• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS KANTOR BAHASA PROVINSI GORONTALO PPERP 2201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS KANTOR BAHASA PROVINSI GORONTALO PPERP 2201"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

KANTOR BAHASA

PROVINSI GORONTALO

2020--2024

PPERP

2201

KANTOR BAHASA PROVINSI GORONTALO

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

▸ Baca selengkapnya: bahasa gorontalo selamat malam

(2)

KATA PENGANTAR

Rencana Strategis Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020--2024 menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo dan merupakan turunan konsep dari Renstra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Renstra Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo memuat Visi, Misi, Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, Arah Kebijakan, serta struktur program dan kegiatan yang akan dilaksanakan Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo. Rencana Strategis ini diharapkan dapat dijadikan acuan oleh pemangku kepentingan terkait pembuatan kebijakan dalam dunia pendidikan dan kebudayaan di Provinsi Gorontalo dan masyarakat sebagai bagian dari komunitas pendidikan dan kebudayaan. Renstra ini digunakan sebagai pedoman dan garis haluan dalam pengelolaan kebahasaan dan kesastraan di Provinsi Gorontalo, terutama dalam merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan serta mengevaluasi hasil kinerja pada 2020--2024.

Gorontalo, September 2020

Kepala Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Armiati Rasyid, M.Ag., M.Pd. NIP197505282001122001

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Landasan Hukum ... 3

C. Kondisi Umum ... 5

D. Potensi dan Permasalahan ... 6

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KANTOR BAHASA PROVINSI GORONTALO ... 8

A. Visi Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo ... 8

B. Misi Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo ... 8

C. Tujuan Strategis Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo ... 9

D. Sasaran Strategis Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo ... 9

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN ... 11

A. Arah Kebijakan dan Strategi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ... 11

B. Arah Kebijakan Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo ... 12

C. Kerangka Regulasi ... 13

D. Kerangka Kelembagaan ... 14

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ... 16

A. Target Kinerja ... 16

B. Kerangka Pendanaan ... 20

C. Sistem Pemantauan dan Evaluasi ... 21

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keanekaragaman bahasa di dunia merupakan sebuah kekayaan yang dilimpahkan Tuhan kepada manusia yang harus dilindungi dan dilestarikan. Akan tetapi, akhir-akhir ini keanekaragaman tersebut perlahan mulai mengalami pergeseran hingga penurunan daya hidup (vitalitas). Fenomena tersebut juga melanda kondisi kebahasaan di Indonesia. Salah satu faktor penyebab gejala kepunahan tersebut sangat mudah dikenali karena bersentuhan dengan kehidupan sosial masyarakat. Pergeseran tersebut disebabkan oleh terjadinya urbanisasi, ekspansi ekonomi, percampuran budaya, perkawinan antaretnis, media massa, atau media sosial. Bahkan menurut Inayatussalihah dan Itman Jalbi (2019: 8), faktor-faktor tersebut berkontribusi terhadap kepunahan bahasa di Indonesia.

Gejala kepunahan sebuah bahasa menjadi perhatian besar sejumlah pakar linguistik dan sosiolinguistik. Menurut Kloss (dalam Sumarsono, 2007: 286), terdapat tiga tipe utama kepunahan bahasa: (a) kepunahan tanpa pergeseran bahasa (guyub tuturnya lenyap); (b) kepunahan bahasa karena pergeseran bahasa (guyup utur tidak berada dalam “wilayah tutur yang kompak”, atau bahasa itu menyerah kepada “pertentangan intrinsik prasarana budaya modern yang berdasarkan teknologi”; dan (c) kepunahan bahasa nominal melalui metamorfosis (mialnya suatu bahasa turun derajatnya menjadi dialek ketika gurup tuturnya tidak lagi menulis dalam bahasa itu dan mulai memakai bahasa lain).

Provinsi Gorontalo, sebagian besar masyarakatnya merupakan multilingual, yaitu menguasai bahasa ibu (daerah), bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Penguasaaan bahasa yang multilingual akan sangat berpengaruh terhadap pemilihan bahasa dalam beberapa ranah. Di samping itu, faktor-faktor lainnya, seperti situasi, tujuan, dan mitra tutur juga turut menentukan dalam pemilihan bahasa. Berdasarkan fakta di lapangan, yang menguasai bahasa Gorontalo dengan baik dominan hanya kalangan orang tua.

