MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN
Balon Ulang Taun Balon Ulang Tahun Penulis
Diah Erna Triningsih Penerjemah
Tri Lestari Indah Hartini Penelaah
Arif Subiyanto Penyunting Amin Mulyanto Ilustrator Petik Std.
Penata Isi dan Sampul Petik Std.
Diterbitkan pada tahun 2022 oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur
Jalan Siwalanpanji, Buduran, Sidoarjo, 61252 Telepon/Faksimile (031) 8051752
Cetakan pertama, November 2022 ISBN 978-602-8334-84-6
Katalog Dalam Terbitan (KDT) 899.222 3
BAL BALON ULANG TAHUN/Diah Erna Triningsih B — cet.1 — Sidoarjo: Balai Bahasa Jawa Timur, 2022 iv + 26 hlm; 22 x 28 cm
Kata Pengantar Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur
SALAH SATU kekayaan budaya yang ada di Jawa Timur adalah cerita anak yang mengandung kearifan lokal dan nilai-nilai masyarakat Jawa Timur. Kekayaan itu merupakan sebuah aset nasional yang sangat berharga sehingga dapat dipromosikan ke dunia internasional sebagai bagian dari warisan budaya dunia. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita anak Jawa Timur tidak hanya dapat diimplementasikan oleh masyarakat Jawa Timur, tetapi dapat pula dimanfaatkan oleh seluruh rakyat Indonesia, bahkan seluruh dunia. Dengan diterjemahkannya karya sastra Jawa Timur ke bahasa Indonesia, pembacanya dapat menikmati cerita, kemudian mengkaji nilai-nilainya, bahkan dapat mengetahui pola pikir masyarakat Jawa Timur untuk mengambil nilai- nilai positif sebagai pegangan hidup. Hasilnya adalah akan tercipta sebuah pemahaman antarbudaya yang akan memperkaya khazanah dunia dan mengarah pada toleransi dan perdamaian antarmanusia.
Cerita-cerita yang terhimpun dalam terjemahan buku cerita anak untuk pembaca awal ini juga dapat bermanfaat sebagai salah satu sarana atau media pendidikan karakter. Tema yang diusung dalam buku ini adalah STEM, yaitu sains, teknologi, teknik, dan matematika. Cerita dalam buku ini diharapkan mampu membangun imajinasi dan kompetensi berpikir kritis serta mengembangkan kreativitas.
Melalui penerjemahan cerita anak, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur selaku Unit Pelaksana Teknis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi turut serta dalam sebuah program prioritas nasional yang disebut dengan Gerakan Literasi nasional (GLN).
Kami berusaha untuk turut berperan aktif dalam program itu dengan. menyediakan bahan bacaan bermutu bagi pembaca melalui penerjemahan cerita anak berbahasa daerah ke bahasa Indonesia yang gagasannya bersumber dari kearifan lokal. Kegiatan membaca diharapkan akan tumbuh dan berkembang menjadi keterampilan-keterampilan lanjutan sehingga akhirnya pembaca dapat mencipta karya. Keterampilan inilah yang menjadi hakikat dari keterampilan literasi.
Inovasi seperti itu perlu didukung agar dapat menumbuhkan budaya literasi dengan tetap berfokus pada upaya untuk menumbuhkan generasi yang memiliki kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah dengan kreatif, mampu berkolaborasi, dan mampu berkomunikasi dengan baik. Kami berharap produk terjemahan ini dapat diimplementasikan secara maksimal oleh pembacanya sehingga penerapan enam literasi dasar, yaitu literasi baca-tulis, numerasi, literasi sains, finansial, digital, serta literasi budaya dan kewargaan dapat terwujud.
Kami menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang telah memberi dukungan secara penuh. Selain itu, kami juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada penulis karya sastra berbahasa daerah, penerjemah, penelaah, dan anggota KKLP Penerjemahan Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur yang turut andil mewujudkan karya terjemahan ini.
Semoga buku ini dapat membuat kita lebih bermartabat dan bermanfaat.
Sidoarjo, 1 Oktober 2022 Dr. Umi Kulsum, M.Hum.
