat Gunung Agung meletus pada tahun 1843, ada masyarakat Bali yang mengungsi ke Patoman dan Glondong, kemudian kedatangan masyarakat Bali ke Patoman (ketiga) pada saat Gunung Agung meletus kembali pada tahun 1963, yaitu. sejarah singkat perjalanan nenek moyang orang Bali menuju tanah Blambangan (Banyuwangi) tepat di desa Patoman kecamatan Blimbingsari.68.
Penyajian Data
Implementasi toleransi antar umat beragama di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi
Dalam hal ini dibuktikan melalui observasi langsung pada tanggal 6 Maret 2023 di Desa Patoman, bahwa masyarakat di Desa Patoman terdiri dari agama yang berbeda-beda. Keberadaan pura dan masjid sebagai tempat ibadah umat Islam dan Hindu di Desa Patoman menunjukkan adanya kebebasan beragama. Masyarakat di Desa Patoman menjalani kehidupannya dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan.
Tentu saja sikap saling menghormati dan menghormati mempengaruhi hubungan sosial yang terjalin pada masyarakat Desa Patoman. Hal ini merupakan bentuk apresiasi dan penghormatan terhadap masyarakat seagama di desa Patoman.83. Pak Rulis juga mengatakan bahwa toleransi yang ada di Desa Patoman bermula dari hal-hal kecil.
Hal seperti itu ada di Desa Patoman, dimana masyarakatnya saling membantu dan membantu satu sama lain di tengah keberagaman agama yang ada.
Hambatan masyarakat dalam mewujudkan toleransi di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi
Jawaban ini tentunya akan kami berikan bersama dengan perangkat desa. Kami tidak akan meninggalkan pemerintahan desa karena bagaimanapun pemerintah desa terlibat dalam persatuan dan kesatuan umat beragama di Desa Patoman. 119. Masyarakat masih kurang dan kurang terkoordinasi mengenai pemahaman toleransi, sehingga sering terjadi kebencian antar umat beragama, sehingga berdampak pada kehidupan kerukunan antar umat beragama. Faktor berikutnya adalah kesalahpahaman masyarakat akan pentingnya toleransi antar umat beragama, yang juga menjadi salah satu faktor penghambat toleransi antar umat beragama.
Dalam kehidupan bermasyarakat, pemahaman toleransi antar umat beragama sangat perlu dipelajari, karena dalam kehidupan bermasyarakat antar umat beragama hal ini nantinya akan menjadi suatu hal yang mendasar dalam kehidupan bermasyarakat. Terkadang masih ada masyarakat yang menganggap bahwa toleransi itu tidak penting, padahal keharmonisan antara satu tetangga dengan tetangga lainnya sangatlah penting, apalagi mereka hidup berdampingan dan berdampingan dengan komunitas lintas agama. Masyarakat desa Patoman dapat menciptakan suasana kehidupan sosial antar umat beragama yang aman, kondusif dan harmonis untuk mempererat hubungan persaudaraan antar umat beragama untuk mengamalkan ajaran masing-masing agama yang diyakininya.
Dimana para remaja sudah mulai mengikuti perkembangan zaman modern dengan pola hidup barat, sehingga nilai toleransi dalam kerukunan antar umat beragama semakin berkurang.
Penyelesaian konflik antar umat beragama pada masyarakat di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi
Toleransi yang ada di Desa Patoman dimulai pada tahun 1983. Sebelumnya masih terdapat pro dan kontra, bahkan ada pula yang terkena dampak langsung (kekerasan). Hal ini terjadi karena adanya permasalahan individu antar umat beragama sehingga menimbulkan penghinaan terhadap masing-masing agama yang dianut oleh kedua belah pihak yang berkonflik. Jika perselisihan tidak bisa ditangani, maka kami harus melibatkan pemerintah desa untuk menengahi kedua pihak.
Dan setelah dilakukan mediasi kedua pihak, alhamdulillah permasalahan bisa diselesaikan dengan diakhiri dengan salam. Masyarakat muslim dan non muslim di desa patoman tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam suatu hal, namun terkadang mempunyai pendapat yang berbeda. Umat Hindu menyetujui permintaan umat Islam, agar hubungan baik yang terjalin di Desa Patoman tetap terpelihara hingga saat ini.133.
Cara penyelesaiannya adalah dengan mengadakan pertemuan melalui mediasi kedua pihak atau melalui konsultasi.
Pembahasan Temuan
Hambatan masyarakat dalam mewujudkan toleransi di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi
Kurangnya pemahaman terhadap agama menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat terjalinnya toleransi antar umat beragama. Pemahaman agama yang dangkal juga akan berdampak negatif terhadap kelangsungan kehidupan sosial antar umat beragama. Selain hal di atas, kurangnya pemahaman akan pentingnya toleransi antar umat beragama juga menjadi pemicu terhambatnya implementasi toleransi antar umat beragama.
Ketika Anda tinggal berdekatan dengan orang-orang yang berbeda agama, sangat penting untuk mencapai keharmonisan antar umat beragama. Konflik dan kekerasan antar umat beragama juga terjadi di Desa Patoman 40 tahun lalu. Implementasi toleransi antar umat beragama di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat dari bentuk implementasi toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa faktor yang menghambat toleransi antar umat beragama di Desa Patoman, yaitu pemahaman agama yang dangkal dan kurangnya pemahaman tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dianggap halal.
Saran
Peran tokoh agama di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi sangat berpengaruh terhadap toleransi dan kerukunan umat beragama di Desa Patoman. Sebab, dia merupakan figur publik yang tepat mengajak masyarakat untuk saling toleran antar umat beragama. Komunitas Patoman sendiri menjadi kunci suksesnya toleransi antaragama di Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi.
Oleh karena itu, penulis berpesan kepada masyarakat Desa Patoman untuk selalu konsisten menerapkan sikap toleransi antar umat beragama. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Internalisasi Nilai-Nilai Toleransi Antar Umat Beragama Di Skripsi SMA Dharmawangsa Medan, UIN Sumatera Utara, 2018. Urgensi Pendidikan Toleransi Antar Umat Beragama di Masyarakat (Studi di Desa Kapencar Kecamatan Kertek Wonosobo Kabupaten), Jurnal Al-Qalam 3, no.
Pernahkah terjadi konflik/permasalahan antar umat beragama di desa Patoman karena perbedaan agama?