(5)

Hal tersebut disebabkan oleh penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu Manado serta bahasa asing dalam berbagai ranah kehidupan telah menggeser keberadaan bahasa daerah ini. Kecenderungan seperti ini, antara lain, dapat dilihat pada penggunaan komunikasi sehari-hari dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam ketiga lingkungan tersebut, bahasa yang dominan digunakan adalah bahasa Melayu Manado. Sangat jarang ditemukan orang dewasa bercakap dengan anak remaja dalam bahasa Gorontalo. Dengan demikian, gejala kepunahan tersebut tidak dapat dihindari oleh suatu bahasa jika masyarakat penuturnya mengabaikan berbagai gejala tersebut dan tidak melakukan tindakan pemertahanan bahasanya. Oleh karena itu, selain masyakat penutur, semua pihak yang terkakit perlu bersinergi dan melakukan tindakan peventif mulai dari kegiatan memetakan bahasa, mengkaji vitalitasnya, mengonservasi atau atau merevitalisasi bahasa.

Setakat dengan itu, kepedulian masyarakat pengguna bahasa terhadap penggunaan bahasa daerah itu berkaitan erat dengan sikap bahasa seseorang. Garvin dan Mathiot dalam (Suwito, 1983) mengemukakan bahwa sikap bahasa itu setidak-tidaknya mengandung tiga ciri pokok, yaitu kesetiaan bahasa (loyalitas bahasa), kebanggaan bahasa, dan kesadaran akan norma bahasa. Dengan demikian, ketika seseorang akan menggunakan suatu bahasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sikap bahasa.

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, tugas pemerintah daerahlah untuk mengembangkan dan melestarikan bahasa daerah. Penggunaan bahasa atau pemartabatan bahasa Indonesia dan bahasa Gorontalo di masyarakat sangat terkait dengan peranan pemerintah, orang tua, dan tokoh masyarakat dalam berkomunikasi kepada para penutur muda (remaja). Bermartabat atau tidaknya bahasa Indonesia dan bahasa daerah Gorontalo, sangat bergantung pada sikap mereka terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa daerah sebagai identitas jati penutur, apakah postif atau negatif. Jika sikap mereka positif, tentu saja penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah di Gorontalo dapat dikendalikan dan dapat digunakan

(6)

oleh semua kalangan. Sebaliknya, jika sikap mereka negatif, pemartabatan bahasa Indonesia dan bahasa daerah di Gorontalo dapat bergeser dan tidak terdapat kepedulian untuk memartabatkannya.

Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo adalah unit pelaksana teknis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dalam pelaksanaan tugas di daerah harus mengacu pada penjabaran visi dan misi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang tertuang dalam Renstra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2020—2024.

B. Landasan Hukum

Rencana Strategis Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020—2024 disusun berdasarkan landasan hukum sebagai berikut.

(1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

(2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (4) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(5) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (6) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional

(7) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(8) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005—2025

(9) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan

(10) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (11) Undang-Undang Nomor 3Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan (12) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan

(7)

(13) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga

(14) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(15) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia

(16) Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Sistem Perbukuan.

(17) Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2019 Tentang Penggunaan Bahasa Indonesia

(18) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007 tentang Pedoman bagi Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara dan Bahasa Daerah.

(19) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2012 tentang Organisasidan TataKerja Kantor Bahasa

(20) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2012 tentang Organisasidan Tata Kerja Balai Bahasa

(21) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11Tahun 2015 tentang Organisasi danTataKerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (22) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015

tentang Penumbuhan Budi Pekerti

(23) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar Kemahiran Berbahasa

(24) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 27Tahun 2017 tentangTentang Standar Kompetensi Lulusan Kursus Dan Pelatihan Bidang Keterampilan Kepemanduan Wisata, Pemeliharaan Taman, Pekarya Kesehatan, Petukangan Kayu Konstruksi, Pemasangan Bata, Perancah, Pemasangan Pipa, Mekanik Alat Berat, Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing,

(8)

Pembuatan Batik Dengan Pewarna Ramah Lingkungan, Pembuatan Malam Batik, Pembuatan Batik Dengan Pewarna Sintetis, Pembuatan Alat Canting Tulis, dan Pembuatan Canting Cap

(25) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 42 Tahun 2018 tentang Kebijakan Nasional Kebahasaan dan Kesastraan

(26) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(27) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020--2024.

(28) Peraturan BI Nomor 9/8/PBI/2007 tentang Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Program Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan

(29) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 152 Tahun 2003 tentang Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia.

