• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bangun Desa, Bangun Nusantara Praktik Pemberdayaan Masyarakat Desa di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Bangun Desa, Bangun Nusantara Praktik Pemberdayaan Masyarakat Desa di "

Copied!
40
0
0

Teks penuh

Suka‖ artinya bahagia dan “Rara” artinya miskin, sehingga warga desa mengartikannya sebagai “Tetap bahagia dalam suka dan duka.” Nama Sukarara pertama kali diberikan oleh Kepala Dusun sebagai pemerintahan pertama Desa Sukarara pada tahun 1755-1775. Pemimpin atau pemerintahan desa Sukarara yang pertama bernama Raden Anugrah dan Raden Cempake, kemudian disebut Pemban atau Panji. Hal ini ditandai dengan banyaknya kesamaan budaya, dialek bahasa, adat istiadat dan lain sebagainya dalam kehidupan sosial masyarakat desa Sukarara (Samsul Bahri, 2020).

Desa Sukarara merupakan satu dari sepuluh desa yang ada di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Tabel di atas menjelaskan bahwa Desa Sukarara terletak 6 km sebelah tenggara ibu kota kecamatan atau sekitar 5,5 km sebelah barat daya ibu kota Kabupaten Lombok Tengah dan 21 km sebelah tenggara ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jumlah desa di Desa Sukarara sebanyak 10 desa yang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala desa.

Sedangkan salah satu industri terbesarnya adalah industri tenun di Desa Sukarara yang sejak awal menjadi sentral pengembangan Tenun Songket di Pulau Lombok (Nyoman Nugraha, 2019). Berdasarkan keterangan salah satu tetua adat di Desa Sukarara, beliau mengatakan bahwa pada dasarnya tidak ada seorang pun yang dapat mengungkap secara lengkap sejarah tenun di Desa Sukarara mengenai awal mula kegiatan menenun. Usia pekerja atau penenun kain songket di Desa Sukarara sebagian besar berada pada kisaran usia pekerja produktif yaitu antara 20 hingga 45 tahun sekitar 60 persen.

Tabel 7.3 diatas menunjukkan bahwa usia penenun songket di desa Sukarara merupakan usia produktif.

Tabel 7.1  Batas Administrasi Wilayah Kecamatan Jonggat
Tabel 7.1 Batas Administrasi Wilayah Kecamatan Jonggat

Etos Kerja Muslimah Penenun Songket

Disiplin

Tabel 7.4 di atas menunjukkan bahwa sekitar 537 penenun atau 30 persen merupakan wiraswasta dan 716 pekerja atau sekitar 40 persen merupakan pekerja keluarga dengan upah, dan 537 penenun atau 30 persen merupakan pekerja upahan. Dalam konteks ini, terdapat 0 penenun atau 0 persen penenun songket di Sukarara yang bekerja tanpa mendapat upah dengan bantuan keluarga (Baiq El Badriati, 2021). Pada umumnya penenun melaksanakan kegiatan nyeseknya setiap hari tanpa ada unsur paksaan atau pengajaran dari siapapun.

Kesabaran, ketekunan, dan ketelitian

Komitmen dan tanggung jawab

Tipologi Muslimah Penenun Songket

  • Muslimah penenun modal kerja sendiri
  • Muslimah penenun komunitas janda /bebalu
  • Muslimah penenun tergabung sebagai karyawan home industry
  • Muslimah penenun sebagai mitra suami

Dalam komunitas ini ada yang hanya sebagai penenun dan ada pula yang menjadi penenun dan pengumpul. Oleh karena itu, keberadaan perempuan di bidang perekonomian nampaknya tidak boleh dianggap remeh. Kita semua, baik laki-laki maupun perempuan, mempunyai hak yang sama dalam hal pekerjaan.

