• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DISKRIPSI PUSAT PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) BAHASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II DISKRIPSI PUSAT PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) BAHASA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DISKRIPSI PUSAT PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK)

BAHASA

2.1. Sejarah PPPPTK Bahasa

PPPPTK Bahasa Jakarta didirikan pada tahun 1977. Pendirian lembaga ini dilatarbelakangi oleh keadaan pendidikan saat itu. Kebijakan pokok pembangunan pendidikan nasional meliputi perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, peningkatan mutu pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan, dan peningkatan efektivitas serta efisiensi pengelolaan pendidikan. Salah satu upaya mewujudkan kebijakan-kebijakan pokok tersebut adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru agar mereka dapat melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan tuntutan pembaharuan.

Pembaharuan pendidikan mendapatkan banyak tantangan seperti (a) mutu pendidikan sangat bervariasi sebagai akibat latar belakang pendidikan tenaga kependidikan pada masa lalu; (b) banyak guru/tenaga kependidikan yang masih mempunyai pendidikan minimal di bawah standar yang telah ditentukan; (c) pembaharuan kurikulum dan sarana pendidikan; (d) kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut percepatan tenaga kependidikan meningkatkan kemampuannya.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan saat itu memandang perlu membentuk lembaga yang tugasnya menyelenggarakan penataran tingkat nasional untuk meningkatkan mutu guru di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar

(2)

dan Menengah. Realisasi kebijakan tersebut diatur dengan Keputusan Menteri P &

K Nomor: 0116/O/1977 tanggal 23 April 1977 untuk membentuk Balai Penataran Guru dan Tenaga Teknis Tingkat Nasional dan Regional. Salah satu di antaranya adalah Balai Penataran Guru dan Tenaga Teknis Nasional Bahasa Jakarta, berlokasi di Tanjung Barat Jakarta (sekarang menjadi LPMP).

Balai Penataran Guru dan Tenaga Teknis Nasional Bahasa Jakarta kemudian berubah menjadi Pusat Pengembangan Penataran Guru Bahasa (disingkat PPPPTK Bahasa) sesuai dengan Keputusan Menteri P & K Nomor: 0182/O/1979, dengan lokasi baru yang terletak di wilayah DKI Jakarta di jalan Gardu, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

2.2. Lingkup dan Bidang Usaha

PPPPTK Bahasa saat ini telah mampu melayani dan mendiklat tujuh jenis bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Perancis, bahasa Jepang, bahasa Arab, dan bahasa Mandarin. PPPTK Bahasa juga mengembangkan center of excellent pembelajaran bahasa melalui sekolah model.

Jenis bahasa yang dikembangkan di sekolah model tersebut meliputi: bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Jerman, dan bahasa Perancis. Evaluasi terhadap hasil belajar di-benchmark setara internasional disesuaikan dengan jenis bahasanya, misalnya bahasa Inggris dengan TOEFL, bahasa Perancis dengan DELF, dan bahasa Jerman dengan ZD atau ZMP.

Pengembangan kualifikasi dan kompetensi guru menjadi isu sentral dalam berbagai program dan kebijakan yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

(3)

Kependidikan (PPPPTK) Bahasa menetapkan misi sebagai Pusat Standardisasi Diklat Bahasa serta Pusat Informasi, Inovasi dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa, serta mampu mengembangkan strategi akselerasi diklat melalui sistem jejaring (networking) dengan Badan Diklat milik Pemda, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Balai Bahasa, Local Education Centre, Balai Latihan Penataran Teknis (BLPT), Asosiasi Profesi, Kelompok Kerja Guru (KKG)/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)/Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) serta Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS)/Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) serta Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) for Quality Improvement of Teachers and Education Personnel (QITEP) in Language.

2.3. Sumber Daya

Dalam menjalankan kegiatannya, PPPPTK Bahasa memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:

VISI PPPPTK Bahasa

Terwujudnya PPPPTK Bahasa sebagai lembaga pengembangan dan pemberdayaan PTK yang profesional dan berstandar internasional 2015

MISI PPPPTK Bahasa

1. Menjadikan PPPPTK Bahasa sebagai pusat pendidikan dan pelatihan PTK bahasa dan pusat inovasi Pembelajaran Bahasa.

2. Menjadikan PPPPTK Bahasa sebagai benchmark standar pengembangan dan pemberdayaan PTK Bahasa.

(4)

3. Menciptakan pertumbuhan kapasitas sumberdaya manusia, manajemen, finansial dan sarana prasarana PPPPTK Bahasa secara simultan.

4. Mengembangkan kultur lembaga berbasis kinerja dan demokratis.

5. Memberikan pelayanan berdasarkan prinsip terstandar dan profesional.

6. Membangun jejaring kerja berskala nasional, regional, dan internasional.

Dalam pencapaian misi itu harus didukung dengan unjuk kerja lembaga yang meyakinkan. Kinerja PPPPTK Bahasa sebagai unit pelaksana teknis mengacu pada tiga pilar pokok rencana strategis pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, serta penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik.