(30) Surat Edaran Gubernur Bank Indonesia Nomor 9/27/DPNP Tahun Pelaksanaan Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan program Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan.

C. Kondisi Umum

Kantor Bahasa Gorontalo merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia di Provinsi Gorontalo, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Bahasa di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tanggal 17 April 2012. Lembaga ini dikepalai oleh Kepala Kantor yang bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

(9)

Hingga saat ini jumlah staf di Kantor Bahasa Gorontalo sebanyak 23 orang yang terdiri atas 15 PNS dan 7 tenaga PPNPN. Kedua puluh tiga orang tersebut terdiri atas jabatan;

- 1 orang Kepala Kantor,

- 3 orang Peneliti,

- 1 orang Penerjemah,

- 4 orang Pengkaji Bahasa dan Sastra,

- 1 orang Analis Kata dan Istilah

- 1 orang Penyuluh Bahasa

- 1 orang Bendahara,

- 1 orang Penyusun Program, Anggaran dan Pelaporan

- 1 orang Pengolah Data Tata Organisasi dan Tata Laksana,

- 1 orang Pengelola Barang Milik Negara

- 3 orang Petugas keamanan

- 2 orang Pramubakti

- 1 orang Petugas kebersihan

- 1 orang Sopir

Saat ini Kantor Bahasa Gorontalo menggunakan fasilitas Kemendikbud di Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Gorontalo yang beralamat di jalan dr. Zainal Umar Sidiki, Tilongkabila, Kab. Bone Bolango.

D. Potensi dan Permasalahan

Sebagai entitas, Kantor Bahasa Gorontalo sudah memenuhi syarat dalam pengelolaan anggaran. Dibuktikan dengan pemenuhan syarat utama pengelolaan keuangan yaitu terdapat Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran serta Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penandatangan SPM, dan Pejabat Pengadaan serta Petugas Pelaporan dan Operator Keuangan. Jabatan fungsional tertentu juga mendukung perwujudan visi dan misi Kantor Bahasa Gorontalo yang merupakan penjabaran visi dan misi eselon I Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

(10)

Selain itu, jabatan pelaksana juga mendukung visi dan misi Kantor Bahasa Gorontalo. Untuk jabatan Pengkaji Kebahasaan adalah jabatan antara menuju jabatan fungsional tertentu; peneliti dan penerjemah didasarkan pada latar belakang pendidikan pegawai. Dalam ketatausahaan Kantor Bahasa Gorontalo terdiri atas Bendahara Pengeluaran, Penyusun Program, Anggaran, an Laporan, Pengolah Data BMN dan Pengolah Data Ketatalaksanaan. Oleh karena tingkat Eselon IV, maka tidak terdapat jabatan Kepala Subbagian Umum Tata Usaha. Dalam hal ini, Kantor Bahasa Gorontalo menunjuk satu orang pegawai sebagai Koordinator Tata Usaha.Meskipun jumlah karyawan yang terbatas, tetapi Kantor Bahasa Gorontalo tetap dapat memberikan pelayanan yang maksimal dalam hal pemasyarakatan, pembinaan, dan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia di Provinsi Gorontalo.

Kantor Bahasa Gorontalo sudah memiliki tanah untuk pembangunan gedung kantor atas nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan mampu memenuhi kuota maksimal jumlah pegawai satker tingkat eselon III atau Balai. Koleksi perpustakaan Kantor Bahasa Gorontalo terdiri atas buku-buku bahasa, sastra, dan pengajaran bahasa dan sastra serta bidang humaniora lainnya. Koleksi perpustakaan ini digunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Kantor Bahasa Gorontalo. Meskipun dalam pelaksanaan pelayanan hingga saat ini masih bersifat pelayanan tertutup dan hanya untuk pegawai Kantor Bahasa Gorontalo. Lebih lanjut kami akan memberikan pelayanan terbuka terhadap masyarakat luas.

Permasalahan utama Kantor Bahasa Gorontalo adalah belum memiliki gedung sendiri. Oleh karena itu, pelaksanaan secara administratif dan teknis Kantor Bahasa Gorontalo memiliki banyak kendala. Ruangan kerja yang layak jelas mendukung pelaksanaan pengembangan pelaksanaan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia dalam hal ini kajian dan penelitian. Sementara itu, ruang serba guna/ aula dapat dimanfaatkan sebagai ruang pembinaan dan apresiasi bahasa dan sastra Indonesia.