Soal pekerjaan, realitanya saat ini perempuan selalu produktif membantu perekonomian keluarga dengan menjalankan berbagai usaha. Keadaan tersebut sebenarnya menjelaskan bahwa selain berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga, perempuan juga diajarkan bekerja membantu suaminya memenuhi berbagai kebutuhan rumah tangga, sehingga permasalahan ekonomi tidak selalu bergantung pada laki-laki (suami). Padahal, suami dan istri menjadi mitra strategis dalam kehidupan batin karena saling bersinergi.

Oleh karena itu, para perempuan (istri dan ibu rumah tangga) yang berprofesi sebagai penenun songket di desa Sukarara dapat berkontribusi dalam berbagai kebutuhan ekonomi rumah tangganya melalui kerajinan tenun songket yang mereka praktikkan untuk membantu perekonomian keluarga. Perempuan merupakan penggerak dan penyemangat kemajuan laki-laki dalam berbagai hal, baik dalam pekerjaan maupun dalam rumah tangga (Diah Purbasari, 2014). Keberhasilan sebuah keluarga dalam membangun rumah tangga sejahtera tidak lepas dari peran besar seorang perempuan.

Bahkan, Sukarara menunjukkan cukup besarnya peran perempuan muslim sebagai penenun kain songnet untuk membantu perekonomian keluarga di rumah tangganya. Bukan perkara mudah bagi seorang perempuan untuk menjalankan segala peran, baik sebagai istri maupun sebagai ibu rumah tangga. Menurut beberapa muslimah di Sukarara, selain menekuni sangketweav yang menjadi rutinitas sehari-hari, mereka juga lebih mengutamakan perannya sebagai istri dan ibu rumah tangga.

Peran seorang wanita sebagai istri atau ibu rumah tangga adalah selain mengurus rumah, menjadi ibu bagi anak-anaknya dan menjadi istri yang baik bagi suaminya, ia juga bertugas menjaga rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahmah (Husein). , 1998). Istri atau ibu rumah tangga yang mempunyai pekerjaan lain biasa disebut perempuan berperan ganda. Selain sebagai istri dan ibu rumah tangga, para penenun desa Sukarara juga berprofesi sebagai penenun lagu.

Pada dasarnya peran reproduksi perempuan merupakan peran yang dilakukan di sektor domestik dan dinilai sangat penting. Oleh karena itu, peran tersebut telah membangun kepribadian perempuan agar terlihat mandiri, kuat dan konsisten menjalani kehidupan sebagai istri dan ibu rumah tangga (Baiq El Badriati, 2021).

Tabel 7.5  Tiga  Peran  Perempuan  Penenun  Kain  Tenun  Songket di Sukarara
Tabel 7.5 Tiga Peran Perempuan Penenun Kain Tenun Songket di Sukarara

Daftar Pustaka

The renaissance of a local wine industry: The relevance of social capital for business innovation in DOQ El Priorat, Catalonia. Efficiency in the generation of social welfare in Mexico: A proposal in the presence of poor results. Social capital and recovery after natural disasters: Insights from a qualitative study in St. Vincent and the Grenadines.

How to foster shared innovation within SME networks: Social capital and the role of intermediaries. Does Entrepreneurial Supply Chain Management Mediate the Effect of SO Resources and Social Capital on Craftsman Performance? The role of social capital to farmers' job opportunities in the Simantri Group in Bali province.

Analisis kapasitas inovatif pemain Rusia di pasar layanan pendidikan dalam konteks globalisasi hubungan ekonomi dunia. Pemberdayaan Perempuan dalam Upaya Peningkatan Perekonomian Keluarga (Studi Kasus Kelompok Usaha Perempuan di Desa Sindangkempeng Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon). Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Industri Pariwisata Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di KEK Mandalika.