Daftar Isi
Kata Pengantar ... iii
Balon Ulang Taun ... iii
Balon Ulang Tahun ... iii
Biodata Penulis ...25
Biodata Penerjemah ...25
Biodata Ilustrator ...25
Ambar arep ngrayakakѐ ulang taun e kaping pitu. Bagus lan Dini, kancanѐ, wis saguh ngrѐwangi tata-tata.
“Bagus lan Dini kok durung teka ya,”
gunem ѐ Ambar gupuh.
Ambar akan merayakan ulang tahunnya yang ketujuh. Bagus dan Dini, temannya, sudah bersedia membantu bersiap-siap.
“Bagus dan Dini kok belum datang, ya?” gumam Ambar dengan panik.
Ambar metu nang emper omah.
Dolanane Lina, adhine, isih gemlethak.
“Lin, tolong dolananmu ringkesana!”
Ambar mbengok nanging ora ana semauran.
Ambar keluar ke teras rumah. Mainan Lina, adiknya, masih berserakan.
“Lin, tolong bereskan mainanmu!” teriak
Ambar, tetapi tidak ada jawaban.
Langitѐ mendung peteng. Sedhela manѐh udan.
“Ambar!” Suwaranѐ Dini lan Bagus wis nyeluki.
“Cepetan!” Ambar ngawѐ kancanѐ.
Bagus lan Dini mlayu cepet tenan.
Bagus lan Dini nganti ambegan ngos-ngosan
Langit tampak gelap pertanda sebentar lagi turun hujan.
“Ambar!” terdengar suara Dini dan Bagus memanggil.
“Cepat, ke sini!” panggil Ambar pada kedua
temannya.
Bagus dan Dini bergegas.
Napasnya terengah-engah.
“Kok lagi teka? Acaranѐ iku jam 10,”
Ambar ngresula.
“Ancѐnѐ Bagus iku kesuwѐn,”
kandhanѐ Dini.
Bagus mѐsam-mѐsem.
“Kenapa kalian baru datang? Pestanya mulai pukul 10, lho,” keluh Ambar.
“Memang, Bagus itu kelamaan,” sahut Dini.
Bagus tersenyum.
“Mbar, akѐh banget balonѐ!” pitakonѐ Bagus.
“Ya mesti. Wong arep ulang taun,” jawabѐ Ambar.
“Mbar, akeh banget balone!”
pitakone Bagus.
“Ya mesti.
Wong arep ulang taun,”
jawabe Ambar.
“Ayo wis, sebulen balonѐ iku Gus,”
kandhanѐ Dini.
“Byuh, byuh!
Apa ora tambah tembem pipiku.”
Hѐhѐhѐhѐ…
Dini lan Ambar kemekelen.
“Ayo, tiup balonnya, Gus,” pinta Dini.
“Astaga! Bisa-bisa semakin tembem pipiku.” Gurau Bagus.
Hehehehe... Dini dan Ambar terpingkal-pingkal.
Whuus, whuus, whuuss…
Bagus ambegan dawa.
Bagus nyebulnѐ hawa.
Horѐѐѐ!
Ambar seneng atinѐ.
“Aja lali, talien. Iki manѐh, Gus. Isih akѐh lo,” Dini mѐnѐhi balon ijo.
Whuus, whuus, whuus...
Bagus menarik napas panjang, lalu meniup balon.
Horeee! Ambar sangat senang.
“Jangan lupa ujungnya diikat.
Ini lagi, Gus. Masih banyak,
lho,” Dini memberikan
balon hijau.
Whuss, whuus, whuuss… Dor!
Dini lan Bagus nganti njingkat.
“Awakmu iku ngagѐti aѐ, Gus!”
“Aku ya kagѐt,” Bagus cekikikan.
Whuss, whuus, whuuss… Dor!
”Wis a, mbledhos manѐh!”
Whuus, whuus, whuus... Dor!
Dini dan Bagus terkejut.
“Kamu ini membuatku kaget, Gus!”
“Aku juga kaget,” Bagus cekikikan.
Whuus, whuus, whuus... Dor!
“Tuh kan, meletus lagi!”
”Ayo, Din. Rѐwangana aku,”
Bagus wis ketara kesel.
Bolak-balik pipinѐ ngembung. Lambѐnѐ mangap-mangap. Jarѐ bѐn ora krasa keju lan ora kaku.