(11)

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS A. Visi

Visi Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo mengacu pada visi Badan Pengembangan Bahasa Pengembangan dan Pembinaan Bahasa tahun 2020—2024 yang mengacu kepada visi Presiden, yaitu

Te rw ujud nya Ind o ne sia m aju yang b e rd aulat, m and iri, d an b e rk e p rib ad ian,

b e rland ask an go to ng ro yo ng

Dari rumusan visi tersebut dapat dipahami bahwa bangsa Indonesia telah sampai kepada cita-cita menjadi bangsa yang maju ketika mampu berdaulat, mandiri, dan berkepribadian dengan tetap berpijak pada semangat gotong royong. Hal itu diejawantahkan dalam bidang kebahasaan, kesastran, dan perbukuan sebagai upaya untuk

membentuk sumber daya manusia Indonesia yang mandiri dan berkepribadian

melalui pengembangan bahasa dan perbukuan

.

B. Misi

Visi yang telah ditetapkan oleh Presiden dilengkapi dengan misi untuk mencapai visi tersebut sebagai berikut.

1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia

2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing 3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan

4. Lingkungan hidup yang berkelanjutan

5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa

6. Penegakan sistem hukum yang bebas dari korupsi, bermartabat, dan terpercaya 7. Pelindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh

(12)

Dalam bidang kebahasaan, kesastraan, dan perbukuan, misi tersebut dijadikan pijakan untuk

1. Meningkatkan mutu bahasa dan sastra sebagai sarana peningkatan kualitas sumber daya manusia

2. Mewujudkan tersedianya buku yang bermurah, murah, dan merata

3. Menguatkan tata kelola dan peningkatan efektivitas birokrasi serta pelibatan publik

C. Tujuan Strategis

Berdasarkan visi yang telah ditetapkan oleh Presiden, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan menetapkan tujuan strategis lembaga yaitu

Peningkatan Kualitas Sumber

Daya Manusia Indonesia melalui Bahasa, Sastra, dan Buku.

Sementara itu,

Tujuan

Strategis Kantor Bahasa Gorontalo adalah Pengukuhan Jati Diri, Karakter, dan Martabat

bangsa melalui bahasa Indonesia serta pemakaian bahasa sebagai sarana pencerdasan

bangsa di Provinsi Gorontalo.

D. Sasaran Strategis

Untuk keperluan pengukuran ketercapaian tujuan strategis tersebut diperlukan sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2020--2024. Sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut.

1. Meningkatnya Daya Ungkap Bahasa Indonesia

2. Terwujudnya Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia

3. Terwujudnya Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik 4. Meningkatnya Jumlah Penutur Bahasa Terbina

5. Meningkatnya apresiasi terhadap sastra

6. Meningkatnya Tata Kelola Satuan Kerja di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

(13)

Berikut rumusan Sasaran Strategis dilengkapi dengan Indikator Kinerja Kegiatan

No.

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Kegiatan

1

Meningkatnya Daya Ungkap Bahasa Indonesia

1.1 Jumlah Kosakata Bahasa Indonesia

2

Terwujudnya Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia

2.1 Jumlah Rekomendasi Kebijakan Kebahasaan dan Kesastraan melalui Penelitian

3

Terwujudnya Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik

3.1 Jumlah Lembaga Pengguna Bahasa Indonesia Terbina

4

Meningkatnya Jumlah Penutur Bahasa Terbina

4.1 Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional Terbina Kemahiran Berbahasa dan Bersastra

5 Meningkatnya apresiasi terhadap sastra

5.1 Jumlah Penutur Muda yang Terlibat dalam Pelindungan Bahasa Daerah Kritis dan Terancam Punah

5.2 Jumlah Penutur Muda yang Terlibat dalam Pelindungan Sastra Daerah Kritis dan Terancam Punah 5.3

Jumlah Produk Kesastraan Terkembangkan

6

Meningkatnya Tata Kelola Satuan Kerja di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

6.1 Predikat SAKIP Satker minimal BB

6.2 Nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker minimal 91

(14)

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

A. Arah Kebijakan dan Strategi Badan Pengembangan dan Pembinaan

Kebijakan dan strategi diarahkan untuk mendorong tercapainya sasaran strategis yang mendukung peningkatan daya saing manusia Indonesia untuk menghadapi persaingan global pada Abad ke-21. Arah kebijakan tersebut dilaksanakan dengan berikut ini.