Guna memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, PPPPTK Bahasa saat ini memiliki sumber daya manusia sejumlah 155 orang yang terdiri dari 44 orang Tenaga Fungsional/Widyaiswara dan 111 orang Tenaga Struktural.

(5)

Berikut adalah Struktur Organisasi PPPPTK Bahasa:

KEPALA PUSAT

KABAG UMUM

Kepala Subbagian

TU & RT Kepala Subbagian Tata Laksana &

Kepegawaian

Kepala Subbagian Perencanaan &

Penganggaran KABID PROGRAM

INFORMASI DAN

KABID FASILITASI PENINGKATAN

KOMPETENSI

Kasi

Program Kasi Data &

Informasi

Kasi Penyele nggaraa

Kasi Evaluasi

Departemen Bahasa Eropa Departemen Bahasa Afro Asia

Koordinator Widyaiswara

IN GG RI

PE RA NC

JE RM AN

IN DO NE

CH IN A

AR AB

JE PA NG

(6)

2.4. Tantangan Bisnis

Perubahan zaman telah memberikan dampak yang besar terhadap seluruh segi kehidupan tidak terkecuali dalam segi pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan arah pembangunan pendidikan pada empat periode rencana pembangunan jangka menengah.Periode 2005-2009 diarahkan pada peningkatn kapasitas dan modernitas system pendidikan. Periode 2010-2014 diarahkan pada peningkatan dan penguatan pelayanan pendidikan pada tingkat nasional. Periode 2015-2019 diarahkan pada penguatan daya saing pada tingkat regional. Periode 2020-2024 diarahkan pada penguatan daya saing pada tingkat internasional.

Pada periode tahun 2015-2019 kebijakan Perencanaan program melalui restrukturisasi program dan kegiatan serta penganggaran berbasis kinerja pada satker PPPPTK Bahasa, diarahkan pada penguatan daya saing, yaitu peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan model-model peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, penguatan SDM PPPPTK Bahasa, Akurasi data PTK Bahasa, dan penguatan kerja sama dengan lembaga/institusi terkait di dalam dan luar negeri. Dengan adanya reformasi Perencanaan dimaksudkan agar dapat terlihat secara jelas keterkaitan antara program, indikator kinerja, dan masukan (input) untuk setiap unit kerja. Reformasi Perencanaan dan penganggaran dilakukan untuk lebih memantapkan kembali penerapan penganggaran berbasis kinerja (Performance Based Budgeting). Melalui

(7)

reformasi Perencanaan dan Penganggaran diharapkan diperoleh gambaran pembiayaan selama lima tahun.

2.5 Proses /Kegiatan Fungsi Bisnis

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Bahasa sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu PTK bahasa, sudah sepatutnya memfasilitasi kebutuhan PTK bahasa akan program- program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat global yang didorong oleh mekanisme pasar (market driven) yang semakin kompetitif. Tidak dipungkiri, dalam masyarakat global kedudukan Bahasa sebagai carrier of knowledge sangat diperhitungkan dalam berbagai sektor kehidupan. Salah satu bentuk program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) untuk PTK Bahasa adalah penyediaan paket-paket pendikan dan pelatihan (diklat) bagi guru bahasa Inggris, Arab, Jepang, Jerman, Mandarin dan Perancis serta paket diklat untuk tenaga kependidikan lainnya.

Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Pendanaan program dan kegiatan dialokasikan sesuai dengan rancangan program dan capaian target tahunan.

Program prioritas menjadi hal yang dipentingkan untuk dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh kondisi pendanaan PPPPTK Bahasa lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan program pengembangan dan pemberdayaan PTK Bahasa yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu diperlukan strategi pelaksanaan kegiatan yang tepat dan efisien untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan prioritas.

Referensi

Dokumen terkait

hasil Ada hubungan bermakna antara pajanan kadar debu kayu lingkungan dengan kapasitas fungsi paru pada karyawan bagian produksi, nilai = 0,031 , dan nilai korelasi

Activity Based Costing System pihak manajemen hotel dapat mengendalikan biaya lebih baik dan lebih detail karena metode Activity Based Costing System merupakan sistem analisis biaya

Perangkat manusia memegang peranan penting dalam pengembangan suatu sistem, perangkat inilah yang nantinya akan mengoperasikan sistem tersebut, meliputi proses input

Kinerja menurut Mangkunegara (2001) dalam Indriyani (2010) adalah “Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan

Benar skripsi yang saya buat dengan judul, Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Pada PT.United Diko Sitas di Palembang, merupakan hasil karya orisinil saya sendiri dan bukan

Siwi membawa Pekabaran injil aliran Pantekosta Ke Sumatera Utara dan mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani, sejak saat itu Lahirlah pelayanan Gereja Pantekosta di Indonesia

Wilayah yang memiliki luasan wilayah seluas 1.489 Km2 dengan 21 Kecamatan dengan 6 daerah Satuan Wilayah Pembangunan (SWP). Salah satu SWP dengan tingkat kepadatan