“Ayo, Din. Bantu aku,”
Bagus tampak lelah.
Berkali-kali pipinya
digembungkan. Kadang,
mulutnya dibuka lebar-
lebar. Katanya agar tidak
terasa capek dan kaku.
Udanѐ riwis-riwis. Nanging anginѐ tambah gedhѐ. Godhong-godhong mabur ketiup angin.
“Din, coba sebulen iki. Kawit mau tak sebul ora bisa,” Bagus wis pegel atinѐ.
“Ȇmoh ya. Wong iku bekasmu kok,”
tanganѐ Dini dikipatnѐ alus.
Di luar gerimis, tetapi angin semakin kencang.
Daun-daun berterbangan tertiup angin.
“Din, coba tiup. Sejak tadi aku kesulitan,” Bagus mulai kesal.
“Tidak mau. Itu kan bekasmu,” jawab Dini sambil menepis.
Bagus banjur nolѐh nang Ambar.
“Aku ora bisa. Aku arep ngringkesi dolanan. Jarѐ Ibuk yѐn rampung
dolanan kudu diringkesi,” jawabѐ Ambar.
“Ya mesthi!” Dini lan Bagus njawab bareng-bareng.
Lalu, Bagus menoleh ke Ambar.
“Aku tidak bisa. Aku akan membereskan mainan. Kata Ibu, kalau selesai bermain harus dirapikan,” kata Ambar.
“Ya wajib!” jawab
Dini dan Bagus serentak.
“Yѐn caranѐ ngѐnѐ, kapan rampungѐ?”
Ambar wѐs lemes.
“Aja nangis, Mbar.
Ya apa, Gus?”
Bagus meneng Tanganѐ sedhakep anteng. Ketara mikir cara sing trep.
“Kalau begini caranya, kapan selesai?” ucap Ambar memelas.
“Jangan menangis, Ambar. Bagaimana, Gus?” Bagus terdiam.
Tangannya bersedekap.
Bagus berpikir cara
yang tepat.
“Eh, tolong suwunѐ cuk lan soda kuѐ nang Ibumu,”
Ambar lan Dini nolѐh bareng.
Bocah loro penasaran.
“Wis ta lah. Gawanen mrѐnѐ.
Sisan botol plastikѐ,” jawabe Bagus.
“Eh, tolong mintalah cuka dan soda kue ke ibumu,” pinta Bagus.
Ambar dan Dini berpandangan.
Mereka berdua penasaran.
“Sudahlah. Bawa saja ke sini.
Sekalian botol plastiknya,” desak Bagus.
“Ayo, praktѐk bareng-bareng. Aku durung tau nyoba. Aku mung ndelok vidѐo.”
Ambar ndѐkѐk botol, cuka, lan soda kuѐ.
“Ayo, kita praktik bersama-sama. Aku juga belum pernah mencoba.
Aku hanya menonton video.”
Ambar meletakkan botol, cuka, dan soda kue.
Sabanjurѐ, Bagus ngadhahi soda kuѐ nang balon.
Bagus nyuntak
cuka nang botol. Selanjutnya, Bagus memasukkan soda kue ke dalam balon.
Kemudian, menuangkan
cuka ke dalam botol.
Bagus ngobah-
obahnѐ balon ati-ati.
Soda kuѐ sithik-sithik mudhun nang botol.
Bagus menggerakkan balon dengan hati-hati.
Soda kue sedikit demi
sedikit turun ke botol.
Horѐѐѐ!
Dini lan Ambar seneng.
“Gus, awakmu kok eruh sih?” Dini nggumun.
“Ya mesthi ngerti. Ndelok vidѐo praktѐk muritѐ ibuk.”
Horeee!
Dini dan Ambar senang.
“Gus, kamu kok bisa tahu, sih?” tanya Dini heran.
“Tentu saja. Aku menonton video praktik murid Ibu.”
“Hѐh, koyok sulapan ya,”
Dini mѐlu mraktѐknѐ.
Ambar uga pѐngin nyoba caranѐ Bagus.
“Ajaib ya,” Ambar bungah atinѐ.
“Hei, seperti sulap, ya,”
Dini ikut mempraktikkan.