1. Peningkatan tata kelola pengembagnan bahasa dan perbukuan melalui dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya;

2. Pengembangan dan pelindungan bahasa dan sastra; 3. Pembinaan bahasa dan sastra;

4. Pengembangan strategi dan diplomasi kebahasaan; dan 5. Pengembangan sistem perbukuan.

Arah kebijakan dan strategi Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan pada tahun 2020—2024 menjadi awal perjalanan bahasa dan perbukuan. Bergabungnya Perbukuan menjadi salah satu satuan kerja pada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (dahulu) memperkaya tugas dan fungsi Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan.

Arah kebijakan dan strategi Kemendikbud juga disusun dengan sangat memperhatikan hasil dan evaluasi capaian pembangunan pendidikan dan kebudayaan sampai tahun 2024. Pertimbangan lain ialah segala hasil studi,penelitian, masukan pemangku kepentingan, dan aspirasi masyarakat.Termasuk di dalamnya adalah prediksi kondisi dan lingkungan di masa depan.

Oleh karenanya, fokus kebijakan dalam periode 2020--2024 didasarkan pada percepatan peningkatan mutu dan akses untuk menghadapi persaingan global dengan peningkatan

(15)

Pendidikan Karakter, pemahaman akan keberagaman, penguatan praktik baik dan inovasi.

B. Arah Kebijakan Kantor Bahasa Gorontalo

Arah kebijkan Kantor Bahasa Gorontalo mendukung/ perwujudan arah kebijakan dan strategi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk mendorong tercapainya sasaran strategis terkait peningkatan mutu dan pemakaian bahasa sebagai pengantar pendidikan serta peran bahasa Indonesia di kawasan ASEAN adalah pembentukan karakter dan jati diri bangsa melalui pengembangan,pembinaan, pelindungan bahasa dan sastra, serta peningkatan bahasaIndonesia menjadi bahasa internasional. Arah kebijakan tersebut dituangkan dalam strategi yang merupakan langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi Kemendikbud dan diturunkan pada visi dan misi Kantor Bahasa Gorontalo sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di daerah

Arah kebijakan tersebut dilaksanakan dengan strategi:

1. Meningkatnya mutu pengembangan kosakata bahasa Indonesia

2. Meningkatnya jumlah tenaga profesional dan calon tenaga profesional yang terbina dalam penggunaan bahasa Indonesia

3. Terlindunginya bahasa dan sastra daerah yang rawan punah 4. Meningkatnya apresiasi terhadap sastra

5. Meningkatnya mutu penggunaan bahasa Indonesia di lembaga pemerintah dan swasta

6. Terselenggaranya Layanan Dukungan Manajemen Teknis di Lingkungan Badan Bahasa

(16)

C. Kerangka Regulasi

Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsinya Kantor Bahasa Gorontalo membutuhkan kerangka regulasi sebagai landasan hukum formal. Daftar regulasi dan urgensi pembentukannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

No. Kebutuhan Regulasi Dasar Pembentukan Regulasi 1. Peraturan Daerah Provinsi

Gorontalo tentang Pengutamaan Bahasa Negara di Ruang Publik Provinsi Gorontalo

Undang-Undang no 24 tahun 2009, Pelaksanaan Perpres 63 Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia Pasal 2 Ayat 5, Pasal 42 Ayat 4 dan 5. 2. Peraturan Gubernur Gorontalo

tentang Pengutamaan Bahasa Negara dan Pelestarian Bahasa Daerah

Undang-Undang no 24 tahun 2009, Pelaksanaan Perpres 63 Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia Pasal 2 Ayat 5, Pasal 42 Ayat 4 dan 5. 3. Peraturan Gubernur tentang

Pembinaan Komunitas Literasi di Provinsi Gorontalo

Undang-Undang no 24 tahun 2009, Pelaksanaan PP 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembiinaan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia, dan Pelaksanaan Pergub no 22 tahun 2018 tentang Penetapan Bulan Literasi Daerah

4. Pedoman Pelaksanaan kegiatan Pelestarian Bahasa dan Sastra Gorontalo

Undang-Undang no 24 tahun 2009, Pelaksanaan PP 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia

(17)

D. Kerangka Kelembagaan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2008 Tentang Pembentukan 8 (Delapan) Kantor Bahasa, Kantor Bahasa Gorontalo di pimpin oleh seorang Kepala Kantor yang dibantu dengan petugas Tata Usaha dan Kelompok Tenaga Teknis yang menjabat Fungsional Tertentu.