Dampak Peran Pemerintah dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Perkembangan Industri Pariwisata Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kabupaten Lombok Tengah. Untuk jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Keuangan. https://www.merdeka.com/jatim/nawacita-dapat-9-agenda-prioritization-pemerintah-jokowi-jk-ini-pengjualannya-kln.html, diakses 25 Juli 2022. https://dpmpt.kulonprogokab. go .id/detil/1266/kriteria-umkm-besar-dan-sejual-angkat-angkat-buat-kerja#, diakses pada 25 Juli 2022. https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/ detail /berita /usaha-pemerintah-to-improve-umkm-indonesia, diakses 28 Juli 2022. https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/detail/berita/cara-register-dan-mendapatkan- nib -di- , diakses 6 Agustus 2022. 2021) 'Peraturan Pemerintah 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa', Peraturan Pemerintah 11 Tahun 2021 Tentang Badan Usaha Milik Desa, (Badan Usaha Milik Desa), hal.

Indah Aswiyati, “Peran Perempuan Dalam Mendukung Perekonomian Rumah Tangga Keluarga Petani Tradisional Untuk Pengentasan Kemiskinan di Kecamatan Kuwil Kalawat,” Jurnal Holistik, vol. Peningkatan Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Mendukung Pengembangan Tenun di Desa Sukarara,” Jurnal Abdi Insani LPPM Unram, Vol. Agung Oka Mahagangga, “Peranan Perempuan Dalam Kelompok Tenun Sasak Sentosa di Desa Wisata Pringgasela Kabupaten Lombok Timur. "

Biodata Penulis

Karir mengajarnya dimulai pada tahun 2001 dengan ketertarikannya pada pengembangan destinasi pariwisata dan komunitas lokal. Pengalaman pendidikan dimulai dari pendidikan sarjana dan magister di Institut Pertanian Bogor dengan peminatan agribisnis atau agrowisata, sedangkan pendidikan terakhir di Universitas Gadjah Mada dengan peminatan studi pariwisata. Pelatihan ini diselesaikan untuk menunjang karir mengajarnya di tiga universitas, yaitu Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Sekolah Tinggi Pariwisata Internasional Bali dan Universitas Agung Podomoro.

Setelah lulus S1, beliau bekerja di Departemen Keuangan pada Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 1993 dan pada tahun 1986 mendapat beasiswa untuk mengulang studi di Kampus Biru. Menerbitkan beberapa buku bersama antara lain Pembangunan Ekonomi Untuk Desa (2021), Berjuang di Gelombang Badai (Pustaka Senja, 2021), Puisi Tolak Korupsi-8 (Buana Grafis, 2021) dan Alumni Asrama Ratnaningsih UGM-Episode Tak Terungkap (Pena Indis, 2021) . Karya tulis yang pernah diterbitkan antara lain: “Peran Pusdiklat Keuangan Widyaiswara Yogyakarta dalam Peningkatan Kompetensi Pegawai Departemen Keuangan (Ditulis bersama Aniek Juliarini, Majalah Widyaiswara Indonesia, Desember 1999); Kajian Akademi Anggaran dan Perbendaharaan Pusat Pendidikan dan Pelatihan-BPPK.

Gambar

Tabel 7.1  Batas Administrasi Wilayah Kecamatan Jonggat
Tabel 7.2  Persentase  Data  dari  Jumlah  Perempuan  Penenun Songket di Desa Sukarara Berdasarkan  Jenis Kelamin
Tabel 7.3  Persentase  Data  Jumlah  Perempuan  Penenun  Songket di Desa Sukarara Berdasarkan Usia
Tabel 7.4  Persentase  Data  Jumlah  Perempuan  Penenun  Songket di Sukarara Berdasarkan Status Pekerja  No  Status Tenaga Kerja  Frekuensi  Presentase
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alokasi waktu ibu rumah tangga dan hubungan alokasi waktu ibu rumah tangga terhadap pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga

Sementara peran perempuan yang bekerja sebagai buruh di industri kerupuk palembang nagari Surantih kabupaten Pesisir Selatan dalam meningkatan pendapatan ekonomi rumah tangga yaitu