Ambar juga ingin mencoba apa yang dilakukan Bagus.
“Ajaib, ya,” kata Ambar gembira.
“Ya apa iki?” Ambar gupuh manѐh.
Tibanѐ cuka lan soda kuѐnѐ entѐk.
“O, iya tak nyilih pompa nang Cak Eko dhisik,”
kandhanѐ Bagus.
“Bagaimana ini?”
Ambar panik lagi.
Ternyata cuka dan soda kuenya habis.
“Oh iya, aku akan
pinjam pompa ke Cak Eko,”
ujar Bagus.
Idenѐ mesthi jos. Nanging anginѐ aja los. Bisa-bisa balonѐ mbledhos.
”Enthѐng, ya,” clethukanѐ Bagus. Ancѐn Bagus akѐh polahѐ. Bolak-balik metu akalѐ.
Idenya sangat jenius. Jangan meniup terus. Bisa-bisa balonnya meletus.
“Gampang, kan,” celetuk Bagus. Bagus memang kreatif, ada saja akalnya.
Aja seneng dhisik.
Ana balon liya manѐh.
Bentukѐ manѐka warna.
Ana angka pitu. Ana uga huruf.
Jangan senang dulu.
Ada balon yang lain.
Bentuknya
bermacam-macam.
Ada angka tujuh.
Ada juga huruf.
“Apa isa balonѐ diplendhungakѐ nganggo pompa?” takone Ambar.
“Sing penting dicoba dhisik. Aja kesusu purik.” Jawabe Bagus.
“Apa bisa balonnya ditiup dengan pompa?” tanya Ambar.
“Yang penting dicoba. Jangan putus asa.” Jawab Bagus.
“Tibak ѐ gak isa, Din,”
kandhanѐ Dini karo nyopot klѐp pompa.
“Trus ya apa? Iki kan balon angka pitu,” Ambar wes mbingungi kancanѐ.
“Ternyata tidak bisa, Din,” ucap Bagus sambil melepas katup pompa.
“Lalu bagaimana? Ini kan
balon angka tujuh,” Ambar mulai panik.
Aja mikir anѐh-anѐh.
Ana cara liyanѐ manѐh.
Ayo, padha nyoba kabѐh.
Jangan buruk sangka.
Ada beragam cara.
Ayo, kita coba semua.
Asyik!
Sida ulang taun tenan aku.
Asyik!
Akhirnya, aku jadi berulang tahun.
DIAH ERNA TRININGSIH lahir di Sukoharjo, 18 Mei 1982. Aktivitas saya mengajar sekaligus ibu rumah tangga. Lulus dari Universitas Negeri Malang 2005 (S1) dan 2016 (S2).
Beberapa karya saya Ketika Hati dan Jemari Menari, Bedah Puisi Baru, Kiat Menulis Karya Ilmiah, Teknik Berbicara, dll. Menulis itu candu, sedangkan membaca adalah me time terbaik bagi jiwa. Mau tanya-tanya silakan kirimkan surel ke Email [email protected].
TRI LESTARI INDAH HARTINI atau kerap disapa Tri lahir pada tanggal 28 April 1999 di Lumajang, Jawa Timur. Ia memulai pendidikannya di SDN Tempeh Lor 02.
Setelah itu menempuh sekolah menengah pertama di SMPN 1 Tempeh dan melanjutkan jenjang selanjutnya di SMAN Tempeh. Saat ini ia sedang menempuh pendidikan sarjana di Universitas Negeri Malang jurusan Sastra Indonesia. Pernah menjadi tutor BIPA di kampusnya membuatnya semakin menyukai bidang penerjemah dan ketatabasaan.
PETIK STUDIO merupakan small creative studio yang bergerak sejak 2018 di Malang, dan kini berbasis di Jakarta Utara. Berfokus pada identitas visual, pemasaran, ilustrasi, dan publikasi, Petik Std. telah menangani +100 proyek yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, juga Malaysia dan Singapore. Pekerja kami terdiri dari kolektif penggiat-perancang desain grafis di Jakarta, Makassar, dan Surabaya. Bisa disapa melalui www.behance.net/petikstudio.
PROFIL PENULIS
PROFIL PENERJEMAH
PROFIL ILUSTRATOR