(18)

Untuk menunjang pelaksanaan tugas Kantor Bahasa Gorontalo mengisi seluruh jabatan pada peta jabatan dengan rincian sebagai berikut

(19)

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

A. Target Kinerja

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta mendukung tercapainya kebijakan pada level nasional, Kemendikbud menetapkan satu sasaran strategis yang merupakan kondisi yang ingin dicapai secara nyata yang mencerminkan keberhasilan (

outcome

) dari dua program. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian dimaksud setiap sasaran strategis diukur dengan menggunakan dua Indikator Kinerja Sasaran Strategis sebagai berikut.

Sasaran/

Indikator Sasaran Strategis (SS) Satuan

Target

2020 2021 2022 2023 2024 SS 4 Meningkatnya Pemajuan dan Pelestarian Bahasa dan Kebudayaan

IKSS 4.1 Rata-Rata Skor Kemahiran Berbahasa Indonesia

Skor 510 515 520 525 530

IKSS 4.2 Jumlah Penutur Muda Bahasa Daerah

Orang 34.000 50.000 66.000 82.000 98.000

IKSS 4.3 Indeks Pembangunan Kebudayaan

Indeks 55,5 57,3 59,1 60,9 62,7

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian program setiap sasaran program diukur dengan menggunakan lima Indikator Kinerja program sebagai berikut.

KODE SASARAN DAN

INDIKATOR SATUAN ANGK A DASAR TARGET 2020 2021 2022 2023 2024

SP 1 Meningkatnya Kemahiran Penutur Bahasa Indonesia

IKP 1.1 Persentase Penutur Bahasa Indonesia Mahir Teruji

(20)

IKP 1.2 Persentase Wilayah yang Mengutamakan Bahasa Indonesia di Ruang Publik

Persen 16 26 35 45 55 65

SP 2 Meningkatnya budaya literasi IKP 2.1 Nilai Dimensi Budaya

Literasi IPK (Indeks

Pembangunan Kebudayaan)

Indeks 55,03 58,2 61,4 64,6 67,8 71,04

SP 3 Meningkatnya Daya Hidup Bahasa Daerah

IKP 3.1 Indeks Daya Hidup Bahasa Daerah

Indeks 0,54 0,55 0,56 0,57 0,58 0,59

SP 4 Meningkatnya Peran Bahasa Indonesia di Kancah Internasional IKP 4.1 Jumlah Negara yang

Mengajarkan Bahasa Indonesia

Negara 29 30 31 32 33 34

IKP 4.2 Jumlah Pemelajar BIPA Orang 70.865 75.865 80.865 85.865 90.865 95.865

SP 5 Terwujudnya Tata Kelola Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang Berkualitas

IKP 5.1 Predikat SAKIP Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa Minimal BB

Predikat B BB BB BB BB BB

IKP 5.2 Jumlah Satker di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Mendapatkan Predikat ZI-WBK/WBBM

Satker 2 5 5 5 5 5

IKP 5.3 Rata-rata Nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker Minimal 91

Nilai 90 91 92 93 94 95

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kegiatan setiap sasaran kegiatan diukur dengan menggunakan lima indikator kinerja kegiatan sebagai berikut.

(21)

Kode Sasaran Program/Sasaran kegiatan/Indikator

(IKSS,IKP,IKK) Satuan

Target

2020 2021 2022 2023 2024 2021 Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra

SK Terwujudnya Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia

IKK Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa

Indonesia (UKBI)

Baterai 22 27 32 36 40

IKK Jumlah Acuan Kebahasaan dan Kesastraan Naskah 18 25 32 39 46

IKK Jumlah Bahan Ajar Kebahasaan Naskah 89 96 103 110 117

IKK Jumlah Rekomendasi Kebijakan Kebahasaan

dan Kesastraan melalui Penelitian

Dokumen 43 32 32 32 32

SK Meningkatnya daya ungkap bahasa Indonesia

IKK Jumlah Kosakata Bahasa Indonesia Kosakata 130.030 147.522 165.014 182.506 200.000

SK Meningkatnya Jumlah Partisipan Aktif dalam Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan

IKK Jumlah Lembaga Terfasilitasi secara

Kebahasaan

Lembaga 323 435 547 659 771

IKK Jumlah Pengajar Bahasa Indonesia bagi

Penutur Asing (BIPA)

Orang 993 1.213 1.433 1.635 1.873

IKK Jumlah Bahan Pengayaan Laboratorium

Kebahasaan

Bahan 50 75 100 125 150

2022 Pembinaan Bahasa dan Satra

SK Terwujudnya Pengutamaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik

IKK Jumlah Lembaga Pengguna Bahasa Indonesia

Terbina

Lembaga 3.589 3.977 4.365 4.752 5.140

SK Tersedianya Buku Pengayaan untuk Mendukung Literasi Membaca

IKK Jumlah Buku Bermutu yang Diterjemahkan Judul 100 125 150 175 200

IKK Jumlah Buku Pengayaan Literasi Judul 711 786 861 961 1061

IKK Jumlah Buku Pengayaan yang Digunakan

dalam Pendidikan untuk Meningkatkan Literasi Membaca

Buku 120 180 240 300 360

SK Meningkatnya Jumlah Penutur Bahasa Terbina

IKK Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga

Profesional Terbina Kemahiran Berbahasa dan Bersastra

Orang 73.050 80.355 88.390 97.229 106.952

5289 Pelaksanaan Tugas Teknis Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra di Daerah SK Terlindunginya bahasa dan sastra daerah yang kritis dan terancam punah

IKK Jumlah Penutur Muda yang Terlibat dalam

Pelindungan Bahasa Daerah Kritis dan Terancam Punah

(22)

IKK Jumlah Penutur Muda yang Terlibat dalam Pelindungan Sastra Daerah Kritis dan Terancam Punah

Orang 17.000 25.000 33.000 41.000 49.000

IKK Jumlah Produk Kesastraan Terkembangkan Sastra 6 10 14 18 22

2020 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra

SK Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

IKK Rata-rata Predikat SAKIP Satker Minimal BB Predikat BB BB BB BB BB

IKK Jumlah Satker yang Dibina Menuju WBK Satker 5 2 2 2 2

IKK Rata-rata Nilai Kinerja Anggaran atas

Pelaksanaan RKA-K/L Satker Minimal 91

Nilai 91 92 93 94 95

Berdasarkan target kinerja Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo menargetkan kinerja 2020—2024 sebagai berikut.

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET

2020 2021 2022 2023 2024

Meningkatnya Daya Ungkap Bahasa Indonesia

Jumlah Kosakata Bahasa

Indonesia Kosakata 500 500 500 500 500 Terwujudnya Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia Jumlah Rekomendasi Kebijakan Kebahasaan dan Kesastraan melalui Penelitian

Dokumen 1 - - - -

Terwujudnya Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik Jumlah Lembaga Pengguna Bahasa Indonesia Terbina Lembaga 35 65 65 65 65 Meningkatnya Jumlah Penutur Bahasa Terbina Terlindunginya Bahasa dan Sastra Daerah yang Kritis dan Terancam Punah

Jumlah Tenaga

Profesional dan Calon Tenaga Profesional Terbina Kemahiran Berbahasa dan Bersastra

Orang 920 600 600 600 600

Meningkatnya apresiasi terhadap sastra

Jumlah Penutur Muda yang Terlibat dalam Pelindungan Bahasa Daerah Kritis dan Terancam Punah

Orang 30 60 60 60 60

Jumlah Penutur Muda yang Terlibat dalam Pelindungan Sastra Daerah Kritis dan Terancam Punah

(23)

Jumlah Produk Kesastraan Terkembangkan

Sastra 1 1 1 1 1

Meningkatnya Tata Kelola Satuan Kerja di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Predikat SAKIP Satker

minimal BB Predikat BB BB BB BB BB Nilai Kinerja Anggaran

atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker minimal 91

Nilai 91 91 91 91 91

B. Kerangka Pendanaan

Pada pencapaian target kinerja tersebut dibutuhkan kerangka pendanaan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan guna pencapaian indikator kinerja. Kerangka pendanaan Kantor Bahasa Gorontalo disusun dengan memerhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Rincian kerangka pendanaan Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo untuk alokasi 2020—2024 sebagai berikut

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA ALOKASI ANGGARAN

2020 2021 2022 2023 2024

Meningkatnya Daya Ungkap Bahasa Indonesia

Jumlah Kosakata Bahasa

Indonesia 115.126.000 199.054.000 164.357.240 170.109.743 176.063.584 Terwujudnya Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia Jumlah Rekomendasi Kebijakan Kebahasaan dan Kesastraan melalui Penelitian

163.064.000 - - - -

Terwujudnya Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik Jumlah Lembaga Pengguna Bahasa Indonesia Terbina 366.946.000 316.651.000 348.316.000 360.507.164 373.124.914 Meningkatnya Jumlah Penutur Bahasa Terbina Terlindunginya Bahasa dan Sastra Daerah yang Kritis dan Terancam Punah

Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional Terbina Kemahiran Berbahasa dan Bersastra

804.376.000 681.548.000 749.702.800 787.187.940 826.547.337

Meningkatnya apresiasi terhadap sastra

Jumlah Penutur Muda yang Terlibat dalam Pelindungan Bahasa Daerah Kritis dan Terancam Punah

133.732.000 500.634.000 550.697.400 605.767.140 666.343.854

Jumlah Penutur Muda yang Terlibat dalam Pelindungan Sastra Daerah Kritis dan Terancam Punah

(24)

Jumlah Produk Kesastraan Terkembangkan

17.600.000 22.400.000 24.640.000 27.104.000 29.814.400

Meningkatnya Tata Kelola Satuan Kerja di

Lingkungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Predikat SAKIP Satker

minimal BB 893.193.000 399.140.000 26.662.054.000 459.011.000 527.862.650

Nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker minimal 91

1.658.621.000 1.689.475.000 1.858.422.500 2.044.264.750 2.248.691.225

b. Sistem Pemantauan dan Evaluasi

Sistem pemantauan pelaksanaan rentra serta pencapaian target renstra dilakukan secara berkala dengan Pemantauan dan pelaporan dilakukan menggunakan beberapa aplikasi, antara lain,

MoLK Kemdikbud

(Monitoring dan Laporan keuangan),

SMART DJA

(Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu),

e-monev

PP 39 Bappenas,

Simproka

Kemdikbud, dan

e-kinerja

Kemdibud.

Pemantauan bertujuan untuk mengamati atau mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan serta mengidentifikasi hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan program dan anggaran untuk mengantisipasi dengan strategi pemecahan masalah yang sesuai. Sedangkan evaluasi dilaksanakan sebagai bentuk pengendalian pelaksanaan program dan target rencana strategis. Dengan membandingkan realisasi masukan (

input

), keluaran (

output

), dan hasil (

outcome

) terhadap rencana strategis.

(25)

BAB V PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Kantor Bahasa Gorontalo telah disusun berdasarkan RPJMN dan Renstra Kemdikbud Tahun 2020--2024, serta Renstra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyusunan Renstra dilakukan melalui beberapa tahap, di antaranya 1) mengkaji dokumen yang relevan dengan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra khususnya, dan pendidikan umumnya; 2) interaksi dengan para pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra baik pihak Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo, Universitas, dan media massa lokal di provinsi Gorontalo; 3) menganalisis seluruh capaian kinerja pembangunan pendidikan dan kebudayaan hingga saat ini; 4) menyusun Renstra.

Renstra ini menjadi acuan bagi Kantor Bahasa Gorontalo dalam melaksanakan berbagai program sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Strategis Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Sekretariat Badan), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015—2019 menjadi pedoman dan

Dalam kerja sama tersebut, Balai Bahasa Sulawesi Selatan berperan sebagai Perpanjangan tangan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan

Hal ini ditunjukkan dari hasil data penelitian bahwa mayoritas (90%) pasien mengatakan sangat puas dengan pelayanan personal hygiene yang dilakukan oleh perawat

jumlah beban pencemar yang harus diturunkan menurut jenis sumber pencemar (sektoral), lokasi administrasi, wilayah subdas maupun segmen sungai (spasial).. Disamping, alokasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Bahasa sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT)

Sedangkan unsur- unsur persekutuan patasiwa patalima lebih menonjol pada bangunan-bangunan komunal di Maluku Tengah (Seram dan Lease). Dilihat dari segi ragam hias pada bangunan

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan umpan balik kepada Pemerintah Kabupaten Bondowoso, khususnya Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta Pemerintah

Berdasarkan sejumlah definisi di atas , dapat dirumuskan bahwa perilaku industri mengacu pada bagaimana individu- individu perusahaan berperilaku dalam pasar melalui strategi